Bab Iv PDF
Bab Iv PDF
LS dan 100o 2’1” BT-110o 6’30” BT. Secara administrasi daerah penelitian
batas-batasnya :
marin dan eolin serta dataran aluvial yang merupakan hasil proses
fluviomarin.
49
50
dataran aluvial terdiri dari sebagian Desa Sindutan, sebagian Desa Palihan,
sebagian Desa Glagah, Desa Karangwuluh, Desa Janten, Desa Kebon Rejo,
Desa Temon Kulon, Desa Kalidengen, Desa Demen, Desa Kedundang, Desa
LS dan 110o 2’1” BT – 110o 4’50” BT dengan luas kurang lebih 914,889 Ha.
2’41” BT – 110o 6’30” BT dengan luas kurang lebih 2088,382 Ha. Daerah
pengembangan wilayah. Kondisi fisik yang akan dibahas dalam subbab ini
a. Iklim
Iklim adalah rata-rata kondisi cuaca dalam jangka waktu yang lama.
hujan. Curah hujan yang digunakan berasal dari data stasiun curah hujan,
yaitu Stasiun Temon. Data yang digunakan merupakan data curah hujan
rata curah hujan terbesar adalah 399,3 mm yang terjadi pada bulan
terjadi pada bulan Agustus. Rata-rata bulan basah adalah 6,4 bulan, rata-rata
bulan lembab adalah 0,8 bulan dan rata-rata bulan kering adalah 4,8 bulan.
bulan basah. Kriteria untuk menentukan bulan basah, bulan lembab dan
1) Bulan basah adalah suatu bulan yang hujannya lebih besar dari 100
2) Bulan lembab adalah suatu bulan yang curah hujannya lebih besar 60 mm
tetapi lebih kecil 100 mm, dimana curah hujan sama dengan penguapan.
3) Bulan kering adalah suatu bulan yang curah hujannya lebih kecil dari 60
Q= x 100%
dengan H. Tipe iklim berdasarkan nilai Q tersaji dalam Tabel 6 berikut ini:
54
b. Kondisi Geologis
1) Formasi Wates
a) Formasi Wates (W1) berasal dari endapan fluvial di bagian atas, yang
tersusun atas material lempung, lanau dengan sedikit pasir halus dan
2) Gumuk Pasir
halus sampai kasar yang banyak mengandung mineral besi dan sedikit
gumuk pasir dan beting gisik. Kondisi geologi daerah penelitian dapat
c. Geomorfologi
beting gisik muda, beting gisik tua, komplek beting gisik, swale dan gumuk
pasir, serta dataran fluviomarin. Secara garis besar daerah penelitian terdiri
atas dua satuan bentuklahan yaitu satuan dataran fluviomarin dan satuan
bagian utara telah tampak seperti dataran aluvial, dimana endapan fluvial
penyusun bagian atas dan endapan lempung lithoral serta lanau yang
oleh endapan lithoral lempung dan pasir marin mengandung fosil. Satuan
satuan beting gisik tua yang merupakan daerah transisi daratan dengan
beting gisik tua (beach ridges), komplek beting gisik, swale, dan gumuk
ini berupa pasir hasil aktivitas vulkanik yang dibawa ke laut dan
gelombang dan angin. Oleh karena itu satuan komplek beting gisik,
seperti beting gisik tua dan gisik muda, yaitu pasir berbutir halus
hingga kasar.
gisik pantai atau gisik muda. Sama seperti beting gisik tua, gisik
marin, yang juga disusun oleh material pasir berbutir halus hingga
Gambar 4. Peta Satuan Bentuklahan Bentanglahan Pesisir Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo
61
d. Penggunaan Lahan
Sungai Serang dan Bogowonto, yaitu seluas 2,73 Ha. Penggunaan lahan
biasanya terletak pada bentuklahan beting gisik tua, daerah tersebut relatif
aman dari banjir, karena topografinya yang relatif tinggi dibanding daerah
tanaman kelapa, buah naga, dan pisang. Penggunaan lahan berupa rumput
beting gisik muda, karena tanah di wilayah ini belum mengalami banyak
bentuklahan kompleks gumuk pasir dan swale dengan luas sebesar 613,91
Gambar 4. Peta Penggunaan Lahan Bentanglahan Pesisir Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo
64
e. Jenis Tanah
permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik, kimia, biologi
serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangkaian panjang berbagai
Peta Jenis Tanah Yogyakarta, daerah penelitian memiliki dua jenis tanah,
1) Regosol
sedang, berasal dari bahan induk material vulkanis piroklastis atau pasir
proses marin dan eolian, yaitu pada wilayah beting gisik tua (beach
ridges), komplek beting gisik, swale, dan gumuk pasir (sand dunes), serta
2) Aluvial
Gambar 4. Peta Jenis Tanah di Bentanglahan Pesisir Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo
66
f. Kondisi Hidrologis
1) Air permukaan
permukaan dan air tanah. Air permukaan di daerah penelitian terdiri dari
aliran sungai utama yaitu Sungai Serang yang berada di sebelah timur
2) Air tanah
terdiri dari dua bentuklahan asal proses, yaitu bentuklahan asal proses
marin dan eolin (daerah pesisir) dan bentuklahan asal proses fluviomarin
didapat dan umumnya baik untuk dikonsumi. Suplai air tanah di daerah
Pada daerah pesisir air tanah juga mudah didapat. Suplai air
tanahnya berasal dari air hujan yang ditampung dalam kantung dalam
material pasir. Air tanah di daerah penelitian baik dataran aluvial maupun
3. Kondisi Demografi
a. Pertumbuhan Penduduk
Keterangan:
n = jangka waktu
penelitian selama kurun waktu lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2008-
Sex Ratio =
b. Kepadatan Penduduk
sebagai berikut:
Kepadatan Penduduk
9 berikut ini:
70
Desa Glagah dihuni oleh penduduk sebanyak 553 jiwa. Hal ini
luas wilayah yang besar namun jarang penduduk yang bertempat tinggal
akuifer, pola aliran air tanah, kedalaman muka air tanah dan spesific yield.
bentuklahan asal proses marin dan eolin serta dataran aluvial yang
dapat dihitung dari muka freatik sampai lapisan kedap air. Ketebalan akuifer
dapat diketahui berdasarkan data bor. Data bor merupakan suatu informasi
untuk mengetahui litologi dan lapisan akuifer yang terdapat pada daerah
dalam penelitian ini didapat dari data bor penelitian yang dilakukan oleh R.
72
Dwi Atmo Bagus Irawan (2005) untuk wilayah pesisir yaitu sebesar 74,46
m dan dalam penelitian Defritus Aldrin Punuf (2005) diketahui tebal akuifer
Pola gerakan air tanah dapat diketahui berdasarkan peta kontur air
tanah dan peta aliran air tanah. Peta kontur air tanah menunjukkan
ketinggian muka air tanah dari permukaan laut rata-rata. Pola gerakan dan
kontur air tanah dalam penelitian ini telah diketahui berdasarkan penelitian
gerakan dan kontur air tanah di wilayah penelitian dapat dilihat pada
Gambar 9.
air tanah. Pengukuran kedalaman muka air tanah dilakukan pada 12 titik
sumur gali berdasarkan peta aliran air tanah, yaitu titik-titik aliran dari hulu
Gambar 9. Peta Pola Aliran Air Tanah di Bentanglahan Pesisir Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo
74
pada luas akuifer, tebal akuifer dan nilai spesific yield. Berdasarkan
karakteristik material berupa pasir halus dengan nilai spesific yield sebesar
penelitian yang dilakukan oleh Defritus Aldrin Punuf (2005) adalah sebesar
13,91%.
Metode statis digunakan untuk mencari volume air tanah yang tetap
berada pada akuifer. Pada Tabel 10 dapat dilihat secara lebih jelas
Jumlah 216.409.785,56
Sumber: R. Dwi Atma Bagus Irawan (2005), Defritus Aldrin Punuf (2005)
dan Perhitungan (2013)
hidup, zat, energi, atau komponen lain di dalam air tanah (Hefni Effendi,
2003: 3). Kualitas air tanah dapat diketahui dengan melakukan pengukuran
biologi.
padatan terlarut, kekeruhan, rasa, suhu dan warna. Parameter kimia yang
(NO3), Nitrit (NO2), keasaman (pH), Sianida (CN), Sulfat (SO4-), Zat
Tanah. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak enam titik hulu dan hilir
aliran air tanah yang dirasa mampu mewakili daerah penelitian. Persebaran
76
titik-titik sampel air tanah dapat dilihat pada Gambar 10, serta data
dengan baku mutu air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
dan jasa. Hasil analisis dan pengujian sampel kualitas air tanah juga
tercantum pada Lampiran 4, sedangkan baku mutu air bersih dilihat pada
Lampiran 5.
77
Gambar 10. Peta Persebaran Titik Sampel Kualitas Air Tanah di Bentanglahan Pesisir Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo
78
Tabel 11. Hasil Analisis dan Pengujian Kualitas Air tanah di Wilayah Pesisir Kecamatan Temon
Titik Sampel
Parameter Satuan
1 2 3 4 5 6
FISIK
Bau - Tak berbau Tak berbau Berbau Tak berbau Berbau Tak berbau
Jumlah Z. Pdt Terlarut (TDS) Mg/l 1153 349 588 392 349 275
Kekeruhan NTU 1 2 2 1 5 2
Rasa - Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa
Suhu C 26,1 26,3 26,4 26,9 28,9 25,9
Warna TCU 6 4 5 12 12 4
KIMIA
Besi (Fe) mg/l 0,0550 0,1345 0,4257 < 0,0208 0,1345 < 0,0208
Deterjen mg/l 0,0266 Tak terdeteksi 0,0501 Tak terdeteksi 0,2027 Tak terdeteksi
Flourida (F-) mg/l 0,32 0,26 0,22 0,27 0,36 0,17
Kesadahan sebagai CaCO3 mg/l 493,53 180,05 360,20 219,90 174,13 141,29
Klorida (Cl-) mg/l 74,9 16,0 81,9 16,0 58,2 33,1
Mangan (Mn) mg/l 0,1672 0,0658 0,3554 0,0108 0,2919 0,0193
Natrium (Na) mg/l 153 74 98 131 68 55
Nitrat (NO3-N) mg/l 0,09 < 0,03 < 0,03 0,24 0,08 0,11
Nitrit (NO2-N) mg/l 0,943 0,0148 0,0146 0,0013 0,0277 0,0079
pH 7,5 7,5 6,9 7,2 6,5 6,8
Sianida (CN) mg/l Tak terdeteksi Tak terdeteksi Tak terdeteksi Tak terdeteksi Tak terdeteksi Tak terdeteksi
Sulfat (SO4-) mg/l 86 29 18 19 24 24
Zat Organik (KMnO4) mg/l 5,94 5,32 4,38 8,45 10,64 4,69
BIOLOGI
Total Caliform MPN > 1600 > 1600 > 1600 >1600 >1600 > 1600
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium (2013)
79
1) Bau
jika dilihat berdasarkan bau terdapat dua sampel yang kondisi air
tanahnya berbau, yaitu pada sampel 3 dan 5. Namun, kondisi air yang
terdapat pada sampel 6 yaitu sebesar 275 mg/l. Sementara itu, pada
sampel 1 memiliki nilai TDS tertinggi yaitu sebesar 1.153 mg/l. Hal
Persyaratan nilai maksimum TDS air tanah tang digunakan sebagai air
80
bersih adalah 1.500 mg/l, sehingga tingkat TDS air tanah di daerah
3) Kekeruhan
4) Rasa
padat maupun cair hasil buangan dari rumah tangga dan organisme
5) Suhu
sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air,
dan biologi badan air (Hefni Effendi, 2003: 57). Berdasarkan hasil
n a a an d na an a a a ada a 3
2010: 28). Kondisi suhu air terhadap pemakaian air tanah untuk
hanya berasal dari air yang berasal dari sumur gali tersebut, sehingga
6) Warna
Daerah dengan nilai warna air terendah terdapat pada sampel 2 dan 6
yang digunakan sebagai air bersih adalah 50 TCU, sehingga warna air
bersih.
1) Besi (Fe)
kandungan besi yang tinggi atau melebihi baku mutu maka dapat
2) Deterjen
dari yang tidak terdeteksi sampai yang sebesar 0,2027 mg/l. Dengan
3) Flourida (F-)
gigi akan tetapi pada konsentrasi yang melebihi kisaran 1,7 mg/l dapat
mg/l. Kadar maksimum kandungan florida untuk air bersih adalah 1,5
4) Kesadahan (CaCO3)
dua). Kesadahan perairan berasal dari kontak air dengan tanah dan
kesadahan air tanah sebagai air bersih adalah 500 mg/l. Berdasarkan
5) Klorida (Cl-)
klorida dalam air bersih adalah 600 mg/l. Berdasar. Berdasarkan data
berada antara 16-81,9 mg/l. Nilai ini masih jauh dari standar
maksimum klorida untuk air bersih. Sehingga dengan begitu air tanah
6) Mangan (Mn)
7) Natrium (Na)
8) Nitrat (NO3N)
persyaratan sebagai air bersih. Hal ini dikarenakan nilai sampel nitrat
9) Nitrit (NO2N)
mutu air bersih untuk kandungn nitrit boleh melebiiihi sebesar 1,0
nitritnya berkisar antara 0,0013 sampai dengan 0,0943 mg/l. Hal ini
dan keberadaan ion lain. Kandungan sianida yang melebihi kadar akan
dalam Hefni Effendi, 2003: 186). Hasil uji laboratorium pada sampel
persyaratan air bersih adalah 0,1 mg/l. Sehingga dengan begitu air
yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 400 mg/l. Ini merarti air
kegiatan rumah tangga dan proses proses industri serta ditambah dari
dalam air berkurang. Bila keadaan ini terus berlanjut, maka jumlah
ambang batas, yaitu pada sampel lima sebesar 10,64 mg/l. Padahal
mg/l. Sehingga air tanah pada titik sampel ini belum layak jika
sumur dan masyarakat seikitar tidak terlalu memperdulikan hal ini dan
90
merasa tidak ada efek samping yang berarti sehingga mereka tetap
Total Coliform dalam air ditemukan dalam jumlah yang tinggi maka
perpipaan. Hal ini berarti kandungan bakteri dalam air tanah di daerah
air tanahnya tidak layak jika digunakan sebagai air bersih. Namun ada
tanah di daerah penelitian sebagian besar layak dijadikan sumber air bersih.
namun semua itu tidak terlalu dihiraukan oleh masyarakat. Mereka memilih
berikut ini:
dapat diketahui bahwa jumlah rata-rata air tanah yang digunakan untuk
pada 14 desa tersebut. Satu desa lainnya yaitu Desa Kulur diabaikan
= 60 liter/kapita/hari x 29.865jiwa
= 1.791.900 liter/hari
= 654.043,5 m3/tahun
dengan potensi air tanah yang ada diharapkan pemenuhan kebutuhan air
Kebutuhan air untuk jasa dalam hal ini terkait dengan jasa
buah dengan total jumlah kamar adalah adalah 418 kamar dan jumlah
asumsi banyaknya hari kerja hotel selama 365 hari selama setahun atau
tanpa hari libur, maka kebutuhan air tanah untuk karyawan hotel di
Kebutuhan air untuk tamu hotel per orang sama dengan rerata
kebutuhan air domestik per kapita per hari (150 liter/orang/hari), dan
perhitungan menggunakan asumsi tamu hotel 70% tiap tahun serta satu
kebutuhan air tanah untuk tamu hotel di daerah penelitian adalah sebesar
m3/tahun.
Total kebutuhan air domestik dan jasa penginapan (hotel) di daerah penelitian
dapat dihitung pula hasil aman penurapan atau eksplotasi air tanah di daerah
merusak lingkungan. Cadangan air tanah yang aman pada daerah penelitian
ditentukan berdasarkan fluktuasi muka air tanah tahunan dan nilai hasil jenis
yaitu perbedaan muka air tanah pada musim hujan dan pada musim
bentuklahan asal proses marin dan eolin serta dataran aluvial yang
tanah rata-rata sebesar 2,38 m. Pada Tabel 13 dapat dilihat hasil perhitungan