TENTANG
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya peningkatan daya guna dan hasil guna kegiatan
pelaksanaan pelayan rawat gabung dipandang perlu untuk menyusun
kebijakan Panduan Pelaksanaan Pelayanan Rawat Gabung Rumah
b. Bahwa untuk mencapai tujuan pada butir “a” diatas perlu untuk
menetapkan Kebijakan Pelaksanaan Pelayanan Rawat Gabung di
MEMUTUSKAN
Menetapkan ::
Nomor :
Tanggal : 03 Pebruari 2016
PANDUAN
RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI
C. Peralatan Minimal
Jika dilakukan rooming in (bedding-in, bayi satu tempat tidur dengan ibu), akan
mengurangi pembelian boks bayi. Pada bedding-in, bimbingan posisi menyusui
dengan posisi ibu tidur sebaiknya dilakukan sejak di Rumah sakit yang masih
mengenal kan botol untuk memberikan minum bayi (walau isinya ASI perah) akan
mempersulit bayi melekatkan mulutnya pada payudara ibu.
D. Menurunkan Infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibu memungkinkan bayi terpapar
pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap
kuman-kuman berbahaya. Kolostrum (ASI berwarna bening yang keluar di awal
kelahiran dan jumlahnya sangat sedikit) mengandung banyak antibodi, yang segera
didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit. Dahulu, pelayanan kesehatan
sering mendorong bayi ke kamar bayi bila jam besuk tiba. Kekhawatiran bayi
tertular penyakit dari pengunjung merupakan alasan utama. Ibu yang sakit flu cukup
memakai masker saja. Menyusui di kala ibu sakit memberikan paparan antibodi yang
dihasilkan pada ibu yang sakit. Antibodi terhadap penyakit tertentu tidak akan terjadi
saat ibu sehat. Juga penekanan kualitas kolostrum yang sangat baik.
C. Peran Ibu
1) Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan, misalnya : merawat
payudara, kebersihan diri, menyusui dan merawat bayi.
2) Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan
kepada petugas
B. Cara Menyusui
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
2) Ibu duduk atau berbaring santai.
3) Payudara dipijat / massage supaya lemas.
4) Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI.
Oleskan ASI tersebut pada putting susu dan areola sekitarnya sebelum
menyusui.
5) Bayi diletakkan di pangkuan bila ibu duduk, dan di sebelah ibu bila ibu
tiduran.
6) Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan keempat jari
lainnya di bagian bawah payudara.
7) Sebagian besar areola payudara harus berada di dalam mulut bayi.
8) Setiap payudara harus disusui sampai kosong, kurang lebih 10-15 menit.
9) Bayi menyusu pada dua payudara bergantian, setelah payudara pertama terasa
kosong.
10) Bila akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari kelingking
antara mulut bayi dan payudara.
11) Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan areola sekitarnya
serta biarkan kering oleh udara.
12) Bayi digendong di bahu ibu atau dipangku tengkurap agar dapat bersendawa.
13) Periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan / pecah-pecah atau
terbendung.
14) Bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi berubah-ubah.
15) Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu menyusui.
C. Cara Merawat Tali Pusat
1) Siapkan alat-alat.
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.
3) Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi alkohol 70%.
4) Setelah bersih, tali pusat dikompres alkohol / povidon iodine 10% (betadine)
lalu dibungkus dengan kain kasa steril kering.
5) Setelah tali pusat terlepas / puput, pusar tetap dikompres dengan alkohol /
povidon iodine 10% sampai kering.
C. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai
berikut :
1) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
2) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.
3) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan
bayi.
4) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan.
5) Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan yang baik.
6) Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui
bayinya, misalnya : puting ibu lecet, payudara bengkak, dll.
7) Mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus
berpisah dari ibunya.
8) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar.
9) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat
gabung.
Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan / asuhan yang diberikan kepada
ibu dan bayi, hal-hal yang perlu ditulis/direkam pada pencatatan dan pelaporan rawat gabung
adalah :
1. Cakupan Rawat Gabung
A. Jumlah rawat gabung
1) Rawat gabung penuh
2) Rawat gabung parsial
B. Inisiasi menyusu dini
C. Menyusui On Cue
Pendokumentasian rawat gabung menggunakan formulir :
a. Formulir Follow Up Bayi
b. Informasi dan Persetujuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung
c. Formulir Rawat Gabung dan ASI Eksklusif
2. Jumlah Persalinan
A. Persalinan normal.
B. Persalinan dengan tindakan.