Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi

Thypoid Abdominalis adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan

gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella thyphi, salmonella

tipe A, B, C. Penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan

minuman yang terkontraminasi (Padila, 2013). Sedangkan menurut Enria

(2014) Typus Abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus

kecil yang masih merupakan masalah utama kesehatan karena angka

kematian yang masih tinggi.

Thypoid abdominalis adalah suatu penyakit infeksi yang biasanya terjadi

pada saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 1 minggu, gangguan

saluran pencemaan dan gangguan kesadaran. Thypoid abdominalis adalah

infeksi yang sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi salmonella thypi.

Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah

terkontaminasi oleh faces dan urin dari orang yang terinfeksi kuman

salmonella (Deden & Tutik, 2010).

2. Anatomi fisiologi

3. Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Thyposa/

Eberthella Thyposa yang merupakan kuman negative, motil dan tidak

menghasilkan spora. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh

manusia maupun lebih rendah serta mati pada suhu 70°C maupun
antiseptic. Diketahui bahwa kuman ini hanya menyerang manusia (Wijaya

& Putri, 2013).

Typhoid Abdominalis disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi

atau Salmonella paratyphi dari Genus Salmonella. Bakteri ini berbentuk

batang, gram negatif, tidak membentuk spora, motil, berkapsul dan

mempunyai flagela (bergerak dengan rambut getar). Bakteri ini dapat

hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es,

sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan (suhu 600C)

selama 15 – 20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi (Muttaqin,

A & Sari, K. 2011).

Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu:

a. Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari

tubuh kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida

atau disebut juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan

alkohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid.

b. Antigen H (Antigen flagela), yang terletak pada flagela, fimbriae

atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu

protein dan taha terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap

panas dan alkohol yang telah memenuhi kriteria penilaian.

c. Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang

dapat melindungi kuman terhadap fagositosis.


Ketiga macam antigen tersebut di atas di dalam tubuh

penderita akan menimbulkan pula pembentukan 3 macam

antibodi yang lazim disebut aglutinin (Sudoyo A.W., 2010).

4. Patofisiologi

Penularan salmonella thypi dapat di tularkan melalui berbagai cara,

(seperti; makanan terkontaminasi, jari tangan/kuku, muntahan pasien, lalat,

feses, dan urine (Dermawan dan Rahayuningsih, 2010).

Feses dan muntah pada penderita Thypoid dapat menularkan kuman

salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui

perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang di konsumsi oleh

orang sehat. Apa bila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan

dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar salmonella thypi

masuk tubuh orang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk kedalam

lambung, sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi

masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam

jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan

mencapai sel-sel retikuloendatelial. Sel-sel retikuloendatelial ini kemudian

melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia,

kuman selanjutnya masuk ke dalam limpa, usus halus, dan kandung empedu

(Padila, 2013).

Pada minggu minggu I, terjadi hiperplasia plaks player pada kelenjar

limpoid usus halus. Minggu II terjadi nekrosis. Minggu III terjadi ulserasi
plaks player. Minggu IV terjadi penyembuhan dengan menimbulkan sikatrik.

Ulkus dapat menyebabkan perdarahan sampai perforasi usus. Hepar, kelenjar

mesenterikal dan limpa membesar (Dermawan dan Rahayuningsih, 2010).

Bakteri masuk melalui saluran cerna menyebabkan infeksi. Sebagian besar

bakteri mati oleh asam lambung. Bakteri yang tetap hidup akan masuk ke

ileum melalui mikrovili dan mencapai plak Peyeri, selanjutnya masuk

kedalam pembuluh darah (bakteremia primer). Pada tahap berikutnya,

Salmonella thypi menuju ke organ sistem RES (bakteremia sekunder).

Kandung empedu adalah organ yang sensitive terhadap infeksi Salmonella

thypi (Mansjoer, 2005).

Semula disangka demam dan gejala toksemia pada Thypoid

Abdominalis disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian

eksperimental diseimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan

penyebab utama demam pada thypoid. Endotoksemia berperan pada

patogenesis thypoid, karena membantu proses imflamasi lokal pada usus

halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinya

merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan

yang meradang (Padila, 2013).

5. Woc (web of caution)

Della

6. Manifestasi klinik

7. Pemeriksaan penunjang
8. Penatalaksanaan

9. Komplikasi

Anda mungkin juga menyukai