KONSENTRASI FARMAKOLOGI PROGAM STUDI S1 FARMASI STIKES BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA DEFINITION Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. • Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak di dalam tubuh.
Antibiotika harus memiliki toksisitas
selektif → terhadap mikroorganisme lain tetapi tidak merusak jaringan tubuh. ADMINISTRATION OF ANTIBIOTICS Dosis Frekuensi pemberian • kadar obat di tempat • tergantung t½ obat. infeksi harus melampaui MIC kuman. • Bila t½ pendek, maka frekuensi pemberiannya sering. • Untuk mencapai kadar puncak obat dalam darah, kalau perlu dengan Lama Terapi loading dose (ganda) dan dimulai dengan injeksi • harus cukup panjang untuk menjamin semua kemudian diteruskan obat kuman telah mati & menghindari kekambuhan. oral. • Lazimnya terapi diteruskan 2-3 hari setelah gejala penyakit lenyap. 5 MAJOR OF ACTION DRUGS > ANTIBACTERIAL > BACTERIAL CELL AMINOGLYCOSIDES • Mechanism of action Aminoglycosides berikatan dengan ribosomal 30S subunit menghambat sintesis protein dan menyebabkan kesalahan pembacaan karena disfungsi produksi protein.
• Post-antibiotic effect (PAE)
Tidak ada pertumbuhan bahkan ketika konsentrasi darah minimal atau tidak ada AMINOGLYCOSIDES
Gentamicin Lebih aktif melawan Serratia
Tobramycin Paling aktif melawan Pseudomonas aeruginosa
Netilmicin Mungkin paling sedikit ototoxic
Amikacin Paling tidak mungkin mengembangkan resistensi
Kanamycin Jarang digunakan
SPECTRUM OF ACTIVITY
Sinergisme pada Digunakan dalam
Organisme target dosis rendah kombinasi untuk Akrab dengan utama meliputi untuk organisme efek aditif dan antibiogram bakteri gram gram positif sinergis terhadap institusional negatif aerob (staphylococci, organisme yang enterococci) dipilih FARMAKOKINETIK - ADME ABSORPSI DISTRIBUSI METABOLISME EKSKRESI • Konsentrasi serum puncak diukur sekitar 30-60 menit setelah penghentian infus intravena, atau 30-90 menit setelah injeksi intramuskular. • Aminoglikosida tidak diserap setelah pemberian oral. • Namun, instilasi lokal ke dalam ruang pleura atau rongga peritoneal dapat menyebabkan konsentrasi serum yang signifikan. FARMAKOKINETIK - ADME ABSORPSI DISTRIBUSI METABOLISME EKSKRESI • Ikatan Protein 0-30% • Distributed to extracellular water (0,20 - 0,26 L/kg) • Akumulasi yang signifikan pada korteks ginjal, dan telinga bagian dalam • Didistribusikan dengan baik ke > Cairan asites, perikardial, peritoneum, pleura, sinovial FARMAKOKINETIK - ADME ABSORPSI DISTRIBUSI METABOLISME EKSKRESI • Perbandingan relatif volume hepar terhadap berat badan menurun • volume hepar pada bayi baru lahir bertambah 2 kali dibandingkan anak usia 10 tahun sehingga kecepatan metabolisme obat paling besar pada masa bayi hingga awal masa kanak-kanak, dan kemudian menurun mulai anak sampai dewasa. • Metabolisme hati ↑ pada obesitas FARMAKOKINETIK - ADME ABSORPSI DISTRIBUSI METABOLISME EKSKRESI • Sekitar 99 % dosis diberikan tidak berubah dalam urin • t1/2 terminal berkisar antara 1,5 – 3,5 jam pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal. • t1/2 lebih ↑ terjadi pada neonatus, bayi, dan pasien dengan penurunan fungsi ginjal. • Aminoglikosida secara efektif dihilangkan dengan hemodialisis (kontinyu dan intermiten) dan dialisis peritoneal. Akibatnya, dosis tambahan setelah hemodialisis pada umumnya diperlukan. DOSAGE INTERVAL (τ), MAINTENANCE DOSE (D OR K0), AND LOADING DOSE (LD)
CrCl ≤ 30 mL/menit
CrCl > 30 mL/menit
Cssmax dan Cssmin = konsentrasi steady-state maksimum dan minimum (μg/mL)
k0 = laju infus kontinu (mg) t ′ = waktu infus (jam) CREATININE CLEARANCE (CrClest), ELIMINATION RATE CONSTANT (Ke), HALF-LIFE (T1/2) AND VOLUME OF DISTRIBUTION (V)
ke = 0,00293 (CrCl) + 0,014 ke = konstanta laju eliminasi (jam-1)
0,693 t1/2 = waktu paruh (jam)
t1/2 = ke
V = 0,26 L/kg . BW V = volume distribusi (L)
PROBLEM 1 1. Pa Ndul adalah pria berusia 50 tahun dengan BB 70 kg mengidap pneumonia. Kreatinin serumnya saat ini adalah 0,9 mg/dL, dan telah stabil selama 5 hari terakhir sejak perawatan. Cssmax = 9 μg/mL dan Cssmin = 1 μg/mL. Hitung dosis gentamisin untuk pasien ini menggunakan dosis konvensional jika waktu infus adalah 1 jam ! PROBLEM SOLVING 1 1. Estimate creatinine clearance (CrClest) [(140 – age) BW] [(140 – 50 tahun) 70 kg] CrClest = = = 97 mL/menit (72 ⋅ SCr) (72 ⋅ 0,9 mg/dL)
2. Estimate elimination rate constant (ke) and half-life (t1/2)
• ke = 0,00293 (CrCl) + 0,014 = 0,00293 (97 mL/menit) + 0,014 = 0,298 jam–1 0,693 0,693 • t1/2 = = = 2,3 jam ke 0,298 jam–1
3. Estimate volume of distribution (V)
V = 0,26 L/kg (70 kg) = 18,2 L PROBLEM SOLVING 1 4. Estimate Dosage Interval (τ) ln Cssmax − ln Cssmin ln 9 μg/mL − ln 1 μg/mL τ= + t′ = + 1 jam = 8,4 jam ~ 8 jam ke 0,298 jam−1
Maka, dosis pemeliharaan yang diberikan adalah 172 mg setiap 8 jam.
PROBLEM 2 2. Pa Narto adalah pria berusia 50 tahun dengan BB 70 kg mengidap pneumonia. Kreatinin serumnya saat ini adalah 3,5 mg/dL menunjukkan gangguan ginjal. Cssmax = 9 μg/mL dan Cssmin = 1 μg/mL. Hitung dosis gentamisin untuk pasien ini menggunakan dosis konvensional ! PROBLEM SOLVING 2 1. Estimate creatinine clearance (CrClest) [(140 – age) BW] [(140 – 50 tahun) 70 kg] CrClest = = = 25 mL/menit (72 ⋅ SCr) (72 ⋅ 3,5 mg/dL)
2. Estimate elimination rate constant (ke) and half-life (t1/2)
• ke = 0,00293 (CrCl) + 0,014 = 0,00293 (25 mL/menit) + 0,014 = 0,087 jam–1 0,693 0,693 • t1/2 = = = 8 jam ke 0,087 jam–1
3. Estimate volume of distribution (V)
V = 0,26 L/kg (70 kg) = 18,2 L PROBLEM SOLVING 2 4. Estimate Dosage Interval (τ) ln Cssmax − ln Cssmin ln 9 μg/mL − ln 1 μg/mL τ= = = 25 jam ~ 24 jam ke 0,087 jam−1
5. Estimate Maintenance Dose (k0)
D = Cssmax . V (1 − e−ke . τ) = 9 mg/L ⋅ 18,2 L [1 − e−(0,087 jam−1) (24 jam)] = 143 mg
Maka, dosis pemeliharaan yang diberikan adalah 143 mg setiap 24 jam.