Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REVIEW

SURVEY DAN PEMETAAN

(DASAR-DASAR PENGUKURAN TANAH)

NAMA : Muhammad Hary Luqman

NIM : 3173331034

Kelas : B 2017

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmatnya sehingga saya dapat menyelaesaikan tugas mata kuliah Survey dan pemetaan yang
berjudul “Critical Book Review”. Saya berterima kasih kepada bapak yang bersangkutan yang
sudah memberikan bimbingannya keapada saya.
Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan saya juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan,27 November 2018

Muhammad hary luqman

3173331034
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... 2


Daftar Isi ............................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Bilbiografi Buku Utama .................................................................................................. 4
1.2 Bilbiografi Buku Pembanding .......................................................................................... 4
Bab II Ringkasan Isi
2.1 Buku I .............................................................................................................................. 5
2.2 Buku II ............................................................................................................................. 8
Bab III Pembahasan
3.1 Kelebihan Buku .............................................................................................................. 10
3.2 Kekurangan Buku ........................................................................................................... 10
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan dan Saran .................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

Informasi Bibliografi

Buku Utama (1)

Judul : Dasar Dasar Pengukuran Tanah


Penulis : Russell C. Brinker
Paul R. Wolf
ISBN :-
Penerbit : ERLANGGA
Tahun terbit : 1996
Urutan cetakan :7

Buku kedua

Judul : Ilmu Dan Alat Ukur Tanah


Penulis : Ir. Heinz Frick
ISBN : 979-413-230-6
Penerbit : Kanisius
Tahun terbit : -1979
Urutan cetakan :2
BAB II

ISI RINGKAS BUKU

BUKU 1

BAB I (PENGANTAR)

Secara tradisional pengukuran tanah telah didefenisiskan sebagai ilmu dan seni
menentukan letak nisbi dari titik-titik di atas, pada dan dibawah permukaan bumi, atau untuk
menetapkan titik-titik semacam itu.tetapi dalam pengertian yang lebih umum, pengukuran tanah
dapat dianggap sebagai disiplin yang meliputi semua metode untuk pengumpulan dan
pemerosesan informasi tentang bumi dan lingkungan fisis. Secara umum tugas juru ukur dapat
dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

1 Analisa penelitian dan pengambilan keputusan


2 Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data
3 Menghitung atau melakukan pemerosesan data
4 Pemetaan atau penyajian data
5 Pemancangan

Pengukuran tanah adalah salah satu seni paling tua dan terpenting yang dipraktekkan
manusia karena sejak duhulu kala sudah dirasakan pentingnya menandai batas batas dan
pemetakan tanah.

BAB II (TEORI PENGUKURAN DAN GALAT)

Melaksanakan pengukuran dan kemudian mengerjakan hitungan dari hasil ukuran adalah
tugas dasar para juru ukur. Prosesnya memerlukan suatu gabungan antara keterampilan manusia
dan peralatan mesin yang dipakai dengan pertimbangan yang sangat matang. Oleh karena itu
para juru ukur yang pekerjaannya harus dilaksanakan dengan standart pengukuran yang amat
cermat, semestinya memahami sepenuhnya berbagai jenis galat yang berbeda, sumber
sumbernya dan besarnya yang diharapkan dalam kondisi dan cara perambatan yang berbeda.
Jenis jenis pengukuran dalam pengukuran tanah, antara lain:

1 Sudut horizontal
2 Jarak horizontal
3 Sudut vertical
4 Jarak vertical
5 Jarak miring

Satuan satuan pada pengukuran tanah adalah satuan-satuan panjang, sudut, luas dan
volume. Satuan panjang foot (kaki) dari system inggris telah sangat umum dipakai di amerika
serikat. Satuan ini mengandung hubungan tertentu dengan meter, dasar system metric.

BAB III (CATATAN LAPANGAN PENGUKURAN)

Catatan lapangan pengukuran, baik dalam buku maupun pada pencatat data elektronik,
adalah satu satunya catatan permanen dari pekerjaan dilapangan. Jika tak lengkap, tak benar,
hilang atau hancur, maka sia sialah sebagian besar atau seluruh waktu dan biaya yang
diinvestasikan untuk pembuatan catatan-catatan yang diteliti tadi. Karena pekerjaan yang
menyimpan data sering kali merupakan yang terpenting dan tersulit dalam sebuah regu
pengukuran. Jenis buku lapangan yang paling sering digunakan adalah yang jenis jilid dan jenis
lembaran lepas. Jenis- jenis catatan yang dipakai adalah

1 Sketsa
2 Tabulasi
3 Penjelasan gambaran
4 Kombinasi ketiganya

BAB IV (PENGUKURAN JARAK : PENGUKURAN DENGAN PITA)

Pengukuran jarak adalah basis seluruh pengukuran tanah. Walaupun susut sudut dapat
dibaca saksama dengan peralatan yang rumit, paling sedikit ada sebuah garis harus diukur
panjangnya untuk dilengkapi sudut sudut dalam pembuatan lokasi titik-titik. Metode mengukur
jarak horizontal dalam pengukuran tanah pengukuran linier diproleh dengan

 Mengukur dengan langkah


 Pembacaan odometer
 Pengukur jarak optis
 Takimetri (stadia)
 Batang ukur jarak (substense bar)
 Pengukuran jarak dengan pita
 Pengukuran jarak elektronik

BAB V (PENGUKURAN JARAK SECARA ELEKTRONIKA)

Instrument pengukur jarak elektronik, alat ini menentukan panjang berdasar pada
perubahan fase yang terjadi sewaktu energy elektromagnetik dengan panjang gelombang yang
diketahui, merambat dari satu ujung garis ke ujung yang lain dan kembali. Instrument EDM yang
pertama diperkenalkan pada tahun 1948 oleh seorang ahli fisika Swedia bernama Erik
Bergstrand. Alatnya disebut geodimeter, yang dihasilkan dari upaya memperbaiki metode
metode untuk mengukur kecepatan sinar. Instrument memancarkan sinar tampak dan mampu
mengukur dengan teliti sampai kira kira 25 mil (40 km) di waktu malam. Kebaikan utama
pengukuran elektronik adalah cepat dan telitinya jarak dapat di ukur. Jika ada garis pandangan,
jarak panjang atau pendek dapat diukur melewati perairan atau tanah yang tak tekterlewati untuk
pengukuran dengan pita.

BAB VI (SIPAT DATAR – TEORI, METODE, PERALATAN)

Sipat datar adalah istilah umum untuk yang manapun dari berbagai proses dengan nama
elevasi titik atau beda elevasi ditentukan. Sipat datar adalah pekerjaan sangat penting dalam
menghasilkan data untuk pemetaan, rancangan rekayasa, dan konstruksi. Hasil sipat datar dipakai
untuk merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran saluran yang mempunyai garis gradient
paling sesuai dengan topografi yang ada. Jenis instrument yang dipakai dalam sipat datar
memanjang adalah jenis Y (wye), jenis semua tetap (dumpy), jenis semua tetap dengan
pengungkit, jenis otomatik, jenis laser pelacak dan jenis geodetic saksama. Walaupun masing
masing instrument agak berbeda dalam rancanganya, semua mempunyai teropong dan alat untuk
mengatur garis bidik pada bidang horizontal. Kecuali pada alat sipat datar otomatik, pengaturan
dikerjakan dengan sekrup penyetel dan tabung nivo.

BAB VII (SIPAT DATAR PROSEDUR LAPANGAN DAN HITUNGAN)

Cara mengangkut instrument sipat datar dalam mobil yang paling aman adalah dengan
jalan membiarkan tetap dalam kotak kemasannya. Kotak itu hanya akan tertutup dengan baik bila
instrument diletakkan dengan sempurna dalam penompang-penompang yang berganjal lunak.
Sipat datar memanjang biasa dapat dikerjakan oleh rugu dua orang bila pengamat sekaligus
mencatat. Pada sipat datar saksama diperlukan seorang pengamat. Pemegang paying (kecuali
dipakai alat sipat datar otomatik yang lambat tindak-baliknya terhadap perubahan suhu).
Pencatat, dan dua pemegang bambu.

BAB VIII (SUDUT SUDUT ARAH DAN AZIMUT)

Satuan satuan pengukuran sudut, sebuag satuan yang semata mata dapat dipilih sendiri
menentukan harga seuah sudut. System sexagesimal yang dipakai di amerika serikat dan banyak
Negara lainnya berdasarkan derajat, menit dan sekon, dengan satuan terakhir lebih lanjut dibagi
secara decimal. Jenis sudut horizontal yang paling biasa diukur dala pengukuran tanah adalah:

 Sudut dalam
 Sudut kekanan
 Sudut belokan

Karena ketiganya amat berbeda, mana jenis yang dipakai harus ditunjukan dengan jelas dalam
catatan lapangan. Dan perbandingan antara sudut arah dengan azimuth, karena sudut arah dan
azimuth dijumpai dalam demikian banyak pekerjaan pengukuran tanah, barangkali ada gunanya
membuat sebuah perbandingan ringkas tentang sifat sifatnya. Perbedaannya terdapat ada
derjatnya, yang pada umumnya, kalau sudut arah derjatnya berkisar 0 sampai 90 derajat,
sedangkan azimuth 0 sampai 360 derajat.

BUKU 2

BAB I (PENGUKURAN DENGAN ALAT PENYIPAT DATAR)

Menyipat datar adalah menentukan/mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih.
Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan serta pada ketelitian
pengukuran dan yang dapat dilaksanakan. Jikalau ingin menentukan beda tinggi pada jarak jauh
dengan teliti garis bidik harus kita tentukan dengan suatu alat bidik yang teliti tanpa ada paralaks
dan untuk membaca mistar diperlukan sebuah teropong. Pada penyimpangan datar kita hanya
perlu menyetel sumbu pertama sejajar anting dengan nivo kotak. Segara dapat dimulai dengan
pengukuran yang terdiri dari empat bagian, yaitu:
1. Teropong di arah kan ke rambu ukur dengan alat bidik (vizier)
2. Bayangan teropong distel tajam
3. Dengan sekrum penggerak _______ horizontal dipasang rambu ukur ke tengah tengah
bayangan
4. Rambu ukur pada benang silang dibaca

BAB II (PENGUKURAN DENGAN ALAT UKUR SUDUT)

Dengan alat ukur sudut (teodolit) kita dapat mengukur sudut arah ke dua titik atau lebih
dan sudut curaman terhadap bidang yang horizontal pada titik pembacaan. Akan tedapat pada
tiap tiap titik suatu sudut harisontal dan suatu sudut horizontal. Ketelitian pembacaan sudut
tergantung antara lain dari garis tengah lingkaran horizontal berskala dan garis tengah lingkaran
vertikel berskla yang menjadi perlengkapan teodolit. Tuntutan atas ketelitian pengukuran sudut
berbeda sekali, jikalau kita perhatiakn semua kemungkinan pda pengukuran sudut.

1 Jaringan segi-tiga (triangulasi)


Prinsip triagulasi menjadi sederhana sekali. Jikalau pada suatu segitiga diketahui
panjangnya sebuah sisi dan dua sudut, dapat kita tentukan semua nilai-nilai
lainya. Jikalau dapat kita mengukur sebuah sisi dan tiga sudut maka kita
mendapatkan suatu control, karena jumlah tiga sudut selalu harus menjadi 180
derajat.
2 Rangkaian segi banyak (polygon)
Walaupun pada suatu lapangan sudah ada trigulasi sampai dengan tugu kwarter,
tetapi kerapatan titik-titik tertentu belum memungkinkan penggambaran peta
berdetail. Kita harus melakukan suatu penyipatan dalam ruang yang lebih rapat.
Prinsip yang digunakan bukan lagi triagulasi melainkan suatu rangkaian segi
banyak.

Pengukuran jarak secara optis, pada pengukuran jarak ini dapat kita tentukan suatu jarak
atas dasar sudut paralaktis dan suatu rambu dasar. Kita membaginya atas dua cara. Cara pertama
menggunakan sudut paraklatis tertentu dan kita mambaca nilai pada mistar-dasar pada sasaran.
Cara kedua menggunakan suatu rambu dasar dengan panjang terrtentu dan kita mengukur sudut
paralatis. Rambu dasar bisa diletakan secara horizontal atau vertical.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN BUKU
1. Buku Pertama
Buku ini sudah memenuhi sebagai prasyarat buku yang baik karena ejaan yang digunakan
sudah memenuhi standar Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) . Penulis menggunakan bahasa
formal dengan pemilihan ukuran huruf, margin sesuai Pada pembahasan nya buku ini bagus dan
materi pokok dan sub materinya cukup lengkap.
2. Buku Kedua
Buku ini di tulis dengan runtut, sehingga pembaca dapat memahami dengan jelas apa
yang terdapat dalam buku tersebut. Uraian materi dalam buku ini begitu detail dan lengkap.
Dalam pembahasan buku ini menampilkan pembahasan materi yang cukup lengkap dan banyak
terdapat gambar gambar berupa alat-alat kerjanya yang dimana membantu pembaca mengetahui
bentuk alatnya seperti apa. Intinya buku ini hampir sama dengan buku utama dalam
pembahasanya.
B. KELEMAHAN BUKU
1. Buku Pertama
Kelemahan buku utama adalah tidak terdapat berupa gambar alat-alat kerja survey dan
pemetaan dan penjelasanya tidak begitu teratur.
2. Buku Kedua
Pada isi buku disajikan menggunakan banyak kalimat tanya dan tidak langsung kepada
poin penting yang ingin disampaikan. Pembaca menjadi lebih sulit memahami isi buku, karena
begitu banyak judul sub bab yang diulang pada pembahasan selanjutnya penggunaan bahasa
yang kurang menarik.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil ringkasan pada kedua buku ini dapat ditarik kesimpulan bahawa
kedua buku ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, diman pembahasan bayak
tedapat pada buku utama sedangakan pada buku kedua lebih banyak penjelasannya tentang alat-
alat dan banyak terdapat berupa gambar-gambar dan tabel tabel hasil dari penelitian. Jadi dapat
disimpulkan bahawa kedua buku tersebut hampir sama isinya, karena kedua buku ini initinya
untuk menambah pengetahuan.

B. Saran
Saran penulis kepada pembaca semoga critical book ini dapat bermanfaat bagi anda,
dengan membaca Critical Book Report dapat dipahami pembaca dalam melakukan survey
pemetaan.

Anda mungkin juga menyukai