Abstrak
Sungai Citarum yang memiliki 3 waduk dan berfungsi sangat multiguna;
diindikasikan telah tercemar limbah organik dan logam berat. Mengingat
pencemaran tersebut dapat mengakibatkan hilangnya fungsi air sungai/waduk
sebagai bahan baku air bersih, wisata dan media budidaya ikan dengan KJA
maka informasi mengenai status pencemaran yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya sangat diperlukan. Untuk memberikan informasi
yang benar dan ilmiah tentang status dan karakteristik pencemaran di waduk
kaskade Citarum itulah paper ini disusun.
Hasil analisis terhadap data yang ada mengungkapkan bahwa Waduk
Saguling tercemar berat oleh limbah anorganik dan organik yang berturut-
turut berasal dari limbah industri dan, pemukiman . Waduk Cirata tercemar
berat oleh limbah organik, yang utamanya dari limbah perikanan KJA yang
beroperasi didalamnya. Waduk Juanda tercemar limbah organik dari KJA
yang beroperasi Cirata dan Juanda. Kesimpulan mengenai tingkat dan
sumber pencemaran yang berbeda di ketiga waduk ini, selain akan berguna
dalam perencanaan pengelolaan waduk-waduk tersebut, juga sangat menarik
karena selama ini penyebab pencemaran organik di waduk dan sungai hanya
dialamatkan pada limbah pemukiman dan industri, sedangkan limbah KJA
diabaikan.
*)
Akhli Peneliti Madia bidang Management kualitas perairan di Pusat Pengkajian dan
Penetapan Teknologi (P3TL) BPP Teknologi
Status dan Karakteristik Pencemaran di Waduk Kaskade Citarum (Yudhi S. Garno) 207
Tabel-1, Spesifikasi waduk-waduk besar yang dibangun di S. Citarum.
Tabel-2. Perkiraan beban pencemaran BOD dan COD dari industri dan pemukiman di DAS
Citarum.
Tabel-4. Perkiraan beban pencemar dalam bentuk organik dari kegiatan penggemukan ikan di
waduk Cirata; dalam satuan ton /tahun.
Status dan Karakteristik Pencemaran di Waduk Kaskade Citarum (Yudhi S. Garno) 209
3. DAMPAK LIMBAH PADA KUALITAS maka eutrofikasi terjadi diseluruh badan air
PERAIRAN sungai Citarum. Hal ini disebabkan karena
nutrien tidak hanya dihasilkan oleh industri
3.1 Logam berat dan pemukiman, namun juga oleh kegiatan-
kegiatan lain yang terjadi di sekitar perairan
Telah disampaikan bahwa di DAS tersebut seperti peternakan, pertanian dan
Citarum beroperasi sekitar 394 buah industri perikanan.
yang sebagian besar tidak memiliki IPAL.
Tanpa IPAL maka tanpa diragukan lagi 3.2.1. Waduk Saguling
limbah-limbah industri tersebut akan masuk
ke S. Citarum dan mencemarinya. Apalagi Tabel-3 menunjukkan bahwa BOD dan
diketahui pula bahwa sebagian besar (288 COD yang masuk ke Saguling adalah 7
buah) adalah indutri tekstil yang jelas-jelas (tujuh) kali lebih besar dari BOD dan COD
mengandung logam berat dalam limbahnya. yang masuk ke waduk-waduk lain. Ketiadaan
Dengan kenyataan tersebut maka tidak IPAL untuk limbah industri dan pemukiman
aneh jika publikasi7) yang ada menyatakan mengakibatkan limbah-limbah tersebut akan
bahwa perairan sungai Citarum, utamanya di masuk ke waduk dan terurai di masing-
waduk Saguling memiliki kandungan masing waduk. Untuk menguraikan limbah
beberapa logam berat seperti Hg, Cd, Pb dan tersebut diperlukan oksigen; sehingga selama
Zn yang jauh berada diatas ambang yang proses penguraian limbah tersebut oksigen
diijinkan dalam baku mutu yang berlaku. terlarut dalam perairan menurun, dengan
Demikian pula dengan pH, H2S, nitrit, klorin tingkat penurunan berbanding lurus dengan
dan fenol. jumlah limbah yang diurai. Dengan terurainya
Keberadaan logam-logam berat yang limbah terbentuklah senyawa lain yang
melebihi ambang batas tersebut bukan hanya berupa nutrien (posfor dan nitrogen) dan gas
di temukan di waduk Saguling, namun (NH3 dan H2S) yang beracun bagi organime
kadang-kadang ditemukan pula di perairan lain. Selanjutnya karena limbah organik
waduk Cirata8). Mengingat disekitar waduk sebagian besar ada dilapisan bawah badan
Cirata tidak ada industri3) dengan buangan air maka dampak penguraian yang berupa
limbah yang mengandung logam berat, maka penurunan oksigen terlarut dan timbulnya
dapat diduga bahwa secara alamiah waduk gas-gas beracun terjadi di lapisan bawah
Saguling sudah tidak mampu lagi menetralisir badan air. Inilah yang menjadi salah satu
logam-logam berat yang dibawa limbah penyebab kandungan oksigen terlarut dalam
industri yang masuk ke waduk, sehingga suatu badan air makin ke lapisan bawah
sebagian logam-logam berat tersebut masuk makin mengecil konsentrasinya, sebaliknya
ke waduk Cirata. kandungan gas beracunnya makin besar.
Keadaan seperti tersebut diatas Salah satu hasil penguraian limbah
menunjukkan bahwa air di waduk Saguling organik adalah nutrien dalam bentuk posfor
dan Cirata sudah tidak lagi memenuhi dan nitrogen yang siap diasimilasi oleh
persyaratan untuk dijadikan bahan bahu air tumbuhan air, termasuk fitoplankton9). Seperti
minum. tumbuhan lain, maka pertumbuhan
Selanjutnya keberadaan logam berat di fitoplankton terus terjadi pada perairan yang
perairan waduk Juanda belum dipublikasikan. selalu (terus menerus) mengandung nutrien.
Mengingat letak waduk Juanda berada Hal inilah yang menyebabkan pemasukan
dibawah waduk Cirata maka dimungkinkan (pembuangan) limbah organik yang terus
kandungan logam-logam beratnya masih menerus kedalam suatu badan air akan diikuti
berada dibawah perairan Cirata. dengan pertumbuhan fitoplankton yang
berlebihan sehingga air berwarna hijau
3.2. Eutrofikasi pekat10) . Fenomena ini disebut “Blooming”.
“Blooming” fitoplankton sebenarnya telah
Selain mengakibatkan pencemaran terjadi di perairan waduk Saguling setiap
logam berat, pembuangan limbah yang tidak tahun, utamanya di musim kemarau. Garno11)
diolah telah mengakibatkan pencemaran mengungkapkan bahwa perairan waduk
nutrien (eutrofikasi) di semua badan airnya. Saguling telah menjadi yutrofik dengan
Tidak seperti pencemaran logam berat yang kelimpahan fitoplankton berfluktuasi antara
nampaknya bertingkat dari hulu ke hilir 19.033-25.385 x 103 sel•l-1 (sembilan belas
(Saguling-Cirata-Juanda), yang disebabkan juta tiga puluh tiga ribu --- dua puluh lima juta
sumbernya diduga hanya berada di hulu, tiga ratus delapan puluh lima ribu sel per liter).
Status dan Karakteristik Pencemaran di Waduk Kaskade Citarum (Yudhi S. Garno) 211
tahun blooming “blue green” algae terjadi di sebenarnya dapat dijadikan landasan untuk
waduk Juanda. Di saat blooming inilah air menyederhanakan pengelolaan kualitas
waduk Juanda menjadi seperti “juice alpukat” sumberdaya perairan DAS Citarum yang
yang anyir dan menjijikan. Keadaan ini sangat panjang.
sangat merugikan, karena potensi wisata
yang telah digarap dengan baik akan sia-sia DAFTAR PUSTAKA
akibat permukaan air yang kotor, anyir dan
menjijikan dihindari wisatawan. 1. Anonim (2000): Pola Operasi Waduk
Seperti yang terjadi di Saguling dan Kaskade Citarum Pengelolaan Waduk
Cirata, maka meskipun jumlah KJA di W. Secara Berkelanjutan. Perum Jasa Tirta
Juanda lebih sedikit, namun karena limbah II.
organik yang masuk ke waduk telah 2. Brahmana S.S. dan F. Achmad, 1997:
terakumulasi cukup lama, dan diduga sering Eutrophication in Three Reservoirs at
terjadi pegadukan limbah tersebut oleh sistem Citarum River and Its relation to Beneficial
pembuangan limbah industri yang berupa air uses. Workshop On Ecosystem Approach
pendingin mesin, maka kematian ikan pun to Lake and Reservoir Management
sering terjadi di W. Juanda. Seperti 3. Sucahyo, N. (1996): Peramalan dan
penyebab kematian ikan di waduk Cirata, Pengendalian Kualitas Air Daerah Aliran
kematian di waduk Juandapun tidak mungkin Sungai Citarum. Jurnal Penelitian
disebabkan oleh limbah industri namun lebih Pemukiman, Vol-XII (11) :17-25.
mungkin oleh deplesi oksigen akibat 4. Irianto E. W dkk (1996): Karakteristik
blooming; dan keracunan gas-gas beracun Beban Pencemaran Air Limbah Penduduk
(H2S & amoniak) hasil dekomposisi limbah di Bandung dan Yogyakarta. Buletin
organik yang terangkat kepermukaan oleh Puslitbang Pengairan , Bandung
tekanan angin ataupun perbedaan temperatur 5(21):15-35.
antar lapisan badan air. 5. Garno, Y.S dan T.A. Adibroto (2000):
Dampak Penggemukan Ikan Di Badan Air
4. KESIMPULAN Waduk Multiguna Pada Kualitas Air Dan
Potensi Waduk. Proseding Sem-Nas.
Uraian tersebut diatas menggambar Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau &
kan bahwa air sungai Citarum telah tercemar Waduk. IPB, Bogor hal. XVII:1-10.
berat di semua bagiannya (hulu dan hilir) 6. Sukimin S., M. Ulama; D.G. Bengen.
sehingga keberlanjutan beberapa potensi (1997): Water Quality Obsevation and
yang dimilikinya, yakni sebagai bahan baku Floating Cages Arrangement For
air minum, media akuakultur serta wisata Fisheries at Ir. Juanda Reservoir.
terancam punah. Sedangkan potensi Workshop On Ecosystem Approach to
pembangkit tenaga listrik meskipun tidak Lake and Reservoir Management
punah namun akan menjadi mahal dalam 7. Anonim, 1995: Laporan Hasil
pengoperasiannya karena peralatan akan Pemantauan Kualitas Air waduk
cepat mengalami korosi dan penyumbatan. Saguling. Pusat Penelitian Sumber Daya
Untuk menghindari fenomena yang Alam dan Lingkungan, Lembaga
mengerikan tersebut maka meskipun agak Penelitian Unpad, Bandung.
terlambat, haruslah segera dimulai usaha 8. Anonim, 1995 & 1996: Laporan Hasil
serius untuk menghentikan proses Penelitian Kualitas Air PLTA Cirata.Pusat
pencemaran dan pendangkalan yang telah Penelitian Sumber Daya Alam dan
terjadi sepanjang waktu tersebut. Lingkungan, Lembaga Penelitian Unpad,
Meskipun sama-sama tercemar berat Bandung.
namun jika dicermati dengan baik maka 9. Garno, Y.S. (1995): Zooplankton and
nampak bahwa penyebab penurunan kualitas Nutrient Influence On Succession Of
(pencemaran) air setiap waduk adalah Phytoplankton. Proceed. Workshop on
berbeda-beda. Waduk Saguling tercemar Tech. Appl. on Marine Env. Monitoring,
berat oleh logam berat dari industri, dan Forcasting & Information System. Direct.
organik dari pemukiman; waduk Cirata oleh for The Human Settlement and
limbah organik dari KJA, sedangkan waduk Environmental Tech. BPPT, 121-132
Juanda oleh organik dari KJA di Cirata dan di 10. Garno, Y.S. (1994): Dinamika Plankton
Juanda. Kesimpulan tiga fenomena dan Bahan Organik dalam Badan Air
pencemaran seperti tersebut diatas mungkin Tertutup yang dipupuk dengan dosis
untuk pertama kali. Fenomena tersebut tinggi (Eutrofik). Prosiding Presentasi
Status dan Karakteristik Pencemaran di Waduk Kaskade Citarum (Yudhi S. Garno) 213