Anda di halaman 1dari 6

Jadwal Imunisasi dan Imunisasi Kejar

Pada bayi baru lahir hingga berusia 1 tahun, imunisasi dasar wajib dipenuhi untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakit yang berbahaya pada awal masa anak. Saat anak berusia 1-4 tahun,
imunisasi ulangan bertujuan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar tersebut. Masa ini
juga berfungsi untuk melengkapu imunisasi yang belum lengkap (catch up immunization). Imunisasi
diulang pada usia sekolah (5-12 tahun) dan usia remaja 13-18 tahun sambil melengkapi imunisasi.
Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B idealnya diberikan sedini mungkin (<12 jam) setelah lahir, lalu dianjurkan pada
jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Jarak imunisasi ke-3 dengan ke-2 minimal 2 bulan dan terbaik
setelah 5 bulan. Apabila anak belum pernah mendapat imunisasi hepatitis B pada masa bayi, ia bisa
mendapat serial imunisasi kapan saja saat berkunjung. Hal ini dapat dilakukan tanpa harus memeriksa
kadar anti hepatitis B.

BCG
Imunisasi lain adalah imunisasi BCG. Indonesia saat ini merupakan negara ke-3 tertinggi di dunia
untuk penyakit TBC, setelah India dan Tiongkok. Imunisasi BCG terbaik diberikan pada usia 2-3 bulan
karena pada bayi usia <2 bulan sistem imun anak belum matang. Pemberian imunisasi penyokong
(booster) tidak dianjurkan.

DPT
Imunisasi DPT juga termasuk komitmen global dalam rangka eliminasi tetanus. Imunisasi DPT
diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dilanjutkan dengan imunisasi ulangan 1 kali (interval 1 tahun
setelah DPT3). Pada usia 5 tahun, diberikan ulangan lagi (sebelum masuk sekolah) dan pada usia 12
tahun berupa imunisasi Td. Pada wanita, imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan 1
kali pada ibu hamil, yang bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir).

Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa pun interval keterlambatannya, jangan mengulang
dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai jadwal. Bila anak belum pernah diimunisasi dasar pada usia
<12 bulan, lakukan imunisasi sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian
DPT ke-4 sebelum ulang tahun ke-4, pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila
pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi.

Polio
Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4 bulan sesuai
program pemerintah), sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan
dan 6-8 tahun. Apabila imunisasi polio terlambat diberikan, jangan mengulang pemberiannya dari awal,
tetapi lanjutkan dan lengkapi sesuai jadwal, tidak peduli berapa pun interval keterlambatan dari
pemberian sebelumnya.

Campak
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan (second opportunity pada crash
program campak) pada usia 6-59 bulan serta saat SD kelas 1-6. Terkadang, terdapat program PIN
(Pekan Imunisasi Nasional) campak yang bertujuan sebagai penguatan (strengthening). Program ini
bertujuan untuk mencakup sekitar 5 persen individu yang diperkirakan tidak memberikan respon
imunitas yang baik saat diimunisasi dahulu. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi
campak: bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia >1
tahun, berikan MMR.

MMR
Vaksin MMR diberikan pada usia 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan antara imunisasi
campak dengan MMR. MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudah penyuntikan imunisasi
lain. Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan diulang pada
usia 6 tahun, imunisasi campak (monovalen) tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan.
Bila imunisasi ulangan (booster) belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin
campak/MMR kapan saja saat bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak 2 kali atau MMR 2
kali.

HiB
IMUNISASI HiB dapat berupa vaksin PRP-T (konjugasi) diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan, dan
diulang pada usia 18 bulan. Vaksin HiB juga dapat diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi. Apabila
anak datang pada usia 1-5 tahun, HiB hanya diberikan 1 kali . Anak di atas usia 5 tahun tidak perlu
diberikan karena penyakit ini hanya menyerang anak dibawah usia 5 tahun. Saat ini, imunisasi HiB
telah telah masuk program pemerintah, yaitu vaksin Pentabio produksi Bio Farma, vaksin HiB
diberikan bersama DPT, Hepatitis B.

Pneumokokus
Imunisasi yang penting lainnya yaitu imunisasi Pneumokokus untuk mencegah infeksi kuman
pneumokokus salah satu penyebab penting dari radang telinga, pneumonia, meningitis dan beredarnya
bakteri dalam darah. Sayangnya, imunisasi ini belum masuk program pemerintah.

Imunisasi pneumokokus diberikan tergantung usia pasien

Tabel 2. Jadwal dan Dosis Pemberian Imunisasi Pneumokokus

Usia Dosis dan Interval Ulangan

2 - 6 bulan 3 dosis, interval 6 - 8 minggu 1 dosis, 12 - 15 bulan

7 - 11 bulan 2 dosis, interval 6 - 8 minggu 1 dosis, 12 - 15 bulan

12 - 23 bulan 2 dosis, interval 6 - 8 minggu

> 24 bulan 1 dosis

Rotavirus
Angka kejadian kematian diare masih tinggi di Indonesia dan untuk mencegah diare karena rotavirus,
digunakan vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam. Pertama
Rotateq diberikan sebanyak 3 dosis: pemberian pertama pada usia 6-14 minggu dan pemberian ke-2
setelah 4-8 minggu kemudian, dan dosisi ke-3 maksimal pada usia 8 bulan. Kedua, Rotarix diberikan 2
dosis: dosis pertama diberikan pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal
pada usia 6 bulan). Apabila bayi belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu
diberikan karena belum ada studi keamanannya.

Influenza
Vaksin influenza diberikan dengan dosis tergantung usia anak. Pada usia 6-35 bulan cukup 0,25 mL.
Anak usia >3 tahun, diberikan 0,5 mL. Pada anak berusia <8 tahun, untuk pemberian pertama kali
diperlukan 2 dosis dengan interval minimal 4-6 minggu, sedangkan bila anak berusia >8 tahun, maka
dosis pertama cukup 1 dosisi saja.

Varisela
Vaksin varisela (cacar air) diberikan pada usia >1 tahun, sebanyak 1 kali. Untuk anak berusia >13
tahun atau pada dewasa, diberikan 2 kali dengan interval 4-8 minggu. Apabila terlambat, berikan kapan
pun saat pasien datang, karena imunisasi ini bisa diberikan sampai dewasa.

Hepatitis A & Tifoid


Imunisasi hepatitis A dan tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun. Imunisasi hepatitis A diberikan
sebanyak 2 dosis dengan interval 6-12 bulan. Imunisasi tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun,
dengan ulangan setiap 3 tahun. Vaksin tifoid merupakan vaksin polisakarida sehingga di atas usia 2
tahun.

Bulan Imunisasi Anak Sekolah

Setelah mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada saat bayi, seorang anak membutuhkan imunisasi
lanjutan selain saat berusia sebelum tiga tahun (batita) dengan mendapatkan imunisasi DPT-HB-HiB
dosis ke-4 pada 18 bulan dan campak dosis kedua pada usia 24 bulan dan pada saat usia sekolah dasar
yaitu campak dan DT pada siswa kelas 1 dan imunisasi Td pada siswa kelas 2 dan 3.
Pemberian imunisasi pada anak SD diberikan dalam kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolas (BIAS)
yaitu imunisasi Campak dilaksanakan pada bulan Agustus dan Imunisasi Dt dan Td ada bulan
November

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio

8-15 Maret 2016

Pemberian imunisasi tambahan polio pada anak usia 0-59 bulan tanpa memandang status imunisasi
polio sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai