Anda di halaman 1dari 11

LAYANAN INFORMASI UNTUK PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

MAKALAH DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI


INFORMASI

DISUSUN OLEH :
ALFINA YULINDYA PURNANINGRUM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah, “Teknologi Informasi dan
Komunikasi”inidapatdiselesaikan.

Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi – materi
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa dalam belajar teknologi
informasi dan komunikasi. Serta siswa juga dapat memahami nilai – nilai dasar yang
direfleksikandalamberpikirdanbertindak.

Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini, para siswa akan mampu


menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar Teknologi
Infomasi dan Komunikasi. Dan dengan harapan semoga siswa mampu berinovasi dan
berkreasi dengan potensi yang dimiliki,

Ciamis, oktober 2012

penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

BABII PEMBAHASAN

1.Pengertian informasi

2.Hakikat pemberdayaan masyarakat

3.Kendala informasi

4.Optimalisasi layanan informasi

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan kemajuan di


bidang teknologi komunikasi dan informasi saat ini telah begitu pesat, sehingga
menempatkan suatu bangsa pada kedudukan sejauh mana bangsa tersebut maju didasarkan
atas seberapa jauh bangsa itu menguasai kedua bidang tersebut di atas. Bangsa Indonesia
merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan global, maka mau tidak mau juga
harus terlibat dalam maju mundurnya penguasaan Iptek, khususnya untuk kepentingan
bangsa sendiri. Untuk mencapai maksud tersebut pemerintah menuangkannya dalam salah
satu bentuk dari tujuan dan arah Pembangunan Nasional, yaitu Sektor/Bidang Iptek.

B. Fokus Masalah

Fokus masalah dalam makalah ini akan diarahkan kepada beberapa item penting
yaitu:
1. Apakah informasi, teknologi informasi dan layanan informasi itu?
2. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat?
3. Apa sajakah kendala yang dapat ditemui dalam penerapan layanan informasi untuk
pemberdayaan masyarakat?
4. Bagaimana mengoptimalkan layanan informasi untuk mendorong tercapainya program
pemberdayaan masyarakat?

BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian informasi​,

Teknolog iInformasi dan hubungannya dengan layanan informasi.

Informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan
positif dan atau sebaliknya.Informasi dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan
keputusan.Dengan demikian informasi memiliki kekuatan,baikyang membangun maupun
yang merusak.
Dalam prakteknya, informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan
(oral), tercetak (printed), audio, maupun audio-visual gerak yang masing-masing memiliki
ciri khas,kelebihan dan kekurangan,sebagaimana tabel dibawah ini:

SifatInformasi
Tercetak Audio Audio-Visual
- dapat dibaca, dimana dan kapan saja
- dapat dibaca berulang-ulang
- daya rangsang rendah
- pengolahan bisa mekanis, bisa elektris
- biaya relatif rendah.
- Daya jangkau terbatas - Dapat didengar bila siaran
- Dapat didengar kembali bila diputar kembali.
- Daya rangsang rendah.
- Elektris.
- Relatif murah.
- Daya jangkau besar. - Dapat didengar dan dilihat bila siaran.
- Dapat didengar dan dilihat kembali bila diputar kembali.
- Daya rangsang sangat tinggi.
- Sangat mahal.
- Daya jangkau besar, kecuali bioskop.

E. Beberapa kendala penerapan layanan informasi untuk


pemberdayaan masyarakat
Layanan informasi bagi masyarakat yang diwujudkan dengan memfungsikan secara
optimal teknologi informasi yang ada menurut M. Alwi Dahlan (1993) masih terkendala oleh
beberapa hal, di antaranya adalah:

1. Kesadaran informasi masyarakat yang masih belum maksimal.


Kurangnya kesadaran informasi terlihat dari peranan informasi dalam proses
melakukan pekerjaan atau kegiatan. Informasi masih belum merupakan sesuatu yang dengan
sendirinya melekat pada setiap langkah. Dalam masyarakat kita sering terjadi bahwa yang
harus punya informasi belum tentu memilikinya, dan kalau memiliki belum tentu dapat
mencarinya (misalnya karena arsip tidak terpelihara).

2. Sikap terhadap teknologi belum menunjang.


Masyarakat mungkin telah membicarakan teknologi, tetapi pada umumnya belum
diikuti penerimaan sepenuh hati. Teknologi yang dikaitkan masyarakat dengan masyarakat
informasi pada umumnya adalah produk teknologi konsumen, itupun pada umumnya
menyangkut teknologi komunikasinsebagai penerima informasi, bukan sebagai pengolahnya.
Teknologi informasi belum dapat dikatakan memasyarakat, bagaimanapun meluapnya
perhatian terhadap pameran komputer, tetapi orang banyak datang hanya untuk mengagumi
berbagai kecanggihan komputer itu. Meskipin jumlah pembeli komputer sudah meningkat,
tetapi fungsinya belum dapat dipahami dengan baik. Semua ini menunjukkan bahwa sikap
terhadap teknologi informasi belum positif.

3. Penggunaan teknologi informasi belum merata, apalagi mengakar dalam


kehidupan masyarakat.
Banyak orang yang sudah mulai menggunakan komputer tetapi sebagian besar terlihat
belum memanfaatkannya secara efisien, jauh di bawah kemampuan dan fungsinya.
Penggunaan yang kurang efisien ini bukan hanya terjadi pada masyarakat biasa, bahkan
beberapa organisasi/institusi yang seharusnya merupakan perintis masyarakat informasi
terlihat masih berada pada tahap awal dalam melembagakan pemanfaatan teknologi
informasi.

4. Penerapan budaya informasi belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan


nasional.
Pada negara berkembang yang tak akan pernah kecukupan anggaran, pembudayaan
suatu teknologi sangat bergantung pada kebijakan dan prioritas pemerintah. Dalam hal ini
sebagai contoh, terlihat betapa cepatnya teknologi televisi membudaya, sejak pemerintah
memutuskan untuk mempergunakan Satelit Palapa.

F. Optimalisasi layanan informasi untuk pemberdayaan


masyaraka​t
Menurut Wikipedia Indonesia, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun
jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan
Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangkapelaksanaanketentuanperaturanperundang-undangan.
Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum
dapat dibedakan menjadi dua,yaitu:
1) Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat,
adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta,
seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik swasta.
2) Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik.
Yangdapatdibedakanlagimenjadi:

a. Yang bersifat primer dan,adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang


diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan
satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus
memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara
dan pelayanan perizinan.
b. Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus
mempergunakannyakarenaadanyabeberapapenyelenggarapelayanan.
\
PENUTUP
BAB III

G. Kesimpulan

Dari uraian tentang layanan informasi sebagai wahana untuk pemberdayaan masyarakat di
atas dapat penulis simpulkan beberapa hal, di antaranya:

1. Informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan
positif dan atau sebaliknya. Informasi dapat mempercepat atau memperlambat
pengambilan keputusan.
2. Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan (oral), tercetak (printed),
audio, maupun audio-visual gerak yang masing-masing memiliki ciri khas, kelebihan
dan kekurangan.
3. Teknologi informasi merupakan seperangkat fasilitas yang terdiri dari perangkat
keras dan perangkat lunak yang dalam prakteknya diarahkan untuk mendukung dan
meningkatkan kualitas informasi yang sangat dibutuhkan oleh setiap lapisan
masyarakat secara cepat dan berkualitas.
4. Pemanfaatan teknologi informasi untuk layanan informasi kepada masyarakat
merupakan suatu keniscayaan. Layanan informasi di masa sekarang tidak akan
membuahkan hasil yang maksimal jika tidak didukung oleh teknologi informasi.
5. Pemberdayaan masyarakat merupakan proses mengajak masyarakat agar mengetahui
potensi yang dimiliki untuk dikembangkan dan menemukenali permasalahan yang
ada, agar bisa diatasi secara mandiri oleh masyarkat itu sendiri.
Beberapa kendala layanan informasi kepada masyarakat di antaranya:

❖ Kesadaran informasi masyarakat yang masih belum maksimal


❖ Sikap terhadap teknologi belum menunjang
❖ Penggunaan teknologi informasi belum merata, apalagi mengakar
dalam kehidupan masyarakat
❖ Penerapan budaya informasi belum didorong oleh pelembagaan atau
kebijakan nasional.
6. Optimalisasi layanan informasi dalam rangka pemberdayaan masyarakat dilakukan
dengan beberapa cara, di antaranya:

a. Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat akan manfaat teknologi


informasi.
b. Menyediakan akses informasi yang informatif dan layanan yang relevan untuk
masyarakat;
c. Membangun kemitraan antara masyarakat dan penyedia layanan informasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, M. Alwi, dkk., Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia vol. 5 dan 6, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1993.
Hardjono, Ir. Agung, Strategi mengurangi kemiskinan dengan memanfaatkan Teknologi
informasi dan komunikasi, Bappenas-UNDP, tth
Harris, Rogers W., Information and Communication Technologies for Poverty Alleviation,
Asia-Pacific Development Information Programme, 2004
Indikator Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun 2001, Pusat Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Informasi dan Elektronika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ( P3TIE –
BPPT ), 2001.
Mulyadi, Dr. Deddy, M.Si, Mengharapkan Pelayanan Publik yang Optimal, Pikiran Rakyat,
Sabtu, 07 Agustus 2004
Pelayanan Publik, Ensiklopedi Wikipedia Indonesia, 2007
Rogers, M. Everett, Communication Technology- The New Media in Society, The Free
Press, A. Dursion of Macmillan, Inc., New York, 1986.
Shannon, C., dan W. Weaver, The Matematical Theory of Communication, Urbana, Univ. of
Illinois, 1949.
Siallagan, Windraty, eGovernment : Menuju Pelayanan Publik Yang Lebih Baik, Badan
Akuntansi Negara, tth
Tanudikusumah, Prof. Dr. R. Djajusman, Citra Komunikasi, Jakarta, 1984.
Teknologi Informasi dan Komunikasi Perlu Landasan Hukum, Tempo Interaktif, Sabtu, 04
Desember 2004
Wahyudi, J.B. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta, 1992.
Zorkoczy, Peter, Information Technology, England, Pitman Publishing Limited,
diterjemahkan oleh Alex Tri Kantjono W dalam Teknologi Informasi, Jakarta, 1988.

Anda mungkin juga menyukai