Profitabilitas - Likuiditas - Yulia Ari Susanti - 13401478 Ok PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 77

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP LIKUIDITAS

PADA PT.UNILEVER INDONESIA Tbk YANG


TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE TAHUN 2011 – 2015

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV
Program Studi Komputerisasi Akuntansi

Disusun oleh:
YULIA ARI SUSANTI
NPM 13.401.478

POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2017

1
ABSTRAK

YULIA ARI SUSANTI


NPM 13.401.478
Komputerisasi Akuntansi

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP LIKUIDITAS PADA


PT UNILEVER INDONESIA Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2011 – 2015

Skripsi : 85 Halaman

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap


likuiditas pada PT Unilever Indonesia Tbk.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.Data yang digunakan adalah laporan
keuangan PT Unilever Indonesia Tbk selama 5 periode yaitu 2011 – 2015.
Sedangkan untuk olah data digunakan teknik analisis uji normalitas data,
koefisien korelasi, koefesien determinasi dan analisis regresi linier sederhana.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa uji normalitas data
berdistribusi normal. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi productmoment –
person, dengan memiliki signifikan sebesar 0,961 lebih besar dari 0,01 dengan
demikian profitabilitas mempunyai hubungan yang signifikan sangat kuat
terhadap likuiditas. Hasil uji koefisien determinasi sebesar 0,924 yang artinya
92,4% dapat dipengaruhi profitabilitas sedangkan sisanya 7,6% dipengaruhi oleh
variabel-variabel yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Masalah yang terjadi dari penelitian ini Laba kotor yang didapat dirasa
belum maksimal, hal tersebut dikarenakan aset lancar belum sebanding utang
lancar. Saran yang diberikan penulis Rasio profitabilitas dapat ditingkatkan
dengan cara meningkatkan jumlah penjualan, sehingga penghasilan yang di dapat
juga meningkat. Selain itu biaya-biaya harus ditekan seefektif mungkin sehingga
keuntungan perusahaan dapat dipergunakan dengan baik.

Kata kunci : profitabilitas (gross profit margin), likuiditas (current ratio)

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam menyambut era globalisasi sekarang ini, sebuah perusahaan

harus mampu untuk mengikuti perubahan yang terjadi baik di dalam

perusahaan maupun di luar perusahaan.Tentunya untuk mengikuti perubahan-

perubahan yang terjadi tersebut sangatlah tidak mudah.

Setiap perusahaan tentunya memiliki strategi masing-masing dalam

berbisnis. Permasalahannya adalah tepatkah strategi itu dipergunakan oleh

perusahaan tersebut, karena bila ternyata strategi yang diterapkan oleh

perusahaan tersebut tidak sesuai dengan keadaanya maka strategi tersebut

akan mengakibatkan kegagalan bagi perusahaan tersebut.

Di zaman yang semakin modern ini, kondisi persaingan dunia bisnis

semakin tidak menentu setiap perusahaan dituntut untuk lebih

mempersiapkan diri secara matang, profesional, fleksibel, serta tumbuh dalam

pasar global.Oleh karena itu perusahaan diharapkan memiliki keunggulan

dalam berbagai aspek,-seperti aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek

operasi, dan aspek sumber daya manusia.

Dilihat dari kebutuhannya hal terpenting dari aspek-aspek di atas dalam

pengambilan keputusan suatu perusahaan adalah kondisi keuangan yang

memuaskan. Karena alasan tersebut perusahaan memerlukan pengendalian

4
2

yang cermat serta pengelolaan yang baik dalam manajemen keuangannya.

Dalam hal ini maka perusahaan membutuhkan analisis laporan keuangan

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang

strategis.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil refleksi dari sekian

banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan.Transaksi-transaksi dan

peristiwa-peristiwa yang bersifat financial dicataat, digolongkan, dan

diringkaskan dalam satuan uang lalu kemudian diadakan penafsiran untuk

berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah proses akuntansi

yang pada hakikatnya merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan

peringkasan transaksi dan peristiwa-peristiwa yang setidak-tidaknya sebagian

bersifat finasial, dalam cara yang tepat dan dalam bentuk rupiah serta

penafsiran akan hasil-hasilnya. Menurut Djarwanto (1996:5), laporan

keuangan adalah hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan

perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan

manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai

kepentingan dengan data keuangan perusahaan tersebut.

Dalam menganalisis aspek keuangan suatu perusahaan, maka analisis

rasio merupakan salah satu alat dalam menganalisis data keuangan yang

tercantum dalam laporan keuangan. Rasio keuangan tersebut

dapatmenjelaskan hubungan antara dua data keuangan dari tahun ke tahun,

dengan cara membandingkan rasio keuangan yang lalu pada suatu

perusahaan. Akan dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan tersebut


3

setiap tahunnya.Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada

dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) serta

tingkat risiko suatu perusahaan.Maka hal terpenting ketika menganalisis

keadaan keuangan suatu perusahaan adalah data mengenai laba yang

diperolehnya, selain itu kita juga dapat meninjau kemampuan

perusahaan.Untuk itu dapat digunakan analisis rasio dengan menilai tingkat

profitabilitas dan tingakt likuiditas suatu perusahaan.

Terdapat banyak pihak yang berkepentingan dengan informasi

mengenai tingkat profitabilitas dan tingkat likuiditas perusahaan, yang secara

garis besar dapat dikelompokkan menjadi pihak intern dan pihak ektern.Pihak

intern perusahaan dalam hal ini manajemen menggunakan informasi

profitabilitas dan likuiditas sebagai dasar untuk membuat perencanaan dan

menetapkan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan

di masa yang akan mendatang. Selain itu, pihak ektern seperti bank, kreditur,

investor.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba atas

sumber daya yang dimiliki perusahaan yang disebut dengan aktiva.Sedangkan

likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya.
4

Mengingat pentingnya pengaruh rasio keuangan dalam suatu

perusahaan dan latar belakang yang telah diutarakan dalam, maka dalam

menyusun skripsi ini penulis mengambil judul :“PENGARUH

PROFITABILITAS TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT UNILEVER

INDONESIA Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2011- 2015”.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis dikemukakan di

atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian adalah bagaimana

pengaruh profitabilitas terhadap likuiditas pada PT Unilever Indonesia Tbk.

1.3 Pertanyaan Penelitian


Pertanyaan penelitian yang diajukan oleh penulis menyangkut pada

pokok permasalahan diatas adalah sebagai berikut :

A. Bagaimana perkembangan profitabilitas dan likuiditas pada PT Unilever

Indonesia Tbk ?

B. Bagaimana pengaruh profitabilitas dan likuiditas secara persial ?

C. Masalah apa saja yang timbul pada pengaruh profitabiitas terhadap

likuiditas di PT Unilever Indonesia Tbk ?

D. Upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan pihak perusahaan untuk

mengatasi masalah tersebut ?


5

1.4 Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Untuk mengetahui secara lebih jelas bagaimana pengaruh

profitabilitas terhadap likuiditas di PT Unilever Indonesia Tbk.

B. Tujuan Khususs

1. Mengetahui tingkat profitabilitas di PT Unilever Indonesia Tbk.

2. Mengetahui tingkat likuiditas di PT Unilever Indonesia Tbk.

3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap likuiditas PT

Unilever Indonesia Tbk.

4. Untuk mengetahui apa saja masalah yang timbul pada pengaruh

profitabilitas terhadap likuiditas.

5. Untuk mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan pihak

manajemen perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut.

1.5 Kegunaan penelitian

A. Bagi Penulis

Merupakan latihan bagi penulis untuk menganalisis dan

mengaplikasikan antara teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan serta dapat memperluas pengetahuan

penulis terhadap fenomena yang terjadi di lapangan terutama mengenai

analisis pengaruh profitabilitas terhadap likuiditas di PT Unilever

Indonesia Tbk.
6

B. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan uang dapat

membangun dalam upaya peningkatan di bidang akuntansi mengenai

analisis rasio keuangan terutama tingkat profitabilitas serta pengaruhnya

terhadap likuiditas di PT Unilever Indonesia Tbk.

C. Bagi Akademis

Dapat menambah hasil penelitian di bidang akuntansi terutama

mengenai analisis pengaruh profitabilitas terhadap likuiditas.


BAB II

LANDASAN TEORI,

KERANGKAPEMIKIRANDANMETEDOLOGI PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

A. Pengertian Analisis

Analisa berasal dari kata Yunani kuno “analusis” yang berarti

melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata yaitu “ana” yang

berarti lepas kembali dan “luein” yang berarti melepas. Sehingga

pengertian analisa yaitu suatu usaha dalam mengamati secara detail pada

suatu hal atau benda dengan caras menguraikan komponen-komponen

pembentuknya atau menyusun komponen-komponen pembentuknya atau

menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.

Menurut kamus besar ekonomi, analisa yaitu melakukan evaluasi

terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan

akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang

muncul.

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran

kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan

hasil kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi

7
8

keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu

sendiri maupun entitas-entitaslain diluar perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) mengemukakan

bahwa Laporan keuangan merupakan struktur yang menyajikan posisi

keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum

dari laporan keuangan ini untuk kepentingan umum adalah penyajian

informasi mengenai posisi keuangan (financial position), kinerja

keuangan (financial performance), dan arus kas (cash flow) dari entitas

yang sangat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi para

penggunanya untuk dapat mencapai tujuan ini laporan keuangan

menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari

asset, kewajiban, networth, beban, dan pendapatan (termasuk gain dan

lose). Perubahan ekuitas dan arus kas informasi tersebut diikuti dengan

catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan.

Menurut Munawir (2015:5) pada umumnya Laporan keuangan itu

terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan

ekuitas.Neraca menunjukan atau menggambarkan jumlah aset,

kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal

tertentu.Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi

selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukan

sumber dan penggunaan atau alas an-alasan yang menyebabkan

perubahan ekuitas perusahaan.


9

Menurut Harahap (2009:105) mengemukakan Laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan

pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan

keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil

usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi

keuangan.

Menurut Gitman (2012:44) “Annual report that publicly owned

corporations must provide to stock holders it summarizes and

documents the firms financial 2 activities during the past year”

berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang

melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu,

yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan

perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukan

jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi

menunjukan hasil operasi perusahaan selama periode

tertentu.Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber

pengguna atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas

perusahaan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2005:121) “Laporan keuangan

adalah “output” dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan

keuangan ini menjadi bahan informasi bagi para pemakainnya sebagai


10

salah satu bahan dalam pengambilan keputusan.Disamping sebagai

informasi laporan keuangan juga sebagai pertanggung jawaban”.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah

berfungsi sebagai “alat pengujian” dari pekerjaan fungsi bagian

pembukuan, akan tetapi untuk selanjutnya seiring dengan

perkembangan jaman, fungsi laporan keuangan sebagai dasar untuk

dapat menentukan atau melakukam penilaian atas posisi keuangan

perusahaan tersebut. Dengan menggunakan hasil analisis tersebut, maka

pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan

melalui laporan keuangan juga akan dapat dinilai kemampuan

perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya baik

jangka pendek maupun jangka panjang, struktur modal perusahaan,

pendistribusian pada aktivanya, efektivitas dari pengguna aktiva,

pendapatan atau hasil usaha yang telah dicapai, beban-beban tetap yang

harus dibayar oleh perusahaan serta nilai-nilai buku dari setiap lembar

saham perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3) tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi.
11

Menurut Fahmi (2011:28) tujuan utama dari laporan keuangan

mencangkup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang

ditunjukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai

kinerja keuangan perusahaan disamping pihak manajemen perusahaan.

Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan,

membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari

keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak

keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas

maka dapat disimpulkan :

a. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan

perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan,

sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak

keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

b. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan

meramalkan apakah perusahaan dimasa sekarang dan di masa yang

akan dating sehingga menghasilkan keuntungan yang sama atau

lebih menguntungkan.

c. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk

menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan

selama periode tertentu. Selain itu menilai kemampuan perusahaan,

laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan investasi.


12

3. Jenis- jenis Laporan Keuangan

Jenis-jenis laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(2009:2) laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba-

rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas

laporan keuangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan neraca

dan laporan laba-rugi.

a. Neraca

Menurut Harahap (2009:107) Neraca disebut laporan posisi

keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset,

kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu.Neraca atau balance sheet

adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari

suatu perusahaan atau aset kewajiban-kewajibannya atau utang, dan

hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan

tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu.Neraca harus

disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran

mengenai posisi keuangan perusahaan.Oleh karena itu neraca

tepatnya dinamakan statements of financial position. Karena neraca

merupakan potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu

maka neraca merupakan status report bukan merupakan flow report.

Menurut Riyanto (2010:19) Aset dapat dibagi atas dua

kelompok besar yaitu aset lancer dan aset yang habis dalam satu

kali perputaran dalam proses produksi dan proses berputarnya


13

adalah dalam waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu

tahun). Dalam perputarannya yang satu kali ini, elemen-elemen dari

aset lancar tidak sama cepatnya ataupun tingkat perputarannya.

Misalnya piutang menjadi kas adalah lebih cepat daripada inventory

(apabila penjualan dilakukan secara kredit), karena piutang menjadi

kas hanya membutuhkan satu langkah saja, sedangkan inventory

melalui piutang barulah menjadi kas. Dengan kata lain aset lancer

adalah aset yang dapat diuangkan dalam waktu yang pendek.

Sedangkan aset tetap adalah aset yang tahan lama atau secara

berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Syariah

lain untuk dapat digunakan dalam operasi yang bersifat permanen

(aset tersebut mempunyai umum kegunaan jangka panjang atau

tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan).

Menurut Munawir (2010:8) Hutang adalah semua kewajiban-

kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi,

dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan

yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban-kewajiban

perusahaan dapat dibebankan ke dalam kewajiban lancar (kewajiban

jangka pendek) dan kewaiban jangka panjang. Kewajiban jangka

pendek atau kewajiban lancar adalah kewajiban keuangan

perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan

dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan

menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan, sedangkan


14

kewajiban jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka

waktu pembayaran (jatuh temponya) jangka panjang (lebih dari satu

tahun sejak tanggal neraca).

Menurut Riyanto (2010:240) Modal merupakan ekuitas yang

berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan

untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Ekuitas dari sumber ini

merupakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan atau dapat

pula bersumber dari pendapatan atau laba yang ditahan.

Neraca yang disebut juga laporan posisi keuangan,

memberikan informasi tentang jenis serta jumlah aktiva dan pasiva

perusahaan.Aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap,

sedangkan pasiva terdiri dari kewajiban dan kekayaan pemegang

saham.Neraca menunjukkan posisi keseimbangan antara aktiva dan

pasiva.

Chairul Marom (2004:10) menyatakan bahwa “Neraca

menggambarkan posisi keuangan yang berupa aktiva, kewajiban,

dan ekuitas suatu unit usaha pada suatu saat tertentu. Aktiva

disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka

panjang.Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah

dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan”.

Dengan demikian dari berbagai rumusan terebut, secara garis

besar dapat dinyatakan bahwa neraca merupakan suatu laporan yang

pada dasarnya menyajikan dan menunjukkan informasi tentang


15

keadaan posisi keuangan perusahaan.Laporan ini mencangkup

posisi aktiva (harta kekayaan), kewajiban, modal dan informasi

mengenai sifat dan jumlah investasi.

b. Laporan Laba-Rugi

Pada dasarnya laporan laba rugi merupakan ringkasan dari

pendapatan dan biaya suatu perusahaan pada periode tertentu,

misalnya satu bulan, satu tahun.Pengertian tersebut menjelaskan

bahwa laporan laba-rugi berisi uraian pendapatan dan pengeluaran

pada periode waktu tertentu, serta dapat menunjukan besarnya laba

atau kerugian yang dihasilkan oleh perusahaan dari hasil

operasional dan aktivitas lainnya.Menurut Munawir (2010:26)

laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang

penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan

selama periode tertentu. Pada dasarnya alasan utama pentingnya

laba rugi adalah bahwa laporan laba rugi dapat menyediakan

informasi kepada investor dan kreditur yang dapat membantu

meramal jumlah, waktu dan ketidakpastian dan arus kas masa

depan. Ramalan yang akurat atas arus kas masa depan membantu

investor untuk menilai kelayakan ekonomi perusahaan dan kreditur

untuk menentukan kemungkinan dari pembayaran kembali terhadap

perusahaan.

Perhitungan laba-rugi membantu pemakai menentukan resiko

tingkat ketidakpastian dari kegagalan mencapai suatu arus tertentu.


16

Selain ini juga digunakan oleh pihak lain seperti pelanggan untuk

menentukan kemampuan suatu perusahaan memberikan barang dan

jasa yang dibutuhkan. Demikian juga serikat kerja pekerja berguna

menelaah secara cermat sebagai dasar untuk pembahasan mengenai

tingkat gaji yang diterima, serta bagi pemerintah untuk merumuskan

pajak, kebijakan fiscal dan moneter.Dengan demikian laporan laba-

rugi disusun sedemikian rupa dengan maksud untuk

menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan

dalam upaya mencapai tujuan selama periode tertentu, yang diukur

dengan membandingkan pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh pendapatan tersebut. Walaupun belum ada

keseragaman tentang susunan laporan laba-rugi tiap-tiap

perusahaan, namun prinsip-prinsip yang umummnya adalah sebagai

berikut :

1. Menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok

perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan

service) diikuti dengan harga pokok dari barang yang dijual,

sehingga diperoleh laba kotor.

2. Menunjukkan beban-beban operasional yang terdiri dari beban

penjualan dan beban umum atau administrasi (operating

expense).

3. Menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok

perusahaan, yang diikuti dengan beban-beban yang terjadi di


17

luar usaha pokok perusahaan (non operating or financial income

and expenses).

4. Menunjukkan laba atau rugi yang isidentil (extra ordinary gain

or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak

pendapatan.

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah sumber informasi tentang

penerimaan dan pengeluaran kas dari semua aktivitas yang

dilakukan selama satu periode, baik dari aktivitas operasi, investasi,

maupun pendanaan. Informasi ini sangat penting untuk menilai

kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta mengetahui

bagaimana kebijakan entitas dalam mengelola (menggunakan) dana

kasnya.

Menurut Harmantov (2002:130) Laporan arus kas

menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada kas dan setara

kas (investasi sementara dan sangat likuid yang dengan mudah

dapat dikonversikan menjadi kas) dalam suatu periode akuntansi.

Untuk dapat dikatakan setara kas, suatu item harus memenuhi dua

kriteria sebagai berikut :

a. Dapat dengan mudah dikonversikan menjadi kas

b. Pendek tanggal jatuh temponya, sehingga kecil tingkat risiko

terjadinya perubahan nilai sebagai akibat dari perubahan suku

bunga.
18

Menurut Chairol Marom (2004:16) Laporan arus kas

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas

dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana

tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi

dan pendanaan.

Pengertian di atas mengartikan bahwa laporan arus kas

memperlihatkan sumber-sumber arus kas masuk serta penggunaan

arus kas masuk serta penggunaan arus kas keluar sepanjang tahun

selama satu periode akuntansi.Arus kas tersebut dibuat dalam tiga

kelompok berdasarkan jenis aktivanya, yaitu aktivitas operasi,

aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.Kas bersih dalam

masing-masing aktivitas dijumlahkan dan direkonsiliasikan dengan

saldo kas pada awal tahun, sehingga diperoleh saldo akhir tahun.

Laporan disusun dari perbandingan neraca awal serta akhir, dan

juga dikaitkan dengan laporan operasi periode tersebut. Laporan ini

mencerminkan keputusan tentang sumber dan penggunaan dana,

yaitu komitmen dana untuk investasi dalam aktiva untuk membayar

kembali kewajban, atau menigkatkan dana melalui pinjaman

tambahan atau dengan mengurangi investasi aktiva. Salah satu

sumber dana utama adalah operasi yang menguntungkan dimana

pendapatan melebihi biaya dan beban. Sebaliknya operasi yang tidak

menguntungkan merupakan suatu penggunaan dana.


19

4. Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh

pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan

dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan

tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin

mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

Analisa laporan keuangan mencangkup pengaplikasian sebagai

alat teknik analisis pada laporan keuangan dan data keuangan dalam

rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan.

5. Prosedur, Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

A. Prosedur Analisis Laporan Keuangan

Sebelum menganalisa terlebih dahulu suatu laporan

keuangan, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh penganalisa adalah :

1. Benar-benar memahami laporan keuangan tersebut.

2. Dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang

tercermin dalam laporan keuangan tersebut.

3. Mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.

4. Mempunyai kemampuan atau kebijakan yang cukup dalam di

dalam mengambil suatu kesimpulan.

5. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.

6. Mempelajari dan meriview laporan keuangan.

7. Menganalisis laporan keuangan.


20

B. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Metode dan teknik analisis yang digunakan untuk

menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada

dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari

masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan

dari beberapa periode untuk suatu perusahaan tertentu, atau

diperbandingkan alat-alat pembanding lainnya.Tujuan dari setiap

metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data

sehingga dapat lebih dimengerti.

Ada dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa

laporan keuangan sebagai berikut :

1. Analisa Horizontal (Dinamis)

Analisa horizontaladalah analisa yang menggunakan

laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat,

sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut

metode analisa dinamis.

2. Analisa Vertikal (Statis)

Analisa vertikal adalah apabila laporan keuangan yang

dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu

dengan memperbandingkan antara pos lainnya dalam laporan

keuangan tersebut, sehingga diketahui keadaan keuangan atau

hasil operasi pada saat itu saja.Metode ini disebut metode

analisa statis.
21

C. Rasio Keuangan

Rasio dapat dipahami sebagai hasil yang diperoleh antara satu

jumlah dengan jumlah yang lainnya.Rasio sendiri menurut Joel G. Siegel

dan Jae K. Shim mengemukakan bahwa hubungan antara satu jumlah

dengan jumlah lainnya.Dimana perbandingan tersebut dapat memberikan

gambaran relative tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan.

Rasio keuangan atau financial ratio adalah melakukan analisa

terhadap kondisi keuangan perusahaan.Bagi investor jangka pendek dan

menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan

jangka pendek dan kemanapun perusahaan untuk membayar deviden yang

memadai. Rasio-rasio keuangan ini dibagi menjadi enam kelompok yaitu :

1. Rasio likuiditas adalah rasio-rasio uamg dimaksud untuk mengukur

likuiditas perusahaan.

2. Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur

sampai berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan

sumber-sumber dananya.

3. Rasio profitabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir

dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.

4. Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur

sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.


22

D. Profitabilitas

Menurut Bambang Riyanto (2008:35) mengatakan “Profitabilitas

adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama satu

periode tertentu”.

Adapun pendapat menurut Agus Sartono (2010:122) menyatakan

“Profitabilitas adalah komponen perusahaan memperoleh laba

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”.

Menurut Sofyan Syafri Hararap (2008:304) mengemukakan bahwa

profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba

melalui semua kemampuan, dana sumber yang ada seperti kegiatan

penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Sedangkan menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston

(2009:107) menyatakan bahwa “Profitabilitas adalah hasil akhir dari

sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan”.

Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

profitabilitas adalah pengukur kemampuan perusahaan atas laba yang

dihasilkan dari berbagai aktivitas perusahaan melalui sejumlah kebijakan

dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.

1. Pengertian Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan

yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh

dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin


23

baikrasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan

kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan

Menurut Bambang Riyanto (2005:331) menyatakan bahwa Rasio-

rasio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan

keputusan-keputusan (profit margin on sales, return on total asset,

return on net worth dan lain sebagainya) atau menggambarkan

kemampuan perubahan mendapatkan laba melalui semua kemampuan

dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah

cabang dan sebagainya.

Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham (2005:57)

mengatakan bahwa “ rasio profitabilitas adalah memberikan ukuran

tingkat efektivitas manajemen seperti dityunjukan oleh laba yang

dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi”. Namun

menurut Freddy Rangkuti (2004:77) mendefinisikan bahwa “rasio

keuntungan adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas

manajemen dalam mengelola perusahaanya.Efektivitas manajemen

meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran,

sumber daya manusia, dan operasional”.

Dari definisi di atas dapat dinyatakan bahwa profitabilitas

merupakan suatu rasio keuangan yang menunjukan hasil akhir dari

seluruh kebijakan perusahaan, khususnya kebijakan keuangan yang

bertumpu pada pendayagunaan seluruh sumber daya secara efektif dan

efesien dan juga menunjukan pengaruh secara keseluruhan dari


24

likuiditas, pengelolaan aktiva maupun solvabilitas yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

semaksimal mungkin.

2. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Rasio gross profit margin merupakan margin laba kotor.

Mengenai gross profit margin ini Lyn M. Fraser dan Aileen

Ormiston memberikan pendapat yaitu “margin laba kotor, yang

memperlihatkan hubungan antara penjualan dan beban pokok

penjualan, mengukur kemampuan sebuah perusahaan untuk

mengendalikan biaya persediaan atau biaya operasi barang maupun

untuk meneruskan kenaikan harga lewat penjualan kepada

pelanggan”. Atau lebih jauh Joel. G. Siegel dan Jae K.Shim

mengatakan bahwa “persentasi dari sisa penjualan setelah sebuah

perusahaan membayar barangnya juga disebut margin keuntungan

kotor (gross profit margin)”. Adapun rumus rasio gross profit

marginadalah :

Keterangan :
Cost of Good Sold : Harga Pokok Penjualan
Sales : Penjualan
25

b. Net Profit Margin

Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan

terhadap penjualan mengenai net profit margin ini Joel. G. Siegel

dan Jae K. Shim mengatakan “(1) margin laba bersih sama dengan

laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Ini menunjukan

kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat

penjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma

industri sebuah perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, kita

dapat menilai efesiensi operasi strategi penetapan harga serta status

persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri

tersebut. (2) margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi laba

bersih. Margin laba yang lebih tinggi lebih disukai karena

menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan hasil yang baik yang

melebihi harga pokok penjualan”.

Hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan

menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan

perusahaan sampai cukup berhasil dalam memulihkan atau

mengendalikan harga pokok barang dagangan atau jasa, beban

operasi, penyusustan, bungan pinjaman dan pajak.Rasio ini

menunjukkan kemampuan manajemen untuk menyisihkan margin

sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik perusahaan yang tetap

menyediakan modalnya dengan resiko. Adapun rumus rasio net

profit margin sebagai berikut :


26

Keterangan :
Earning After Tax (EAT) : Laba Setelah Pajak
Sales : Penjualan
c. Return of Invesment (ROI)

Rasio return of investment (ROI) atau pengembalian investasi,

bahwa dibeberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis dengan

return on total asset (ROA). Rasio ini melihat sejauh mana investasi

yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian

keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut

sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau

ditempatkan. Adapun rumus return of investment (ROI) sebagai

berikut :

Keterangan :
Earning After Tax (EAT) : Laba Setelah Pajak
Total Asset : Total aset
d. Return on Equity (ROE)

Rasio return on equity (ROE) disebut juga dengan laba atas

equity. Di beberapa referensi disebut juga dengan rasio total asset

turnover atau perputaran total aset. Rasio ini mengkaji sejauh mana
27

suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk

mampu memberikan laba atas ekuitas.

Rasio return on equity memperlihatkan sejauh manakah

perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, serta mengukur

tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik

modal atau pemegang saham perusahaan.

Tinggi rendahnya rasio ini dipengaruhi oleh beberapa

komponen, yaitu margin laba bersih, perputaran total aktiva, dan

pengganda ekuitas.Pada komponen yang pertama hal ini sudah

diuraikan pada rasio margin laba bersih. Dimana apabila margin

laba menunjukkan rasio yang akan rendah turut mengurangi

rendahnya rasio return on equity (ROE). Hal ini berarti bahwa

setiap periode kemampuan untuk menghasilkan laba bersih semakin

rendah apabila nilai penjualan bersih tidak berubah atau

kenaikannya lebih kecil dibandingkan kenaikan biaya.

Pada rasio perputaran total aktiva juga turut mendorong

rendahnya nilai return on equity(ROE). Hal ini disebabkan oleh

penggunaan aktiva dalam proposi yang lebih besar dibandingkan

periode dalam menghasilkan penjualan. Hal ini berarti bahwa total

aktiva lebih banyak diinvestasikan (ditanam) untuk memperoleh

penjualan dan sedikit dioperasikan untuk modal kerja maupun nilai

biaya modal yang tinggi.

Adapun rumus return on equity (REO) sebagai berikut :


28

Keterangan :
Earning After Tax (EAT) : Laba Setelah Pajak
Equity : Modal Sendiri

E. Likuiditas

Likuiditas mengacu kepada kemampuan perusahaan dalam

ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas

jangka pendek.Analisis likuiditas diarahkan kepada aktivitas operasional

perusahaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan

dan ukuran modal kerja.

Menurut Wild.ddk (2009:185) likuiditas mengacu kepada

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewaj’iban jangka

pendeknya.Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva

menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas.Jangka pendek

secara konvensional dianggap periode hingga satu tahun meskipun jangka

waktu itu dikaitkan dengan siklus operasional normal suatu perusahaan

(periode waktu yang mencangkup siklus pembelian produk-penjualan-

penagihan).

Menurut Lukman (2007:41) menjelaskan bahwa likuiditas

merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar

semua kewajiban financial jangka pendek saat jatuh tempo dengan

menggunakan aktiva lancar yang tersedia.Likuiditas tidak hanya berkaitan


29

dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan

dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi

uang kas.

Menurut Kasmir (2012:133) “Likuiditas yang dapat digunakan

perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya adalah Rasio Lancar (current ratio)”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka likuiditas berhubungan dengan

masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban

financialnya yang segera harus dipenuhi, perusahaan yang tidak likuid

akan kehilangan kepercayaan dari pihak luar terutama dari pihak kreditur

dan pemasok, sedangkan dari pihak dalam yaitu karyawannya.

1. Pengertian Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Contoh membayar

listrik, telefon, air PDAM, gaji karyawan, gaji teknisi, gaji lembur,

tagihan telepon, dan sebagainya. Karena itu rasio likuiditas sering

disebut dengan short term liquidity.

Fred Weston dikutip dari Kamsir (2008:129) menyebutkan bahwa

“Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek”.

Digunakan untuk menggambarkan seberapa likuidnya suatu

perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan

kewajiban perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek


30

dengan menggunakan aktiva lancar. Dengan kata lain, rasio inni

digunakan untuk mengukur kemampuan kewajiban yang segera jatuh

tempo.

2. Jenis-jenis Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang umum

digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu

perusahaan memenuhi kebutuhan utang kepada jatuh tempo.Harus

dipahami bahwa penggunaan current ratio dalam menganalisis

laporan keuangan hanya mampu member analisa secara kasar, oleh

karena itu perlu adanya dukungan analisa secara kualitatif secara

lebih komprehensif.

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat

digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau hutang

lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang

lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi

kewajiban jangka pendek. Adapun rumus current ratio sebagai

berikut :

Keterangan :
Current Asset : Aset Lancar
Current asset merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau

kurang, atau siklus operasi usaha normal yang lebih besar.


31

Current Liabilities : Utang Lancar


Current Liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu

tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha.Tersedianya

sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau

konversi kas dari aktiva lancar.

Menurut Subramanyam dan Jhon J. Wild mengemukakan

“alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran

likuiditas mencangkup kemampuannya untuk mengukur”:

1. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Makin tinggi

(kelipatan) aset lancar, makin besar keyakinan bahwa kewajiban

lancar tersebut akan dibayar.

2. Penyangga kerugian. Makin besar penyangga makin kecil

resikonya. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang

tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non kas pada

saat aset tersebut dilepas atau dilikuiditasi.

3. Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat

keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas

perusahaan. Ketidakpastian dan kejutan, seperti pemogokan dan

kerugian luar biasa, dapat membahayakan arus kas secara

sementara dan tidak merugi.

b. Quick Ratio

Quick ratio sering disebut dengan istilah ratio cepat.Rasio cepat

adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti daripada

rasio lancar karena pembilangannya mengeliminasi persediaan yang


32

dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak likuid dan kemungkinan

menjadi sumber kerugian.

Rasio ini merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan

kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya

dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan

memerlukan waktu relative lebih lama untuk diuangkan dibanding

aset lain. Adapun rumus quick ratio adalah sebagai berikut :

Keterangan :
Inventories : Persediaan
Current Asset : Aset Lancar
Current Liabilities : Utang Lancar
Persediaan terdiri dari : persediaan alat-alat kantor (supplies)

persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang dalam

proses (inprocess goods) dan persediaan barang jadi (finished

goods). Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan

persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada

biaya minimum.

Menurut Bambang Riyanto Apabila kita menggunakan “acid

test ratio” untuk menentukan tingkat likuiditas, maka secara umum

dapatlah dikatakan bahwa suatu perusahaan yang mempunyai “quick

ratio” kurang dari 1:1 atau 100% dianggap kurang baik tingkat

likuiditasnya.
33

c. Net Working Capital Ratio

Net working capital ratio atau rasio modal kerja bersih.Modal

kerja merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan. Sumber

modal kerja adalah :

1. Pendapatan bersih

2. Peningkatan kewajiban yang tidak lancar

3. Kenaikan ekuitas pemegang saham

4. Penurunan aktiva yang tidak lancar

Adapun rumus net working capital ratio sebagai berikut :

Current Asset – Current Liabilities

Keterangan :
Current asset : Aset Lancar
Current Liabilities : Utang Lancar

d. Cash Flow Liquidity Ratio

Cash flow liquidity ratio atau disebut juga dengan rasio

likuiditas arus kas. Rasio likuiditas arus kas menggunakan

pembilang sebagai suatu perkiraan sumber kas, kas dan surat

berharga menyajikan jumlah kas yang dihasilkan dari operasi

perusahaan seperti kemampuan menjual persediaan dan menagih

kas.
34

Ada yang perlu diingat dalam cash flow liquidity ratio ini

bahwa jika rasio ini terjadi peningkatan maka itu menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam mengatasi berbagai permasalahan

kewajiban jangka pendeknnya, namun sebaliknya jika arus kas

menggambarkan terjadinya penurunan maka ini menunjukkan bahwa

perusahaan akan bermasalah atau harus menerapkan alternative

strategi dalam mengatasi berbagai hal yang menyangkut dengan

kebutuhan jangka pendek. Adapun rumus cashflow liquidity ratio

sebagai berikut :

Keterangan :
Cash : Kas
Commercial Paper : Surat berharga
Bahwa commercial paper juga diterbitkan melalui suatu

lembaga resmi dan disyahkan oleh pemerintah, seperti Bursa Efek

Indonesia.Syarat penerbitannya juga diatur dengan jelas.

CFO : Cash Flow from Operating Activities

Cash flow from operating activities ini disebut juga dengan

arus kas dari aktivitas operasi. Perolehan ini berasal dari berbagai

aktivitas operasi perusahaan dimana perolehan itu selanjutnya masuk

ke dalam kas perusahaan atau telah menambah nilai kas.


35

2.2 Kerangka Pemikiran

Profitabilitas merupakan suatu rasio keuangan yang menunjukan hasil

akhir dari seluruh kebijakan perusahaan, khususnya kebijakan keuangan yang

bertumpu pada pendayagunaan seluruh sumber daya secara efektif dan

efesien dan juga menunjukan pengaruh secara keseluruhan dari likuiditas,

pengelolaan aktiva maupun solvabilitas yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semaksimal mungkin.

Likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus

dipenuhi, perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan dari

pihak luar terutama dari pihak kreditur dan pemasok, sedangkan dari pihak

dalam yaitu karyawannya.

Peningkatan yang signifikan dalam rasio-rasio profitabilitas

merupakan hal positif bagi perusahaan karena selama menjalankan

operasinya efektif dan efesien.Salah satu rasio profitabilitas yang dapat

digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja perusahaan yaitu gross

profit margin.

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang menyatahkan

hubungan apa yang ingin kita cari dan pelajari, namun masih harus diuji

kebenarannya melalui penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan Nazir

(2003:151) dalam buku metode penelitian, yaitu “Hipotesis adalah pernyataan

yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya,


36

pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta perpanduan

dalam verifikasi”.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut : “ terdapat pengaruh profitabilitas terhadap likuiditas pada

PT Unilever Indonesia Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2011 - 2015 “.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Sugiyono (2011:2) menjelaskan bahwa metode penelitian pada dasarnya

merupakan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal

tersebut 4 (empat) kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu: cara ilmiah, data,

tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penilitian itu di dasarkan

pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sitemis.Rasional berarti

kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia.Empiris berarti cara-cara yang dilakukan

itu dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.Sitematis

berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-

langkah tertentu yang bersifat logis.

Salah satu unsur terpenting dalam metedologi penelitian yang

penggunaan metode ilmiah tertentu yang digunakan sebagai sarana yang

bertujuan untuk mengidentifikasikan besar kecilnya objek atau gejala dan

mencari pemecahan masalah yang sedang diteliti, sehingga hasil yang

diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

Menurut Sugiyono (2010:14) terdapat beberapa jenis penelitian,

diantaranya adalah sebagai berikut :

37
38

1. Penelitian Kuantitatif

Penelitian Kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang

berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

2. Penelitian Kualitatif

Penelitian Kualitatif adalah data yang berbentuk kata, sekema dan

penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian deskriftif yaitu penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau

lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan

variabel yang lain.

Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono

(2012:8) yaitu Metode penelitian yang berlandasan pada filsafat positif,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau

statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan teori tersebut penelitian deskriptif kuantitatif merupakan

data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan

metode statistik yang digunakan.Penelitian deskriptif dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk mendapatkangambaran dan keterangan-keterangan

pengaruh rasio profitabilitas terhadap rasio likuiditas.


39

3.2 Definisi Operasional Variabel

Tujuan dilakukannya deskripsi variabel operasional adalah untuk

menjelaskan makna variabel penelitian.Setiap variabel diukur berdasarkan

indikator variabel.Variabel adalah gejala yang tampak dan dapat diminati

yang menunjukkan bahwa variabel itu terjadi.Hal ini dibuat agar dalam teori

dan prakteknya maka dari setiap variabel saling berhubungan sehingga

keterikatan isi laporan menjadi lebih jelas.

Menurut Koenjaraningrat yang dikutip dari Young (1991:23)

Operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang

dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-

konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan

perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji dan ditentukan

kebenarannya oleh orang lain.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu :

A. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2012:59) “Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau ditimbulnya

variabel dependen (terikat)”.

Dalam penelitian ini variabel bebas, yaitu rasio profitabilitas (Ha).


40

B. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sugiyono (2012:59) “Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas”.

Dalam penelitian ini variabel terikat, yaitu rasio likuiditas (Ho).


41

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Profitabilitas Menurut Agus Sartono Rumus Gross Profit Margin Ordinal


(2010:122) sebagai berikut :
menyatakan
profitabilitas adalah
kemampuan
perusahaan
memperoleh laba
dalam hubungannya
dengan penjualan, total
aktiva, maupun modal
sendiri.
Menurut Eugene F.
Brigham dan Joel F.
Houston (2009:107)
menyatakan bahwa
profitabilitas ada;ah
hasil akhir dari
sejumlah kebijakan dan
keputusan yang
dilakukan oleh
perusahaan.
Likuiditas Menurut Lukman Rumus Current Ratio sebagai Ordinal
(2007:41) berikut :
menjelaskan bahwa
likuiditas merupakan
indikator mengenai
kemampuan
perusahaan untuk
membayar semua
kewajiban finasial
jangka pendek pada
saat jatuh tempo
dengan
menggunakan aktiva
lancar yang tersedia.
Sumber diolah penulis
42

C. Skala Pengukuran

Skala adalah perbandingan antar kategori sebuah objek yang diberi

bobot nilai berbeda.Jenis jenis skala adalah nominal, ordinal, interval, dan

rasio. Skala dapat diartikan garis atau titik tanda yang berderet-deret dan

sebagainya yang sama jarak antaranya, dipakai untuk mengukur atau

menentukan tingkatan atau banyaknya sesuatu. Jadi skala merupakan

prosedur pemberian angka-angka atau simbol lain kepada sejumlah cirri

dari sesuatu objek.

Pengukuran adalah dasar setiap penelitian ilmiah.Segala sesuatu

yang peneliti lakukan dimulai dengan pengukuran apapun yang ingin

diteliti.Pengukuran adalah meletakkan angka ke suatu objek.Pengaturan

tersebut diatur menurut kaidah-kaidah tertentu.Kaidah-kaidah yang

berbeda pula. Misalnya orang yang dapat digambarkan dari berbagai

karakteristik: umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan.

Jenis skala berbeda menyebabkan karakteristik data berbeda

sehingga berkaitan dengan metode statistik yang digunakan untuk

menganalisis data.dalam statistik ada 4 jenis-jenis skala yaitu sebagai

berikut :

1. Skala Nominal

Skala nominal adalah menetapkan angka sebagai atribut

objek.Tidak memiliki efek evaluatif karena hanya menetapkan angka

ke dalam kategori tanpa struktur, tidak memiliki peringkat dan tidak

ada jarak.Skala nominal digunakan untuk menklasifikasi pbyek,


43

individual atau kelompok sebagai contoh mengklasifikasi jenis

kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis.Dalam mengidentifikasi

hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai pengukuran nominal,

maka statistiknon parametric digunakan untuk menganalisa datanya.

2. Skala Ordinal (Skala Peringkat)

Skala ordinaladalah memiliki peringkat, tetapi tidak ada jarak

posisional objektif antar amgka karena angka yang tercipta bersifat

relative subjektif.Skala ini menjadi dasar dalam skala likert.Skala

pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relative

karakteristik berbeda yang dimiliki oleh objek atau individu tertentu.

3. Skala Interval(Skala Jarak)

Skala interval adalah skala ordinal yang memiliki poin jarak

objektif dalam keteraturan kategori peringkat, tetapi jarak yang tercipta

sama antar masing-masing angka. Skala interval mempunyai

karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal

dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang

tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan

karakteristik antara satu individu atau dengan objek lainnya.

4. Skala Rasio (Skala Multak)

Skala rasio adalah skala interval yang memiliki non multak.Skala

pengukuran rasio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh

skala nominal, ordinal, interval dengan kelebihan skala ini mempunyai

0 (nol) empiris absoult.Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat


44

ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur.Pengukuran

rasio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau

objek tertentu dengan lainnya.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

A. Populasi

Sugiyono (2011:80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda

alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek-

obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh subjek atau obyek itu.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data

laporan keuangan pada PT Unilever Indonesia Tbk.

B. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlahdan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu.Apa yang dipelajari dari sampel itu,


45

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Dan yang menjadi sampel penelitian adalah laporan keuangan PT Unilever

Indonesia Tbk Periode tahun 2011 sampai dengan 2015.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah paling strategi dalam

penelitian karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data tanpa

teknik penampilan data maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis selama

kegiatan observasi yang terdiri dari :

A. Teknik Studi Dokumentasi

Teknik studi dokumentasi adalah kajian dokumen yang merupakan

pengumpulan data tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian

dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Dalam

studi dokumentasi biasanya peneliti melakukan penelusuran data

hitoris objek penelitian serta melihat sejauh mana proses penelitian

serta melihat sejauh mana proses yang berjalan telah

terdokumentasikan dengan baik.

B. Teknik Studi Kepustakaan

Teknik studi kepustakaan, yaitu dilakukan untuk memperoleh data

sekunder dengan cara mempelajari literature yang terkait dengan


46

penelitian, buku-buku, catatan-catatan sebagai landasan teoritis yang

akan diperbandingkan dengan masalah yang akan diteliti

C. Teknik Browsing Internet

Teknik browsing internet, yaitu cara untuk memperoleh dengan

cara mengunjungi situs-situsinternet yang terkait dengan permasalahan

yang sedang diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan browsing

internet, dikarenakan data yang di dapat oleh penulis lebih literature,

buku-buku serta catatan yang terkait masih belum mencukupi untuk

penyelesaian skripsi ini.

3.5 Uji Hipotesis

Selain dengan teknik pengelolaan data untuk menguji kebenaran

penelitian, penulis melakukan teknik analisa data dengan uji statistic.

Menurut Sugiyono (2012:206) dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua

statistic adalah sebagai berikut:

A. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya)

jelas akan menggunakan statistic deskriptif maupun inferensial. Statistik

deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data


47

sampel, dan tidak akan membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi

dimana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan

yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah

statistik inferensial.

B. Statistik Kuantitatif

Metode yang berlandaskan pada filsafat positive, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu.Teknik pengambilan sampel

pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif

statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

C. Uji Normalitas Data

Tujuan dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui

apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati normal.

Dalam uji normalitas data, data dikatakan normal apabila signifikasi

(Asymp.Sig) atau P-value bernilai diatas 0.05 (Situmorang etal, 2008:97).

Dasar pengembalian keputusan :

a. Ho ditolak jika nilai Asymp.Sig (2-tailed)<0,05

b. Ha tidak dapat ditolak jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) >0,05

D. Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh

rasio profitabilitas terhadap rasio likuiditas pada PT Unilever Indonesia

Tbk, maka rumus yang digunakan dalam koefisien korelasi pada PT

Unilever Indonesia Tbk adalah Pearson Correlation.


48

Berikut adalah tabel pedoman untuk memberikan kriteria korelasi sebagai

berikut :

Tabel 3.2

Pedoman Umum dalam Menentukan Kriteria Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber :Sugiyono (2012:205)

E. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh rasio profitabilitas terhadap rasio likuiditas pada PT Unilever

Indonesia Tbk, maka rumus yang digunakan dalam keofisien determinasi

adalah :

Kd = r² x 100 %

Keterangan :

Kd : Koefisien Determinasi

r² : Koefisien Korelasi
49

F. Analisis Regresi Linier

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier sederhana digunakan untuk

membuktikan sejauh mana “pengaruh rasio profitabilitas terhadap

likuiditas pada PT Unilever Indonesia Tbk”.Analisis regresi linier

digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

terikat, bila satu variabel bebas sebagai indikator.


BAB IV
PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAPLIKUIDITAS
PADA PT UNILEVER INDONESIA Tbk YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2011 – 2015

4.1 Sejarah Singkat PT Unilever Indonesia Tbk

PT Unilever Indonesia Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai

Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn. A.H. Van

Ophuijsen, notaries di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jendral Van

Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,

terdaftar di Raad Van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22

Desember 1933 dan di umumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9

Januari 1934 tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaries Ny. Kartini Mulyadi

tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever

Indonesia, dengan akta No. 92 yang dibuat oleh notaries Tn. Mudofir Hadi,

S.H. TERTANGGAL 30 Juni 1997, perusahaan diubah menjadi PT Unilever

Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan

No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Febuari 1998 dan diumumkan di

Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta

dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan

50
51

Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16

November 1981.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003,

para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi

nilai nominal saham dari sahamnya Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per

saham. Perubahan ini dibuat dihadapan notaries dengan akta No. 46 yang

dibuat olwh nitaris Singgih Susilo, S.H tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui

oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan

keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dibidang produksi sabun, deterjen, margarine,

minyak sayur, dan makanan yang dibuat dari susu, es krim, makanan dan

minuman dari teh dan produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat

Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni 2000, yang dituangkan

dalam akta notaries No. 82 yang dibuat oleh notaries Singgih Susilo, S.H

tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama

dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri

Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik

Indonesia dengan keputusan No.C-18482HT.01.04-TH.2000. Perusahaan

memulai operasi komersilnya pada tahun 1933.

Perluasan Unilever Indonesia


52

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian

dengan PT Anugerah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni

PT Anugerah Lever (PT AI) yang bergerak dibidang pembuatan,

pengembangan, pemasaran, dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain

dengan merk dagang Bango, Parkiet, dan Sakura dan merk-merk lain atas

dasar lisensi perusahaan kepada PT AI.

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan

Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni pada

PT Technopia Lever yang bergerak dibidang distribusi, ekspor dan impor

barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada

tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian

jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte.Ltd, yang dalam perjanjian

tersebut Texchem Resources Brehad sepakat untuk menjual sahamnya kepada

PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte.Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember

2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya

untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever

OverseasHoldings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal

penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever

Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004.Pada tanggal 30 Juli

2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan

dengan metode yang sama dengan metode pengelompokan saham (pooling of

interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan


53

dan setelah penggabungan menerima penggabungan tersebut PT KI tidak lagi

menjadi bahan hokim yang terpisah.Penggabungan ini sesuai dengan

persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya

No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004. Pada tahun 2007, PT Unilever

Indonesia Tbk. Telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan pengelola

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan

dengan pengambilalihan industry minuman sari buah melalui pengalihan

merek “Buavita” dan “Gogo” dari kata Ultra ke Unilever. Perjanjian telah

terpenuhi Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari

2008.

4.2 Visi dan Misi PT Unilever Indonesia Tbk

A. Visi

Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh

kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.

B. Misi

1. Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.

2. Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih

menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan

orang lain.

3. Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap

harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi

dunia.
54

4. Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang

memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak

terhadap lingkungan.

4.3 Unit-unit Kerja dan Tugas Pokok dan Fungsi PT Unilever Indonesia Tbk

A. Direktur

Direktur adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Perseroan

terbatas (PT) Dapat dikatakan direktur karena seseorang yang memiliki

perusahaan tersebut atau orang prefesional yang ditunjuk oleh pemilik

usaha untuk menjalankan dan memimpin perseroan terbatas. Adapun tugas

direktur sebagai berikut :

1. Mewakili PT Unilever atas nama perseroan untuk melakukan bisnis

dengan perusahaan lain.

2. Mewakili PT Unilever dalam perkara pengadilan.

3. Mengurus dan mengelola PT Unilever untuk kepentingan PT Unilever

yang sesuai dengan maksud dan tujuan.

4. Menjalankan kepengurusan PT Unilever sesuai dengan kebijkan yang

tepat (keahlian, peluang, dan kelaziman usaha) yang ditentukan dalam

UU Perseroan terbatas dan anggaran dasar PT Unilever.

B. Kepala Bagian Produksi

Kepala bagian produksi memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan

produksi berlangsung secara lancar dan efesien dalam memenuhi target

produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.


55

Adapun tugas kepala bagian produksi sebagai berikut :

1. Mengawasi semua kegiatan proses produksi yang berlangsung dilantai

pabrik seperti pemotongan, pengeleman, perakitan dan proses lainnya.

2. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bawahannya serta menentukan

pembagian tugas bagi setiap bawahannya.

3. Mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan produksi agar dapat

mengetahui kekurangan dan penyimpangan atau kesalahan sehingga

dapat dilakukan perbaikan untuk kegiatan berikutnya.

C. Kepala Bagian Teknik

Adapun tugas kepala bagian teknik adalah sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan

listrik demi kelancara produksi.

2. Mendelegasikan dan mengkoordinir tugas-tugas dibagian perawatan

mesin dan listrik.

D. Kepala Bagian Pembelian Bahan Baku

Kepala bagian pembelian bahan baku bertanggung jawab atas

persediaan bahan baku digudang. Adapun tugas kepala bagian pembelian

bahan baku adalah menyediakan bahan baku yang diminta oleh

perencanaan sesuai dengan kebutuhan order.

E. Kepala Bagian Pemasaran

Kepala bagian pemasaran bertanggung jawab atas segala yang

berhubungan dengan pemasaran produk dalam perusahaan sampai ke

konsumen. Adapun tugas kepala bagian pemasaran adalah sebagai berikut:


56

1. Bertugas untuk melakukan analisis pasar, meneliti persaingan dan

kemungkinan perubahan permintaan serta mengatur distribusi

produksi.

2. Menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan yang

mencangkup jenis produk yang akan dipasarkan, harga pendistribusian

dan promosi.

3. Mengindentifikasikan kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan

sehingga dapat ditentukan rencana volume (jumlah) penjualan.

F. Kepala Bagian Personalia

Kepala bagian personalia memiliki tanggung jawab mengelola

kegiatan bagian personalia dan umum, mengatur kelancaran kegiatan

ketenagakerjaan, hubungan industrial dan umum, menyelesaikan masalah

yang timbul dilingkungan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap

kinerja karyawan perusahaan. Adapun tugas dari kepala bagian personalia

adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan pengangkatan konflik antara sesame karyawan antara

atasan dan bawahan.

2. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan.

3. Membantu pimpinan dalam promosi dan mutasi karyawan.

G. Kepala Bagian Finishing

Kepala bagian finishing bertanggung jawab atas kualitas proses dan

kualitas produk di bagian finishing. Sedangkan tugas kepala bagian


57

finishing adalah mengawasi semua hasil produksi. Adapun tugas kepala

bagian finishing adalah sebagai berikut :

1. Mengatur flow mebel dari mentah (produksi) sampai selesai finishing.

2. Membuat estimasi jenis dan material bahan baku.

3. Memacu produktivitas karyawan.

4. Membuat laporan hasil kerja setiap hari.

4.4 Struktur Organisasi PT Unilever Indonesia Tbk

Berikut Strukrur Organisasi PT Unilever Indonesia Tbk sebagai berikut :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT Unilever Indonesia Tbk

Dewan
Komisaris

Presiden Direktur

Audit
Internal

Director Director
Director Director Director
Director Director Director Governance
Chief Home
Financial Personal Refresh Supply Customer Human And
and Development Resources
Care ment Chain Corporate
Officer Foods
Affairs

Sumber :www.unilever.co.iddiolah penulis


58

4.5 Perkembangan Profitabilitas pada PT Unilever Indonesia Tbk

Perkembangan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan

suatu perkembangan profitabilitas pada PT Unilever Indonesia Tbk dari

periode 2011 – 2015.

Gross profit margin biasa disebut juga sebagai gross margin on

sales.Margin laba kotor, atau margin laba kotor atas penjualan.Pada dasarnya

rasio ini menunjukkan nilai relative antara nilai laba kotor terhadap nilai

penjualan.Laba kotor adalah nilai penjualan dikurangi harga pokok penjualan.

Menurut Sawir (2009) gross profit margin adalah rasio yang mengukur

efesiensi pengendalian harga pokok maupun biaya produksinya,

mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efesien.

Menurut Syamsuddin (2009) gross profit margin adalah persentase laba

kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit marginakan

semakin baik keadaan operasi pada perusahaan, disebabkan karena hal

tersebut menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative lebih rendah

dibandingkan dengan sales, demikian sebaliknya semakin rendah gross profit

margin akan semakin kurang baik operasi pada perusahaan.


59

Berdasarkan data laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk

diperoleh nilai gross profit margin selama tahun 2011 hingga tahun 2015

dapat dilihat pada table 4.1 dibawah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Perkembangan Gross Profit Margin PT Unilever Indonesia Tbk

Periode 2011 – 2015

NO. Tahun Gross Profit Margin %

1. 2011 49,54%

2. 2012 50,86%

3. 2013 51,11%

4. 2014 51.25%

5. 2015 53,12%

Sumber: www.unilever.co.id data diolah penulis


Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa gross profit margin

mengalami kenaikan setiap tahunnya.Peningkatan nilai gross profit margin

terjadi karena perolehan penjualan yang lebih besar dibandingkan perolehan

harga pokok penjualannya. Nilai persentasi gross profit margin terendah

seperti terlihat di dalam table 4.1 terjdai pada tahun 2011 yaitu sebesar

49,5%. Hal ini disebabkan oleh penjualan lebih besar dibandingkan harga

pokok penjualan, yang artinya bahwa resiko keuangan perusahaan untuk


60

menjamin harga penjualan menggunakan penjualan terbilang rendah.

Sedangkan nilai persentasi gross profit margin tertinggi terjadi pada tahun

2015 yaitu sebesar 53,1%. Hal ini disebabkan oleh penjualan yang lebih kecil

dibandingkan harga pokok yang artinya bahwa resiko keuangan perusahaan

untuk menjamin penjualan menggunakan harga pokok penjualan terbilang

tinggi.Jika dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya.

Agar perkembangan nilai gross profit margin dapat dilihat lebih mudah

maka penulis menyajikan gambar grafik yang terlihat sebagai berikut :

Gambar 4.2

Perkembangan Gross Profit Margin PT Unilever Indonesia Tbk

Periode 2011 – 2015

Gross Profit Margin


2015
2014
Gross Profit
Margin 2013
2012
2011

49.5% 50,8% 51,1% 51,2% 53.1%

Sumber diolah Penulis


61

4.6 PerkembanganLikuiditas pada PT Unilever Indonesia Tbk

Perkembangan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan

suatu perkembangan likuiditas pada PT Unilever Indonesia Tbk dari periode

2011 – 2015.

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan

kewajban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk

mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.Current ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan

kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban

jangka pendeknya.

Sawir (2009:10) mengatakan bahwa “Current ratio yang rendah

biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi,

sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena

menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat

mengurangi kemampuan laba perusahaan”.


62

Berdasarkan data laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk

diperoleh nilai current ratio selama tahun 2011 hingga tahun 2015 dapat

dilihat pada tabel 4.2 dibawah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Perkembangan Current Ratio PT Unilever Indonesia Tbk

Periode 2011 – 2015

NO. Tahun Current Ratio %


63,71%
1. 2011

2. 2012 65,15%

3. 2013 65,40%

4. 2014 67,15%

5. 2015 71,53%

Sumber: www.unilever.co.id data diolah penulis


Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa current ratio

mengalami kenaikan setiap tahunnya.Peningkatan nilai current ratio terjadi

karena perolehan aset lancar yang lebih besar dibandingkan perolehan utang

lancar. Nilai persentasi current ratio terendah seperti terlihat pada tabel 4.2

terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 63,70%. Hal ini disebabkan oleh utang

lancar perusahaan lebih besar dibandingkan aset lancar perusahaan, yang

artinya bahwa resiko keuangan perusahaan untuk menjamin hutang


63

menggunakan utang lancar terbilang rendah. Sedangkan nilai persentasi

current ratio tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 71,50%. Hal ini

disebabkan oleh utang lancar yang lebih kecil dibandingkan aset lancar, yang

artinya bahwa resiko keuangan perusahaan untuk menjamin aset lancar

terbilang tinggi jika dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya.

Agar perkembangan nilai current ratio dapat dilihat lebih mudah maka

penulis menyajikan gambar grafik yang terlihat dibawah sebagai berikut :

Gambar 4.3

Perkembangan Current Ratio PT Unilever Indonesia Tbk

Periode 2011 - 2015

Current Rasio
2015
2014
Current 2013
Rasio 2012
2011

63,7% 65,1% 65,4% 67,1% 71,5%

Sumber diolah penulis


64

4.7 Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Likuiditas di PT Unilever

Indonesia Tbk

A. Analisis Statistik Deskriptif


Tabel 4.3
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
5 49.50 53.10 51.140 1.28957
Profitabilitas
0
5 63.70 71.50 66.560 3.01463
Likuiditas
0
Valid N 5
(listwise)
Sumber : Data Sekunder yang diolah pada spss 21

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dengan menggunakan software

SPSS versi 21 untuk sample (N) 5, diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Variabel Profitabilitas menunjukkan nilai maksimum sebesar 0,530

(53,10%), nilai minimum sebesar 0,495 (49,50%), nilai mean sebesar

0,514 (51,40%), dan nilai standar deviation sebesar 0,1289 (12,89%).

2. Variabel Likuiditas menunjukkan nilai maksimum sebesar 0,71 (71.50%),

nilai minimum sebesar 0,637 (63,70%), nilai mean sebesar 0,665

(66,56%), dan nilai standar deviation sebesar 0,301 (30,14).


65

B. Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 5
Normal Mean .0000000
Parameter .83091752
Std. Deviation
sa,b
Most Absolute .287
Extreme Positive .199
Differenc Negative -.287
es
Kolmogorov-Smirnov Z .642
Asymp. Sig. (2-tailed) .804
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder yang diolah pada SPSS 21

Hasil perhitungan nilai kolmogorov untuk model regresi yang

diperoleh sebesar 0,199 dengan probability (p-value) sebesar 0,804.

Karena ini nilai probability uji kolmogorov model ini lebih besar dari

tingkat kekeliruan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual

dari model regresi berdistribusi normal.


66

C. Analisis Regresi

1. Hasil Uji Korelasi

Tabel 4.5

Hasil Uji Korelasi Signifikan

Correlations
Profitabilita Likuidita
s s
Pearson 1 .961**
Correlation
Profitabilitas
Sig. (2-tailed) .009
N 5 5
**
Pearson .961 1
Correlation
Likuiditas
Sig. (2-tailed) .009
N 5 5
Sumber data : Data Sekunder yang diolah SPSS 21

Korelasi antara variabel profitabilitas dengan likuiditas bernilai

0,961 dengan tingkat signifikan 0,01. Angka 0,961 berarti berkorelasi

sangat erat antara kedua variabel tersebut dengan tingkat signifikan

sempurna karena signifikan 0,01. Hal ini dapat dinyatakan bahwa ketika

perusahaan menambah modal maka pada saat bersamaan likuiditas akan

meningkat. Perlu diingat bahwa sig>0,05 maka korelasi tersebut

signifikan, sebaliknya korelasi tidak signifikan apabila sig<0,05


67

2. Hasil Korelasi Determinasi

Tabel 4.6

Hasil Korelasi Determinasi

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .961a .924 .899 .95946

Sumber : Data sekunder yang diolah pada SPSS 21

Dari tabel 4.5 maka dapat dilihat angka R square pada waktu

penggunaan variable laten sebesar 0.924, hal ini berarti sekitar 92,4%

variasi kinerja keuangan Profitabilitas dapat dijelaskan oleh variasi

dari lima variabel independen yaitu 2011, 2012, 2013, 2014, dan

2015. Sedangkan sisanya (100% - 92,4% = 7,6%) dijelaskan oleh

sebab-sebab yang lain di luar odel. Standard error of the estimate

(SEE) sebesar 0,95946, makin kecil nilai SEE akan membuat model

regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.


68

3. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik F

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 33.590 1 33.590 36.489 .009b
1Residual 2.762 3 .921
Total 36.352 4
Sumber : Data sekunder yang diolah pada SPSS 21

Berdasarkan tabel 4.6 atau uji statistik F, diperoleh nilai F

hitung sebesar 36.489 dengan probabilitas 0,01. Oleh karena

probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien regresi tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 tidak sama

dengan nol, atau kelima variabel independen secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini juga berarti nilai

koefisien determinasi R² tidak sama dengan nol atau signifikan.


69

4. Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.8

Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
- 19.029 -2.541 .085
(Constant)
1 48.359
Profitabilitas 2.247 .372 .961 6.041 .009
Sumber data : Data Sekunder yang diolah SPSS 21

Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa current ratio diperoleh regresi a

= 0,05 dan n= 5 uji dua pihak, dk = n-2 = 3 sehingga diperoleh t hitung

= 6.041 dan t tabel = 3.182 ternyata t hitung lebih besar dari t tabel maka

Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan nilai signifikan 0,01 serta

menggunakan batas signifikan 0,05 nilai signifikan tersebut lebih kecil

dari 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan

bahwa profitabilitas memiliki hubungan terhadap likuiditas pada PT

Unilever Indonesia Tbk.

4.8 Interprestasi Hasil Penelitian

Pengaruh profitabilitas (gross profit margin) terhadap likuiditas

(current ratio) hasil penelitian ini menyatakan bahwa gross profit margin

berpengaruh positif terhadap perubahan current ratio. Dari hasil analisis

regresi linier sederhana diperoleh t hitung bernilai positif sebesar 6.041 lebih

besar dari t tabel sebesar 3.182 dengan taraf kesalahan 5% dan n =5 artinya

gross profit margin terhadap current ratio memiliki hubungan positif.


70

Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap likuiditas pada PT Unilever Indonesia Tbk yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2011-2015.Koefisien determinasi (r²) 0,924 artinya

menunjukkan bahwa 0,9% varians yang terjadi pada likuiditas ditentukan

oleh variabel profitabilitas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Nidya Afrida

(2013) yang mengemukakan bahwa secara persial gross profit margin

memiliki pengaruh positif terhadap current ratio perusahaan, semakin tinggi

gross profit margin semakin besar resiko keuangannya.

4.9 Permasalahan Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Likuiditas

Adapun yang menjadi permasalahannya dalam analisis pengaruh

profitabilitas terhadap likuiditas di PT Unilever Indonesia Tbk adalah sebagai

berikut :

A. Laba kotoryang didapat dirasa belum maksimal, hal tersebut dikarenakan

aset lancar belum sebanding utang lancar.

B. Aset lancar belum sebanding dengan utang lancar, hal tersebut

menimbulkan keraguan apakah penjualan berpengaruh secara signifikan

terhadap profitabilitas.

4.10 Upaya Pemecahan Masalah Mengenai Analisis PengaruhProfitabilitas

Terhadap Likuiditas PT Unilever Indonesia Tbk

Adapun dibawah ini upaya pemecahan masalah dari setiap

permasalahan yang terjadi pada analisis pengaruh ratio profitabilitas

terhadap rasio likuiditas di PT Unilever Indonesia Tbk yaitu :


71

A. Upaya meningkatkan nilai gross profit margin diantaranya dengan

mengurangi harga pokok penjualan yang tidak efektif dan efesien dalam

menghasilkan profitabilitas bagi perusahaan.

B. Melakukan efesiensi penurunan nilai current ratio terhadap utang

lancar serta mengendalikan aset lancar agar lebih optimal.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasrakan hasil penelitian dari analisis pengaruh rasio profitabilitas

(gross profit margin) terhadap rasio likuiditas (current ratio) di PT Unilever

Indonesia Tbk periode 2011 – 2015, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

A. Perkembangan gross profit margin di PT Unilever Indonesia Tbk yang

diteliti cenderung mengalami fluktuasi yang signifikan setiap tahunnya.

Peningkatan nilai gross profit margin terjadi karena perolehan harga

pokok penjualan lebih besar dibandingkan perolehan penjualan.

Sedangkan penurunan nilai gross profit margin terjadi karena perolehan

sharga pokok penjualan lebih kecil dibandingkan perolehan penjualan.

Perkembangan current ratio di PT Unilever Indonesia Tbk yang diteliti

cenderung lebih stabil setiap tahunnya jika dibandingkan dengan gross

profit margin. Peningkatan nilai current ratio terjadi karena perolehan

total aset yang lebih besar dibandingkan perolehan hutang jangka

pendek. Sedangkan penurunan current ratio terjadi karena perolehan

total aset lebih kecil dibandingkan dengan hutang jangka pendek.

B. gross profit margin secara persial berpengaruh positif terhadap likuiditas

PT Unilever Indonesia Tbk periode 2011 – 2015. Hal ini berarti hipotesis

72
yang menyatakan bahwa gross profit margin berpengaruh terhadap

likuiditas perusahaan dapat diterima.

C. Hasil penelitian analisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap rasio

likuiditas di PT Unilever Indonesia Tbk periode 2011 – 2015 secara

simultan menunjukkan adanya hubungan. Besarnya kontribusi rasio

profitabilitas (gross profit margin) secara simultan memberikan pengaruh

terhadap rasio likuiditas (current ratio) sebesar 10% sedangkan sisamya

90% dipengaruhi terhadap rasio likuiditas (current ratio)

D. Masalah yang timbul dalam analisis pengaruh rasio profitabilitas

terhadap rasio likuiditas di PT Unilever Indonesia Tbk adalah sebagai

berikut :

1. Perkembangan nilai gross profit margin masih terbilang rendah yaitu

hanya berada dikisaran 0 % - 2% yang artinya bahwa pemanfaatan

harga pokok penjualan untuk memperoleh penjualan kurang optimal.

2. Perkembangan nilai current ratio mengalami fluktuasi yang cukup

signifikan setiap tahunnya terutama tahun 2015 mencapai puncaknya

berada pada angka 71,53%

E. Upaya pemecahan masalah terkait permasalahan yang terjadi seperti

terlihat di atas diantaranya yaitu :

1. Upaya pemecahan masalah untuk meningkatkan nilai gross profit

margin yang masih terbilang rendah diantaranya adalah dengan

mengurangi harga pokok penjualan yang tidak produktif, efektif dan

efesien dalam menghasilkan penjualan bagi perusahaan.

76
2. Upaya pemecahan masalah yang terkait tingginya nilai fluktuasi

current ratio salah satunya adalah dengan mengurangin pendanaan

aset oleh hutang yang besar hingga tingkat rasio ini lebih stabil.

Karena dengan hutang yang tinggi maka biaya bunga akan menjadi

tinggi dan berimbas pada laba perusahaan berkurang. Namun apabila

nilai current ratio berfluktuasi lebih stabil maka perusahaan akan

lebih optimal dalam menggunakan hutang untuk biaya operasional.

5.2 Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sebagai acuan bagi

peneliti lain untuk mengembangkan maupun mengkoreksi dan melakukan

perbaikan seperlunya. Mengacu pada hasil penelitian dan maka penulis

memberikan saran sebagai berikut :

1. Rasio profitabilitas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan jumlah

penjualan, sehingga penghasilan yang di dapat juga meningkat. Selain itu

biaya-biaya harus ditekan seefektif mungkin sehingga keuntungan

perusahaan dapat dipergunakan dengan baik.

2. Dengan meningkatnya tingkat likuiditas dari tahun ke tahun yang di

peroleh PT Unilever Indonesia Tbk, memudahkan perusahaan ini untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan segera. Perusahaan

hendaknya memikirkan kembali kebijakan-kebijakan yang akan

diambilnya agar dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan lagi

tingkat likuiditas.

77

Anda mungkin juga menyukai