Anda di halaman 1dari 20

19 nov

APTHOUS stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi. Sariawan ini adalah
jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi bagian dalam, pharing, dan
langit-langit mulut halus. Tipe sariawan ini tidak menular.

Stomatitis aphtosa ini mempunyai dua jenis tipe penyakit, di antaranya:

1. Sariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada sariawan akut ini
bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.

2. Sariawan kronis akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan jenis ini
disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah
berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa
disebabkan gangguan psikologis (stres), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap
makanan tertentu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif.

Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi tiga subtipe, di antaranya:

1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS)

Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai oleh luka (ulser)
bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5 mm, dan dikelilingi oleh pinggiran yang
eritematus. Ulserasi pada MiRAS cenderung mengenai daerah-daerah nonkeratin, seperti mukosa labial,
mukosa bukal dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat
atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas.

2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS)

Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis stomatitis
aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser ini
berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4 minggu atau lebih dan dapat terjadi pada
bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini
meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan
parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi.
3. Ulserasi herpetiformis (HU)

Istilah "herpetiformis" digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil-
kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes ini tidak
mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa. (pusdat/berbagai
sumber)anonim 2011

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=54509

Kembang Sepatu
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis
dan subtropis. Tanaman ini banyak ditanam orang di halaman sebagai tanaman hias atau sebagai
pagar hidup. Penyebaran di Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku
dan Irian (Kementerian Lingkungan Hidup, 2010). Klasifikasi kembang sepatu adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
SubKelas : Dilleniidae
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis L.
Tanaman kembang sepatu tumbuh di daerah rendah sampai pegunungan, daun tunggal berbentuk
bulat telur dengan tepi bergerigi kasar dan tulang daun menjari, ujung meruncing, panjang daun 3,5-
9,5 cm dan lebar 2-6 cm dengan daun penumpu berbentuk garis. Daun mempunyai tangkai yang
panjangnya 1-3,7 cm. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, sedikit menggantung, dengan tangkai
bunga beruas, warnanya ada yang merah, kuning, putih, orange, dan sebagainya. Tanaman
berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan (Wijayakusuma, 2000).
Kandungan nutrien dari daun kembang sepatu (%BK) yaitu abu 13,03%, lemak 7,91%, serat kasar
11,20%, Beta-N 46,65%, dan protein kasar 21,21% (Despal, 1993) dan saponin 23,33% dari hasil
ekstraknya (Fitri et al., 2010). Pengujian secara in vitro daun kembang sepatu memiliki nilai
kecernaan yang tinggi (> 60%), VFA (43,89 mM) yang sudah cukup untuk menunjang sintesis protein
mikroba dan nilai kadar amonia (7,59 mM) yang menandakan bahwa daun kembang sepatu cukup
fermentabel dan mampu menyediakan amonia guna menunjang sintesa protein mikroba (Despal,
1993).

Selain daun kembang sepatu, Anda juga dapat memanfaatkan daun kapuk atau daun sirih.
Kembang sepatu mengandung flavonoida, saponin dan polifenol. Daun kapuk
mengandung flavonoida, saponin dan tanin. Daun sirih mengandung flavonoida, saponin,
polifenol, dan minyak atsiri.
Sariawan
Diterbitkan Februari 4, 2009 Artikel , Gaya Hidup , Health , Informasi , Kesehatan 69 Komentar
Kaitkata:Aphtous stomatitis, Aphtous ulcer, Canker sore, Penyakit, Sariawan, Stomatitis Aftosa

KODE ICD-10 : K.12.0: Aphthous ulcer

Siapa yang tak kenal sariawan ? Coba tanyakan kepada yang biasa
mengalaminya. Terlebih bagi yang setiap bulan mengalami sariawan, tersiksa
booo … Sariawan berulang (Recurrent aphthous stomatitis) acapkali dialami
oleh orang-orang dengan tingkat stress yang tinggi, terutama berkaitan dengan
beban pekerjaan. Ditinjau dari angka kejadian (incidens rate), disebutkan bahwa
sariawan sedikit lebih sering dialami oleh wanita semua umur, terutama usia
remaja dan dewasa muda. Siamak Nabili, MD, MPH, dan Dennis Lee, MD menuturkan bahwa 1
dari 5 orang (20%) pernah mengalami sariawan dalam hidupnya.

Sariawan ( atau disebut juga aphtous stomatitis, canker sore, aphtous ulcer) adalah bercak luka di
mulut (bibir, lidah, dinding pipi bagian dalam) berwarna putih atau kekuningan di bagian
tengahnya dan kemerahan pada bagian tepi dan sekitarnya.

Berdasarkan ukurannya (luka), sariawan terbagi menjadi 3 jenis:

Sariawan minor (minor aphthous ulcers, minor sores) adalah sariawan berukuran 1 mm-1cm,
merupakan jenis terbanyak (80%). Tidak begitu nyeri dan sembuh sendiri dalam 1 minggu. Jenis
ini biasanya tidak mengganggu aktifitas sehari-hari.

Sariawan mayor (mayor sores, mayor ulceration), berukuran lebih dari 1 cm, nyeri dan
penyembuhannya memerlukan waktu 10-30 hari bahkan adakalanya lebih sebulan. Kadang
menyisakan bekas luka setelah sembuh. Angka kejadian sekitar 10%.

Herpetiformis ulcer (sekitar 10%), merupakan jenis yang paling nyeri dengan ukuran sekitar 1
mm-3 mm. Lebih sering dijumpai pada wanita dewasa (bukan berarti yang pria enggak lho) dan
biasanya sembuh tanpa bekas dalam seminggu (kadang lebih lama juga sih).

FAKTOR PENYEBAB

Hingga kini, penyebab sariawan belum diketahui. Beberapa faktor pencetus timbulnya sariawan
diantaranya:

 Infeksi oleh mikro organisme (bakteri, jamur, virus)


 Rudapaksa, misalnya tergigit, luka karena sikat gigi, gigi palsu, dll.
 Pengaruh makanan tertentu (dapat diketahui oleh yang bersangkutan dengan mengamati
makanan tertentu pencetus timbulnya sariawan), makanan terlalu panas, merokok, dll.
 Sekitar 20 % ditengarai karena kekurangan vitamin (vit C, vit B12) dan mineral (zat besi, asam
folat).
 Faktor psikis (stress), terutama terkait dengan beban pekerjaan (disadari ataupun enggak),
kurang tidur. *termasuk yang nulis*
 Obat-obatan tertentu (misalnya golongan non steroid anti inflamasi)
 Faktor hormonal (terutama terjadi sebelum menstruasi)
 Penyakit-penyakit auto-imun (sangat jarang)

PENGOBATAN

Sebagian besar sariawan sembuh sendiri, karenanya pengobatan hanya untuk mengurangi
keluhan, kecuali jika ada infeksi sekunder ke jaringan sekitarnya. Obat-obat yang lazim
digunakan, antara lain:

1. Analgesik lokal (tablet hisap atau obat kumur), misalnya Benzydamine (Tanflex, Tantum). Tablet
hisap dapat digunakan setiap 3-4 jam (maksimum 12 tablet perhari) hingga sembuh (maksimum
7 hari). Sedangkan obat kumur digunakan berkumur selama 1 menit, setiap 3 jam hingga
sembuh (maksimum 7 hari)
2. Anestesi lokal ( cairan atau gel oles), misalnya Lidokain, benzokain, dioleskan pada sariawan
(sering dioleskan karena efek anestesi berlangsung singkat).
3. Antiseptik (obat kumur), misalnya iodin povidon (bethadin, septadine, molexdine), klorheksidin
(minosep), heksetidin (bactidol, hexadol).
4. Kortikosteroid, misalnya: triamsinolon (ketricin, kenalog in orabase), dioleskan 2-3 kali sehari
sesudah makan (maksimal 5 hari).

Update: Memenuhi permintaan penggemar Albothyl.

Produk lain yang cukup dikenal adalah policresolen (albothyl) konsentrat *jangan keliru ovula
lho*. Obat ini bersifat hemostatik lokal dan kauter. Periiihhh, sampai-sampai mbrebes mili, tapi
cepat menanggulangi sariawan. Hihihi.. PT. Pharos tambah laris manis euy …

Tatacara penggunaan masing-masing jenis obat, silahkan baca aturan pakainya. Mengingat
bahwa sebagian besar sariawan sembuh sendiri, maka pengobatan untuk mengurangi keluhan
(simptomatis) dapat dilakukan sendiri.

Adakalanya sariawan memerlukan pengobatan dokter pada kondisi berikut:

 Sariawan yang tidak kunjung sembuh setelah diobati sendiri hingga seminggu.
 Sariawan berulang ataupun sariawan yang berlangsung lebih dari 2-3 minggu.
 Dijumpai keluhan lain, misalnya: luka pada organ lain (organ genital, mata), bercak-bercak
merah di kulit, diare berulang, dll.

TIPS PENCEGAHAN DAN PERAWATAN

 Gunakan sikat gigi berbulu halus untuk mencegah luka di mulut.


 Gunakan gigi palsu yang nyaman dan sesuai untuk menghindari trauma.
 Mengurangi makanan pedas, makanan terlalu panas, minuman ersoda dan makanan bertepi
tajam.
 Mengamati faktor-faktor pencetus timbulnya sariawan, terutama pada sariawan berulang
(Recurrent aphthous stomatitis) sehingga dapat menghindarinya.
 Menjaga kebersihan mulut dan gigi.
 Baca aturan pakai setiap jenis obat sariawan.

http://cakmoki86.wordpress.com/2009/02/04/sariawan/

Macam-macam Sariawan

APTHOUS stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi. Sariawan ini
adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi bagian dalam,
pharing, dan langit-langit mulut halus. Tipe sariawan ini tidak menular.

Stomatitis aphtosa ini mempunyai dua jenis tipe penyakit, di antaranya:

1. Sariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada sariawan
akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.

2. Sariawan kronis akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan
jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva
atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari
xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stres), perubahan hormonal, gangguan
pencernaan, sensitif terhadap makanan tertentu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin
atau sedatif.

Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi tiga subtipe, di antaranya:

1) Stomatitis aphtosa minor (MiRAS)

Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai oleh luka
(ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5 mm, dan dikelilingi oleh
pinggiran yang eritematus. Ulserasi pada MiRAS cenderung mengenai daerah-daerah nonkeratin,
seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau merupakan
kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari
tanpa meninggalkan bekas.

2) Stomatitis aphtosa major (MaRAS)

Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis
stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara
klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4 minggu atau lebih dan
dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin.
Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat
dilihat penderita MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi.
3) Ulserasi herpetiformis (HU)

Istilah "herpetiformis" digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas 100 ulser
kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus
herpes ini tidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa.
(pusdat/berbagai sumber)@balipost.co.id Gunth'r Lauw2012
http://gledegisthunder.blogspot.com/2012/05/macam-macam-sariawan.html

Famili:MalvaceaeGenus:

Hibiscus

Spesies:

H. rosa-sinensis

Nama binomial

Hibiscus rosa-sinensis

L.

Kembang sepatu

Hibiscus rosa-sinensis

L.) adalahtanaman semak sukuMalvaceaeyang berasal dariAsia Timur dan banyak ditanam
sebagaitanaman hias di daerah tropisdansubtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau.
Bunga dari berbagai kultivar danhibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga
ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau
merah jambu.DiSumatera danMalaysia, kembang sepatu disebut

bunga raya

. Bunga ini ditetapkan sebagai bunga nasionalMalaysia pada tanggal28 Juli 1960. Orang Jawa
menyebutnya

kembang worawari

.
Daftar isi

[sembunyikan]

1 Deskripsi

2 Manfaat

3 Lihat pula

4 Daftar pustaka

5 Pranala luar

[sunting] Deskripsi

Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi olehkelopak tambahan(

epicalyx

)sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga.Mahkota bungaterdiri dari 5 lembar atau lebih jika
merupakan hibrida.Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk ovalyang
bertaburanserbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima.Pada umumnya tinggi
tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit
dengan ujung daun yang meruncing. Di daerahtropisatau dirumah kacatanaman berbunga sepanjang
tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai darimusim panashinggamusim gugur . Bunga
berbentuk terompetdengan diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (

pistillum

)menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, ataumenghadap ke
samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.

Tanaman berkembang biak dengan carastek , pencangkokan, dan penempelan.

[sunting] Manfaat
Kembang sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik. Bunga digunakanuntuk
menyemir sepatu diIndiadan sebagai bunga persembahan. Di Tiongkok ,bunga yang berwarna merah
digunakan sebagai bahan pewarnamakanan. Di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai
pengobatan tradisional. Kembang sepatu yang dikeringkan jugadiminum sebagai teh.DiOkinawa,
Jepangdigunakan sebagai tanaman pagar. Di bagian selatan Okinawa, tanaman ini disebut

Gushōnu hana

後生花

, bunga kehidupan sesudah mati) sehingga banyak ditanam dimakam.

KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa sinensis)

Tanaman termasuk familia

Malvaceae

. Tanaman ini banyak ditanam orang di halaman sebagaitanaman hias atau sebagai pagar hidup. Ini
semua dilakukan orang untuk memperindah halamanrumah.Untuk pengembangbiakannya dengan stek
batang atau cangkokan lebih sering dilakukan orangdaripada perbanyakan dengan penyebaran biji.
Nama lain : wora-wari (Jawa), jkembang wera (Sunda).Tanaman ini mengandung : bunganya
mengandung hibisetin, sedangkan batang dan daunnyamengandung Ca-oksalat, peroxidase, lemak dan
protein.

Kegunaan :

Obat sakit panas:

Akar ditumbuk halus, kemudian direbus dalam air yang mendidihselama lebih kurang setengah jam, lalu
airnya disaring dan kemudian diminum.

(3)

Batuk; sariawan:

Daunnya direbus dalam air yang mendidih selama lebih kurangseperempat jam, disaring dan kemudian
airnya diminum. (3)

Bronkhitis :
Bunganya direbus selama lebih kurang seperempat jam, kemudian airnyadisaring lalu diminum. (3)

Gonnorhoea:

Bunganya direbus selama lebih kurang seperempat jam, kemudianairnya disaring lalu diminum, air yang
telah disaring setelah didiamkan selama sat malam(diembun-embunkan) lalu diminum. (3)

Gondok:

Akar diserbukkan dan direbus dalam air yang mendidih selama lebih kurangsetengah jam, dapat
digunakan sebagai obat kompres. (3)

Sakit kepala:

Serbuk daun direbus selama lebih kurang setengah jam dapatdipergunakan sebagai obat kompres. (3)

(mrd)

. http://www.scribd.com/doc/67340368/Kembang-sepatu

Kenapa sariawan bisa terjadi???

Definisi
Sariawan atau stomatitis aphtosa[1] adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka
pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung.
Munculnya sariawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.

Sariawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari
populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.[2]

Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya sariawan. Misalnya,
luka tergigit, mengkonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan
zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh
yang tidak fit.

Sariawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi
adanya kanker rongga mulut.

Macam-macam sariawan:

A. Afte Rekuren/ sariawan yang kambuh


Luka pada permukaan (mukosa) mulut yang tersering adalah ulkus. Ulkus ini berupa jaringan
yang menggaung dan mempunyai dasar. Sifatnya tiba – tiba muncul, nyeri, bias tunggal atau
berkelompok. Faktor pencetusnya bisa berkaitan dengan defisiensi/ kekurangan vitamin dan
mineral seperti vitamin C, B12, dan zat besi. Ada juga yang disebabkan makan-makanan yang
terlampau pedas, panas, atau dingin, alergi lokal, luka tergigit akibat susunan gigi yang tidak rata
dan terlalu tajam, pengaruh gigi palsu, kawat gigi, aktor stress, merokok atau ada suatu kelainan
pada sistem pencernaan.

B. Kandidiasis oral/ moniliasis.


Sariawan jenis ini disebabkan oleh jamur. Sariawan jenis ini sering terjadi pada bayi dan usia
sangat lanjut. Jamur ini bisa tumbuh di mulut karena oral hygiene/ kebersihan mulut dan gigi
yang jelek, atau berkaitan dengan pengobatan antibiotika jangka panjang ataupun yang menekan
imun tubuh ( imunosupressi ). Bercak kecil, berwarna putih, dan bulat merupakan khasnya
kelainan ini.

Canyak penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis (seperti emosi dan stres) juga
merupakan faktor penyebab terjadinya sariawan. Kondisi lainnya yang diduga memicu sariawan
yaitu kekurangan vitamin B, vitamin C, serta zat besi; luka tergigit pada bibir atau lidah akibat
susunan gigi yang tidak teratur; luka karena menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi yang
sudah mengembang; alergi terhadap suatu makanan (seperti cabai dan nanas); gangguan
hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi); menurunnya kekebalan tubuh (setelah sakit
atau stres yang berkepanjangan); dan adanya infeksi oleh mikroorganisme.

Sariawan dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep
(yang mengandung?antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Saat
ini, sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan. Jika sariawan
sudah terlanjur parah, dapat digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila disertai dengan
demam). Sariawan umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari. Namun, bila sariawan tidak
kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter, karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya
kanker mulut.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sariawan, antara lain yaitu
menghindari kondisi stres; sering mengonsumsi buah dan sayuran, terutama yang mengandung
vitamin B, vitamin C, dan zat besi; menjaga kesehatan atau kebersihan gigi dan mulut; serta
menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada rongga
mulut.. Stomatitis Bakteri/ Virus
Sariawan yang disebabkan bakteri/ virus jarang terjadi. Kalau terdapat gejala seperti halitosis/
bau mulut yang khas, sakit tenggorokan, dan mudah berdarah pada lukanya maka ini bisa
mengarah pada kelainan yang disebabkan oleh bakteri/ virus.

D. Stomatitis Nicotina
Sariawan yang khas ini menyerang perokok berat yang biasanya menggunakan cerutu/ pipa.
Daerah mulut yang terkena hanya terbatas pada daerah yang terkena uap rokok seperti daerah
langit- langit mulut. Hilang timbulnya penyakit ini sangat tergantung pada frekuansi kebiasaan
merokok.

Obatnya:
Banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis (seperti emosi dan stres) juga
merupakan faktor penyebab terjadinya sariawan. Kondisi lainnya yang diduga memicu sariawan
yaitu kekurangan vitamin B, vitamin C, serta zat besi; luka tergigit pada bibir atau lidah akibat
susunan gigi yang tidak teratur; luka karena menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi yang
sudah mengembang; alergi terhadap suatu makanan (seperti cabai dan nanas); gangguan
hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi); menurunnya kekebalan tubuh (setelah sakit
atau stres yang berkepanjangan); dan adanya infeksi oleh mikroorganisme.

Sariawan dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep
(yang mengandung?antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Saat
ini, sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan. Jika sariawan
sudah terlanjur parah, dapat digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila disertai dengan
demam). Sariawan umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari. Namun, bila sariawan tidak
kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter, karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya
kanker mulut.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sariawan, antara lain yaitu
menghindari kondisi stres; sering mengonsumsi buah dan sayuran, terutama yang mengandung
vitamin B, vitamin C, dan zat besi; menjaga kesehatan atau kebersihan gigi dan mulut; serta
menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada rongga
mulut…anonim 2010

http://medimuramasa.wordpress.com/2010/02/21/kenapa-sariawan-bisa-terjadi/

Penyebab Sariawan

28 Kamis Apr 2011

Posted by tunsa in Info

≈ 42 Komentar

Tag

Kesehatan, Nasihat, panas dalam, Penyebab Sariawan, sariawan

Bismillah,

Kembali saya share tentang sariawan. Biar pun orang itu kuat, kekar, bertubuh besar, cakep,
cantik, kalau terkena penyakit ini pasti memble, hehe.
Masih ingatkah dengan temanku yang punya hobi sariawan?, lama sekali saya tak bertemu (siapa
yang nanya ya? hihi). Mungkin sampai saat ini dia masih punya hobi yang sama. Tapi kayaknya
saya jadi kena karma deh, dulu saya yang sering bilang, “Kamu punya hobi kok sariawan sich?”

Sekarang malah gantian saya yang berangsur-angsur suka “hobi” tersebut . Tak bisa
kubayangkan jika kelak bertemu kawanku dalam keadaan sariawan, mungkin dia akan bilang,
“Sukurriiinn kowe, mbiyen inyong sing sariawan, siki nular ning awakmu, hahaha” .
Hihih..sebenarnya prasangka buruk itu tidak boleh, berhubung ini hanya bersifat guyon, jadi tak
apa lah. Tapi saya yakin tak sejahat itu kok temenku.

Nah, sesungguhnya ada apa dibalik ke-sariawanannya saya itu? (halah susah amat bilangnya)

Sebenarnya ada beberapa hal perubahan kebiasaan yang saya alami, sehingga “hobi” sariawan
sering muncul. Apa sajakah itu?

 Terlalu banyak makan gorengan

Kalau masalah ini memang saya paling suka tuh. Pagi-pagi pisang goreng, tahu isi, menggoda
selera. Karena saya juga jarang sarapan nasi pagi, maka gorengan yang ada di depan sebagai
pelampiasan nafsu lapar saya. Apalagi harganya yang cukup murah untuk saya. Tak ada basa-
basi langsung tuh gorengan satu piring habis kulahap

Mengkonsumsi makanan berminyak dalam jumlah banyak ternyata juga bisa menyebabkan
sariawan, yang paling parahnya bisa sampai kanker rongga mulut. Mudah-mudahan kita
terhindar dari macam penyakit tersebut, terutama saya, yang biasa mengkonsumsi gorengan
setiap hari sebelum sarapan.

 Kurang minum

Terutama minum air putih, itu kebiasaan yang susah ditinggalkan. Entah kenapa dan bagaimana
solusinya, yang jelas saya susah sekali meneguk air putih, bisa dibilang sehari paling banter
hanya sebanyak 600 ml = sebotol air mineral tanggung. Saya memang saat ini sedang sadar akan
manfaatnya, tapi kala sudah beraktivitas semua itu akan terlupakan. Solusi yang paling tepat
harus ada yang mengingatkan. Tapi mana mungkin, teman-temanku bisa mengingatkan setiap
saat, kurang kerjaan aja, hehe..

 Kekurangan vitamin C

Sudah jelas dan lengkaplah penderitaan yang sudah ku sadari namun susah untuk berubah.
Ditambah satu ini, kurang vitamin C. Sesungguhnya banyak sekali buah-buahan yang
mengandung vitamin C, pasti anda sudah banyak yang tahu. Apalagi mengenai buah-buahan,
minum air putih yang gampang dicari saja masih susah. Coba ada yang menyediakan buah setiap
hari, pasti nggak bakalan tertular hobi sariawan deh.

Biasanya saya mengkonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C sebagai pengganti dari
buah. Cukup efektif dan tidak ribet, tinggal lep!!
Kawan-kawan, tentu cara mencegahnya harus menghindari 3 macam yang saya sebutkan tadi
yah? Jangan lupa itu. Agar hobi sariawan tidak menjalar ke seluruh dunia.

http://tunsa.wordpress.com/2011/04/28/penyebab-sariawan/

Sariawan/Stomatitis

Sariawan merupakan salah atu penyakit yang populer, karena hampir setiap orang mengalami sariawan
dalam hidupnya. nah lalu apakah anda mengetahui tentang sariawan? apakah sariawan? apa penyebab
sariawan? bagaimana cara mengobati sariawan? pertanyaan tersebut sangat sering saya terima dari
rekan2 saya maupun dari orang yang kebetukan bertemu.

Dalam ilmu kedokteran gigi atau pun dalam ilmu kesehatan gigi sariawan tidak luput dari perhatian,
mungkin beberapa orang menganggap enteng namun kenyataannya sangat menggang kita dalam
aktifitas apa lagi kalau kita makan wahh... makanan mahal yang terasa enak sekalipun kalau kita
sariawan tidak akan terasa nikmat di mulut.

Sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi/benjolan yang timbul di rongga mulut.
Namun biasanya jenis sariawan yang sering timbul sehari-hari pada rongga mulut kita disebut (dalam
istilah kedokteran gigi) Stomatitis Aftosa Rekuren.
Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang kemudian bisa timbul luka
(ulser) di rongga mulut. Rasa sakit dan rasa panas pada sariawan ini membuat kita susah makan dan
minum. Sehingga kadang pasien dengan Sariawan datang ke dokter gigi dalam keadaan lemas. Ini sering
menyerang siapa saja. Tidak mengenal umur maupun jenis kelamin. Biasanya daerah yang paling sering
timbul Sariawan ini adalah di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit-langit.

Penyebab dari sariawan/satomatitis?

Sampai saat ini penyebab utama dari Sariawan belum diketahui. Namun para ahli telah menduga banyak
hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan ini, diantaranya adalah :
Faktor General :
Hormonal maupun penyakit sistemik.
Stres.

Faktor Lokal:
Overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan)
Luka pada bibir akibat tergigit/benturan.
Defisiensi (kekurangan) vitamin B12 dan zat besi.
dll yang menyebabkan trauma pada gusi atau mukosa mulut.

Infeksi virus dan bakteri juga diduga sebagai pencetus timbulnya Sariawan ini. Ada pula yang
mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut. Nah yang
cukup sering terjadi pada kita, terutama warga kota yang sibuk, adalah stress. Faktor psilkologis ini
(stress) telah diselidiki berhubungan dengan timbulnya Sariawan.

Cara mengatasinya Sariawan

Dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan kita dapat menghindari timbulnya sariawan ini,
diantaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup,
terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi. Juga selain itu, jangan lupa untuk menghindari
stress. Namun bila ternyata sariwan selalu hilang timbul, Anda dapat mencoba dengan kumur-kumur air
garam hangat dan pergi ke dokter gigi untuk meminta obat yang tepat untuk sariawannya. Karena
apabila kita tidak tau pasti kadang kita mengkonsumsi obat yang salah, karena pengobatannya
sebaiknya juga berdasarkan faktor penyebabnya. Sebaiknya jangan di obati sembarangan karena kita
tidak tahu apakah obat tersebut bersifat karsinogenik, atau merangsang kanker.

Diposkan oleh via oktavianti di 05:30

http://viadentalhealthy.blogspot.com/2011/03/sariawanstomatitis.html

Faktor-faktor Penyebab Stomatitis atau Sariawan dan Cara Pengobatannya

Written By Juned Albughisy on Kamis, 05


April 2012 | 09:46

Stomatitis atau sariawan sering kita lihat dan kita


rasakan. Lalu apa itu stomatitis? Menurut drg J
Bambang S dari RS Dr Mohammad Hosein
Palembang, stomatitis adalah luka yang muncul
pada jaringan lunak pada mulut. Luka tersebut
kadang satu kadang beberapa bahkan ada yang berada diseluruh permukaan mukosa
mulut.

’’Umumnya stomatitis dapat sembuh dengan sendirinya. Sariawan ini dapat terjadi
karena tergigit, terkena duri ikan dan terkena sikat gigi, serta akibat kekurangan
vitamin C,’’ujar dokter yang akrab disapa Bambang ini.

Namun, sambungnya, dengan semakin banyaknya penyakit seperti stomatitis itu harus
diwaspadai. Adapun penyakit yang tanda-tandanya seperti sariawan adalah herpes.
Herpes dapat muncul dimana saja termasuk di dalam mulut.

Penyebab Stomatitis

Stomatitis merupakan penyakit yang diakibatkan dengan adanya jamur pada mulut dan
saluran kerongkongan. Jamur yang sekarang kebih dikenal dengan sebutan Candida
albicans bukanlah jamur yang aneh dan berbahaya. Hampir di setiap jengkal tubuh kita
mengandung jamur ini termasuk di daerah mukosa mulut dan alat kelamin, namun
adanya jamur ini tidak menimbulkan keluhan yang berarti. Dulu jamur ini lebih dikenal
dengan sebutan Jamur Monilia. Jamur ini sering menimbulkan keluhan dikarenakan
daya tahan tubuh manusia (imuno) yang menurun sehingga pertahanan terhadap jamur
dan bakteri lainnya berkurang. Dengan demikian penyakit yang ringan pada mulut ini
bisa mengindikasikan penyakit yang lebih berat. Meski penyakit ini tidak begitu berat
namun tetap saja keberadaan penyakit ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

Faktor Risiko Stomatitis

Ada beberapa faktor-faktor risiko penyebab yang dapat mengakibatkan stomatitis


diantaranya:
1. Keadaan gigi pasien, karena higiene gigi yang buruk sering dapat menjadi penyebab
timbulnya sariawan yang berulang.
2. Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa menimbulkan ulser
sehingga dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa.
3. Mengkonsumsi air dingin atau air panas.
4. Alergi, bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE dan keterkaitan antara beberapa jenis
makanan dan timbulnya ulser.
5. Faktor herediter bisa terjadi, misalnya kesamaan yang tinggi pada anak kembar, dan
pada anak-anak yang kedua orangtuanya menderita stomatitis aphtosa.
6. Kelainan pencernaan.
7. Faktor psikologis (stress).
8. Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi
9. Pada penderita yang sering merokok.
10. Pada penggunaan obat kumur yang mengandung bahan-bahan pengering
(misal,alkohol, lemon/ gliserin) harus dihindari.
11. Kekurangan vitamin C
12. Kekurangan vitamin B dan zat besi.
Stomatitis ini sering menyerang siapa saja. Tidak mengenal umur maupun jenis
kelamin. Biasanya daerah yang paling sering timbul sariawan ini adalah di mukosa pipi
bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit – langit.

Gejala Stomatitis

Gejalanya berupa rasa panas atau terbakar yang terjadi satu atau dua hari yang
kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut. Bercak luka yang
ditimbulkan akibat dari sariawan ini agak kaku dan sangat peka terhadap gerakan lidah
atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas yang dirasakan ini dapat membuat kita
susah makan, susah minum, ataupun susah berbicara. Penderita penyakit ini biasanya
juga banyak mengeluarkan air liur. Biasanya sariawan ini akan sembuh dengan
sendirinya adalam waktu empat sampai 20 hari. Bila penyakit ini belum sembuh sampai
waktu 20 hari maka penderita harus diperiksa lebih lanjut untuk menentukan apakah
ada sel kankernya atau

Macam-macam Stomatitis

a. Mycotic stomatitis
Mycotic stomatitis adalah stomatitis yang disebabkan oleh adanya infeksi mulut atau
rongga mulut oleh jamur Candida. Mycotic stomatitis, disebabkan oleh pertumbuhan
Candida albicans , yang merupakan penyebab stomatitis yang luar biasa pada anjing
dan kucing. Hal ini ditandai dengan adanya bercak putih kekuningan pada lidah atau
membran mukosa. Mycotic stomatitis biasanya dihubungkan dengan penyakit mulut
yang lain, penggunaan terapi antibiotik yang lama, atau pemberian
immunosuppression. Pada mycotic stomatitis sering kali pada jaringan terjadi
kemerahan dan timbul ulsor di bagian rongga mulut.

b. Gingivostomatitis
Gingivostomatitis merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut lainnya, yang
menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan terdapat banyak luka
terbuka yang berwarna putih atau kuning di dalam mulut.

c. Denture stomatitis atau Chronic stomatitis


Denture stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-
perubahan patologik pada mukosa penyangga gigi tiruan di dalam rongga mulut.
Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan adanya eritema di bawah gigi tiruan
lengkap atau sebagian baik di rahang atas maupun di rahang bawah.

Budtz-Jorgensenl mengemukakan bahwa denture stomatitis dapat disebabkan oleh


bermacam- macam faktor yaitu: trauma, infeksi, pemakaian gigi tiruan yang terus-
menerus, oral hygiene jelek, alergi, dan gangguan faktor sistemik. Oleh karena itu,
gambaran klinis maupun gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga
perawatannyapun perlu dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemungkinan
penyebabnya.

d. Aphthous stomatitis.
Apthous stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi.
Sariawan ini adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir,
lidah, pipi bagian dalam, pharing, dan langit-langit mulut halus. Tipe sariawan ini tidak
menular.

Stomatitis aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya:


1. Sariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada
sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa
hari.
2. Sariawan kronis akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa.
Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut
kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan
berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stress),
perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu dan
terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif.
Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe, diantaranya:
1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS)
Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai
oleh luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5mm, dan
dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus. Ulserasi pada MiRAS cenderung mengenai
daerah-daerah non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut.
Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan
akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggal beka.
2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS)
Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun
jenis stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor
(MiRAS). Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama
4minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut,
termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas,
bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan parut
terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi.
3. Ulserasi herpetiformis (HU)
Istilah ’herpetiformis’ digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas
100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer,
tetapi virus-virus herpes initidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap
bentuk ulserasi aphtosa.

Cara Mengatasi Stomatitis

a. Bentuk Pengobatan
Bentuk-bentuk pengobatan stomatitis :
Obat kumur :
Obat-obat pelindung
Anestetik local
Obat-obat antibakteri atau antijamur
Kortikosteroid
Untuk mengatasi penyakit ini dapat menggunakan beberapa jenis obat baik dalam
bentuk salep, obat tetes maupun obat kumur. Saat ini sudah tersedia pasta gigi yang
dapat mengurangi terjadinya sariawan, jika ternyata sariawan terlanjur parah, dapat
digunakan antibiotik dan obat penurun panas (bila disertai demam), sariawan
umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari, namun bila sariawan tidak kunjung
sembuh, segera periksa ke dokter karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya
kanker mulut.

b. Pencegahan Stomatitis
Cara mencegah penyakit ini dengan mengetahui penyebabnya, apabila kita mengetahui
penyebabnya diharapkan kepada kita untuk menghindari timbulnya sariawan ini
diantaranya dengan :
1. Menjaga kebersihan mulut
2. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12, vitamin
C dan zat besi
3. Menghadapi stress dengan efektif
4. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan
5. Menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin
6. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi
alergi pada rongga mulut.

Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)


Okt23

Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis

Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal
dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga
besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa
bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna
putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.

Deskripsi
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx)
sehingga terlihat seperti dua lapis lingkaran kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar
atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai
sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Tanaman ini memiliki benang sari yang filamen
seluruhnya bersatu dalam satu berkas/setukal (mono = satu, adelphus = tukal) sehingga
membentuk tabung yang membungkus putik. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul
berbilik lima. Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat
telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Daun penumpu
ini kecil berbentuk rambut tidak persisten (stipula), terdapat dipucuk tanaman mempunyai
stamen membentuk satu tabung disebut stamenal colloum jadi stamen ini yaitu daun yannng
berubah bentuk dan warna. Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang
tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.
Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistillum)
menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau
menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.
Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.

Kriteria Klasifikasi Tumbuhan


Dalam pengklasifikasian tumbuhan perlu diperhartikan beberapa kriteria sebagai berikut :

1. Jumlah sel penyusun tubuh tumbuhan; ada tumbuhan bersel satu (uniseluler) dan ada yang
bersel banyak (multiseluler).
2. Organ perkembangbiakannya.
3. Habitus tumbuhan waktu hidupnya; tegak, menjalar, atau merambat.
4. Struktur jaringan pengangkut (Xilem dan Floem).
5. Tipe silinder pusat (stele), ada tiga tipe stele yaitu: Protostele, sifonostele, dan diktiostele.
6. Bentuk dan ukuran daun ; dikenal dua macam bentuk dan ukuran daun yakni, makrofil dan
mikrofil.
7. cara berkembang biak; seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). pada cara generatif akan
diperoleh hasil fertilisasi yang bersifat heterogamet atau isogamet.
8. Biji, bunga dan buah; ada tidaknya biji dan bunga dapat dipakai untuk menetukan tingkat
keprimitifan suatu tumbuhan.

Morfologi tanaman

 Hibitus : Perdu, tahunan, tegak, tinggi ± 3 m.


 Batang : Bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor.
 Daun : Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm,
hijau muda, hijau.
 Bunga : Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau
kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda,
benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.
 Buah : Kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat.
 Biji : Pipih, putih.
 Akar : Tunggang, coklat muda.

Kandungan kimia
Daun, bunga, dan akar Hibiscus rosa sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya
juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga
mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C.

Kegunaan dan khasiat


Daun H. rosa sinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat
sariawan. Untuk obat demam pada anak-anak dipakai ± 25 gram daun segar Hibiscus rosa
sinensis, ditambah dengan air 2 sendok makan, ditumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan
pada bagian dada punggung dan leher. Kembang sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena
bunganya yang cantik. Bunga digunakan untuk menyemir sepatu di India dan sebagai bunga
persembahan. Di Tiongkok, bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna
makanan. Di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional.
Kembang sepatu yang dikeringkan juga diminum sebagai teh.

Nama daerah

 Sumatera : Bungong roja (Aceh), Bunga-bunga (Batak Karo), Soma Soma (Nias), Bekeju
(Mentawai)
 Jawa : Kembang sepatu (Betawi), Kembang wera (Sunda),Kembang sepatu (Jawa Tengah),
Bunga Rebong (Madura)
 Bali : Waribang
 Nusa Tenggara : Embuhanga (Sangir), Bunga cepatu (Timor)
 Sulawesi : Ulange (Gorontalo), Kulango (Buol), Bunga sepatu (Makasar), Bunga bisu (Bugis)
 Maluku : Ubu-ubu (Ternate), Bala bunga (Tidore)

http://ahsofyan.wordpress.com/2011/10/23/kembang-sepatu-hibiscus-rosa-sinensis/

Anda mungkin juga menyukai