Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESEARCH BASIC LEARNING (RBL)

FI1101A FISIKA DASAR


PENERAPAN HUKUM ARCHIMEDES PADA JEMBATAN POTON

Disusun oleh :
ANGGIAT P NAPITUPULU 13117039
DANIEL JEFFRY SINAGA 19117036
JOSE DANIEL M SIMANJUNTAK 25117058
KEVIN NAUFAL 11117005
LOKSA SITUMORANG 13117124
NIKOLA PATRIO 16117073
PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA 14
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
T.A 2017/2018

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i


BAB 1PENDAHULUAN ............................................................................................. 2
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................ 2
1.2TUJUAN PERCOBAAN ..................................................................................... 2
1.3 TEORI DASAR .................................................................................................. 3
1.4 HUKUM ARCHIMEDES................................................................................... 4
BAB 2 METODE PERCOBAAN ................................................................................. 5
2.1 Alat dan Bahan .................................................................................................... 5
2.2 Prosedur Percobaan ............................................................................................. 6
BAB 3 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................. 7
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 9
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 9
4.2 Saran .................................................................................................................. 10
BAB 5 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

i
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu fisika dapat diterapkan dalam kehidupan untuk digunakan manusia.


Ilmu fisika akan berguna bagi manusia apabila sudah diwujudkan dalam bentuk hasil
teknologi. Beberapa konsep fisika dapat tergantung dalam satu bentuk peralatan
sebagai hasil teknologi. Dalam arti ada peralatan yang hanya menggunakan satu
konsep fisika dan ada yang lebih dari satu konsep fisika. Ilmu fisika akan mendasari
perkembangan peralatan yang di gunakan manusia. Penemuan-penemuan terbaru
dalam bidang fisika akan memperbaiki teknologi yang sudah ada.
Kita mungkin pernah mengamati bahwa sebuah benda yang diletakan di
dalam air terasa lebih ringan dibandingkan dengan beratnya ketika di udara. Jika
benda dicelupkan dalam zat cair, sesungguhnya berat benda itu tidak berkurang. Gaya
tarik bumi kepada benda itu besarnya tetap. Akan tetapi zat cair mengadakan yang
arahnya ke atas kepada setiap benda yang tercelup di dalamnya. Ini menyebabkan
berat benda seakan-akan berkurang. Menghitung gaya ke atas dalam zat cair
sesungguhnya dapat kita lakukan dengan menggunakan prinsip hukum Archimedes.
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di
atas benda cair yang ditemukan oleh Archimedes, seorang ilmuan Yunani yang juga
merupakan penemu pompa spiral untuk menaikkan air yang dikenal dengan
istilah Sekrup Archimedes. Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan
gaya ke atas suatu benda yang dimasukkan ke dalam air.
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air
daripada di udara karena di dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika
di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.

1.2TUJUAN PERCOBAAN

a. Mengetahui pengertian hukum Archimedes


b. Mengetahui penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari

2
1.3 TEORI DASAR

Hukum archimedes ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Yunani pada


tahun 187-212 SM yang bernama Archimedes. Archimedes adalah seorang penemu
dan ahli matematika dari Yunani yang terkenal sebagai penemu hukum hidrostatika
atau yang sering disebut Hukum Archimedes.

Ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada
timbanggan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika menimbang batu
di udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan kecil karena
ada gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika
kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih
ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda
yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya
gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan gaya angkat yang kita
berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di dalam
air terasa lebih ringan (Tipler, 2001).

Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman
yang berbeda. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut.
Ketika sebuah benda dimasukkanke dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan
tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan tekanan fluida pada bagian bawah
benda. Fluida yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih
besar daripada fluida yang berada dibagian atas benda.

Apabila benda yang dimasukkan ke dalam fluida terapung, di mana bagian


benda yang tercelup hanya sebagian, maka volume fluida yang dipindahkan sama
dengan volume bagian benda yang tercelup dalam fluida tersebut. Tidak peduli
apapun benda benda dan bagaimana bentuk benda tersebut, semuanya akan
mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya Archimedes yang saat ini
diwariskan kepada kitaa dan lebih dikenal dengan julukan “Prinsip Archimedes”.
Prinsip Archimedes menyatakan bahwa :

“Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair,
zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, dimana besarnya

3
gaya ke atas (gaya apung) sama dengan zat cair yang dipindahkan” (Giancolli,
1989).

1.4 HUKUM ARCHIMEDES

Hukum Archimedes mengatakan bahwa "Jika suatu benda dicelupkan ke


dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan keatas yang sama
besarnya besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut".

Rumus Prinsip Archimedes :

FA =  g h

Keterangan :

FA = Tekanan Archimedes = N/m2

Ρ = Massa Jenis Zat Cair = Kg/M3

G = Gravitasi = N/Kg

V = Volume Benda Tercelup = M3

Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air
dari pada di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika
di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.

Dalam Persamaan :

Wb = mb.g

Ketika dalam air, dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan:

Wdf = Wb – FA

Keterangan :

4
Wdf : berat dalam fluida, dikatakan juga berat semu (N)

Wb : berat benda sesungguhnnya, atau berat di udara (N)

FA : gaya angkat ke atas (N)

Gaya angkat ke atas ini yang disebut juga gaya apung.

BAB 2 METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang kami gunakan pada percobaan tentang “Archimedes”
sebagai berikut :

1. Selotip
2. Botol air mineral
3. Lem tembak
4. Stik eskrim

Berikut rincian daftar harga alat dan percobaan yang digunakan

Tabel 1.1 Alat dan Bahan percobaan “Archimedes”

5
Barang Jumlah Harga (Rp) Jumlah (Rp)

Papan 1 20.000,00 20.000,00

Isi Lem Tembak 1 10.000,00 10.000,00

selotip 1 10.000,00 10.000,00

TOTAL 40.000,00

2.2 Prosedur PercobaaN

Langkah – langkah percobaan :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Bersihkan dan pastikan botol tertutup dengan rapat

3. Rekatkan papan dengan selotip secara

4. Susunlah botol-botol tersebut dan rekatkan pada papan .

5. Rekatkan botol dengan bagian bawah papan

6. Hiaslah papan

7. Letakkan jembatan di atas air

6
BAB 3 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penerapan hukum Archimedes dapat kita jumpai dalam berbagai peralatan


dari yang sederhana sampai yang canggih, misalnya pada alat peraga jembatan
ponton ini. Jembatan ponton yang terletak dipekanbaru yang menghubungkan kota
Rumbai dengan Bombaru. Walaupun terletak di atas air, tetapi jembatan ini tetap
mengapung di atas permukaan air. Hal inilah yang membuat kami terinspirasi untuk
membuat alat peraga Hukum Archmedes, yang kami beri nama jembatan Lekton
sama seperti nama yang berasal dari jembatan poton aslinya.

Jembatan poton yang kami buat adalah jembatan yang mengapung yang
diletakkan pada benda yang memiliki massa jenis lebih besar daripada massa jenis
air yang bertujuan supaya dapat mengapung diatas permukaan air.

Prinsip kerja jembatan lekton sebenarnya sama dengan prinsip kerja pada
jembatan ponton. Landasan bawah jembatan dibuat berdasarkan prinsip benda
terapung, dimana landasan bagian bawah jembatan menggunakan kumpulan botol-
botol plastik kosong yang berjajar mengikuti bentuk bagian dasar jembatan. Botol
plastik tersebut harus tertutup rapat agar memiliki rongga udara didalamnya. Rongga
udara itulah yang mengakibatkan tekanan yang diberikan oleh air lebih besar dari
pada tekanan yang diberikan oleh botol.

Menurut archimedes benda dapat mengapung karena gaya berat lebih kecil
daripada gaya angkat ke atas ( W < Fa ). Gaya angkat ke atas ini disebut juga gaya
apung. Gaya apung dapat dirumuskan sebagai berikut:

Fa = mf.g

Fa = ρf.Va.g

Volume air yang dipindahkan menghasilkan gaya apung yang mampu


menahan berat botol plastik dan jembatan yang berada diatasnya. Setiap benda
memiliki kerapatan tertentu (Dalam ilmu fisika kita sebut dengan massa jenis), yaitu
perbandingan antara massa dengan volume benda tersebut. Semakin kecil massa
benda (semakin ringan), dan semakin besar volume benda tersebut, maka semakin
kecil lah massa jenisnya.

7
Ketika benda dicelupkan ke dalam zat cair (dimana zat cair juga memiliki
massa jenis tertentu), maka benda tersebut akan memperoleh gaya tekan ke atas dari
zat cair, sehingga berat di air akan lebih ringan. Benda yang memiliki volume
semakin besar, maka akan memperoleh gaya tekan ke atas semakin besar, sehingga
kemungkinan benda akan mudah terangkat oleh zat cair. Jadi ketika memperbesar
angka volume bendanya tentunya akan memperkecil massa jenisnya.

Dari sini, dapat ditarik kesimpulan bahwa botol-botol plastik yang disusun
menjadi landasar dasar Masjid mempunyai massa jenis yang lebih kecil dari pada
massa jenis air sehingga botol-botol plastik yang digunakan untuk landasan dasar
Masjid itu mengapung. Atau gaya apung yang dimiliki botol-botol plastik tersebut
lebih besar dari pada gaya beratnya.

Botol-botol plastik tersebut dapat mengapung karena didalam botol-botol


plastik tersebut terdapat rongga udara yang menyebabkan massa jenis botol menjadi
lebih kecil dibandingkan massa jenis air, sehingga botol-botol plastik akan
mengapung dipermukaan air.

Jembatan ponton ini merupakan penerapan hukum Archimedes benda yang


terapung, di mana sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika
berat benda (W) lebih kecil dari gaya ke atas (FA). Sehingga pada benda terapung
terdapat dua gaya yaitu : Fa dan W. Dalam keadaan seimbang maka :

W = Fa

ρb . Vb . g = ρZC . V2 . g

ρb . Vb = ρZC . V2

karena Vb > V2 maka ρb < ρZC

8
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Hukum Archimedes adalah hukum yang menyatakan bahwa setiap benda


yang tercelup baik keseluruhan maupun sebagian dalam fluida, maka benda tersebut
akan menerima dorongan gaya ke atas (atau gaya apung). Besarnya gaya apung yang
diterima, nilainya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut (berat
= massa benda x percepatan gravitasi) dan memiliki arah gaya yang bertolak
belakang (arah gaya berat kebawah, arah gaya apung ke atas).

Penerapan hukum Archimedes dapat kita jumpai dalam berbagai peralatan


dari yang sederhana sampai yang canggih, misalnya pada alat peraga jembatan
ponton ini. Jembatan ponton yang kami buat adalah jembatan yang mengapung yang
diletakkan pada benda yang memiliki massa jenis lebih besar daripada massa jenis
air. Prinsip kerja jembatan Lekton ini sama dengan prinsip kerja pada jembatan
ponton. Landasan bawah jembatan dibuat berdasarkan prinsip benda terapung,
dimana landasan bagian bawah jembatan menggunakan kumpulan botol-botol plastik
kosong yang berjajar mengikuti bentuk bagian dasar jembatan. Botol plastik tersebut
harus tertutup rapat agar memiliki rongga udara didalamnya. Rongga udara itulah
yang mengakibatkan tekanan yang diberikan oleh air lebih besar dari pada tekanan
yang diberikan oleh botol.

9
4.2 Saran
a) Untuk lebih memahami pengapikasian hukum Archimedes ini diperlukan
peragaan atau praktik secara langsung menggunakan model yang
sederhana
b) Materi ini bisa digunakan dalam proses pembelajaran karena merupakan
dasar fisika

BAB 5 DAFTAR PUSTAKA

Giancolli.1989.FISIKA.Jakarta:Erlangga

Tipler.2001.FISIKA UNTUK SAINS DAN TEKNIK.Jakarta:Erlangga

10

Anda mungkin juga menyukai