Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
WIDI ASTUTI
133180032 / Ilmu Tanah B
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , tugas makalah yang
diberikan kepada penyusun dapat terselesaikan . Adapun judul dari makalah ini adalah
“PENGAIRAN dan PEMUPUKAN TANAMAN KACANG HIJAU SETELAH PADI SAWAH”. Sebelumnya
penyusun berterima kasih kepada setiap pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian penyusunan
makalah ini.
Dalam membuat makalah ini penyusun menggunakan metode Diskriptif, yaitu suatu
metode dimana penyusun memaparkan, menjelaskan, serta merangkum rumusan masalah
menjadi suatu sajian yang nantinya dapat menjadi sumber referensi bagi teman-teman Mahasiswa
sekalian. Materi dari Sub Bab PEMBAHASAN di makalah ini penyusun ambil dari berbagai sumber.
Baik itu jurnal, buku maupun internet.
Terlepas dari itu, penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan.
Maka dari itu, apabila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat kekeliruan sudilah
kiranya memberikan saran & kritik dan saran kepada penyusun.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosaeyang cukup penting di
Indonesia. posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Sampai saat ini
perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya
disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih rendah. Di samping itu, panen kacang hijau
ini harus dikerjakan beberapa kali. Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara
memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan
masak serempak, serta peningkatan usaha pasca panen. Dari segi agronomis dapat dilakukan
dengan tindakan pengairan, pemupukan NPK dan pengaturan jumlah populasi, jarak tanam,
sanitasi, pengendalian hama dan penyakit tanaman. Dengan umur yang relatif pendek (sekitar 60
hari), kacang hijau banyak ditanam pada lahan-lahan yang ketersediaan airnya terbatas, seperti
sawah tadah hujan dengan pola tanam padi-kacang hijau, dan di lahan sawah irigasi terbatas
dengan pola tanam padi-padi-kacang hijau. Dengan pola tanam seperti itu dapat mengurangi biaya
yang dikeluarkan petani untuk pengolahan lahan.
B. Rumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang diatas, maka penyusun dapat mengambil
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem pengairan tanaman kacang hijau pada sawah tadah hujan?
2. Bagaimana pemberian pupuk untuk tanaman kacang hijau di sawah setelah tanaman padi?
C. Tujuan penulisan
Secara terperinci tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sistem pengairan tanaman kacang hijau pada sawah tadah hujan.
2. Mengetahui pupuk apa saja yang tepat diberikan untuk tanaman kacang hijau yang ditanam
disawah setelah tanaman padi.
BAB II
PEMBAHASAN
Kacang hijau ditanam dengan sistem tugal. Setiap lubang dimasukkan dua
biji/lubang. Penanaman pada musim hujan, menggunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm
sehingga mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha. Pada musim kemarau
menggunakan jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya sekitar 400-500 ribu
tanaman/ha.
Apabila budidaya kacang hijau dilakukan pada bekas tanaman padi, penanaman
kacang hijau tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah padi dipanen. (Untuk setiap musim;
penyulaman yang baik dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari).
E. Sistem Pengairan
Kacang hijau banyak ditanam pada lahan-lahan yang ketersediaan airnya terbatas,
seperti sawah tadah hujan dengan pola tanam padi-kacang hijau, dan di lahan sawah irigasi
terbatas dengan pola tanam padi-padi-kacang hijau. Bertanam kacang hijau di lahan sawah
setelah padi, tidak memerlukan pengolahan tanah. Setelah panen padi, jerami dipotong
dekat permukaan tanah, kacang hijau ditanam 5 hari setelah panen padi, jarak tanam 40
cm × 15 cm, dua tanaman/lubang, dibuat saluran drainase setiap 3−4 m, diairi dua kali, dan
cukup diberi pupuk daun pada fase vegetatif dan generatif masing-masing satu kali, serta
dijaga dari gangguan gulma, hama (maruca dan thrips), dan penyakit terutama embun
tepung. Dengan cara tanam tersebut, kacang hijau tanpa pengairan mampu menghasilkan
biji 1,0−1,2 t/ha, sedangkan jika ditambah pengairan dua kali (pada umur 20 dan 40 hari)
hasil tanaman kacang hijau dapat meningkat menjadi 1,4−1,6 t/ha. dan perlakuan yang
sama tetapi diairi umur 20 dan 40 hari. Pemberian air irigasi sebaiknya hanya dilakukan dua
kali saja yaitu pada umur 20 dan 40 hari.