Anda di halaman 1dari 15

Alat Pelindung Diri ( Rumah Sakit)

Oleh: Ramadani
Mahasiswa Stikes Citra Delima Bangka Belitung

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan
utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam setiap peroses pelayanan di rumah sakit, terlihat
adanya faktor-faktor penting sebagai pendukung pelayanan itu sendiri, yang selalu berkaitan satu
dengan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut meliputi pasien, tenaga kerja, mesin, lingkugnan
kerja, cara melakukan pekerjaan serta proses pelayanan kesehatan itu sendiri. Di samping
memberikan dampak positif, faktor tersebut juga memberikan nilai negatif terhadap semua
komponen yang terlibat dalam peroses pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya
kerugian (Puslitbak IKM FK, UGM 2000).
Bahaya-bahaya lingkungan kerja baik fisik, biologis maupun kimiawi erlu di kendalikan
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja Yng sehat, aman, dan nyaman.
Berbagai cara di lakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan kerja, namun
pengendalian secara teknis pada sumber bahaya itu sendiridinilai paling efektif dan merupakn
alterntif pertama yang di anjurkan, sedangkan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) merupakan
pilihan terakhir.
Salah satu upaya dalam rangka pemberian pelindungan tenaga kerja terhadap keselamtan dan
kesehatn kerja (K3) di rumah sakit dengan cara pemberian APD. Pemberian APD kepada tenaga
kerja, merupakan upaya terakhir apabila upaya rekayasa (engineering)dan cara kerja yang aman
(workpractices) telah maksimum dilakukan.
Hal ini tercerin dalam UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3,9,12,14
dinyatakan bahwa dengan peraturan perundangan di tetapkan syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) untuk memberikan Alat Pelindung Diri (APD), pengurus di wajibkan
menunjukan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang Alat Pelindung Diri (APD),
dengan peraturan perundangan diatur kewajiban atau hak tebaga kerja untuk memakai APD
harus diselenggarakan di semua tempat kerja ,wajib menggunakan APD yang di wajibkan
pengurus dan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan secara Cuma-Cuma.
Jika memperhatikan isi dari undang-undang tersebut maka jelaslah bahwa Alat Pelindung Diri
(APD) dibutuhka setiap tempat kerja seperti rumah sakit.
Oleh karena itu keselamatan kerja harus benar-benar di terapkan dalam suatu rumah sakit lainnya
di mana di dalamnya tenaga kerja malakukan pekerjaannya. Hal ini di lakukan karena manusia
adalah faktor yang paling penting dalam suatu produksi. Manusia sebagai tenaga kerja dapat
menimbulkan kecelakaan kerja yang berdampak cacat sampa meninggal. (Boedi Maryoto, 1997).
1.2 Rumusan Masalah
a. Seberapa pentingkah Alat Pelindung Diri (APD) ?
b. Apa sajakah jenis serta kegunaan APD ?
1.3 Tujuan
1.3.1Tujuan umum
1. Dapat mengetahui pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri
2. untuk mengetahui fungsi dari APD
3. untuk menambah wawasan pada Mahasiswa/i mengenai APD, supaya menggunaka APD saat
melakukan tindakan keperawatan
1.3.2Tujuan khusus
1. Mengidentifikasikan pengertian APD
2. Mengidentifikasikan tujuan APD
3. Mengidentifikasikan manfaat dari APD
4. Mengidentifikasikan jenis dari APD
5. Mengidentifikasikan kegunaan APD
6. Mengidentifikasikan kekurangan dan kelebihan APD
7. Cara memilih dan merawat APD

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap
bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang
wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja
itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, pesonal protective
equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya
(hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan
lainnya.
Menurut Suma’mur (1992), alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk
melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja.
Jadi alat pelindung diri merupakan salah satu cara untuk mencegah kecelekaan dan secara teknis
APD tidaklah sempurna dapat melindungi tubuh akan tetapi mengurangi tingkat keparahan dari
kecelekaan yang terjadi.
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :
a. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik atau
bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
b. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
c. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
d. Bentuknya harus cukup menarik.
e. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
f. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan bentuk
dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.
g. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
h. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
i. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

2. Tujuan alat pelindung diri (APD)


a. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat
dilakukan dengan baik.
b. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
c. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

3. Manfaat Alat Pelindung Diri (APD)


a. Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
b. Mengurangi resiko akibat kecelakaan.

4. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Delindung Diri meliputi sarung tangan, masker/respirator, pelindng mata (perisai muka,
kacamata), kap, gaun, apron, da barang lainya (Tarwaka, 2008).S
1) Sarung tangan ( sarung tangan bedah, sarung tangan pemeriksaan, sarung tangan rumah tangga).
2) Masker
3) Respirator
4) Pelindung mata
5) Tutup kepala/kap
6) Gaun
7) Apron
8) Alas kaki
5. Kegunaan Alat Pelindung Diri (APD)
1) Sarung tangan
Melindungi tangan dari bahan infeksius dan mellindungi pasien dari mikroorganisme pada
tangan petugas. Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran
infeksi dan harus selalu diganti untuk mecegah infeksi silang.
Menurut Tiedjen ada tiga jenis sarung tangan yaitu:
a) Sarung tangan bedah, dipaka sewaktu melakukan tindakan infasif atau pembedahan.
b) Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu malakukan
pemeriksaan atau pekerjaan rutin.
c) Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memprose peralatan, menangani bahan-bahan
terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan yang terkontaminasi.

2) Masker
Masker harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian bawah, rahang dan semua
rambut muka. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan
atau petugas bedah bicara, batuk, atau bersin dan juga untuk mencegah cipratan darah atau cairan
tubuh yang terkontaminasi masik kedalam hidung atau mulut petugas kesehatan. Masker jika
tidak terbuat dari bahan tahan cairan, bagaimanapun juga tidak efektif dalam mencegah dengan
baik.

3) Respirator
Masker jenis khusus, disebut respirator partikel, yang dianjurkan dalam situasi memfilter
udara yang tertarik nafas dianggap sangat penting (umpamanya, dalam perawatan orang dengan
tuberculosis paru).

4) Pelindung mata
Melindungi perawat kalau terjadi cipratan darah atau cairan tubuh lainya yang terkontaminasi
dengan melindungi mata. Pelindung mata termasuk pelindung plastik yan jernih. Kacamata
pengaman, pelindung muka. Kacamata yang dibuat dengan resep dokter atau kacamata dengan
lensa normal juga dapat dipakai.

5) Tutup kepala/kap
Dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan
rambut tidak masuk dalam luka sewaktu pembedahan. Kap harus dapat menutup semua rambut.

6) Gaun
Gaun penutup, dipakai untuk menutupi baju rumah. Gaun ini dipakai untuk melindungi pakaian
petugas pelayanan kesehatan.Gaun bedah, petama kali digunakan untuk melindungi pasien dari
mikroorganisme yang terdapat di abdomen dan lengan dari staf perawatan kesehatan sewaktu
pembedahan.

7) Apron
Terbuat dari bahan karet atau plastik sebagai suatu pembatas tahan air di bagian depan dari
petugas kesehatan.

8) Alas kaki
Dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau berat atau dari cairan yang
kebetulan jatuh atau menetes pada kaki.

6. Kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri


1. Kekurangan
a. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai Alat pelindung diri yang kurang
tepat
b. Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk menguragi akibat dari kondisi yang berpotensi
menimbulkan bahaya.
c. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan
d. Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah,
e. Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar)
f. Alat Pelindung Diri yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
g. Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter dan penyerap
(cartridge).
h. Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.
2. Kelebihan
a. Mengurangi resiko akibat kecelakan
b. Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
c. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi tidak berfungsi
dengan baik.
d. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.

7. Cara Memilih dan Merawat Alat Pelindung Diri

1. Cara memilih
a. Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai.
b. Alat Pelindung Diri yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis pekerjaannya harus selalu
digunakan selama mengerjakan tugas tersebut atau selama berada di areal pekerjaan tersebut
dilaksanakan.
c. Alat Pelindung Diri tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor, ruang istirahat, atau
tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.
d. Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.

2. Cara merawat
a. Meletakkan Alat pelindung diri pada tempatnya setelah selesai digunakan.
b. Melakukan pembersihan secara berkala.
c. Memeriksa Alat pelindung diri sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakan atau tidak
layak pakai.
d. Memastikan Alat pelindung diri yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak sesuai maka
perlu diganti dengan yang baru.
e. Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan
serta kondisinya.
f. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak sesuai
persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan
g. Secara spesifik sebagai berikut

3. Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)


a. Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan,
kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak sesuai
persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak,
bolong atau tanpa system suspensinya).
c. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki helm kerja dan
telah mengikuti training.

4. Kacamata Safety (Safety Glasses)


a. Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang kualitasnya tidak sesuai
persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu
panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia
berbahaya.
d. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki kacamata safety
dan telah mengikuti training.

5. Sepatu Safety (Safety Shoes)


a. Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya tidak sesuai
persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki sepatu safety dan
telah mengikuti training.

6. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)


a. Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang kualitasnya tidak
sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab karyawan yang
bersangkutan,
d. Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen lini.

7. Sarung tangan
a. Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya tidak sesuai
persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim
(terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia
berbahaya.

BAB III
PENUTUP

A .Kesimpulan
Alat Pelindung Diri atau APD sangat penting dan diperlukan oleh pegawai,karyawan,
Enginering,administratif atau siapapun yang memiliki resiko kecelakaan atauapun bahaya dalam
bekerja.Oleh karena itu APD harus benar-benar di pelajari dan di pahami baik dalam
penggunaannya ataupun pemeliharaannya agar APD bias berfungsi dengan baik. Berikut
pembahasan mengenai Alat Pelindung diri :
1. Alat Perlindungan Diri merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi resiko
akibat kecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itu sendiri.
2. Alat Perlindungan Diri dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
3. Alat Perlindungan Diri harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat pekerjaan.
4. Alat Perlindungan Diri harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai dengan
ketentuan.
B.Saran
1. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan Alat pelindung diri.
2. Penyuluhan tentang Alat pelindung diri kepada semua masyarakat agar dapat
mengurangi angka kecelakaan.
3. Penggunaan Alat pelindung diri sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.
4. Pemantauan terhadap Alat pelindung diri harus rutin dilakukan, agar dalam
penggunaan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Boedi Maryoto. 1997. Kecelakaan Kerja Dan Beberapa Penyebabnya. Makalah Seminar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Puslitbag IKM FK UGM dan Program S2 Hiperkes UGM 2000. Kumpulan makalah khusus
K3 Rumah Sakit. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko Gunung
Agung.
Suma’mur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kerja. Jakarta : CV. Haji Masagung.
Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta : Harapan Press.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan
utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam setiap peroses pelayanan di rumah sakit, terlihat
adanya faktor-faktor penting sebagai pendukung pelayanan itu sendiri, yang selalu berkaitan satu
dengan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut meliputi pasien, tenaga kerja, mesin, lingkugnan
kerja, cara melakukan pekerjaan serta proses pelayanan kesehatan itu sendiri. Di samping
memberikan dampak positif, faktor tersebut juga memberikan nilai negatif terhadap semua
komponen yang terlibat dalam peroses pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya
kerugian (Puslitbak IKM FK, UGM 2000).
Bahaya-bahaya lingkungan kerja baik fisik, biologis maupun kimiawi erlu di kendalikan
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja Yng sehat, aman, dan nyaman.
Berbagai cara di lakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan kerja, namun
pengendalian secara teknis pada sumber bahaya itu sendiridinilai paling efektif dan merupakn
alterntif pertama yang di anjurkan, sedangkan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) merupakan
pilihan terakhir.
Salah satu upaya dalam rangka pemberian pelindungan tenaga kerja terhadap keselamtan dan
kesehatn kerja (K3) di rumah sakit dengan cara pemberian APD. Pemberian APD kepada tenaga
kerja, merupakan upaya terakhir apabila upaya rekayasa (engineering)dan cara kerja yang aman
(workpractices) telah maksimum dilakukan.
Hal ini tercerin dalam UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3,9,12,14
dinyatakan bahwa dengan peraturan perundangan di tetapkan syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) untuk memberikan Alat Pelindung Diri (APD), pengurus di wajibkan
menunjukan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang Alat Pelindung Diri (APD),
dengan peraturan perundangan diatur kewajiban atau hak tebaga kerja untuk memakai APD
harus diselenggarakan di semua tempat kerja ,wajib menggunakan APD yang di wajibkan
pengurus dan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan secara Cuma-Cuma.
Jika memperhatikan isi dari undang-undang tersebut maka jelaslah bahwa Alat Pelindung Diri
(APD) dibutuhka setiap tempat kerja seperti rumah sakit.
Oleh karena itu keselamatan kerja harus benar-benar di terapkan dalam suatu rumah sakit lainnya
di mana di dalamnya tenaga kerja malakukan pekerjaannya. Hal ini di lakukan karena manusia
adalah faktor yang paling penting dalam suatu produksi. Manusia sebagai tenaga kerja dapat
menimbulkan kecelakaan kerja yang berdampak cacat sampa meninggal. (Boedi Maryoto, 1997).
1.2 Rumusan Masalah
a. Seberapa pentingkah Alat Pelindung Diri (APD) ?
b. Apa sajakah jenis serta kegunaan APD ?
1.3 Tujuan
1.3.1Tujuan umum
1. Dapat mengetahui pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri
2. untuk mengetahui fungsi dari APD
3. untuk menambah wawasan pada Mahasiswa/i mengenai APD, supaya menggunaka APD saat
melakukan tindakan keperawatan
1.3.2Tujuan khusus
1. Mengidentifikasikan pengertian APD
2. Mengidentifikasikan tujuan APD
3. Mengidentifikasikan manfaat dari APD
4. Mengidentifikasikan jenis dari APD
5. Mengidentifikasikan kegunaan APD
6. Mengidentifikasikan kekurangan dan kelebihan APD
7. Cara memilih dan merawat APD

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap
bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang
wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja
itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, pesonal protective
equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya
(hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan
lainnya.
Menurut Suma’mur (1992), alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk
melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja.
Jadi alat pelindung diri merupakan salah satu cara untuk mencegah kecelekaan dan secara teknis
APD tidaklah sempurna dapat melindungi tubuh akan tetapi mengurangi tingkat keparahan dari
kecelekaan yang terjadi.

Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :


a. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik atau
bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
b. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
c. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
d. Bentuknya harus cukup menarik.
e. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
f. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan bentuk
dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.
g. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
h. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
i. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

2. Tujuan alat pelindung diri (APD)


a. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat
dilakukan dengan baik.
b. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
c. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

3. Manfaat Alat Pelindung Diri (APD)


a. Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
b. Mengurangi resiko akibat kecelakaan.

4. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Delindung Diri meliputi sarung tangan, masker/respirator, pelindng mata (perisai muka,
kacamata), kap, gaun, apron, da barang lainya (Tarwaka, 2008).S
1) Sarung tangan ( sarung tangan bedah, sarung tangan pemeriksaan, sarung tangan rumah tangga).
2) Masker
3) Respirator
4) Pelindung mata
5) Tutup kepala/kap
6) Gaun
7) Apron
8) Alas kaki
5. Kegunaan Alat Pelindung Diri (APD)
1) Sarung tangan
Melindungi tangan dari bahan infeksius dan mellindungi pasien dari mikroorganisme pada
tangan petugas. Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran
infeksi dan harus selalu diganti untuk mecegah infeksi silang.
Menurut Tiedjen ada tiga jenis sarung tangan yaitu:
a) Sarung tangan bedah, dipaka sewaktu melakukan tindakan infasif atau pembedahan.
b) Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu malakukan
pemeriksaan atau pekerjaan rutin.
c) Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memprose peralatan, menangani bahan-bahan
terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan yang terkontaminasi.

2) Masker
Masker harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian bawah, rahang dan semua
rambut muka. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan
atau petugas bedah bicara, batuk, atau bersin dan juga untuk mencegah cipratan darah atau cairan
tubuh yang terkontaminasi masik kedalam hidung atau mulut petugas kesehatan. Masker jika
tidak terbuat dari bahan tahan cairan, bagaimanapun juga tidak efektif dalam mencegah dengan
baik.

3) Respirator
Masker jenis khusus, disebut respirator partikel, yang dianjurkan dalam situasi memfilter
udara yang tertarik nafas dianggap sangat penting (umpamanya, dalam perawatan orang dengan
tuberculosis paru).

4) Pelindung mata
Melindungi perawat kalau terjadi cipratan darah atau cairan tubuh lainya yang terkontaminasi
dengan melindungi mata. Pelindung mata termasuk pelindung plastik yan jernih. Kacamata
pengaman, pelindung muka. Kacamata yang dibuat dengan resep dokter atau kacamata dengan
lensa normal juga dapat dipakai.

5) Tutup kepala/kap
Dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan
rambut tidak masuk dalam luka sewaktu pembedahan. Kap harus dapat menutup semua rambut.
6) Gaun
Gaun penutup, dipakai untuk menutupi baju rumah. Gaun ini dipakai untuk melindungi pakaian
petugas pelayanan kesehatan.Gaun bedah, petama kali digunakan untuk melindungi pasien dari
mikroorganisme yang terdapat di abdomen dan lengan dari staf perawatan kesehatan sewaktu
pembedahan.

7) Apron
Terbuat dari bahan karet atau plastik sebagai suatu pembatas tahan air di bagian depan dari
petugas kesehatan.

8) Alas kaki
Dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau berat atau dari cairan yang
kebetulan jatuh atau menetes pada kaki.

6. Kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri


1. Kekurangan
a. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai Alat pelindung diri yang kurang
tepat
b. Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk menguragi akibat dari kondisi yang berpotensi
menimbulkan bahaya.
c. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan
d. Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah,
e. Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar)
f. Alat Pelindung Diri yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
g. Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter dan penyerap
(cartridge).
h. Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.
2. Kelebihan
a. Mengurangi resiko akibat kecelakan
b. Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
c. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi tidak berfungsi
dengan baik.
d. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.

7. Cara Memilih dan Merawat Alat Pelindung Diri

1. Cara memilih
a. Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai.
b. Alat Pelindung Diri yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis pekerjaannya harus selalu
digunakan selama mengerjakan tugas tersebut atau selama berada di areal pekerjaan tersebut
dilaksanakan.
c. Alat Pelindung Diri tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor, ruang istirahat, atau
tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.
d. Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.

2. Cara merawat
a. Meletakkan Alat pelindung diri pada tempatnya setelah selesai digunakan.
b. Melakukan pembersihan secara berkala.
c. Memeriksa Alat pelindung diri sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakan atau tidak
layak pakai.
d. Memastikan Alat pelindung diri yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak sesuai maka
perlu diganti dengan yang baru.
e. Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan
serta kondisinya.
f. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak sesuai
persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan
g. Secara spesifik sebagai berikut

3. Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)


a. Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan,
kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak sesuai
persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak,
bolong atau tanpa system suspensinya).
c. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki helm kerja dan
telah mengikuti training.

4. Kacamata Safety (Safety Glasses)


a. Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang kualitasnya tidak sesuai
persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu
panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia
berbahaya.
d. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki kacamata safety
dan telah mengikuti training.

5. Sepatu Safety (Safety Shoes)


a. Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya tidak sesuai
persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki sepatu safety dan
telah mengikuti training.

6. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)


a. Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang kualitasnya tidak
sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab karyawan yang
bersangkutan,
d. Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen lini.

7. Sarung tangan
a. Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya tidak sesuai
persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim
(terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia
berbahaya.

BAB III
PENUTUP

A .Kesimpulan
Alat Pelindung Diri atau APD sangat penting dan diperlukan oleh pegawai,karyawan,
Enginering,administratif atau siapapun yang memiliki resiko kecelakaan atauapun bahaya dalam
bekerja.Oleh karena itu APD harus benar-benar di pelajari dan di pahami baik dalam
penggunaannya ataupun pemeliharaannya agar APD bias berfungsi dengan baik. Berikut
pembahasan mengenai Alat Pelindung diri :
1. Alat Perlindungan Diri merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi resiko
akibat kecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itu sendiri.
2. Alat Perlindungan Diri dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
3. Alat Perlindungan Diri harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat pekerjaan.
4. Alat Perlindungan Diri harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai dengan
ketentuan.
B.Saran
1. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan Alat pelindung diri.
2. Penyuluhan tentang Alat pelindung diri kepada semua masyarakat agar dapat
mengurangi angka kecelakaan.
3. Penggunaan Alat pelindung diri sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.
4. Pemantauan terhadap Alat pelindung diri harus rutin dilakukan, agar dalam
penggunaan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Boedi Maryoto. 1997. Kecelakaan Kerja Dan Beberapa Penyebabnya. Makalah Seminar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Puslitbag IKM FK UGM dan Program S2 Hiperkes UGM 2000. Kumpulan makalah khusus
K3 Rumah Sakit. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko Gunung
Agung.
Suma’mur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kerja. Jakarta : CV. Haji Masagung.
Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta : Harapan Press.

Anda mungkin juga menyukai