Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

KENDALI ON/OFF BERBASIS ELEKTROMAGNETIK 2


RANCANGAN LISTRIK KENDALI INDUSTRI

Dosen Pengampu: Bapak Djodi Antono, B.Tech, M.Eng.

Disusun Oleh :
Erwin Khoerul Efendy

3.39.17.0.09

LT 2D

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018
DAFTAR ISI

JUDUL LAPORAN ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

JOB 02..................................................................................................................... 1

1. Pendahuluan ................................................................................................. 1

2. Dasar Teori ................................................................................................... 1

3. Gambar Rangkaian ..................................................................................... 11

4. Hasil Percobaan .......................................................................................... 14

5. Analisa Hasil Percobaan ............................................................................ 25

KESIMPULAN ..................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

ii
JOB 02
KENDALI ON/OFF BERBASIS ELEKTROMAGNETIK

2.1 Pendahuluan
Pada industri modern saat ini, kontrol atau pengendali suatu sistem
sangatlah diperlukan demi lancarnya proses produksi di suatu industri.
Adapun jenis rangkaian kontrol yang selalu dirancang dalam rangkaian
manual selalu menggunakan peralatan – peralatan yang bersifat listrik.
Rangkaian kontrol atau pengendali harus difahami mulai dari jenis dan
dasar komponen yang digunakan. Dalam desain rangkaian pengendali dasar
atau control system selalu menggunakan kontaktor, saklar, kotak kontak,
dan lain – lain. Komponen paling utama digunakan dalam rangkaian control
atau pengendali adalah kontaktor. Penggunaan komponen-komponen ini
mempermudah pekerjaan manusia guna mematikan atau menghidupkan
suatu mesin kerja.

2.2 Dasar Teori


2.1.1 Kontaktor
Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja
bedasarkan prinsip induksi elektromaknetik. Kontaktor magnet atau
sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan,
artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet
berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah
kontaktor kumparan magnet (coil) dapat dirancang untuk arus searah
( arus DC) atau arus bolak-balik (Arus AC). Kontaktor arus AC pada
inti magnetnya dipasang cincin untuk menjaga arus kemagnetan agar
kontinu sehingga kontaktor dapat bekerja normal. Sedangkan
Kontaktor arus DC tidak dipasang cincin hubung singkat. Sebuah
kontaktor harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam
keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir
selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor dapat memiliki koil

1
yang bekerja pada tengangan DC atau AC. Pada tengangan AC,
tegangan minimal adalah 85% tegangan kerja, apabila kurang maka
kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya.
Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak
normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup
(Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet
belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja
kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat
kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila
kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO
dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat
lebih cepat sebelum kontak NO menutup. Kontaktor yang
dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme
yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan
pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor
magnet dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Prinsip Kerja Kontaktor


Pada gambar diatas, kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1
dan 2 adalah NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap

2
diam. Tetapi apabila arus dialirkan dengan menutup switch maka
kontak 3 dan 4 akan menjadi NO sedangkan kontak 1 dan 2 menjadi
NC.

Gambar 2. Konstruksi Kontaktor

Gambar 3. Contoh Kontaktor Magnet


Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak
bantu. Kontak utama tendiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri
dan kontak NO dan NC. Konstruksi dari kontak utama berbeda
dengan kontak bantu, yang kontak utamanya mempunyai luas
permukaan yang luas dan tebal. Kontak bantu luas permukaannya
kecil dan tipis.
Kontaktor pada umumnya memiliki kontak utama untuk aliran 3
fasa. Dan juga memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai
keperluan. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama,

3
yaitu arus yang diperlukan untuk beban, misalnya motor listrik,
pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu
digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus yang diperlukan
untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian, lampu -lampu
indikator, dan lain-lain. Notasi dan penomoran kontak-kontak
kontaktor sebagai berikut:

Gambar 4. Notasi dan Penomoran Kontaktor


2.1.2 Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan
dan menghubungkan aliran listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah
suatu alat yang dapat atau berfungsi menghubungkan atau pemutus
aliran listrik (arus listrik) baik itu pada jaringan arus listrik kuat
maupun pada jaringan arus listrik lemah. Yang membedakan saklar
arus listrik kuat dan saklar arus listrik lemah adalah bentuknya kecil
jika dipakai untuk alat peralatan elektronika arus lemah, demikian
pula sebaliknya, semakin besar saklar yang digunakan jika aliran
listrik semakin kuat. Relay merupakan alat yang menggunakan gaya
elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar atau
saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya atau energi listrik.

4
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel
pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan
keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material
kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap
korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa,
maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi
ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti
korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan
untuk sensormekanik, karena alat ini bisa dipakai pada
mikrokontroller untuk pengaturan rangkaian pengontrolan.

5
Gambar 5. Berbagai Jenis Saklar

Gambar di atas merupakan macam-macam jenis saklar, namun yang


akan dibahas dalam laporan ini adalah saklar tunggal dan push button.

2.1.3 Saklar Tunggal

6
Saklar Tungal adalah saklar yang digunakan untuk menghidupkan dan
mematikan satu buah atau satu kelompok beban listrik. Dalam hal ini
adalah beban penerangan atau lampu listrik.

Gambar 6. Saklar Tunggal


2.1.4 Push Button
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar
sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan
aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci).
Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device
penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan
saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada
kondisi normal.

7
Gambar 7. Push Button Switch

Gambar 8. Prinsip Kerja Push Button Switch

2.1.5 Lampu Pijar


Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas
tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga
filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi. Lampu pijar
dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk
tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga
300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk
menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan

8
sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan diode cahaya,
maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar
mulai dibatasi.
Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat
dari kaca, filamen yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri
dari filamen, bola lampu, gas pengisi, dan kaki lampu.

Gambar 9. Konstruksi Lampu Pijar


2.1.6 Kontaktor Timer
Kontaktor timer adalah kontaktor yang digunakan sebagai relai penunda
waktu yang fungsinya untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol
kerangkaian tertentu yang bekerja secara otomatis. Misal dari star ke delta
secara otomatis. Prinsipnya sama saja dengan kontaktor, hanya saja
memiliki waktu tunda operasi. Kontaktor timer ini memiliki kontak NO dan
juga kontak NC, seperti pada magnetik kontaktor, hanya bekerjanya
berdasarkan delay waktu yang telah ditentukan. Biasanya kontaktor timer ini
disebut timer/TDR.
Timer switch berfungsi untuk mengontrol waktu ON suatu contactor. Timer
switch pada contactor ini dapat diseting sesuai kebutuhan, sehingga periode
ON suatu contactor dapat ditentukan secara manual menggunakan timer
switch tersebut. Komponen ini juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan
yang membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya saja.

9
Gambar 10. Prinsip Kerja Kontaktor Timer
Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika
timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan
pada potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika
kita telah menetapkan 10 detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10
detik setelah kita menghubungkan timer dengan sumber arus listrik.
 TDR dengan Waktu Tunda Hidup (On Delay)
Timer ini bekerja dari normalnya dengan tunda waktu sesuai dengan
setting yang diberikan.
Untuk NO, setelah koil dari kontaktor diberi daya, kontak NO masih
tetap terbuka hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah
5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari terbuka (off) menjadi
tertutup (on) dan akan tetap tertutup selama kontaktor mendapat catu
daya. Jika catu daya diputus, maka kontaktor akan kembali terbuka.
Untuk NC, setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC masih tetap
tertutup hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5
detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup (off) menjadi
terbuka (on) dan akan tetap terbuka selama relay mendapat catu daya.
Jika catu daya diputus, maka relay akan kembali tertutup.
 TDR dengan Waktu Tunda Mati (Off Delay)
Timer ini bekerjanya berkebalikan dengan timer On Delay, saat
kontaktor magnit mendapat tegangan dan aktif, maka kontak akan
langsung aktif juga, namun setelah tegangan hilang dan kontaktor
magnit tidak aktif, maka kontak yang aktif tadi akan menjadi tidak
aktif setelah waktu yang ditentukan.

10
Untuk NO, setelah koil dari relay diberi catu, kontak NO akan berubah
status menjadi tertutup dan akan tetap tertutup selama koil diberi catu.
Saat catu daya diputus, kontak akan tetap tertutup hingga beberapa
waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis
berubah status dari tertutup menjadi terbuka.
Untuk NC, setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC akan berubah
status menjadi terbuka dan akan tetap terbuka selama koil diberi catu.
Saat catu daya diputus, kontak akan tetap terbuka hingga beberapa
waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis
berubah status dari terbuka menjadi tertutup.

2.2 Gambar Rangkaian

Latihan 1 : Diagram rangkaian operasi kontaktor dari beberapa tempat


terpisah dengan logika OR-ON Control

Latihan 2 : Diagram rangkaian operasi kontaktor dari beberapa tempat


terpisah dengan logika OR-OFF Control

11
Latihan 3 : Diagram rangkaian operasi kontaktor dari beberapa tempat
terpisah dengan logika AND-ON Control

Latihan 4 : Diagram rangkaian operasi kontaktor untuk mengendalikan dua


beban yang terpisah

12
Latihan 5: Diagram rangkaian operasi kontaktor kerja berurutan

Latihan 6: Diagram rangkaian dua beban kerja berurutan secara otomatis


berbasis waktu pada saat start.

13
Latihan 7: Diagram rangkaian dua beban kerja berurutan secara otomatis
berbasis waktu pada saat stop.

2.4 Hasil Percobaan


2.4.1 Latihan 1
Pada percobaan 1, saklar pushbutton S1, S2, dan S3 sebagai
pengontrol sumber listrik yang mengalir ke kontaktor, kontaktor
melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu
E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan
AC 220 V. Jadi, apabila Saklar tunggal S1 ditekan arus mengalir
melalui S1 menuju ke S3 (NC) lalu ke Kontaktor K1 dan
menghidupkan lampu E1. Selanjutnya, apabila S3 ditekan, akan

14
memutus arus sehingga lampu Kontaktor K1 dan lampu E1 akan mati.
Lalu, apabila S2 ditekan, Kontaktor K1 dan lampu E1 akan menyala
kembali, dan akan mati saat S3 ditekan.

2.4.2 Latihan 2
Pada percobaan 2, saklar pushbutton S1, S2, dan S3 sebagai
pengontrol sumber listrik yang mengalir ke kontaktor. Kontaktor
melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu
E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan
AC 220 V. Jadi, apabila Saklar tunggal S1 ditekan arus mengalir

15
melalui S1 menuju ke S3 (NC) lalu ke Kontaktor K1 dan
menghidupkan lampu H1. Jadi, apabila Saklar tunggal S1 ditekan arus
mengalir melalui S1 menuju ke S2 (NO) dan S3 (NO). lalu, apabila
S3 ditekan, akan memutus arus sehingga lampu E1 akan mati. Begitu
pula dengan Saklar S2.

2.4.3 Latihan 3
Pada percobaan 3, saklar pushbutton S1, S2, dan S3 sebagai
pengontrol sumber listrik yang mengalir ke kontaktor. Kontaktor
melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu
E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan
AC 220 V. Jadi, apabila saklar S1 ditekan, kontaktor K1 dan saklar S1
akan tetap mati, begitu pula dengan saklar S2 dan S3. Namun, apabila

16
saklar S1 dan S2 ditekan bersamaan, maka kontaktor K1 akan hidup
dan lampu E1 akan menyala. Kemudian, saklar S3 akan memutus arus
mengalir sehingga lampu E1 akan mati.

2.4.4 Latihan 4
Pada percobaan 4, saklar pushbutton S1, S2, dan S3 sebagai
pengontrol sumber listrik yang mengalir ke kontaktor. Kontaktor K1
melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu
E1, dan Kontaktor 2 melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan
mematikan lampu E2, apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi
sumber tengangan AC 220 V. Jadi, apabila saklar S1 ditekan, arus
akan mengalir melalui S3 (NC) kemudian Kontaktor K1 mengunci

17
dan lampu E1 menyala. Kemudian, apabila saklar S2 ditekan, arus
akan mengalir ke kontaktor K2 sehingga lampu E2 menyala bersama
dengan lampu E1 tadi. Lalu, kedua lampu akan mati saat saklar S3
ditekan.

S1

S2

S3

18
2.4.5 Latihan 5
Pada percobaan 5, saklar pushbutton S1, S2, dan S3 sebagai
pengontrol sumber listrik yang mengalir ke kontaktor. Kontaktor K1
melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu
E1, dan Kontaktor 2 melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan
mematikan lampu E2, apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi
sumber tengangan AC 220 V. Jadi, apabila S2 ditekan tidak terjadi
apa-apa. Kemudian, saat S1 ditekan, arus akan mengalir melalui
kontaktor K1 sehingga lampu E1 akan menyala. Lalu, saat saklar S2
ditekan kembali, arus akan masuk ke kontaktor K2 sehingga lampu
E2 menyala bersama dengan lampu E1 tadi. Kemudian, apabila saklar
S3 ditekan, semua lampu akan padam.

19
S2

S1

S2,setelah
S1 ditekan

20
S3

2.4.6 Latihan 6
Pada percobaan 6, saklar pushbutton S1 sebagai pengontrol sumber
listrik yang mengalir ke kontaktor K1 dan kontaktor KT. Kontaktor
melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu
E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan
AC 220 V. Jadi, apabila saklar S1 ditekan, maka arus akan mengalir
melalui S1 menuju ke kontaktor K1 lalu menuju ke kontaktor KT yang
telah disetting untuk waktunya (missal 5 atau 10 detik). Sehingga
lampu E1 akan menyala sesaat setelah saklar S1 ditekan, sementara
lampu E2 akan menyala setelah batas waktu yang ditentukan pada KT.

21
S1

KT

S2

22
2.4.7 Latihan 7
Pada percobaan 7, saklar pushbutton S1 sebagai pengontrol sumber
listrik yang mengalir ke kontaktor K1 dan kontaktor KT. Kontaktor
melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu
E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan
AC 220 V. Jadi, saat S1 ditekan maka E1 akan menyala, karena arus
akan mengalir ke coil A1 sehingga kontaktor K1 akan menjadi close.
Dalam waktu yang bersamaan, arus akan mengalir ke kontaktor KT.
Arus akan mengalir ke coil dalam waktu yang telah ditentukan pada
kontaktor KT. Setelah teraliri arus, maka kontaktor K2 akan
beroperasi dan ke posisi close, sehingga E2 akan menyala.

23
S1

KT

24
2.5 Analisa Hasil Percobaan
Kontaktor magnetik berfungsi sebagai penghubung/kontak dengan
kapasitas yang besar dengan menggunakan daya minimal, dalam
praktiknya, kontaktor berfungsi sebagai pengontrol nyala atau padamnya
lampu. Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open
( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor
normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan
menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan
normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC
akan membuka. Untuk menghubungkan kontak utama hanya dengan cara
memberikan tegangan pada koil kontaktor magnetik sesuai spesifikasinya.
Komponen utama sebuah kontaktor magnetik adalah koil dan kontak utama.
Koil dipergunakan untuk menghasilkan medan magnet yang akan menarik
kontak utama sehingga terhubung pada masing masing pole. Kontak bantu
pada kontaktor berfungsi sebagai pengunci. Saklar tunggal maupun saklar
Push Button memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai control system.
Sistem kerja saklar tunggal saat ditekan akan pada posisi ON dan akan
kembali OFF apabila ditekan kembali, sedangkan Push Button bekerja
sebagai penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan,
dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada
kondisi normal.
TDR adalah rangkain elektronika yang menggunakan waktu untuk
menggerakan koil dan memindahkan NC jadi NO namun dengan waktu
sementara. Prinsif kerja timer hampir sama dengan Push botton yang tidak
dapat menahan sumber masuk pada sekali tekan saja oleh karena itu Timer
juga memerlukan pengunci yang terdapat pada kontaktor.
Secara prinsip kerja, ketika waktu timer yang ditentukan on, maka kontak
hubung NC pindah ke kontak hubung NO atau tepatnya, hubungan antara 1
dan 4 berpindah pada 1 dan 3, namun dengan waktu seketika saja, setelah
itu maka kontak nomor 1 yang terhubung pada nomor 3 berubah kembali
menjadi 1 dan 4. Oleh karena itu diperlukan pengunci dari kontaktor magnet

25
agar arus akan tetap masuk pada beban. Hampir sama seperti prinsip kerja
pada push button.
Dan pada umumnya penerapan Timer delay Relay (TDR) sama seperti push
botton, bedanya, rangkaian yang terpasanga akan menjadi sedikit rumit
berbeda dengan menggunakan push botton. Kelebihan lain TDR adalah
memiliki banyak kontak hubung yang dapat kita kalibrasikan dengan
berbagai lampu sebelah kanan akan menyata bila ada arus masuk pada timer
dan lampu itu.
Ketika Timer menjukan waktu yang ditentukan, maka lampu sebelah kanan
akan mati dan lampu sebelah kiri akan hidup, hanya dalam waktu sementara.
Setelah itu lampu sebelah kiri kiri akan mati kembali dan lampu sebelah
kanan akan hidup kembali model rangkaian kelistrikan.

26
KESIMPULAN

1. Kontaktor Magnetik / Magnetic Contactor (MC) adalah sebuah


komponen yang berfungsi sebagai penghubung/kontak dengan kapasitas
yang besar dengan menggunakan daya minimal.
2. Kontaktor dapat bekerja dengan cara tegangan diberikan pada koil
kontaktor magnetik sesuai spesifikasinya untuk menghubungkan kontak
utama.
3. Komponen lain yang digunakan untuk memenuhi fungsi kontaktor
tersebut yaitu saklar dan kabel penghubung.
4. Kontaktor timer adalah kontaktor yang digunakan sebagai relai penunda
waktu yang fungsinya untuk memindahkan kerja dari rangkaian
pengontrol kerangkaian tertentu yang bekerja secara otomatis.
5. Timer switch berfungsi untuk mengontrol waktu ON suatu kontaktor.
Timer switch pada kontaktor ini dapat diseting sesuai kebutuhan,
sehingga periode ON suatu contactor dapat ditentukan secara manual
menggunakan timer switch tersebut.

27
DAFTAR PUSTAKA

Lukas Joko D.A. 2008. Rancangan Listrik Kendali Industri.

https://www.smkn1kutaselatan.sch.id/asset/download/PRINSIP%20KERJA%20S
ISTEM%20KENDALI%20ELEKTROMAGNETIK.pdf

http://lampu-pijar.pahlawan.web.id/id4/605-494/Lampu-pijar_24181_lampu-pijar-
pahlawan.html

https://listrikpemakaian.wordpress.com/2011/07/11/kontaktor-magnetik-
magnetic-contactor-mc/

http://riochandra42.blogspot.co.id/2011/06/system-control-dasar-
menggunakan.html

http://agenacemaxsjateng.blogspot.co.id/2014/03/cara-kerja-contactor-relay-
timer.html

http://ervan007.blogspot.co.id/2010/03/tdr-time-delay-relay-kontaktor-timer.html

https://suriptoinstalasi.wordpress.com/2012/07/27/kontaktor-magnet/

https://www.kelistrikanku.com/2016/02/timer-delay-relay.html

http://zonaelektro.net/contactor/

28

Anda mungkin juga menyukai