Anda di halaman 1dari 7

STATUS DAN KARAKTERISTIK PENCEMARAN

DI WADUK KASKADE CITARUM


Oleh: Yudhi Soetrisno Garno, PhD.*)

Abstrak
Sungai Citarum yang memiliki 3 waduk dan berfungsi sangat multiguna;
diindikasikan telah tercemar limbah organik dan logam berat. Mengingat
pencemaran tersebut dapat mengakibatkan hilangnya fungsi air sungai/waduk
sebagai bahan baku air bersih, wisata dan media budidaya ikan dengan KJA
maka informasi mengenai status pencemaran yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya sangat diperlukan. Untuk memberikan informasi
yang benar dan ilmiah tentang status dan karakteristik pencemaran di waduk
kaskade Citarum itulah paper ini disusun.
Hasil analisis terhadap data yang ada mengungkapkan bahwa Waduk
Saguling tercemar berat oleh limbah anorganik dan organik yang berturut-
turut berasal dari limbah industri dan, pemukiman . Waduk Cirata tercemar
berat oleh limbah organik, yang utamanya dari limbah perikanan KJA yang
beroperasi didalamnya. Waduk Juanda tercemar limbah organik dari KJA
yang beroperasi Cirata dan Juanda. Kesimpulan mengenai tingkat dan
sumber pencemaran yang berbeda di ketiga waduk ini, selain akan berguna
dalam perencanaan pengelolaan waduk-waduk tersebut, juga sangat menarik
karena selama ini penyebab pencemaran organik di waduk dan sungai hanya
dialamatkan pada limbah pemukiman dan industri, sedangkan limbah KJA
diabaikan.

Kata kunci: Citarum, waduk, pencemaran, industri, pemukimn. KJA.

1. PENDAHULUAN dibangun dam-dam untuk pembangkit tenaga


listrik (Saguling & Cirata) dan irigasi
Citarum adalah sungai terbesar di pertanian (waduk Juanda/Jatiluhur) dengan
Jawa Barat yang berhulu didataran tinggi spesifikasi seperti tertera pada tabel-11,2).
Bandung. Sungai ini mengalir pada dataran Pertumbuhan berbagai industri di
paling rendah yang membelah dataran tinggi daerah hulu, utamanya Bandung dan Cimahi
dari hulunya di gunung Wayang dan telah berperan besar pada peningkatan
bermuara di pantai utara Jawa. Sudah sejak kesejahteraan masyarakat sekitarnya,
dahulu, Citarum adalah tumpuan hidup sedangkan pembangunan dam Saguling,
penduduk yang tinggal di sekitar alirannya, Cirata dan Juanda bukan hanya dirasakan
utamanya sebagai sumber pengairan sawah. manfaatnya di Jawa Barat namun seluruh
Kini, di era pembangunan, S. Citarum makin Indonesia, utamanya Jawa dan Bali. Hal ini
menjadi strategis dan besar perannya bagi disebabkan karena keberadaan waduk-waduk
pembangunan regional maupun nasional, tersebut, selain telah mensupplai tenaga listrik
karena di kota-kota yang berada di DAS untuk Jawa; irigasi untuk pantura barat; juga
sungai Citarum utamanya di daerah hulu telah adalah pemasok utama bahan baku air bersih
tumbuh pesat berbagai macam industri; untuk kota Bandung, Purwakarta dan DKI.
sedangkan pada badan sungainya telah

*)
Akhli Peneliti Madia bidang Management kualitas perairan di Pusat Pengkajian dan
Penetapan Teknologi (P3TL) BPP Teknologi

Status dan Karakteristik Pencemaran di Waduk Kaskade Citarum (Yudhi S. Garno) 207
Tabel-1, Spesifikasi waduk-waduk besar yang dibangun di S. Citarum.

No Jenis Saguling Cirata Juanda


Lokasi Bandung Bandung, Cianjur, Purwakarta Purwakarta
1 Pembangunan 1985 1988 1967
2 Ketinggian (dpl) 645 221 116
3 Luas (Ha) 5.340. 6.200 8.300
4 Volume (juta m3) 982 2165 2970
5 Fungsi utama PLTA PLTA Irigasi
6 PLTA (MW) 700 1.000 150
7 Pengelola PJB-I PJB-II PJT-II
Sumber: Anonim , Brahmana dan Akhmad2).
1)

2. PENCEMAR DAN SUMBERNYA sedangkan sisanya yakni 6 buah beroperasi


di daerah Jatiluhur 3).
Sungai yang mempunyai peran Sangat disayangkan bahwa 73% dari
sangat penting tersebut, saat ini keadaannya industri-industri tersebut tidak/belum memiliki
memprihatinkan karena hampir semua bagian instalasi pengolah limbah (IPAL) sehingga
sungai telah tercemar berat oleh limbah yang diyakini bahwa industri-industri tersebut
dibuang oleh aktivitas penduduk/pemukiman sebagian besar membuang limbah langsung
dan industri di DAS nya. ke badan air yang masuk ke sungai Citarum.
Diperkirakan3) bahwa keberadaan
2.1. Pencemar dari luar badan air industri di DAS Citarum menghasilkan limbah
dengan nilai BOD dan COD sebesar 331,9
2.1.2 Limbah Industri dan 499,5 ton/hari; dengan perincian di sub
DAS hulu berturut turut BOD dan COD
Di DAS Citarum beroperasi 394 buah sebesar 291,9 dan 437,9 ton perhari;
industri yang terdiri dari industri tekstil (288), sedangkan di sub DAS hilir berturut-turut BPD
anejka industri (38), logam (17), makanan dan dan COD sebesar 40,0 dan 60,0 ton/hari
minuman (14), farmasi (10), kimia (8), plastik (Tabel-2). Selain itu Brahmana & Akhmad2)
(7), kulit (6), minyak & cat (4), dan kertas (2). mengungkapkan bahwa dari industri tersebut
Industri-industri tersebut sebagian besar; memberikan asupan limbah nutrien pada
yakni 282 beroperasi di hulu, tepatnya di waduk Saguling sebesar 0,22 ton nitrogen
Bandung, Majalaya, Banjaran dan Cimahi, perhari.

Tabel-2. Perkiraan beban pencemaran BOD dan COD dari industri dan pemukiman di DAS
Citarum.

Beban Pencemaran (ton/hari)


No DAS Industri Pemukiman Jumlah
BOD COD BOD COD BOD COD
1. Sub DAS Hulu 291,9 437,9 47,02 107,21 338.92 545,11
2. Sub Das Hilir 40,0 60,4 40,05 91,30 80,05 151,70
DAS Citarum 331,9 498,5 87,07 198,51 418,97 696,81
Sumber: Sucahyo3

2.1.2 Limbah Pemukiman di Citarum hilir3).. Dari jumlah tersebut,


Sucahyo3) mengungkapkan bahwa 64,7 %
DAS Citarum dihuni oleh sekitar 5 juta dari penduduk yang tinggal di hulu
orang, dengan perincian sekitar 2,9 juta orang (1.880.846 orang) dan 74% dari penduduk
(58%) tinggal di daerah Citarum hulu atau yang tinggal di Citarum hilir (1.601.759 orang)
sub-DAS Saguling; dan 2,1 juta (42%) tinggal membuang limbahnya langsung ke Citarum.

208 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No.2, Mei 2001 : 207-213


Berdasarkan publikasi yang ada limbah tertera pada tabel-3.
domestik setiap orang yang tinggal di daerah Selanjutnya berdasarkan BOD dan COD,
Bandung mengandung 14,5 gram nitrogen publikasi lain3). mengungkapkan bahwa setiap
dan 1,9 gram posfor4). Ini berarti bahwa harinya S Citarum mendapatkan limbah
setiap harinya S Citarum bagian hulu pemukiman dengan nilai BOD dan COD
mendapatkan buangan limbah domestik yang berturut-turut sebesar 87,07 dan 198,51
mengandung nitrogen sebanyak 27.272.267 ton/hari (Tabel-2). Tabel-3 mengisaratkan
gram (27,27 ton) dan posfor sebanyak bahwa BOD dan COD yang masuk ke DAS
3.573.607 gram (3,57 ton); sedangkan bagian hulu dengan nilai berturut-turut 47,02
bagian hilir mendapatkan nitrogen sebanyak dan 107,21 ton/hari tidak banyak berbeda
23.225.505 gram (23.23 ton) dan posfor dengan yang masuk di DAS bagian hilir
sebanyak 3.043.342 gram (3,504 ton), seperti dengan nilai 40,05 dan 91,30 ton/hari.

Tabel-3 . Perkiraan potensi beban pencemaran nitrogen dan fosfor (ton/hari)

Jenis limbah Saguling Cirata Juanda Ket.


N P N P N P Sumber
4)
Pemukiman 27,27 3,57 18,58 2,80 4.65 0,7
1)
Industri 0,022 - - - - -
1)
Pertanian 2,8 0,60 - - - -
1)
Peternakan 3,28 0,81 - - 0,78 0,17
2)
Perikanan 3,66 0,52 23,74 3,39 2,91 0,30
Jumlah 34.032 5.5 47.82 6.19 14.53 1.17

2.1.3. Pertanian dan Peternakan. limbah peternakan yang masuk ke waduk


Cirata dan Juanda.
Selain pemukiman dan industri, dari
luar badan air, sungai Citarum juga dimasuki 2.2 Pencemar dari dalam Badan Air
limbah pertanian dan peternakan. Brahmana
dan Achmad2) mengungkapkan bahwa setiap Selain limbah dari luar badan air yang
harinya limbah pertanian yang mengandung berasal dari pemukiman, industri, pertanian
nitrogen 2,8 ton dan fosfor 0,600 ton masuk dan Peternakan, S. Citarum, utamanya pada
ke waduk Saguling, dan nitrogen 0,782 ton waduk-waduknya juga mendapatkan limbah
dan fosfor 0,167 ton masuk ke waduk Juanda. organik yang berasal dari kegiatan
Tidak ada data tentang limbah pertanian yang pemeliharaan ikan yang menggunakan
masuk ke Cirata (Tabel-3). Selanjutnya keramba jaring apung (KJA). Berdasarkan
diungkapkan pula bahwa setiap harinya publikasi yang ada5,6) maka beban pencemar
limbah peternakan yang mengandung organik dari KJA pada masing-masing waduk
nitrogen 3,28 ton dan fosfor 0,81 ton masuk adalah seperti pada tabel-4
ke Saguling. Tidak ada penjelasan mengenai

Tabel-4. Perkiraan beban pencemar dalam bentuk organik dari kegiatan penggemukan ikan di
waduk Cirata; dalam satuan ton /tahun.

Waduk Jumlah Perkiraan Perkiraan Limbah


keramba produksi Ton/tahun Keterangan
(unit) pertahun Organik N P diolah dari :
Saguling 4.425 8.762 10.952 478 68 UPTD Saguling-
(31,3) (1,3) (0,19) Cirata
Cirata 28.738 118,082 148.782 8.667 1.239 Garno & Adibroto 5)
(543,50) (23,7) (3,39)
Jatiluhur 2.537 2.500 3.125 136 19 Sukimin dkk., 6)
(8,6) (),37) (0,05)

Status dan Karakteristik Pencemaran di Waduk Kaskade Citarum (Yudhi S. Garno) 209
3. DAMPAK LIMBAH PADA KUALITAS maka eutrofikasi terjadi diseluruh badan air
PERAIRAN sungai Citarum. Hal ini disebabkan karena
nutrien tidak hanya dihasilkan oleh industri
3.1 Logam berat dan pemukiman, namun juga oleh kegiatan-
kegiatan lain yang terjadi di sekitar perairan
Telah disampaikan bahwa di DAS tersebut seperti peternakan, pertanian dan
Citarum beroperasi sekitar 394 buah industri perikanan.
yang sebagian besar tidak memiliki IPAL.
Tanpa IPAL maka tanpa diragukan lagi 3.2.1. Waduk Saguling
limbah-limbah industri tersebut akan masuk
ke S. Citarum dan mencemarinya. Apalagi Tabel-3 menunjukkan bahwa BOD dan
diketahui pula bahwa sebagian besar (288 COD yang masuk ke Saguling adalah 7
buah) adalah indutri tekstil yang jelas-jelas (tujuh) kali lebih besar dari BOD dan COD
mengandung logam berat dalam limbahnya. yang masuk ke waduk-waduk lain. Ketiadaan
Dengan kenyataan tersebut maka tidak IPAL untuk limbah industri dan pemukiman
aneh jika publikasi7) yang ada menyatakan mengakibatkan limbah-limbah tersebut akan
bahwa perairan sungai Citarum, utamanya di masuk ke waduk dan terurai di masing-
waduk Saguling memiliki kandungan masing waduk. Untuk menguraikan limbah
beberapa logam berat seperti Hg, Cd, Pb dan tersebut diperlukan oksigen; sehingga selama
Zn yang jauh berada diatas ambang yang proses penguraian limbah tersebut oksigen
diijinkan dalam baku mutu yang berlaku. terlarut dalam perairan menurun, dengan
Demikian pula dengan pH, H2S, nitrit, klorin tingkat penurunan berbanding lurus dengan
dan fenol. jumlah limbah yang diurai. Dengan terurainya
Keberadaan logam-logam berat yang limbah terbentuklah senyawa lain yang
melebihi ambang batas tersebut bukan hanya berupa nutrien (posfor dan nitrogen) dan gas
di temukan di waduk Saguling, namun (NH3 dan H2S) yang beracun bagi organime
kadang-kadang ditemukan pula di perairan lain. Selanjutnya karena limbah organik
waduk Cirata8). Mengingat disekitar waduk sebagian besar ada dilapisan bawah badan
Cirata tidak ada industri3) dengan buangan air maka dampak penguraian yang berupa
limbah yang mengandung logam berat, maka penurunan oksigen terlarut dan timbulnya
dapat diduga bahwa secara alamiah waduk gas-gas beracun terjadi di lapisan bawah
Saguling sudah tidak mampu lagi menetralisir badan air. Inilah yang menjadi salah satu
logam-logam berat yang dibawa limbah penyebab kandungan oksigen terlarut dalam
industri yang masuk ke waduk, sehingga suatu badan air makin ke lapisan bawah
sebagian logam-logam berat tersebut masuk makin mengecil konsentrasinya, sebaliknya
ke waduk Cirata. kandungan gas beracunnya makin besar.
Keadaan seperti tersebut diatas Salah satu hasil penguraian limbah
menunjukkan bahwa air di waduk Saguling organik adalah nutrien dalam bentuk posfor
dan Cirata sudah tidak lagi memenuhi dan nitrogen yang siap diasimilasi oleh
persyaratan untuk dijadikan bahan bahu air tumbuhan air, termasuk fitoplankton9). Seperti
minum. tumbuhan lain, maka pertumbuhan
Selanjutnya keberadaan logam berat di fitoplankton terus terjadi pada perairan yang
perairan waduk Juanda belum dipublikasikan. selalu (terus menerus) mengandung nutrien.
Mengingat letak waduk Juanda berada Hal inilah yang menyebabkan pemasukan
dibawah waduk Cirata maka dimungkinkan (pembuangan) limbah organik yang terus
kandungan logam-logam beratnya masih menerus kedalam suatu badan air akan diikuti
berada dibawah perairan Cirata. dengan pertumbuhan fitoplankton yang
berlebihan sehingga air berwarna hijau
3.2. Eutrofikasi pekat10) . Fenomena ini disebut “Blooming”.
“Blooming” fitoplankton sebenarnya telah
Selain mengakibatkan pencemaran terjadi di perairan waduk Saguling setiap
logam berat, pembuangan limbah yang tidak tahun, utamanya di musim kemarau. Garno11)
diolah telah mengakibatkan pencemaran mengungkapkan bahwa perairan waduk
nutrien (eutrofikasi) di semua badan airnya. Saguling telah menjadi yutrofik dengan
Tidak seperti pencemaran logam berat yang kelimpahan fitoplankton berfluktuasi antara
nampaknya bertingkat dari hulu ke hilir 19.033-25.385 x 103 sel•l-1 (sembilan belas
(Saguling-Cirata-Juanda), yang disebabkan juta tiga puluh tiga ribu --- dua puluh lima juta
sumbernya diduga hanya berada di hulu, tiga ratus delapan puluh lima ribu sel per liter).

210 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No.2, Mei 2001 : 207-213


Fenomena blooming pada umumnya bentuk nitrogen dan posfor yang lebih tinggi
kurang menguntungkan bagi organisme lain, daripada W. Saguling.
utamanya dimalan hari. Hal ini disebablkan Selanjutnya tabel-4 menunjukkan
karena dimalam hari fitoplankton memerlukan bahwa waduk Cirata mendapatkan masukan
oksigen untuk respirasi bagi yang hidup dan limbah organik langsung yang sangat besar
dekomposisi bagi yang mati. Karena pada dari pembesaran ikan di KJA yakni sekitar
umumnya fitoplankton tersebut berada di 148.782 ton organik/tahun atau 425 ton
lapisan atas badan air, maka akibat organik/perhari. Fenomena ini mengisaratkan
“blooming” dimalam hari adalah menurunnya bahwa penurunan kualitas air di waduk Cirata
kandungan oksigen dilapisan atas badan air. disebabkan oleh pencemaran yang utamanya
Dengan demikian maka saat terjadi disebabkan oleh limbah organik dari kegiatan
“blooming”, kandungan oksigen terlarut di pembesaran ikan di KJA. Pencemaran
badan air waduk Saguling menjadi sangat organik tinggi tersebutlah yang mengakibat
tertekan karena kandungan oksigen terlarut kan status pencemaran air waduk Cirata
di lapisan bawah digunakan untuk sangat berbeda dengan waduk Saguling yang
dekomposisi limbah, sedangkan yang berada pencemar utamanya limbah industri dan
dipermukaan digunakan untuk respirasi dan pemukiman.
dekomposisi fitoplankton penyusun Beban pencemar nutrient (Tabel-3)
“blooming” . dan organik (Tabel-4) yang sangat tinggi ini
Menimbang bahwa waduk Saguling menyebabkan perairan waduk Cirata cepat
dibuangi oleh limbah dengan beban BOD dan mengalami eutrofikasi dan memiliki
COD yang besar (Tabel-2) dan nutrien yang kelimpahan algae yang sangat tinggi12) yakni
tinggi (Tabel-3) maka sangat mungkin jika berkisar antara 22,08 x 106 dan 43, 84 x 106
kedua fenomena tersebut diatas (deplesi sel•l-1. Kepadatan alga di waduk Cirata
oksigen disemua lapisan badan air pada tersebut lebih tinggi dari pada di Saguling11)
malam hari) telah terjadi beberapa kali. Dan yang pada bulan yang sama, jumlah algae
jika deplesi oksigen terlarut sampai mendekati hanya berkisar antara 19.033-25.385 x 103
nol, maka kematian ikan secara masal (besar- sel•l-1.
besaran) tidak dapat dihindari. Apalagi pada Tidak seperti di Saguling yang sulit
saat yang bersamaan kandungan gas-gas untuk menentukan penyebab sesungguhnya
beracun hasil dekomposisi juga ikut dari kematian ikan-ikan secara masal, maka
meningkat konsentrasinya. Fenomena inilah karena di Cirata tidak dibuangi limbah industri
yang diduga merupakan salah satu penyebab secara langsung, kematian ikan-ikan lebih
terjadinya kematian masal ikan budidaya di disebabkan oleh fenomena deplesi oksigen
waduk Saguling. disemua lapisan air dan bertambahnya
Disebut sebagai salah satu penyebab konsentrasi zat-zat beracun dalam air.
kematian ikan secara masal karena Fenomena ini dapat terjadi dimalam hari, dan
kemungkinan penyebab lain masih ada, yakni merupakan a pa blooming dan dekomposisi
masuknya buangan industri yang mengadung organik.
zat-zat beracun dalam konsentrasi tinggi
akibat ketiadaan IPAL. Adanya dua dugaan 3.2.3 Waduk Juanda.
inilah yang menyebabkan sampai saat ini
penyebab kematian ikan secara masal di Mencermati tabel-3 maka nampak
waduk Saguling masih menjadi polemik yang bahwa waduk Juanda mendapatkan beban
tak berkesudahan, karena tak satu pihakpun pencemar nutrien yang jauh lebih kecil
berusaha mengetahui penyebab sebenarnya daripada waduk Cirata. Namun demikian
dengan melalui penelitian yang benar.. publikasi yang ada mengindikasikan bahwa
BOD6) kekeruhan, padatan tersuspensi,
3.2.2. Waduk Cirata orthofosfat, bahan organik total13) air yang
masuk ke waduk Juanda (in-let, di Warung
Mencermati tabel-2 maka nampak Jeruk) mempunyai nilai yang jauh lebih tinggi
bahwa pencemar BOD dan COD yang masuk dari pada di tempat lain dalam waduk yang
dari industri dan pemukiman sangat kecil sama, termasuk di outlet. Hal ini
dibandingkan dengan Saguling. Namun mengisyaratkan bahwa meskipun beban
demikian karena didalam waduk Cirata pencemar dari industri, pemukiman,
beroperasi KJA dalam jumlah yang besar, pertanian dan KJA rendah, namun karena
maka nampak di tabel-3 bahwa waduk Cirata aiien yang tinggi maka eutrofikasi pun tidk
memdapatkan beban pencemar nutrien dalam dapat dihindari, dan karenanya hampir setiap

Status dan Karakteristik Pencemaran di Waduk Kaskade Citarum (Yudhi S. Garno) 211
tahun blooming “blue green” algae terjadi di sebenarnya dapat dijadikan landasan untuk
waduk Juanda. Di saat blooming inilah air menyederhanakan pengelolaan kualitas
waduk Juanda menjadi seperti “juice alpukat” sumberdaya perairan DAS Citarum yang
yang anyir dan menjijikan. Keadaan ini sangat panjang.
sangat merugikan, karena potensi wisata
yang telah digarap dengan baik akan sia-sia DAFTAR PUSTAKA
akibat permukaan air yang kotor, anyir dan
menjijikan dihindari wisatawan. 1. Anonim (2000): Pola Operasi Waduk
Seperti yang terjadi di Saguling dan Kaskade Citarum Pengelolaan Waduk
Cirata, maka meskipun jumlah KJA di W. Secara Berkelanjutan. Perum Jasa Tirta
Juanda lebih sedikit, namun karena limbah II.
organik yang masuk ke waduk telah 2. Brahmana S.S. dan F. Achmad, 1997:
terakumulasi cukup lama, dan diduga sering Eutrophication in Three Reservoirs at
terjadi pegadukan limbah tersebut oleh sistem Citarum River and Its relation to Beneficial
pembuangan limbah industri yang berupa air uses. Workshop On Ecosystem Approach
pendingin mesin, maka kematian ikan pun to Lake and Reservoir Management
sering terjadi di W. Juanda. Seperti 3. Sucahyo, N. (1996): Peramalan dan
penyebab kematian ikan di waduk Cirata, Pengendalian Kualitas Air Daerah Aliran
kematian di waduk Juandapun tidak mungkin Sungai Citarum. Jurnal Penelitian
disebabkan oleh limbah industri namun lebih Pemukiman, Vol-XII (11) :17-25.
mungkin oleh deplesi oksigen akibat 4. Irianto E. W dkk (1996): Karakteristik
blooming; dan keracunan gas-gas beracun Beban Pencemaran Air Limbah Penduduk
(H2S & amoniak) hasil dekomposisi limbah di Bandung dan Yogyakarta. Buletin
organik yang terangkat kepermukaan oleh Puslitbang Pengairan , Bandung
tekanan angin ataupun perbedaan temperatur 5(21):15-35.
antar lapisan badan air. 5. Garno, Y.S dan T.A. Adibroto (2000):
Dampak Penggemukan Ikan Di Badan Air
4. KESIMPULAN Waduk Multiguna Pada Kualitas Air Dan
Potensi Waduk. Proseding Sem-Nas.
Uraian tersebut diatas menggambar Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau &
kan bahwa air sungai Citarum telah tercemar Waduk. IPB, Bogor hal. XVII:1-10.
berat di semua bagiannya (hulu dan hilir) 6. Sukimin S., M. Ulama; D.G. Bengen.
sehingga keberlanjutan beberapa potensi (1997): Water Quality Obsevation and
yang dimilikinya, yakni sebagai bahan baku Floating Cages Arrangement For
air minum, media akuakultur serta wisata Fisheries at Ir. Juanda Reservoir.
terancam punah. Sedangkan potensi Workshop On Ecosystem Approach to
pembangkit tenaga listrik meskipun tidak Lake and Reservoir Management
punah namun akan menjadi mahal dalam 7. Anonim, 1995: Laporan Hasil
pengoperasiannya karena peralatan akan Pemantauan Kualitas Air waduk
cepat mengalami korosi dan penyumbatan. Saguling. Pusat Penelitian Sumber Daya
Untuk menghindari fenomena yang Alam dan Lingkungan, Lembaga
mengerikan tersebut maka meskipun agak Penelitian Unpad, Bandung.
terlambat, haruslah segera dimulai usaha 8. Anonim, 1995 & 1996: Laporan Hasil
serius untuk menghentikan proses Penelitian Kualitas Air PLTA Cirata.Pusat
pencemaran dan pendangkalan yang telah Penelitian Sumber Daya Alam dan
terjadi sepanjang waktu tersebut. Lingkungan, Lembaga Penelitian Unpad,
Meskipun sama-sama tercemar berat Bandung.
namun jika dicermati dengan baik maka 9. Garno, Y.S. (1995): Zooplankton and
nampak bahwa penyebab penurunan kualitas Nutrient Influence On Succession Of
(pencemaran) air setiap waduk adalah Phytoplankton. Proceed. Workshop on
berbeda-beda. Waduk Saguling tercemar Tech. Appl. on Marine Env. Monitoring,
berat oleh logam berat dari industri, dan Forcasting & Information System. Direct.
organik dari pemukiman; waduk Cirata oleh for The Human Settlement and
limbah organik dari KJA, sedangkan waduk Environmental Tech. BPPT, 121-132
Juanda oleh organik dari KJA di Cirata dan di 10. Garno, Y.S. (1994): Dinamika Plankton
Juanda. Kesimpulan tiga fenomena dan Bahan Organik dalam Badan Air
pencemaran seperti tersebut diatas mungkin Tertutup yang dipupuk dengan dosis
untuk pertama kali. Fenomena tersebut tinggi (Eutrofik). Prosiding Presentasi

212 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No.2, Mei 2001 : 207-213


Ilmiah Peneliti BPP Teknologi, BPP RIWAYAT PENULIS.
Teknologi., 196-207.
11. Garno, Y.S (2000): Studi Kualitas Yudhi Soetrisno Garno, lahir di Tegal,
Perairan di Teluk Ciminyak Saguling memperoleh gelar sarjana akuakultur IPB,
dengan Bahasan Pokok Kelimpahan dan Bogor tahun 1979, menyelesaikan thesis
Dinamika Fitoplankton. Pros. Sem-Nas. Master of Science bidang ilmu perairan umum
Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau di Water Research Institute-Nagoya
dan Waduk. UNPAD Bandung. I: 108-125; Uninersity Jepang tahun 1986 dan di institute
12. Garno, Y.S (2000): Status Kualitas dan yang sama menyelesaikan disertasi PhD
Struktur Fitoplankton di Bendungan dibidang ekologi perairan. tahun 1992. Sejak
Multiguna Cirata. Proseding Sem-Nas. tamat dari IPB penulis bekerja di BPP
Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau Teknologi; dan saat ini terdaftar sebagai
dan Waduk. IPB, Bogor hal. XXV:1-8 Akhli Peneliti Madia di Pusat Pengkajian dan
13. Noryadi (1998): Struktur komunitas dan Penerapan Teknologi Lingkungan (P3TL)
Biomasa Fitoplankton dan Kaitannya BPP Teknologi dengan perhatian khusus
dengan Nitrogen-Fosfor . pada lapisan pada bidang managemen kualitas perairan
Fotik di Gradien Longitudinal waduk
Juanda. Master Thesis. Program Pasca
Sarjana IPB. 82 hal.

Status dan Karakteristik Pencemaran di Waduk Kaskade Citarum (Yudhi S. Garno) 213

Anda mungkin juga menyukai