2: 19 - 28
1)
Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan FPIK UNSRAT Manado
2)
Staf pengajar pada Program Studi Budidaya Perairan FPIK UNSRAT Manado
Email: okstankalesaran@yahoo.com
Abstract
This study aimed to determine the effect of several different types of feed on absolute
length growth, relative length growth, and survival rates are gouramy larvae (Osphronemus
gouramy). This study used four treatments, with three replications. The treatments tested were
four different types of feed on the larvae of gouramy, among others; feed worms Tubifex sp.,
Artemia sp.,boiled chicken egg yolk and finely pelleted feed FF-999. The experimental design
used was completely randomized design. The results showed that different types of feed
provided a significant influence on the absolute length growth, relative length growth and
survival of larval gouramy (Osphronemus gouramy). Feed worms Tubifex sp. give the best
results with an absolute value growth of 1.34 cm length, relative length of 148.87% growth, and
survival of 34%. Feed worms Tubifex sp. is the best feed in promoting growth and improving
survival of larval gouramy (Osphronemus gouramy).
19
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28
gurami dewasa. Masing-masing adalah ditandai dengan larva yang sudah mulai
angsa (soang, geese gouramy), Jepun berenang.Jika 50 % larva sudah mulai
(jepang, japonica), Blusafir, Paris, Bastar berenang, kondisi ini merupakan saat yang
(pedaging), dan Porselen. Selain 6 strain tepat bagi larva untuk mulai diberi pakan
diatas, berdasarkan warna terdapat gurami (Khairuman dan Amri, 2003).
hitam, albino (putih), dan belang. Kendala lain yang sering dihadapi
Menurut Susanto (1989), gurami dalam industrialisasi komoditi gurami
Angsa/Soang bisa mencapai panjang adalah tingginya tingkat kematian pada
maksimal 65 cm dengan total berat 6-12 kg. tahap larva dan benih yaitu hingga 50-70 %
Sedangkan gurami Jepun hanya mampu serta laju pertumbuhannya yang lambat
tumbuh hingga mencapai berat total 3,5 kg (Khairuman dan Amri, 2005). Dari uraian di
dengan panjang hanya 45 cm. Gurami atas maka penulis melakukan penelitian
Porselen unggul dalam menghasilkan telur. mengenai pertumbuhan dan kelangsungan
Tiap sarang mampu menghasilkan 10.000 hidup larva gurami (Osphronemus gouramy)
butir.Gurami ini oleh para pembenih dijuluki dengan pemberian beberapa jenis pakan.
top of the pop alias gurami pilihan.Untuk
gurami dengan kategori produksi telur Tujuan Penelitian
kurang adalah gurami Bastar. Tiap sarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
hanya menghasilkan 2.000-3.000 telur, akan menentukan pengaruh pemberian beberapa
tetapi gurami ini memiliki keunggulan yaitu jenis pakan berbeda terhadap pertumbuhan
tumbuh lebih cepat dari varietas lainnya. panjang mutlak, pertumbuhan panjang nisbi,
Upaya peningkatan produksi dan tingkat kelangsungan hidup larva
gurami (Osphronemus gouramy) dapat gurami (Osphronemus gouramy)
dilakukan melalui perbaikan kualitas pakan
dan genetik.Perbaikan kualitas pakan Tempat dan Waktu Penelitian
dilakukan melalui perbaikan formulasi Penelitian inidilaksanakan di Balai
pakan sehingga mampu menghasilkan Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT)
pertumbuhan ikan yang optimal.Pada tahap Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten
awal, upaya yang dapat dilakukan adalah Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi
mengetahui potensi pertumbuhan strain- Utara.Waktu penelitian berlangsung selama
strain gurami yang ada.Pengujian formulasi 3 bulan yaitu mulai bulan November 2014
pakan yang dikombinasikan dengan strain- hingga Februari 2015.
strain gurami perlu dilakukan untuk
mengetahui respon pertumbuhan ikan
gurami (Sjamsudin, 2008). METODE PENELITIAN
Upaya pembenihan gurami Bahan dan Alat
khususnya pada fase larva diperlukan
ketelitian.Masa kritis larva, yaitu saat Bahan yang digunakan dalam penelitian
kuning telur mulai habis dan larva mulai adalah
mengambil makanan dari luar.Hal itu
20
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28
21
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28
22
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28
23
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28
perlakuan C (pakan kuning telur ayam) dan nyata terhadap perbedaan pertumbuhan
perlakuan D (pelet FF-999). Perlakuan B panjang nisbi larva gurami (Osphronemus
tidak memberikan pengaruh yang nyata gouramy).
terhadap perlakuan C, tetapi memberikan Untuk melihat perbedaan pengaruh
pengaruh yang nyata terhadap perlakuan D. di antara setiap perlakuan, dilanjutkan
Perlakuan C memberikan pengaruh yang dengan uji BNT 5 % dan 1 % . Hasil uji
tidak nyata terhadap perlakuan D. BNT 5 % dan 1 % menjelaskan bahwa
perlakuan A (pemberian pakan Tubifex sp.)
Pertumbuhan panjang nisbi memberikan pengaruh yang sangat nyata
Pertumbuhan panjang nisbi larva terhadap perlakuan B (pemberian pakan
gurami dihitung berdasarkan selisih antara Artemia sp), perlakuan C (pemberian pakan
panjang rata-rata larva pada akhir penelitian larutan kuning telur ayam), dan perlakuan D
dengan panjang larva pada awal penelitian, (pemberian pakan pelet halus FF-999).
kemudian dibagi dengan panjang larva di Perlakuan B tidak memberikan pengaruh
awal penelitian dan dikalikan 100 yang nyata terhadap perlakuan C, tetapi
%.Sehingga pertumbuhan nisbi dinyatakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
dalam persen. perlakuan D. Perlakuan C memberikan
Dari hasil pengukuran di akhir pengaruh yang nyata terhadap perlakuan D.
penelitian, terdapat perbedaan rataan
persentase pertumbuhan panjang nisbi larva Kelangsungan Hidup
gurami. Persentase rataan pertumbuhan Data kelangsungan hidup larva
panjang nisbi larva gurami (Osphronemus diperoleh dari jumlah larva yang hidup pada
gouramy) dapat dilihat pada tabel 2 akhir penelitian dibagi dengan jumlah larva
Berdasarkan tabel di atas, terlihat pada awal penelitian, lalu dikali dengan
bahwa persentase pertumbuhan panjang dengan 100 %. Hasil perhitungan
nisbi yang tertinggi terdapat pada perlakuan kelangsungan hidup larva gurami
A (pemberian pakan Tubifex sp.) yang (Osphronemus gouramy) dapat dilihat dalam
mencapai 148,8 %, kemudian disusul tabel 3. Data pada tabel menunjukkan
perlakuan B (pemberian pakan Artemia sp.) bahwa persentase kelangsungan hidup larva
50,33 %, lalu diikuti oleh perlakuan C gurami yang tertinggi adalah terdapat pada
(pemberian pakan suspensi kuning telur perlakuan A (pemberian pakan Tubifex sp.),
ayam) 45,87 %, dan yang terendah terdapat dengan nilai rata-rata 34 %, kemudian
pada perlakuan D (pemberian pakan pellet disusul oleh perlakuan B (pemberian pakan
halus FF-999) dengan persentase 16,63 %. Artemia sp.) dengan nilai rataan 17 %, lalu
Hasil perhitungan analisis ragam di diikuti oleh perlakuan C (pemberian pakan
atas memperlihatkan nilai Fhitung lebih besar larutan kuning telur ayam yang sudah
dari Ftabel 5 % (63,95 > 4,07) dan juga lebih direbus), dan yang paling rendah terdapat
besar dari Ftabel1 % (63,95 > 7,59). Untuk pada perlakuan D (pemberian pakan pellet
itu, dapat disimpulkan bahwa perbedaan halus FF-999) dengan nilai 1 %.
pakan memberikan pengaruh yang sangat
24
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28
Tabel 1. Hasil rataan pertumbuhan panjang mutlak larva gurami (Osphronemus gouramy) yang
diberi beberapa jenis pakan.
Tabel 2. Hasil rataan persentase pertumbuhan panjang nisbi larva gurami (Osphronemus
gouramy) yang diberi beberapa jenis pakan.
Tabel 3 . Hasil rataan persentase kelangsungan hidup larva gurami (Osphronemus gouramy)
yang diberi beberapa jenis pakan.
25
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28
Berdasarkan tabel analisis ragam, protein yaitu yang berasal dari karbohidrat
terlihat bahwa nilai Fhitung lebih besar dari dan lemak.
nilai Ftabel 1 % dan Ftabel 5 %.Hal ini Berdasarkan data mengenai
menunjukkan bahwa perbedaan jenis pakan panjang mutlak larva gurami, perlakuan
memberikan pengaruh yang sangat nyata pemberian pakan cacing Tubifex sp.
terhadap perbedaan kelangsungan hidup memberikan hasil yang terbaik
larva gurami (Osphronemus gouramy). Hasil dibandingkan dengan pemberian pakan
perhitungan uji BNT memperlihatkan bahwa Artemia sp., pakan larutan kuning telur
perlakuan A (pemberian pakan Tubifex sp.) ayam yang direbus dan pellet FF-999 yang
memberikan pengaruh yang nyata terhadap digiling halus. Hasil ini mirip dengan
perlakuan B (pemberian pakan Artemia sp.), penelitian yang dilakukan oleh Abdulgani
dan memberikan pengaruh yang sangat dan Aggraeni (2013), dimana pakan cacing
nyata terhadap perlakuan C (pemberian Tubifex sp, merupakan pakan terbaik dalam
pakan larutan kuning telur ayam yang sudah mempengaruhi pertumbuhan ikan Betutu
direbus) dan perlakuan D (pemberian pakan (Oxyeleotris marmorata) dibandingkan
pellet halus FF-999). Perlakuan B tidak dengan pakan cacing darah (larva
memberikan pengaruh yang nyata terhadap Chironomus sp), ikan mas (Cyprinus carpio)
perlakuan C, tetapi memberikan pengaruh dan pakan buatan pellet.
yang nyata terhadap perlakuan D. Perlakuan Hal ini dikarenakan kandungan
C juga memberikan pengaruh yang nyata nutrisi cacing Tubifex sp. lebih tinggi
terhadap perlakuan D. daripada pakan lainnya, yaitu 57 % protein,
13,30 % lemak dan 2,04 % karbohidrat.
Pertumbuhan Panjang Mutlak Sedangkan Bardach (1972) menyatakan
Dari hasil pengamatan, larva ikan bahwa kandungan nutrisiTubifex spadalah
gurami mengalami peningkatan terdiri dari protein murni 65%, lemak15%,
pertumbuhan, yaitu adanya pertambahan karbohidrat 14% dan abu 16%.Kandungan
panjang tubuh dari minggu ke-1 pengamatan protein Artemia sp adalah 46 % (Jusadi,
(umur larva 14 hari) sampai minggu ke-4 2003), kandungan protein kuning telur ayam
pengamatan (umur larva 44 hari). ras adalah 12 % (Inansetyo dan Kuniastuty,
Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan 1995), sedangkan kandungan protein kasar
ketersediaan protein dalam pakan, karena pada pellet FF-999 adalah 38 %. Oleh
protein merupakan sumber energi bagi ikan karena itu, jika ditinjau dari segi nutrisi
dan protein merupakan nutrisi yang sangat dalam hal ini kandungan protein, maka
dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan. cacing Tubifex sp. masih lebih unggul untuk
Menurut Widyati (2009), jumlah protein memacu pertumbuhan larva gurami.
akan mempengaruhi pertumbuhan ikan.
Tinggi rendahnya protein dalam pakan
dipengaruhi oleh kandungan energi non-
26
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28
27
Jurnal Budidaya Perairan Mei 2015 Vol. 3 No. 2: 19 - 28
sehingga pakan tersebut mudah dicerna oleh Inansetyo A, Kurniastuty, 1995. Teknik
larva gurami sehingga memungkinkan larva Kultur Fitoplankton dan
tersebut memiliki kelangsungan hidup yang Zooplankton (Pakan Alami Untuk
Organisme Laut. Kanisius.
baik.
Yogyakarta.
Jusadi D. 2003. Bidang Budidaya Ikan
KESIMPULAN Program Keahlian Budidaya Ikan
Air Tawar. Budidaya Pakan Alami
Dari hasil penelitian dapat ditarik Penetasan Artemia.
kesimpulan sebagai berikut: Khairuman, Amri K., 2003.Pembenihan dan
1. Pemberian cacing tubifex pada larva Pembesaran Gurami. AgroMedia
gurami menunjukkan pertumbuhan Pustaka. Jakarta.
panjang mutlak sebesar 1,34 cm, Mukti AT. 2007.Perbandingan Pertumbuhan
dan Perkembangan Gonad Ikan
persentase pertumbuhan panjang nisbi
Mas (Cyprinus carpio linn)
sebesar 148,87% dan kelangsungan (Diploid dan Tetraploid). Berkala
hidup larva sebesar 34%. Penelitian Hayati : 13 (27-32). 6
2. Pakan cacing Tubifex sp. merupakan hal.
pakan terbaik dalam memacu Ricky B. 2008. Usaha Pemeliharaan
pertumbuhan dan meningkatkan Gurami (Osphronemus gouramy
kelangsungan hidup larva gurami sp.). Penebar Swadaya. Jakarta.
Sitanggang M, Sarwono B. 2001. Budidaya
(Osphronemus gouramy).
Gurami (Edisi Revisi). Penebar
Swadaya. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Sjamsudin AR. 2008. Kajian Pertumbuhan
Beberapa Jenis Gurami Dengan
Abdulgani N, Anggraeni,NM. 2013.
Penggunaan Pakan Yang Berbeda.
Pengaruh Pemberian Pakan Alami
Balai Pengkajian Teknologi
dan Pakan Buatan Terhadap
Pertanian. Jawa Tengah.
Pertumbuhan Ikan Betutu
Standar Nasional Indonesia (SNI) : 01-
(Oxyeleotris marmorata) pada
6485.1-2000. Induk Ikan Gurame
Skala Laboratorium.Jurnal Sains
(Osphronemus gouramy, Lac)
Dan Seni Pomits Vol. 2, No.1.
Kelas Induk Pokok (Parent Stock).
Jurusan Biologi, Fakultas
Susanto H. 1989. Budidaya Ikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Gurame.Penebar swadaya. Jakarta.
Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Widyati W. 2009.Kinerja Pertumbuhan Ikan
Nopember (ITS). Surabaya.
Nila (Orechromis niloticus)yang
Bardach M. 1972. Aquaculture TheFarming
Diberi Berbagai Dosis Enzim
and Husbandry ofFresh Water and
Cairan Rumen Pada Pakan
MarineOrganism. Jhon Milley
Berbasis Daun Lamtorogung
andSon.Toranto.425 p.
(Leucaena leucophala).
Effendie MI. 2004.Metode Biologi
Skripsi.Program Studi Teknologi
Perikanan. Dwi Sri. Bogor.
dan Manajemen Perikanan
Budidaya.Institutut Pertanaian
Bogor.
28