Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No.

2: 19 - 28

Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva gurami (Osphronemus gouramy)


dengan pemberian beberapa jenis pakan

(Growth and survival of gourami larvae (Osphronemus gouramy) fed


different type of feeds

Weismann G. F. Lucas1, Ockstan J. Kalesaran2, Cyska Lumenta2

1)
Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan FPIK UNSRAT Manado
2)
Staf pengajar pada Program Studi Budidaya Perairan FPIK UNSRAT Manado
Email: okstankalesaran@yahoo.com

Abstract

This study aimed to determine the effect of several different types of feed on absolute
length growth, relative length growth, and survival rates are gouramy larvae (Osphronemus
gouramy). This study used four treatments, with three replications. The treatments tested were
four different types of feed on the larvae of gouramy, among others; feed worms Tubifex sp.,
Artemia sp.,boiled chicken egg yolk and finely pelleted feed FF-999. The experimental design
used was completely randomized design. The results showed that different types of feed
provided a significant influence on the absolute length growth, relative length growth and
survival of larval gouramy (Osphronemus gouramy). Feed worms Tubifex sp. give the best
results with an absolute value growth of 1.34 cm length, relative length of 148.87% growth, and
survival of 34%. Feed worms Tubifex sp. is the best feed in promoting growth and improving
survival of larval gouramy (Osphronemus gouramy).

Keywords : Larvae, gourami, Tubifex, Artemia, feed

PENDAHULUAN tinggi dan pemeliharaannya yang relatif


mudah. Namun salah satu jenis ikan yang
Ikan gurami merupakan ikan asli
mempunyai nilai ekonomis tinggi ini
perairan Indonesia yang sudah menyebar ke
memiliki pertumbuhan yang lambat tetapi
seluruh perairan Asia Tenggara dan Cina.
dapat diatasi dengan pemberian pakan
Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal
berkualitas dalam jumlah yang cukup
gurami, rasa dagingnya yang gurih dan lezat
(Ricky, 2008).
sangat digemari masyarakat. Gurami
Menurut Sitanggang dan Sarwono
termasuk salah satu dari 12 komoditas untuk
(2001), ada 6 macam varietas atau strain
pemenuhan gizi masyarakat.Gurami banyak
gurami berdasarkan daya produksi telur,
dikembangkan oleh para petani, hal ini
kecepatan tumbuh, ukuran/bobot maksimal
dikarenakan permintaan pasar yang cukup

19
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28

gurami dewasa. Masing-masing adalah ditandai dengan larva yang sudah mulai
angsa (soang, geese gouramy), Jepun berenang.Jika 50 % larva sudah mulai
(jepang, japonica), Blusafir, Paris, Bastar berenang, kondisi ini merupakan saat yang
(pedaging), dan Porselen. Selain 6 strain tepat bagi larva untuk mulai diberi pakan
diatas, berdasarkan warna terdapat gurami (Khairuman dan Amri, 2003).
hitam, albino (putih), dan belang. Kendala lain yang sering dihadapi
Menurut Susanto (1989), gurami dalam industrialisasi komoditi gurami
Angsa/Soang bisa mencapai panjang adalah tingginya tingkat kematian pada
maksimal 65 cm dengan total berat 6-12 kg. tahap larva dan benih yaitu hingga 50-70 %
Sedangkan gurami Jepun hanya mampu serta laju pertumbuhannya yang lambat
tumbuh hingga mencapai berat total 3,5 kg (Khairuman dan Amri, 2005). Dari uraian di
dengan panjang hanya 45 cm. Gurami atas maka penulis melakukan penelitian
Porselen unggul dalam menghasilkan telur. mengenai pertumbuhan dan kelangsungan
Tiap sarang mampu menghasilkan 10.000 hidup larva gurami (Osphronemus gouramy)
butir.Gurami ini oleh para pembenih dijuluki dengan pemberian beberapa jenis pakan.
top of the pop alias gurami pilihan.Untuk
gurami dengan kategori produksi telur Tujuan Penelitian
kurang adalah gurami Bastar. Tiap sarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
hanya menghasilkan 2.000-3.000 telur, akan menentukan pengaruh pemberian beberapa
tetapi gurami ini memiliki keunggulan yaitu jenis pakan berbeda terhadap pertumbuhan
tumbuh lebih cepat dari varietas lainnya. panjang mutlak, pertumbuhan panjang nisbi,
Upaya peningkatan produksi dan tingkat kelangsungan hidup larva
gurami (Osphronemus gouramy) dapat gurami (Osphronemus gouramy)
dilakukan melalui perbaikan kualitas pakan
dan genetik.Perbaikan kualitas pakan Tempat dan Waktu Penelitian
dilakukan melalui perbaikan formulasi Penelitian inidilaksanakan di Balai
pakan sehingga mampu menghasilkan Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT)
pertumbuhan ikan yang optimal.Pada tahap Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten
awal, upaya yang dapat dilakukan adalah Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi
mengetahui potensi pertumbuhan strain- Utara.Waktu penelitian berlangsung selama
strain gurami yang ada.Pengujian formulasi 3 bulan yaitu mulai bulan November 2014
pakan yang dikombinasikan dengan strain- hingga Februari 2015.
strain gurami perlu dilakukan untuk
mengetahui respon pertumbuhan ikan
gurami (Sjamsudin, 2008). METODE PENELITIAN
Upaya pembenihan gurami Bahan dan Alat
khususnya pada fase larva diperlukan
ketelitian.Masa kritis larva, yaitu saat Bahan yang digunakan dalam penelitian
kuning telur mulai habis dan larva mulai adalah
mengambil makanan dari luar.Hal itu

20
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28

 Larva ikan Gurami berumur sama Penetasan Telur


dan berasal dari induk yang sama, Penetasan telur dilakukan di
dengan jumlah 1200 ekor hatchery, yakni dalam wadah terkontrol
 Pakan alami berupa cacing berupa akuarium berukuran 60cm x 40cm x
Tubifex 40cm (p x l x t). Ketinggian air 20 cm atau
 Pakan alami berupa Artemia setara dengan volume 48 liter air. Jumlah
 Pakan alami berupa kuning telur telur yang dipanen adalah 1.325 butir.
ayam yang sudah direbus Keseluruhan telur dibagi menjadi 2 bagian
 Pakan buatan berupa pellet FF- yang sama, kemudian ditebar dalam 2
999 yang digiling halus akuarium. Masing-masing wadah akuarium
Peralatan yang digunakan dalam penelitian dilengkapi dengan aerasi.
adalah : wadah baskom, ember, seser halus,
saringan teh, akuarium (60 cm x 40 cm x 40 Pemeliharaan Larva
cm), spreyer, sendok, cawan petri, Ketika telur menetas menjadi larva,
multimeter dan colorimeter jumlah larva dihitung. Dalam setiap wadah
akuarium, jumlah larva yang ditebar adalah
Prosedur Percobaan 100 ekor larva. Sehingga untuk 12 akuarium
Panen dan Seleksi Telur terdapat 1200 ekor larva. Larva yang baru
Pada saat panen telur, digunakan menetas tidak perlu diberi pakan karena
beberapa peralatan antara lain ; baskom masih memiliki cadangan makanan berupa
besar, seser halus, saringan teh dan ember kuning telur. Pemberian pakan adalah pada
sebagai wadah penampungan sementara. hari ke-14 dimana kuning telur pada larva
Sarang yang sudah berisi telur diangkat dari sudah benar-benar habis.Tepat pada hari
kolam lalu diletakkan ke dalam baskom yang ke-14, perlakuan percobaan
besar yang berisi air. Tujuannya adalah dilaksanakan yaitu pemberian 4 jenis pakan
untuk memisahkan telur dari sarang. Telur- yang berbeda. Pakan yang diberikan adalah ;
telur yang mengapung di atas air kolam Cacing Tubifex (A1, A2, A3), Artemia (B1,
diserok dengan menggunakan seser halus. B2, B3), Larutan kuning telur ayam yang
Dalam melakukan seleksi telur, sudah direbus (C1, C2, C3) dan Pellet FF-999
digunakan saringan teh. Telur-telur yang yang sudah digiling halus (D1, D2, D3).
mengapung diserok dengan saringan teh, Frekuensi pemberian pakan 2 kali
lalu di tampung di dalam ember yang juga dalam sehari, yaitu pada pagi hari pukul
berisi air. Telur yang dibuahi berwarna 09.00 WITA, dan sore hari pukul 15.00
kuning bening, sedangkan telur yang sudah WITA. Pemberian pakan secara ad libitum
rusak berwarna kuning pucat, atau kuning (pemberian pakan sampai kenyang).Adapun
keputihan. Telur rusak tidak akan menetas indikator kenyang pada larva ikan adalah
karena terkontaminasi oleh jamur, bakteri, larva ikan tidak merespon lagi pakan yang
maupun parasit yang lainnya. Setelah diberikan.Selama penelitian berlangsung,
diseleksi, telur diangkut ke hatchery pemberian pakan dilakukan dalam jangka
kemudian dihitung jumlahnya. waktu 30 hari.

21
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28

Penetasan Artemia sp. 4) Pengukuran dilakukan secara cepat dan


Penetasan Artemia dilakukan di tepat, agar supaya larva dapat
hatchery : dikembalikan ke akuarium dalam
 Volume air dalam corong penetasan keadaan hidup dan tidak stres.
+43 Liter
 Suhu air untuk penetasan 32°C Peubah yang diukur
(menggunakan 2 buah heater) a. Pertumbuhan Panjang Mutlak
 Salinitas air untuk penetasan 20 ppt Untuk menghitung pertumbuhan
 Takaran artemia 40 ml untuk satu panjang mutlak, digunakan rumus yang
kali penetasan dalam 1 corong dikemukakan oleh Effendi (2004) :
 Menggunakan aerasi yang kencang Lm =Lt - Lo
 Setelah menetas, artemia dipanen Keterangan :
setiap hari Lm= pertumbuhan panjang mutlak (cm)
 Artemia yang sudah dipanen Lt = panjang akhir larva pada waktu tertentu
dipelihara dalam baskom kecil yang (cm)
berisi air dan diberi aerasi kecil Lo = panjang awal larva (cm)
Pemeliharaan Tubifex sp.
Pemeliharaan Tubifex dilakukan di b. Pertumbuhan Panjang Nisbi
hatchery : Menurut Mukti (2007),
 Wadah pemeliharaan berupa kotak pertumbuhan panjang nisbi menggunakan
yang terbuat dari sterofom yang rumus:
memiliki saluran pengeluaran air h (%) = Lt - Lo x 100
 Wadah pemeliharaan dilengkapi Lo
dengan aerasi dan air yang terus mengalir, Keterangan :
sehingga cacing tubifex tetap hidup. h = pertumbuhan panjang nisbi (%)
Lt =panjang pada akhir penelitian (cm)
Pengukuran Larva Lo = panjang pada awal penelitian (cm)
Dalam penelitian ini, yang diukur
adalah panjang tubuh larva. Pengukuran c. Kelangsungan Hidup
panjang tubuh larva dilakukan setiap Untuk menghitung tingkat
minggu dengan cara : kelangsungan hidup, digunakan rumus yang
1) Sampel larva berjumlah 10 ekor dalam dikemukakan oleh Effendi (2004) :
setiap akuarium, secara bergantian SR (%)=Nt x 100
diletakkan dalam cawan petri yang berisi No
sedikit air. Keterangan :
2) Mistar / Penggaris dengan tingkat SR = Survival Rate / Tingkat
ketelitian 1 mm diletakkan di bawah kelangsungan hidup (%)
cawan petri untuk mengukur panjang Nt = Jumlah total ikan hidup sampai akhir
tubuh larva. penelitian
3) Panjang tubuh larva diukur dari ujung No = Jumlah total ikan pada awal
mulut sampai ujung ekor. penelitian

22
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28

Rancangan percobaan HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian ini, rancangan
percobaan yang digunakan adalah Pertumbuhan panjang mutlak
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan Pengukuran pertumbuhan panjang
dalam percobaan ini adalah pemberian 4 tubuh larva gurami (Osphronemus gouramy)
jenis pakan yang berbeda untuk larva dilakukan setiap minggu. Setelah melewati
gurami. Oleh karena itu, dalam percobaan masa pemeliharaan selama 30 hari dengan
ini terdapat 4 perlakuan, dan untuk setiap pemberian empat jenis pakan yang berbeda,
perlakuan dilakukan 3 kali ulangan. maka didapatkan hasil rataan pertumbuhan
Perlakuan tersebut meliputi : panjang mutlak larva gurami. Hasil rataan
pertumbuhan panjang mutlak larva gurami
 Perlakuan A : Pemberian pakan (Osphronemus gouramy) dapat dilihat pada
cacing Tubifex tabel 1.
 Perlakuan B : Pemberian pakan Hasil perhitungan data rataan
Artemia panjang mutlak larva gurami menunjukan
 Perlakuan C : Pemberian pakan bahwa pemberian pakan yang berbeda
kuning telur ayam yang sudah menyebabkan perbedaan pertumbuhan bagi
direbus larva gurami. Panjang mutlak yang tertinggi
 Perlakuan D : Pemberian pakan terdapat pada perlakuan A (pemberian pakan
pellet FF-999 cacing Tubifex sp.) dengan rataan 1,34 cm,
kemudian diikuti oleh perlakuan B
Jumlah satuan percobaan dalam (pemberian pakan Artemia sp.) dengan
penelitian ini adalah sebanyak 12 satuan rataan 0,45 cm, lalu disusul oleh perlakuan
percobaan dengan peubah yang diukur C (pemberian pakan larutan kuning telur
antara lain yaitu ; pertumbuhan panjang ayam yang sudah direbus) dengan rataan
mutlak, pertumbuhan panjang nisbi, dan 0,45 cm, dan panjang mutlak yang terendah
tingkat kelangsungan hidup larva gurami. terdapat pada perlakuan D (pemberian pakan
Setelah melakukan pengukuran dan pelet FF-999 yang digiling halus) dengan
penghitungan, data yang diperoleh dianalisis rataan 0,25 cm.
secara statistik menggunakan Analisis sidik Berdasarkan analisis ragam,
ragam atau ANOVA (Analysis of Variance), diperoleh hasil bahwa nilai Fhitunglebih besar
untuk mengetahui ada atau tidak dari nilai Ftabelpada taraf 5 % dan 1 % (4,07
adanyaperbedaan yang disebabkan oleh < 81,61 > 7,59). Hal ini menunjukkan
perlakuan.Jika hasilnya berbeda nyata, tidak bahwa perbedaan pakan memberikan
nyata, ataupun berbeda sangat nyata, maka pengaruh yang sangat nyata terhadap
dilanjutkan dengan Uji BNT. perbedaan panjang mutlak larva gurami
(Osphronemus gouramy). Hasil analisis uji
BNT 5 % dan 1 % menunjukkan bahwa
perlakuan A (pakan Tubifex sp.)
memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap perlakuan B (pakan Artemia sp.),

23
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28

perlakuan C (pakan kuning telur ayam) dan nyata terhadap perbedaan pertumbuhan
perlakuan D (pelet FF-999). Perlakuan B panjang nisbi larva gurami (Osphronemus
tidak memberikan pengaruh yang nyata gouramy).
terhadap perlakuan C, tetapi memberikan Untuk melihat perbedaan pengaruh
pengaruh yang nyata terhadap perlakuan D. di antara setiap perlakuan, dilanjutkan
Perlakuan C memberikan pengaruh yang dengan uji BNT 5 % dan 1 % . Hasil uji
tidak nyata terhadap perlakuan D. BNT 5 % dan 1 % menjelaskan bahwa
perlakuan A (pemberian pakan Tubifex sp.)
Pertumbuhan panjang nisbi memberikan pengaruh yang sangat nyata
Pertumbuhan panjang nisbi larva terhadap perlakuan B (pemberian pakan
gurami dihitung berdasarkan selisih antara Artemia sp), perlakuan C (pemberian pakan
panjang rata-rata larva pada akhir penelitian larutan kuning telur ayam), dan perlakuan D
dengan panjang larva pada awal penelitian, (pemberian pakan pelet halus FF-999).
kemudian dibagi dengan panjang larva di Perlakuan B tidak memberikan pengaruh
awal penelitian dan dikalikan 100 yang nyata terhadap perlakuan C, tetapi
%.Sehingga pertumbuhan nisbi dinyatakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
dalam persen. perlakuan D. Perlakuan C memberikan
Dari hasil pengukuran di akhir pengaruh yang nyata terhadap perlakuan D.
penelitian, terdapat perbedaan rataan
persentase pertumbuhan panjang nisbi larva Kelangsungan Hidup
gurami. Persentase rataan pertumbuhan Data kelangsungan hidup larva
panjang nisbi larva gurami (Osphronemus diperoleh dari jumlah larva yang hidup pada
gouramy) dapat dilihat pada tabel 2 akhir penelitian dibagi dengan jumlah larva
Berdasarkan tabel di atas, terlihat pada awal penelitian, lalu dikali dengan
bahwa persentase pertumbuhan panjang dengan 100 %. Hasil perhitungan
nisbi yang tertinggi terdapat pada perlakuan kelangsungan hidup larva gurami
A (pemberian pakan Tubifex sp.) yang (Osphronemus gouramy) dapat dilihat dalam
mencapai 148,8 %, kemudian disusul tabel 3. Data pada tabel menunjukkan
perlakuan B (pemberian pakan Artemia sp.) bahwa persentase kelangsungan hidup larva
50,33 %, lalu diikuti oleh perlakuan C gurami yang tertinggi adalah terdapat pada
(pemberian pakan suspensi kuning telur perlakuan A (pemberian pakan Tubifex sp.),
ayam) 45,87 %, dan yang terendah terdapat dengan nilai rata-rata 34 %, kemudian
pada perlakuan D (pemberian pakan pellet disusul oleh perlakuan B (pemberian pakan
halus FF-999) dengan persentase 16,63 %. Artemia sp.) dengan nilai rataan 17 %, lalu
Hasil perhitungan analisis ragam di diikuti oleh perlakuan C (pemberian pakan
atas memperlihatkan nilai Fhitung lebih besar larutan kuning telur ayam yang sudah
dari Ftabel 5 % (63,95 > 4,07) dan juga lebih direbus), dan yang paling rendah terdapat
besar dari Ftabel1 % (63,95 > 7,59). Untuk pada perlakuan D (pemberian pakan pellet
itu, dapat disimpulkan bahwa perbedaan halus FF-999) dengan nilai 1 %.
pakan memberikan pengaruh yang sangat

24
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28

Tabel 1. Hasil rataan pertumbuhan panjang mutlak larva gurami (Osphronemus gouramy) yang
diberi beberapa jenis pakan.

Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm)


Ulangan A B C D
(Pakan (Pakan (Kuning (Pelet FF-
Tubifex sp.) Artemia sp.) Telur 999)
Ayam)
1. 1,4 0,52 0,34 0,25
2. 1,18 0,48 0,5 0,2
3. 1,44 0,36 0,4 0,3
Rataan 1,34 0,45 0,41 0,25

Tabel 2. Hasil rataan persentase pertumbuhan panjang nisbi larva gurami (Osphronemus
gouramy) yang diberi beberapa jenis pakan.

Pertumbuhan Panjang Nisbi (%)


Ulangan A B C D
(Pakan (Pakan (Kuning (Pelet FF-
Tubifex sp.) Artemia sp.) Telur 999)
Ayam)
1. 155,5 57,7 37,7 27,7
2. 131,1 53,3 55,5 22,2
3. 160 40 44,4 0
Rataan 148,87 50,33 45,87 16,63

Tabel 3 . Hasil rataan persentase kelangsungan hidup larva gurami (Osphronemus gouramy)
yang diberi beberapa jenis pakan.

Kelangsungan Hidup (%)


Ulangan A B C D
(Pakan (Pakan (Kuning (Pelet FF-
Tubifex sp.) Artemia sp.) Telur 999)
Ayam)
1. 23 13 4 2
2. 51 27 9 1
3. 28 11 12 0
Rataan 34,00 17,00 8,33 1,00

25
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28

Berdasarkan tabel analisis ragam, protein yaitu yang berasal dari karbohidrat
terlihat bahwa nilai Fhitung lebih besar dari dan lemak.
nilai Ftabel 1 % dan Ftabel 5 %.Hal ini Berdasarkan data mengenai
menunjukkan bahwa perbedaan jenis pakan panjang mutlak larva gurami, perlakuan
memberikan pengaruh yang sangat nyata pemberian pakan cacing Tubifex sp.
terhadap perbedaan kelangsungan hidup memberikan hasil yang terbaik
larva gurami (Osphronemus gouramy). Hasil dibandingkan dengan pemberian pakan
perhitungan uji BNT memperlihatkan bahwa Artemia sp., pakan larutan kuning telur
perlakuan A (pemberian pakan Tubifex sp.) ayam yang direbus dan pellet FF-999 yang
memberikan pengaruh yang nyata terhadap digiling halus. Hasil ini mirip dengan
perlakuan B (pemberian pakan Artemia sp.), penelitian yang dilakukan oleh Abdulgani
dan memberikan pengaruh yang sangat dan Aggraeni (2013), dimana pakan cacing
nyata terhadap perlakuan C (pemberian Tubifex sp, merupakan pakan terbaik dalam
pakan larutan kuning telur ayam yang sudah mempengaruhi pertumbuhan ikan Betutu
direbus) dan perlakuan D (pemberian pakan (Oxyeleotris marmorata) dibandingkan
pellet halus FF-999). Perlakuan B tidak dengan pakan cacing darah (larva
memberikan pengaruh yang nyata terhadap Chironomus sp), ikan mas (Cyprinus carpio)
perlakuan C, tetapi memberikan pengaruh dan pakan buatan pellet.
yang nyata terhadap perlakuan D. Perlakuan Hal ini dikarenakan kandungan
C juga memberikan pengaruh yang nyata nutrisi cacing Tubifex sp. lebih tinggi
terhadap perlakuan D. daripada pakan lainnya, yaitu 57 % protein,
13,30 % lemak dan 2,04 % karbohidrat.
Pertumbuhan Panjang Mutlak Sedangkan Bardach (1972) menyatakan
Dari hasil pengamatan, larva ikan bahwa kandungan nutrisiTubifex spadalah
gurami mengalami peningkatan terdiri dari protein murni 65%, lemak15%,
pertumbuhan, yaitu adanya pertambahan karbohidrat 14% dan abu 16%.Kandungan
panjang tubuh dari minggu ke-1 pengamatan protein Artemia sp adalah 46 % (Jusadi,
(umur larva 14 hari) sampai minggu ke-4 2003), kandungan protein kuning telur ayam
pengamatan (umur larva 44 hari). ras adalah 12 % (Inansetyo dan Kuniastuty,
Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan 1995), sedangkan kandungan protein kasar
ketersediaan protein dalam pakan, karena pada pellet FF-999 adalah 38 %. Oleh
protein merupakan sumber energi bagi ikan karena itu, jika ditinjau dari segi nutrisi
dan protein merupakan nutrisi yang sangat dalam hal ini kandungan protein, maka
dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan. cacing Tubifex sp. masih lebih unggul untuk
Menurut Widyati (2009), jumlah protein memacu pertumbuhan larva gurami.
akan mempengaruhi pertumbuhan ikan.
Tinggi rendahnya protein dalam pakan
dipengaruhi oleh kandungan energi non-

26
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28

Pertumbuhan Panjang Nisbi yang diberikan cacing Tubifex sp disebabkan


Hasil pengamatan diakhir karena dinding tubuh cacing Tubifex sp
penelitian menunjukkan adanya perbedaan. lembut dan mudah dicerna dibanding
Pertumbuhan panjang nisbi larva gurami dengan pemberian pakan Artemia sp., pakan
yang tinggipada perlakuan A (pemberian larutan kuning telur ayam yang direbus dan
pakan cacing Tubifex sp.) diikutiperlakuan B pakan pellet FF-999. Keberhasilan
(pemberian pakan Artemia sp ), perlakuan C kelangsungan hidup ditentukan oleh
(pemberian pakan larutan kuning telur ayam rangsangan ketika makanan memiliki syarat
yang direbus), dan perlakuan D (pemberian nutrisi dalam hal ini kandungan protein,
pellet halus FF-999). Pertumbuhan panjang lemak, karbiohidrat, vitamin dan mineral.
nisbi pada pemberian cacing Tubifex sp.di Disamping itu juga memiliki aspek fisik
atas 100 % yaitu mencapai 148,87 %, yang tidak kalah pentingnya yaitu bentuk
dimana pertumbuhan panjang nisbi larva dan ukuran makanan, teknik pemberian
gurami mencapai hampir dua kali lipat dari makan dan frekuensi pemberian pakan. Hal
panjang awalnya. Sedangkanpertumbuhan ini disebabkan makanan yang dicerna larva
panjang nisbi pemberian pakan artemia50,33 diabsorsi secara difusi, pengangkutan aktif
%, pemberian larutan kuning telur ayam dan beberapa partikel dari makanan
dan pemberian pellet di bawah 50 %. diabsorsi secara fagositosis. Disamping itu
Tingginya pertumbuhanpanjang nisbi larva kerja enzim proteolitik yang tinggi terdapat
gurami pada pemberian pakan Tubifex sp ketika ikan masih berukuran larva karena
disebabkan karena pakan yang diberikan ususnya kecil. Oleh sebab itu ikan harus
disukai oleh larva, yang ditandai dengan diberikan pakan yang mengandug protein
aktifnya larva gurami saat pemberiaan pakan tinggi.Protein tinggi itu terdapat pada
yaitu dengan mengejar dan menangkap pemberian pakan cacing Tubifex sp.
pakan yang diberikan. Larva ikan gurami Kelangsungan hidup larva gurami paling
lebih cenderung memilih pakan yang rendah yang diberi pakan FF-999. Hal ini
bergerak daripada pakan yang tidak disebabkan karena pakan FF-999 merupakan
bergerak, hal ini terlihat jelas pada pakan pakan buatan yang kandungan nutrisinya
Tubifex sp dan pemberian pakan Artemia sp. mengandung karbohidrat, dimana
Jika dihubungkan dengan kebiasaan kandungan karbohidrat akan menghambat
makannya, sampai umur sekitar 40 hari, aktifitas dalam usus kecil. Setelah sekitar
merupakan ikan karnivor yang kemudian seminggu diberi makanan dengan
berubah menjadi herbivore. (SNI : 01- karbohidrat tinggi selanjutnya larva yang
6485.1-2000). diberi pakan yang mengandung protein pada
umunya dicerna dan diabsorsi dengan cara
Kelangsungan Hidup yang sama tanpa mempertimbangkan
Berdasarkan hasil kelangsungan perbedaaan asal bahan makanan dan alat
hidup larva gurami terdapat perbedaan pencernaan (Murtidjo, 2001). Sepertinya
persentase kelangsungan hidup larva larva ikan gurami yang diberi pakan FF-999
gurami. Kelangsungan hidup larva gurami sebaiknya diberikan perlakuan dimasak

27
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28

sehingga pakan tersebut mudah dicerna oleh Inansetyo A, Kurniastuty, 1995. Teknik
larva gurami sehingga memungkinkan larva Kultur Fitoplankton dan
tersebut memiliki kelangsungan hidup yang Zooplankton (Pakan Alami Untuk
Organisme Laut. Kanisius.
baik.
Yogyakarta.
Jusadi D. 2003. Bidang Budidaya Ikan
KESIMPULAN Program Keahlian Budidaya Ikan
Air Tawar. Budidaya Pakan Alami
Dari hasil penelitian dapat ditarik Penetasan Artemia.
kesimpulan sebagai berikut: Khairuman, Amri K., 2003.Pembenihan dan
1. Pemberian cacing tubifex pada larva Pembesaran Gurami. AgroMedia
gurami menunjukkan pertumbuhan Pustaka. Jakarta.
panjang mutlak sebesar 1,34 cm, Mukti AT. 2007.Perbandingan Pertumbuhan
dan Perkembangan Gonad Ikan
persentase pertumbuhan panjang nisbi
Mas (Cyprinus carpio linn)
sebesar 148,87% dan kelangsungan (Diploid dan Tetraploid). Berkala
hidup larva sebesar 34%. Penelitian Hayati : 13 (27-32). 6
2. Pakan cacing Tubifex sp. merupakan hal.
pakan terbaik dalam memacu Ricky B. 2008. Usaha Pemeliharaan
pertumbuhan dan meningkatkan Gurami (Osphronemus gouramy
kelangsungan hidup larva gurami sp.). Penebar Swadaya. Jakarta.
Sitanggang M, Sarwono B. 2001. Budidaya
(Osphronemus gouramy).
Gurami (Edisi Revisi). Penebar
Swadaya. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Sjamsudin AR. 2008. Kajian Pertumbuhan
Beberapa Jenis Gurami Dengan
Abdulgani N, Anggraeni,NM. 2013.
Penggunaan Pakan Yang Berbeda.
Pengaruh Pemberian Pakan Alami
Balai Pengkajian Teknologi
dan Pakan Buatan Terhadap
Pertanian. Jawa Tengah.
Pertumbuhan Ikan Betutu
Standar Nasional Indonesia (SNI) : 01-
(Oxyeleotris marmorata) pada
6485.1-2000. Induk Ikan Gurame
Skala Laboratorium.Jurnal Sains
(Osphronemus gouramy, Lac)
Dan Seni Pomits Vol. 2, No.1.
Kelas Induk Pokok (Parent Stock).
Jurusan Biologi, Fakultas
Susanto H. 1989. Budidaya Ikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Gurame.Penebar swadaya. Jakarta.
Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Widyati W. 2009.Kinerja Pertumbuhan Ikan
Nopember (ITS). Surabaya.
Nila (Orechromis niloticus)yang
Bardach M. 1972. Aquaculture TheFarming
Diberi Berbagai Dosis Enzim
and Husbandry ofFresh Water and
Cairan Rumen Pada Pakan
MarineOrganism. Jhon Milley
Berbasis Daun Lamtorogung
andSon.Toranto.425 p.
(Leucaena leucophala).
Effendie MI. 2004.Metode Biologi
Skripsi.Program Studi Teknologi
Perikanan. Dwi Sri. Bogor.
dan Manajemen Perikanan
Budidaya.Institutut Pertanaian
Bogor.

28

Anda mungkin juga menyukai