Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN RESMI

KULIAH LAPANGAN GEOLOGI DASAR

Disusun oleh :

Nama : Ainun Nisa

NIM : 17.420.410.1191

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2017

1 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KERJA LAPANGAN

GEOLOGI DASAR

Nama : Ainun Nisa

NIM : 17.420.410.1191

Disusun guna memenuhi persyaratan mata kuliah Geologi Dasar dan juga
telah menyelesaikan Kunjungan Lapangan Praktikum Geologi Fisik pada Jurusan
Teknik Perminyakan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. TA. 2017/2018

Yogyakarta, 13 Desember 2017

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Geologi Dasar

Anastasia Neni C.P.,S.Si.,M.Sc

2 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas hidayah dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktikum Geologi Fisik ini.

Tujuan dari penyusunan laporan resmi ini yaitu guna memenuhi persyaratan telah
menyelesaikan Praktikum Geologi Fisik, Tahun Ajaran 2017/2018. Selain itu, pembuatan Laporan
Resmi ini adalah sebagai bukti dari hasil dari pengamatan yang dilakukan saat praktikum.

Laporan ini disusun berdasarkan data yang diperoleh selama mengikuti praktikum Geologi
Fisik dan buku yang digunakan sebagai referensi untuk pelengkap dan penunjang penyusunan
laporan ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Anastasia Neni C.P.,S.Si.,M.Sc selaku dosen pembimbing serta penanggung jawab
praktikum yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berarti.
2. Asisten Dosen dan Asisten Praktikum yang telah banyak membantu dan membimbing praktikan
dalam melaksanakan praktikum geologi dasar.
3. Rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu selama praktikum.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pihak manapun akan penulis terima demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan penulis
khususnya.

Yogyakarta , 13 Desember 2017

3 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Penulis

4 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………… 1
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………………. 2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….. 3
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… 4
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………...…….... 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………. 6
1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………………………………. 6
BAB II METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Pelaksanaan Praktikum ………………………………………………. 7
2.2 Alat dan Bahan …………………………………………………………………… 7
BAB III DASAR TEORI
3.1 Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kec. Nanggulan, Kab. Kulon Progo …… 8
3.2 Dusun Sumber Kidul, Desa Kalitrto, Kec, Berbah, Kab. Sleman …………...…... 12
BAB IV HASIL PENGAMATAN LAPANGAN
4.1 Lokasi Kulon Progo (Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kec. Nanggulan,
Kab. Kulon Progo) ………………………………………….…………………… 20
4.2 Lokasi Lava Bantal Dusun Sumber Kidul, Desa Kalitirto, Kec. Berbah, Kab.
Sleman …………………………………………………………………………… 24
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisa Batuan Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kec. Nanggulan, Kab.
Kulon Progo ………………………………………………………………..……. 26
5.2 Analisa Batuan Lava Bantal Dusun Sumber Kidul, Desa Kalitirto, Kec. Brebah, Kab.
Sleman …………………………………………………………………………… 31
BAB VI KESIMPULAN ………………………….…………………………………………. 33
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………...…………… 34

5 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Peta Lokasi Lapangan Kalisonggo ……………...……………………….……… 10
Gambar 3.2 Stratigrafi Progo Barat ………………………………………………………….. 10
Gambar 3.3 Interpretasi bawah permukaan dari data gravity ………………………………... 11
Gambar 3.4 Startigrafi daerah Kalisonggo ……………………………………………..……. 12
Gambar 3.5 Tatanan Stratigrafi Pegunungan Selatan ……………..…………………………. 14
Gambar 3.6 Peta Lokasi Sumberkidul dan sekitarnya ……………………………………….. 19
Gambar 4.1 Batulempung ……………………………………………………………………. 20
Gambar 4.2 Batubara ………………………………………………………………..……….. 21
Gambar 4.3 Batuan beku andesit ……………………………………………………..……… 22
Gambar 4.4 Breksi ………………………………………………………………..…………. 23
Gambar 4.5 Batuan beku basalt ……………………………………………………………… 24
Gambar 4.6 Batupasir tuffan …………………………………………………………..…….. 25
Gambar 5.1 Plot Lokasi Batuan Pertama ……………………………………………………. 26
Gambar 5.2 Plot Lokasi Batuan Kedua …………………………………………………….... 27
Gambar 5.3 Plot Lokasi Batuan Ketiga ………………………………………………...……. 29
Gambar 5.4 Plot Lokasi Batuan Keempat …………………………………………………… 31

6 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak zaman dahulu sampai sekarang, bumi sudah mengalami banyak perubahan.
Perubahannya meliputi terjadinya fenomena-fenomena alam yang disebabkan oleh bumi itu
sendiri, seperti terbentuknya gunung api, bentang alam, pergeseran lempeng dan lain-lain.
Sehingga mendorong manusia untuk memperlajari lebih lanjut mengenai fenomena alam
tersebut.

Bumi sendiri tersusun dari inti bumi, selubung bumi dan kerak bumi, dimana masing-
masing penyusun memiliki komposisi yang berbeda-beda. Seperti kerak bumi yang terdiri dari
beraneka ragam jenis batuan. Tiap-tiap batuan ini berbeda jenisnya baik dari ukuran butir,
ukuran bentuk, jenis batuan, warna batuan, struktur batuan, tekstur batuan, proses terjadinya
dan lain-lain. Bagi ahli geologi, pengetahuan mengenai komposisi batuan sangatlah penting.
Maka dari itu, tujuan dari Kuliah Lapangan Geologi ini bertujuan untuk mengetahui komposisi
batuan dilapangan melalui singkapan-singkapan yang ada.

1.2 Maksud dan Tujuan

Kuliah Lapangan Geologi dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa


mengenai berbagai fenomena geologi. Kegiatan ini meliputi pemerian atau deskripsi dan
penamaan batuan, pengukuran jurus dan kemiringan batuan, pengenalan struktur geologi,
serta membuat sketsa.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih memahami aplikasi Mata Kuliah dan Praktikum
Geologi Dasar, sedangkan tujuannya adalah supaya mahasiswa mampu memahami dan
melakukan setiap tahapan program kegiatan di lapangan secara sistematis, terarah dan terukur.

7 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
BAB II

METODE PRAKTIKUM

1.1 Waktu dan Pelaksanaan Praktikum


Adapun waktu dan pelaksanaan Kuliah Lapangan Geologi ini dilaksanakan di :
1) Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kec. Girimulyo, Kab. Kulon Progo, dengan 3
lokasi pengamatan.
2) Lava Bantal, Kalitirto, Berbah, Kab. Sleman, DIY dengan 1 lokasi pengamatan
Hari, Tanggal : Sabtu, 9 Desember 2017
Waktu : 07.00-selesai

1.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan, yaitu :
1) Alat tulis
2) Buku catatan lapangan dengan clipboard
3) Peta untuk menentukan lokasi
4) Kompas Geologi untuk menentukan arah, besar sudut, kemiringan batuan, dan
menentukan posisi peta
5) GPS, digunakan untuk menentukan posisi koordinat batuan
6) Kamera

8 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo
 Stratigrafi Regional Kulon Progo

Urut-urutan stratigrafi regional dari tua ke muda adalah sebagai berikut : (Pringgoprawiro
dan Riyanto, 1987)

3.1.1 Formasi Nanggulan

Litologi Formasi Nanggulan terdiri dari batupasir, napal, batugamping,


batulempung dengan fosil foraminifera besar dan batupasir dengan sisipan batubara
muda (lignite). Umur Eosen Tengah sampai Oligosen Bawah.Tebal ± 400 m.

Interpretasi dari data graviti (Gambar 3) menunjukkan bahwa batuan sedimen


Eosen bawah permukaan mencapai ketebalan 1.100 m yang penyebarannya meliputi
wilayah Kulon Progo sampai Sub-Cekungan Yogyakarta (Winardi dkk, 2013)

3.1.2 Anggota Seputih

Pada daerah telitian tidak dijumpai adanya Anggota Seputih tetapi peneliti
mengetahui bahwa hubungan antara Formasi Nanggulan dengan Anggota Seputih
adalah selaras, singkapan napal anggota seputih dapat teramati dengan jelas di daerah
Watumurah sebelah barat G. Mujil.

3.1.3 Formasi Kaligesing

Formasi Kaligesing tidak selaras di atas Formasi Nanggulan, terdiri dari


breksi laharik dengan sisipan lava andesit dan batupasir tuffan. Formasi Kaligesing
merupakan endapan darat. Umur Formasi Kaligesing adalah Oligosen Atas sampai
Miosen Bawah. Tebal lebih dari 660 m. Hubungan silang jari dengan Formasi Dukuh.

3.1.4 Formasi Dukuh

9 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Formasi Dukuh terdiri dari perselingan breksi, batupasir kerikilan,
batulempung dan batugamping yang mengandung foraminifera. Formasi Dukuh
diendapkan pada laut terbuka dan kipas laut dalam. Umur Formasi Dukuh adalah
Oligosen Atas sampai Miosen Bawah. Ketebalan lebih dari 660M.

3.1.5 Formasi Jonggrangan

Litologi Formasi Jonggrangan terdiri dari batugamping terumbu, koral,


moluska dan foraminifera besar, dengan sisipan napal, diendapkan pada lingkungan
laut. Umur Formasi Jonggrangan Miosen Tengah dan mempunyai ketebalan 150 m.

3.1.6 Formasi Sentolo

Formasi ini terletak tidak selaras di atas Formasi Kaligesing maupun Formasi
Dukuh. Litologi pada bagian atas Formasi ini dominan batulempung sedang pada
bagian bawah dominan napal dengan sisipan batugamping. Diendapkan pada
lingkungan laut terbuka. Umurnya adalah Miosen Tengah sampai Pliosen. Tebal
tidak kurang dari 1100 m

3.1.7 Aluvial Kuarter

Aluvial Kuarter merupakan endapan vulkanik darat, terdiri dari breksi, Lava
dan lahar hasil produk vulkanik Kuarter. Tebal rata-rata 7 m. Umur endapan vulkanik
adalah Plistosen.

10 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Gambar 3.1 Peta Lokasi Lapangan Kalisonggo

Gambar 3.2 Startigafi Progo Barat (Pringgoprawiro dan Riyanto, 1987)

11 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Gambar 3.3 Interpretasi bawah permukaan dari data gravity (Pertamina, 2009 dalam
Winardi, 2013)

 Stratigrafi Daerah Kalisonggo


Stratigrafi daerah Kalisonggo berdasarkan kesamaan dan ciri-ciri litologi, mengikuti
pembagian dan tatanan stratigrafi dari Pringgoprawiro dan Riyanto (1987). Stratigrafi
daerah ini dapat dilihat pada Gambar 3.4.

12 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Gambar 3.4 Stratigrafi daerah Kalisonggo (Widiyanto, 2007)

3.2 Dusun Sumber Kidul, Desa Kalitirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman

Lokasi ini merupakan salah satu dar 9 situs geoheritage yang berada di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Geohetirage adalah warisan geologi yang terbentuk secara alami dan
memilliki nilai yang sangat tinggi dan luar biasa karena mempresentasikan rangkaian rekaman
proses geologi yang saling berhubungan, sehingga secara keilmuan merupakan bagian penting
dari sejarah dinamika bumi.

Di lokasi ini terdapat pengamatan lava bantal dan perlapisan batupasir, terletak sekitar
10 km sebelah timur kota yogyakarta.

13 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
 Stratigrafi Pegunungan Selatan Bagian Barat

Penamaan satuan lithostratigrafi pegunungan selatan telah banyak di kemukakan


oleh beberapa peneliti yang membedakan stratigrafi wilayah bagian barat (Parangtritis –
Wonosari) dan wilayah bagian timur (Wonosari – Pacitan). Secara stratigrafi (Gambar
3.5), urutan satuan batuan dari tua ke muda menurut penamaan litostratugrafi menurut
Wartono dan Surono dengan perubahan (1994) adalah :

3.2.1 Formasi Wungkal-Gamping.

Lokasi tipe Formasi ini terletak di Gunung Wungkal dan Gunung Gamping,
di Perbukitan Jiwo. Satuan batuan Tersier tertua di Pegunungan Selatan ini di bagian
bawah terdiri dari perselingan antara batupasir dan batulanau serta lensa
batugamping. Pada bagian atas, satuan batuan ini berupa napal pasiran dan lensa
batugamping, mempuyai ketebalan sekitar 120 m (Brontodan Hartono, 2001)

3.2.2 Formasi Kebo-Butak

Lokasi tipe Formasi ini terletak di Gunung Kebo dan Gunung Butak yang
terletak dilereng kaki utara gawir Baturagung, selatan klaten dan di duga menindih
secara tidak selaras Formasi Wungkal-Gamping serta tertindih selaras oleh Formasi
Semilir. Ketebalan dari Formasi ini lebih dari 650 meter. Formasi ini di bagian bawah
di susun oleh batupasir berlapis baik, batulanau, batulempung, serpih, tufa atau
aglomerat. Bagian Formasi Kebo-Butak perselingan batupasir dan batulempung
dengan sisipan tipis tufa asam. Setempat bagian tengahnya dijumpai retas lempeng
andesit-basalt dan dibagian atas dijumpai breksi andesit.

Fosil yang ditemukan globorotalia opima BOLLI, Globorotalia


angulisuturalis BOLLI, Globorotalia kuqleri BOLLI, Globorotalia siakensis LE-
ROY, Globigerina binaiensis KOCH, Globigerinoides primordius BLOW dan
BANNER, Globigerinoides trilo-bus REUSS (Sumarso dan Ismoyowati, 1975),
menunjukkan umur Oligosen Akhir-Miosen Awal. Lingkungan pengendapan laut
terbuka yang dipengaruhi oleh arus turbid.

14 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Gambar 3.5. Tatanan Stratigrafi Pegunungan Selatan dari beberapa penulis

3.2.3 Formasi Semilir

Formasi Semilir ini menindih secara selaras,namun secara setempat tidak


selaras oleh Formasi Kebo-Butak , Formasi ini menjemari dengan Formasi
Nglanggran dan Formasi Sambipitu, dan di tindih secara tidak selaras oleh Formasi
Oyo (Surono, dkk., 1992). Dengan melimpahnya tufa dan batuapung dalam volume
yang sangat besar, maka secara vulkanologi Formasi Semilir ini di hasilkan oleh
letusan Gunung api yang sangat besar dan merusak, biasanya berasosiasi dengan
pembentukan kaldera letusan ( Bronto dan Hartono, 2001)

15 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Formasi ini berlokasi di Gunung Semilir, sebelah selatan Klaten. Litologi
penyusunnya terdiri dari tufa, tufa lapili,lapili batuapung,breksi batuapung, dan
serpih. Komposisi Tufa dan batuapung tersebut bervariasi dari Andesit hingga Dasit.
Di bagian bawah satuan batuan ini, yaitu di K. Opak, Dusun Watuadek, Desa
Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman terdapat Andesit basal sebagai
aliran lava bantal (Bronto dan Hartono, 2001). Penyebaran lateral Formasi Semilir
ini memanjang dari ujung barat PeGunungan Selatan, yaitu di daerah Pleret-Imogiri,
disebelah barat Gunung Sudimoro, Piyungan-Prambanan, dibagian tengah pada
Gunung Baturagung dan sekitarnya, hingga ujung timur pada ketinggian Gunung
Gajahmungkur, Wonogiri. Ketebalan Formasi ini diperkirakan lebih dari 460 meter.
Umunya, Formasi ini miskin fosil. Ditemukan fosil Globigerina tripartite
KOCH (bawah Formasi), Globogerinoides primordius BLOW dan BANNER,
Globoquadrina alti-spira CUSHMAN dan JARVIS, Globigerina praebulloides
BLOW dan Globorotalia siakensis LE-ROY (tengah Formasi) dan Orbulina (atas
Formasi),(Sumarso dan Ismoyowati, 1975), maka disimpulkan umur Formasi ini
adalah Miosen Awal- Miosen Tengah bagian bawah.

3.2.4 Formasi Nglanggran

Lokasi tipe Formasi ini di Desa Nglanggran sebelah selatan Desa Semilir.
Batuan penyusunnya terdiri dari Breksi Gunung api, Aglomerat, tufa ,lava Andesit
dan aliran lava andesit-basalt dan disisipi oleh batupasir Gunung api epiklastikal dan
tufa yang berlapis baik.
Kepingan Andesit dan sedikit basal, berukuran 2-50 cm. Dibagian tengah
Formasi pada breksi Gunung api, dijumpai lensa/kepinga batuGamping terumbu.
Formasi ini tersebar luas dan memanjang dari Parangtritis (barat) hingga ketinggian
Gunung Panggung disebelah (timur). Formasi ini menjemari dengan Formasi Semilir
dan Formasi Sambipitu dan secara tidak selaras ditindih oleh Formasi Oyo dan
Formasi Wonosari.
Formasi ini umumnya juga miskin fosil. Sudarminto (1982,dalam Bronto dan
Hartono,2001) menemukan fosil foraminifera Globigerina praebulloides BLOW,
Globigerinoides primordius BLOW dan BANNER, Globigerinoides sacculifer

16 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
BRADY, Globoquadrina dehiscens CHAPMANN, PARR dan COLLINS pada
sisipan batulempung yang menunjukan umur Miosen Awal. Sedangkan Saleh (1977,
dalam Bronto dan Hartono, 2001) menemukan fosil foraminifera globorotalia
praemenardiii CUSHMANN dan ELLISOL, Globorotalia, archeomenardii BOLLI,
Orbulina suturalis BORRNIMANN, Orbulina universa D’ORBIGNY dan
Globigerinoides trilobus REUSS pada sisipan batupasir yang menunjukan umur
Miosen Tengah bagian bawah.
Banyaknya fragmen Andesit dan batuanbeku luar berlubang serta mengalami
oksidasi kuat berwarna merah bata maka diperkirakan lingkungan asal batuan
Gunung api ini adalah darat hingga laut dangkal. Sementara itu, dengan
ditemukannya fragmen batuGamping terumbu, maka lingkungan pengendapan
Formasi Nglanggran ini diperkirakan didalam laut.

3.2.5 Formasi Sambipitu

Lokasi tipe Formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan raya
Yogyakarta-Patuk-Wonosari KM 27,8 . Secara lateral, penyebaran Formasi ini
sejajar disebelah selatan dan menjemari atau selaras diatas Formasi Nglanggran,
dikaki selatan sub zona Baturagung namun menyempit dan kemudian menghilang
kearah timur. Ketebalan Formasi Sambipitu ini mencapai 230 meter. Batuan
penyusun Formasi ini dibagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas
berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih, batulanau
dan batulempung yang mengandung karbonat.

Fosil yang ditemukan pada Formasi ini diantaranya Lepidocyclina Verbeeki


NEWTON dan HOLLAND, Lepidocyclina ferreroi PROVALE, Lepidocyclina
sumatraen-sis BRADY, Cycloclypeus comunis MARTIN, Miogypsina polymorpha
RUTTEN dan Mio-gypsina thecideaeformis RUTTEN yang menunjukan umur
Miosen Tengah (Bothe, 1929). Namun Suyoto dan Santoso (1986, dalam Bronto dan
Hartono, 2001) menunjukan umur Formasi ini mulai akhir Miosen Bawah sampai
awal Miosen Tengah. Kandungan fosil Bentoniknya menunjukan adanya
percampuran antara endapan lingkungan laut dangkal dan laut dalam. Dengan hanya
tersusun oleh batupasir tufa serta meningkatnya kandungan karbonat didalam

17 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Formasi Sambipitu ini diperkirakan sebagai fase penurunan dari kegiatan Gunung
api dipeGunungan selatan pada waktu itu (Bronto dan Hartono, 2001).

3.2.6 Formasi Oyo

Lokasi tipe Formasi ini berada di K. Oyo. Batuan penyusunnya dibagian


bawah terdiri dari Tufa dan napal tufan. Sedangkan keatas secara berangsur
didominasi oleh batuGamping berlapis dengan sisipan batulempung karbonatan.
BatuGamping berlapis tersebut umumnya Kalkarenit, namun kadang-kadang
dijumpai kalsirudit yang mengandung fragmen Andesit membulat. Formasi Oyo
tersebar luas disepanjang K. Oyo. Ketebalan Formasi ini lebih dari 140 meter dan
kedudukannya menindih secara tidak selaras diatas Formasi Semilir, Formasi
Nglanggran dan Formasi Sambipitu, serta menjemari dengan Formasi Wonosari.

Formasi Oyo umumnya berlapis baik sedangkan fosil yang dijumpai antara
lain Cycloclypeus annulatus MARTIN, Lepidocyclina rutteni VLERK,
Lepidocyclina ferreroi PROVALE, Myogypsina polymorpha dan Myogypsina
thecideaeformis RUTTEN yang menunjukan umur Miosen Tengah hingga Miosen
Akhir (Bothe, 1929). Lingkungan pengendapan adalah laut dangkal (zona Neritik)
yang dipengaruhi kegiatan gunungapi.

3.2.7 Formasi Wonosari

Formasi tersingkap baik didaerah Wonosari, membentuk bentang alam


subzone Wonosari dan topografi Karts subzone Gunung Sewu. Ketebalan Formasi
ini diduga lebih dari 800 meter. Kedudukan stratigrafinya dibagian bawah menjemari
dengan Formasi Oyo, sedangkan dibagian atas menjemari dengan Formasi Kepek.
Formasi ini didominasi oleh batuan karbonat yang terdiri dari batuGamping berlapis
dan batuGamping terumbu. Sedangkan sebagai sisipan adalah napal. Sisipan tufa
hanya terdapat dibagian timur.

Berdasarkan kandungan fosil foraminifera besar dan kecil yang melimpah.


Diantaranya Lepidocyclina sp. Dan Miogypsina sp., ditentukan umur Formasi ini

18 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
adalah Miosen Tengah hingga Pliosen. Lingkungan pengendapannya adalah laut
dangkal (zona Neritik) yang mendangkal kearah selatang (Surono dkk, 1992).

3.2.8 Formasi Kepek

Lokasi tipe dari Formasi ini terletak di Desa Kepek, sekitar 11 km disebelah
barat Wonosari. Formasi Kepek tersebar dihulu K. Rambatan sebelah barat wonosari
yang membentuk sinklin. Batuan penyusunnya adalah napal dan batuGamping
berlapis. Tebal satuan ini lebih kurang 200 meter.

Formasi Kepek umumnya berlapis baik dengan kemiringan kurang dari 10⁰
dan kaya akan fosil foraminifera kecil. Fosil yang terkandung diantaranya
Globorotalia plesiotomida BLOW dan BANNER, Globorotalia merotumida,
Globoquadrina dehiscens CHAPMAN, PARR dan COLLINS, Amphistegina
sp.,tekstularia sp.,cibicides sp., cassidulina sp., dan virgulina sp., berdasarkan
kandungan fosil tersebut, berumur Miosen Akhir hingga Pliosen. Formasi Kepek
menjemari dengan bagian atas dari Formasi Wonosari-Wunung. Lingkungan
pengendapannya adalah laut dangkal (zona Neritik) (Samodra, 1984,dalam Bronto
dan Hartono, 2001).

3.2.9 Endapan permukaan

Endapan permukaan ini sebagai hasil dari rombakan batuan yang lebih tua
yang terbentuk pada kala Plistosen hingga masa kini, endapan ini membentuk dataran
Yogyakarta.

19 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Gambar 3.6 Peta Lokasi Sumber Kidul dan sekitarnya (sumber Peta RBI Lembar
Timoho, 1999)

20 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
BAB IV

HASIL PENGAMATAN LAPANGAN

5.1 Lokasi Kulon Progo (Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kec. Nanggulan, Kab. Kulon
Progo
1) Pengamatan pertama
Lokasi : Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo
Pukul : 8.50 WIB
Cuaca : Cerah
Koordinat : S 07 ̊ 44' 9,64''
E 110 ̊ 12' 01,90''
Batuan Sedimen terendapkan dengan berlapis-lapisan. Batuan Sedimen ini
berstruktur klastik yang artinya telah tertransportasikan. Batuan Sedimen ini berbutir halus.
Terdapat lapisan batubara muda (lignite).
Deskripsi Batuan
a. Batulempung / Clay

Gambar 4.1 Batulempung

Warna : Abu-abu sedang


Nama batuan : Batulempung

21 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Zaman : Tersier
Kala : Eosin
-fosil ±50 juta tahun lalu.
-fosil foraminifera besar yang menunjukkan umur Eosin.
-spesies diskociklinal sp. Dan numulitas.
Strike and Dip : N 180 ̊ East/27 ̊
Struktur : Perlapisan (>1cm)
Tekstur : Kemas Tertutup
Mineral Komposisi : Lempung

Formasi : Nanggulan

b. Batubara

Gambar 4.2 Batubara

Warna : Merah
Nama batuan : Batubara
Struktur : Non Klastik
Tekstur : Amorf
Komposisi Mineral : Monomineralik
Batubara ini berupa lignite yang artinya umur batubara tersebut masih muda.
Sehingga kandungan karbonat (CaCO3) masih sedikit. Batubara ini masih belum
matang untuk diolah menjadi tambang batubara. Sifat dan karakteristiknya tentu beda

22 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
dengan batubara yang ada di Kalimantan dan wilayah-wilayah lain. Karena karakteristik
batuan dipengaruhi oleh tempat terbentuknya dan komposisi pembentuknya.
2) Pengamatan Kedua
Lokasi : Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo
Pukul : 10.23 WIB
Cuaca : Cerah berawan
Koordinat : S 07 ̊ 44' 15,7''
E 110 ̊ 11' 49,14''
Deskripsi Batuan
Batuan Beku (Igneous Rock)

Gambar 4.3 Batuan beku andesit

Warna : Abu-abu sedang


Nama batuan : Batu beku andesit
Zaman : Tersier
Kala : Oligosen
Struktur : Vesikular
Karena pada batuan tersebut terdapat lubang-lubang gas
dengan lubang yang teratur. Namun, terdapat lubang buatan
yang dibuat oleh peneliti untuk diambil sample.
Tekstur : a. Derajat Kristalin (Hipokristalin)
b. Granularitas (Fanerik halus)

23 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
c. Relasi (Ineguigrannular)
Mineral Komposisi : a. 50% pyroxene

b. 5% kwarsa

c. 35% plagioklas felsic

d. 10% feldspar

e. 10% hornblend

3) Pengamatan Ketiga
Lokasi : Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo samping kanan SD N Kalisonggo,
Kec. Nanggulan, Kab. Kulon Progo
Pukul : 11.20 WIB
Cuaca : Terik
Koordinat : S 07 ̊ 44' 0,35''
E 110 ̊ 11' 0,83''
Deskripsi Batuan
Breksi (batuan sedimen)

Gambar 4.4 Breksi

Warna : Kuning lapuk kecoklatan


Nama batuan : Breksi

24 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Zaman : Tersier
Kala : Oligosen
Struktur : Klastik berfragment
Fragmen diikat oleh semen.
Tekstur : a. Derajat Pembundaran (Angular)
b. Derajat Pemilahan (Moderately Sorted)
c. Kemas terbuka
Formasi : Kaligesing
4.2 Lokasi Lava Bantal Dusun Sumber Kidul, Desa Kalitirto, Kec. Berbah, Kab. Sleman
Lokasi : Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo samping kanan SD N Kalisonggo,
Kec. Nanggulan, Kab. Kulon Progo
Pukul : 13.30 WIB
Cuaca : Cerah berawan
Koordinat : S 07 ̊ 48' 30,5''
E 110 ̊ 27' 34,1''

Deskripsi Batuan

a. Batuan beku

Gambar 4.5 Batuan beku basalt


Warna : Abu-abu gelap
Nama batuan : Batuan beku basalt
Strike and Dip : N 332 ̊ E/11 ̊

25 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Zaman : Tersier
Kala : Miosen Awal-Miosen Tengah bagian bawah (Oligosen Akhir)
Struktur : Pillow Lava
Tekstur : a. Derajat Kristalisasi (Hipokristalin)
b. Granularitas (Porfiritik)
c. Relasi (Ineguigrannular)
Formasi : Semilir

b. Batu sedimen (batupasir)

Gambar 4.6 Batupasir


Warna : Abu-abu cerah
Nama batuan : Batupasir tuffan
Strike and Dip : N 346 ̊ E/22 ̊
Zaman : Tersier
Kala : Miosen Awal-Miosen Tengah bagian bawah (Oliogosen Akhir)
Struktur : Klastik
Tekstur : a. Derajat Pembundaran (Rounded)
b. Derajat Sortasi (Well sorted)

Formasi : Semilir

26 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
BAB V

PEMBAHASAN

4.1. Analisa Batuan Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten
Kulon Progo

Lokasi terletak kira-kira 25 km sebelah barat Kota Yogyakarta. Daerah ini berada di lereng
timur Pegunungan Kulon Progo

4.1.1 Analisa Batuan Pertama

Gambar 4.1 Plot Lokasi Batuan Pertama

Pada observasi batuan pertama, dengan koordinat S 07 ̊ 44' 9,64'' E 110 ̊ 12'
01,90'' pada pukul 8.50 WIB dengan cuaca cerah. Pada lokasi ini terdapat singkapan
disungai dengan batuan sedimen (batulempung) dan batubara (lignite). Batuan Sedimen
terendapkan dengan berlapis-lapisan. Batuan Sedimen ini berstruktur klastik yang
27 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
artinya telah tertransportasikan. Batuan Sedimen ini berbutir halus. Pada batulempung,
batuan tersebut berawarna abu-abu sedang terbentuk pada zaman tersier kala eosin.
Kira-kira fosil yang terkandung ±50 juta tahun lalu dan terdapat fosil foraminifera besar.
Batuan ini memiliki mineral komposisi lempung dengan kemas yang tertutup, artinya
kontak antar butiran tanpa massa dasar diantaranya. Jika diukur dengan menggunakan
kompas, batuan ini memiliki strike and dip sebesar N 180 ̊ East/27 ̊. Formasi pada
batuan ini merupakan formasi nanggulan yang terdapat batupasir, napal, batugamping,
batulempung dan sisipan batubara muda (lignite). Tebal batuan pada formasi ini kira-
kira mencapai 400 meter, dengan lingkungan pengendapan sublittoral pinggir dan
litoral.

Awal pembentukannya batulempung ini horizontal sesuai dengan Hukum


Keaslian Horisontal yaitu lapisan batuan sedimen pada awalnya diendapkan pada
permukaan horizontal/relative sejajar dengan permukaan dasar tempat pengendapan.
Namun karena adanya gaya tektonik mengakibatkan adanya ketidakselarasan. Pada
batulempung ini tersisip batubara (lignite) yang masih muda bertekstur amorf dan
monomineralik. Batulempung mempunyai prositas dan permeabilitas yang kecil, hal itu
dibuktikan dengan ukuran butir yang halus. Apabila terdapat rekahan maka
batulempung memungkinkan untuk terbentuk menjadi source rock. Sedangkan untuk
batubara yang tersisipkan, jika diolah menjadi tambang batubara maka kemungkinannya
kecil karena batubara ini belum matang dan masih muda. Batubara ini juga memiliki
karakteristik yang berbeda dengan batubara yang ada di wilayah Kalimantan yang biasa
diolah menjadi tambang batubara.

28 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
4.1.2 Analisa Batuan Kedua

Gambar 4.2 Plot Lokasi Batuan Kedua

Pada batuan kedua, lokasi terletak tidak jauh dari lokasi batuan pertama. Tiba
dilokasi ini pada pukul 10.23 WIB dengan cuaca cerah berawan pada koordinat lokasi S
07 ̊ 44' 15,7'' E 110 ̊ 11' 49,14''.
Batuan yang tersingkap pada lokasi ini berupa batuan beku andesit dengan warna
abu-abu sedang. Derajat kristalisasi batuan ini terdiri dari massa kristal dan massa gelas
sehingga memiliki derajat hipokristalin. Batuan beku ini merupakan batu beku andesit
dengan sifat intermediet, batuan ini mengalami intrusi dangkal pada kala Oligosen yang
berstruktur vesicular in-situ dengan kolumnarjointing (kekar tiang). Namun, terdapat
lubang buatan yang dibuat oleh peneliti untuk diambil sample.
Terlihat jelas batuan ini jika dilihat dilapangan seperti tiang-tiang yang berdiri.
Hal ini terjadi karena magma yang mendingin cepat sehingga batuan mengalami waktu
sedikit untuk berkembang. Dan hasilnya batuan beku ini berbutir halus (Fanerik halus).

29 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Batu beku ini berasal dari gunung berapi purba yang mengalami aktivitas vulkanisme,
kemudian melalui sungai yang sifatnya menggerus akhirnya terbawa dan tersingkap
disungai tersebut. Batu beku andesit ini juga bisa jadi terdapat di wilayah lain sekitar
Kulon Progo. Karena batuan bisa mengalami erosi yang kemudian terbawa oleh media
seperti air, angin. Batuan beku ini bisa menjadi source rock apabila terdapat porositas
sekunder berupa rekahan-rekahan.

4.1.3 Analisa Batuan Ketiga

Gambar 4.3 Plot Lokasi Batuan Ketiga

Lokasi batuan ketiga terletak di samping kanan SD N Kalisonggo, tidak jauh dari
lokasi sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada pukul 11.20 WIB dengan cuaca yang
terik panas pada koordinat S 07 ̊ 44' 0,35'' E 110 ̊ 11' 0,83''. Pada lokasi ini terdapat
batuan sedimen berupa breksi dengan warna kuning lapuk kecoklatan kala Oligosen.
Breksi ini berstruktur klastik fragment yang diikat oleh semen.

30 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
Formasi batuan ini adalah Kaligesing, yang terdiri dari breksi laharik dengan
sisipan lava andesit dan batupasir tuffan. Tebalnya mencapai 660 meter lebih.
Kemungkinan awal pembentukan breksi ini adalah dari aktivitas vulkanik gunung berapi
purba, dan pembentukan breksi ini tidak jauh dari sumber tersebut. Kemungkinan, dulu
letak gunung api purba disekitar daerah itu yang kemudian sudah bergeser akibat adanya
pergeseran lempeng. Pembentukan breksi ini didarat, tidak seperti lokasi pengamatan
sebelumnya yang kebanyakan tersingkap disungai. Breksi ini jenis andesit yang dulu saat
pembentukan mengalami intrusi. Breksi mempunyai kemiripan dengan batuan
konglomerat, bedanya breksi ukuran butirnya lebih lonjong disbanding batuan
konglomerat. Dan dilihat dari derajat pembundarannya breksi memiliki derajat
pembundaran angular sedangkan batuan konglomerat adalah membundar. Breksi
memiliki porositas dan permebilitas yang baik karena ukuran butirnya besar sehingga
fluida bisa mengalir.

4.2 Analisa Batuan Lava Bantal Dusun Sumber Kidul, Desa Kalitirto, Kec. Brebah, Kab. Sleman
Lokasi ini terletak kira-kira 10 km sebelah Timur Kota Yogyakarta

Gambar 4.4 Plot Lokasi Batuan Keempat

31 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
4.2.1 Analisa Batuan Keempat

Lokasi batuan yang keempat berada di Kecamatan Brebah yang menghabiskan


kurang lebih 1 jam perjalanan. Lokasi ini dijadikan obyek wisata. Tiba di lokasi ini pada
pukul 13.30 WIB dengan keadaan cerah berawan pada koordinat S 07 ̊ 48' 30,5'' E 110
̊ 27' 34,1''.

Pada lokasi ini terdapat 2 batuan yang tersingkap, yaitu batuanbeku dan batu
sedimen berupa batupasir. Batuan beku disini berupa batu beku basalt dengan struktur
pillow lava karena bentuk batuannya seperti bantalan lava. Batu beku ini berwarna abu-
abu gelap sehingga bersifat basa. Konon, pembentukan batuan ini dari leleran gunung
api bawah laut yang mengalami aktivitas vulkanik sehingga batuan ini termasuk jenis
lava bantal. Lava bantal ini mengarah pada satu titik dimana erupsi itu berasal. Menurut
para peneliti arah lava bantal ini mengarah ke tempat pemakaman yang berlokasi
sebelum kawasan lava bantal ini. Dan sekarang tempat itu menjadi tempat pemakaman
yang dulunya mungkin lokasi dimana gunung api bawah laut purba berada, kemudian
karena aktivitas tektonik akhirnya mengalami pergeseran. Gunung api tersebut telah ada
sebelum pulau Jawa terbentuk.

Sedangkan diseberang batuan beku, terdapat batupasir tuffan yang berwarna


abu-abu cerah. Batupasir ini bedanya yaitu mengandung abu vulkanik akibat aktivitas
vulkanik dari gunung api purba kala Meiosen yang terbentuk setelah adanya pulau Jawa.
Batu beku basalt dan batupasir ini berasal dari pembentukan gunung api yang berbeda,
hal ini dibuktikan dari material komposisi dari masing-masing batuan tidak ada yang
sama. Akan tetapi, menurut penelitian yang telah dilakukan oleh ahli geologi terdapat
matrik dan fragmen dari batuan beku berada di batupasir. Kemungkinan karena sungai
yang bersifat menggerus, akhirnya mengalami pelapukan kemudian terendapkan di
batupasir tadi. Untuk pembentukannya, umur batuan beku lebih tua dari batupasir kira-
kira ±56 juta tahun lalu, sedangkan batupasir tuffan ini terbentuk kira-kira ±16 juta tahun
yang lalu. Selisih umur kedua batuan tersebut mencapai ±40 juta tahun. Sehingga,
terjadi ketidakselarasan non conformity yaitu batuan sedimen menyentuh batuan beku
yang posisinya diatas batuan beku.

32 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan pada Kuliah Lapangan Geologi yang telah dilaksanakan
pada hari Sabtu, 9 Desember 2017 dapat ditarik kesimpulan bahwa :

 Batuan yang tersingkap di lokasi pengamatan pertama tepatnya di Dusun Kalisonggo, Desa
Pendoworejo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo adalah batulempung dan sisipan
batubara muda (lignite). Jika dikaitkan dengan petroleum system, batulempung bisa menjadi
source rock.
 Lokasi pengamatan kedua batuan yang tersingkap adalah batuan beku andesit kolumnarjointing
(kekar tiang) yang terbentuk dari aktivitas vulkanik gunung api purba.
 Lokasi pengamatan ketiga batuan yang tersingkap berupa batuan breksi.
 Sedangkan batuan yang tersingkap di Dusun Sumber Kidul, Desa Kalitirto, Kecamatan Brebah,
Kabupaten Sleman adalah batuan beku basalt dan batupasir tuffan.

33 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i
DAFTAR LAMPIRAN

34 |K u l i a h L a p a n g a n G e o l o g i

Anda mungkin juga menyukai