Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Marthina Meage
(201753048)
Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Papua
Manokwari
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Kacang tanah merupakan tanaman polong – polongan yang ditanam secara luas
di indonesia. Kacang tanah merupakan tanaman kedua terbesar yang setelah tanaman
kedelai. Komoditi kacang tanah mempunyai arti yang luas strategis karena menyediakan
kebutuhan paling esensial bagi kehidupan manusia sebagai bahan pangan serta sumber
protein nabati yang sangat dibutuhkan. Kebutuhan akan kacang tanah akan semakin
meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri
pangan dan pakan. Disisi lain produksi kacang tanah yang dihasilkan belum dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu diperlukakan pengembangan atau budidaya
tanaman ini.
Kacang tanah adalah komodi yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah
satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Kebutuhan kacang tanah
dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk,
kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan, serta meningkatnya kapasitas industri
makanan di Indonesia. (Adisarwanto, 2000). Di Indonesia kacang tanah terpusat di
Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. Dari
data yang di peroleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesa pada
tahun 2009. Produksi hasil kacang tanah dari tahun ke tahun pun menurun sering
berkurangnya lahan pertanian khususnya luas areal kacang tanah.
Tanaman kacang tanah biasanya di tanam di sawah atau di tegalan secara monokultur
atau polikultur. Biji kacang tanah mengandung zat-zat yang berguna dan berisikan
senyawa-senyawa tertentu yang sangat di butuhkan organ tubuh manusia untuk
kelangsungan hidup terutama kandungan protein, karbohidrat dan lemak. Kandungan
masing-masing unsur tersebut sangat tinggi seperti kandungan protein sekitar 25-30 %,
karbohidrat 12 % dan minyak 40-50 %. Untuk memproduksi tanaman kacang tanah
terdapat beberapa kendala berupa pengolahan dan pemeliharaan tanah yang belum
optimal, serangan hama dan penyakit, penanaman varietas berproduksi rendah,
penggunaan benih yang rendah, dan kekeringan.
Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan kering (tegalan) maupun di lahan sawah
setelah padi. Kacang tanah dapat ditanam pada tanah bertekstur ringan maupun agak
berat, yang penting tanah tersebut dapat mengatuskan air sehingga tidak menggenang.
Akan tetapi, tanah yang paling sesuai adalah tanah yang bertekstur ringan, drainase
baik, remah, dan gembur. Di tanah berat (lempung), bila terlalu becek, tanaman mati
atau tidak berpolong. Dalam kondisi kering, tanah lempung juga terlalu keras, sehingga
ginofor (calon polong) tidak dapat masuk dalam tanah, perkembangan polong
terhambat dan pada saat panen banyak polong tertinggal dalam tanah.
Pada tanah yang kandungan bahan organiknya tinggi (>2%) polong yang dihasilkan
berwarna kehitaman sehingga menjadi kurang menarik. Kacang tanah masih dapat
berproduksi dengan baik pada tanah yang pH rendah atau tinggi. Tetapi pada pH tanah
tinggi (7,5–8,5) kacang tanah sering mengalami klorosis, yakni daun-daun menguning.
Apabila tidak diatasi, polong menjadi hitam dan hasil menurun hingga 40%.
1.2 Tujuan
Mengetahui teknik budidaya kacang tanah yang baik dan benar dan untuk memperbaiki
kandungan tanah yang kurang sehat dan produktif. Selain itu untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan dan efektifitas pada tanaman kacang tanah.
kindom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Supdibisi :Angiospermae
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Upafamili : Faboideae
Bangsa : Aeschynomeneae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogeae L.
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)memiliki peran strategis
dalam pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati. Konsumsi kacang
tanah sebagai sumber pangan sehat dalam pangan nasional terus meningkat (Sibarani,
2005).Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditas pangan yang
banyak digunakan dan dikonsumsi masyarakat. Dalam penggunaan sehari-hari, biji
kacang tanah umumnya dikonsumsi langsung dalam bentuk kacang goreng, kacang
rebus,bumbu dan sebagainya sedangkan sebagai bahan baku industri, kacang tanah
diolah menjadi minyak goreng. Dalam proses pembuatan minyak goreng juga dihasilkan
bungki kacang yang sangat berguna untuk pakan ternak (Najiyati dan Danarti, 1999).
Di indonesia tanaman kacang tanah menempati urutan kedua setelah kedelai. Kacang
tanah sudah dikenal masyarakat indonesia sebagai bahan pangan dan industri. Tanaman
ini biasa ditanam didaerah tegalan dan sawah secara tunggal maupun ganda dalam
sistem tumpang sari. Sebagai bahan pangan biji kacang tanah banyak mengandung
protein dan lemak ( Rosyid
Terdapat kendala yang terjadi dalam budidaya kacang tanah. Salah satu Penyebab
utama rendahnya produksi kacang tanah di Indonesia adalah rendahnya produktivitas.
Rendahnya produktivitas ini disebabkan beberapa faktor, antara lain teknik budidaya,
serangan hama dan penyakit, mutu benih rendah dan penggunaan varietas lokal yang
berdaya tumbuh rendah (Baharsjah dan Azhari 1980)
Terdapat kesenjangan produksi kacang tanah antara potensi hasil dari setiap varietas
tanaman dengan produksi yang dihasilkan dari penanaman petani.Hingga saat ini
melalui teknologi budidaya yang dilakukan petani, potensi hasil dari kacang tanah jarang
dapat tercapai. Padahal dengan budidaya yang tepat produktivitas kacang tanah akan
mampu tercapai potensi optimalnya, bahkan beberapa varietas dapat mencapai 4
ton/ha (Hidajat et al., 2000).
Produktivitas tersebut masih lebih rendah jika dibanding dengan produksi yang dicapai
Balitkabi Malang dengan menggunakan varietas unggul baru (2,5-3,50 t ha-1). Di
samping produktivitas rendah dari varietas yang ditanam petani, juga rentan terhadap
serangan penyakit terutama penyakit virus belang (PStV) danAspergillus flavus. Menurut
Kasno (2004) bahwa varietas yang di tanam di Indonesia umumnya varietas lokal dan
dan varietas unggul lama yang sangat pekat terhadap A. flavus Tinggi-rendahnya
serangan hama dan penyakit pada kacang tanah di pertanaman sangat ditentukan oleh
dua faktor yaitu jenis varietas dan lingkungan (Saleh, 2003).
BAB II
Metode Praktikum
Tanggal : 7 09/2018
2.2.1 Alat
Sekop
Sabit
Cangkul
Tali raffia
Meter
Mistar
Buku & Bolpoin
2.2.2 Bahan
Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penjulaman lebih
cepat baik (setelah yang lain kelihatan tumbuuh -+3-7 hari setelah
tanam).
Pemeliharan
hal-hal lain yang sangat menunyang factor pemeliharan bisa
dilakukan,misalnya pemangkasan,perambatan, pemeliharaan tunas dan
bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunyang
kesehatan tanaman).
Hama penyakit
Hama uret
Hama ulat pengulung daun
Hama ulat grayak
Penyakit layu atau “omo wedang”
Penyakit sapu setan
Penyakit bercak daun penyakit gapong
Penyakit karat
Nomor MST 1
TINGGI DAUN
1 3.2 7
3.4 6
2 3.3 19
2.3 13
3 3 19
4 12
4 3.1 26
3.3 10
5 3.7 24
3.5 20
6 2.4 19
3.4 15
7 2.9 14
3.6 15
8 2.2 24
3 18
9 2.1 19
2.8 18
10 2.9 18
3.1 14
11 2.2 22
2.6 22
12 2.3 17
2.4 20
13 3.1 18
2.6 19
14 3.2 16
2.8 18
15 3.3 12
3.6 13
16 3.8 27
3.2 22
17 3.1 13
3.6 20
18 2.6 18
2.9 14
19 2.6 16
0 0
20 2.2 20
3 22
21 2.1 24
2.6 20
22 2.3 14
2.4 15
23 2.6 16
2.8 14
24 3.1 10
2.2 11
25 2.4 13
0 0
26 2.2 14
0 0
27 2.1 13
0 0
28 2.6 13
2.8 10
29 2.6 13
2.7 15
30 2.6 10
2.8 15
31 2.6 20
2.7 21
32 2.4 20
2.3 24
33 2.9 20
2.4 23
34 2.5 20
2.8 21
35 2.9 3
2.2 20
36 2.3 12
2.6 14
37 2.7 13
2.4 15
38 2.6 14
2.7 13
39 2.6 15
2.6 20
40 2.4 22
2.6 20
41 3.1 13
2.6 23
42 2.8 14
2.2 13
43 2.3 14
2.6 15
44 3.1 15
3.2 16
45 2.2 17
0 0
46 2.6 15
2.4 18
47 2.5 17
0 0
48 2.4 15
2.4 18
49 2.2 16
2.2 14
RATA2
2.5632653 15.53061
Nomor MST IV
SAMPEL PENGAMATAN
1 5.8 19
6.7 17
2 6.7 28
6.7 27
3 7.2 29
7.8 20
4 7.1 33
6.8 23
5 7.2 31
7.2 32
6 6.2 31
7.5 25
7 7.5 32
7.5 24
8 6.1 32
6.5 26
9 7.2 29
7.8 28
10 6.2 28
7.1 22
11 6.5 32
7.8 33
12 6.5 27
6.5 30
13 7.5 25
6.4 28
14 7.6 25
7.2 28
15 7.1 19
7.2 21
16 7.8 35
7.6 29
17 6.7 24
7.5 29
18 6.5 29
6.4 28
19 7.8 28
0 0
20 7.7 28
7.9 29
21 7.6 31
7.7 28
22 7.8 24
7.8 24
23 7.9 25
7.8 26
24 7.7 19
7.8 18
25 6.7 20
0 0
26 7.7 22
0 0
27 7.6 21
0 0
28 7.7 23
7.6 20
29 7.8 23
7.7 25
30 7.6 21
8.1 24
31 8.2 30
7.5 30
32 6.5 30
7.8 32
33 7.1 29
7.8 31
34 7.5 32
7.6 30
35 7.7 10
8.1 33
36 7.2 20
7.7 24
37 7.6 32
7.7 25
38 8.1 23
7.2 20
39 6.7 26
7.2 30
40 6.9 29
7.2 31
41 6.2 20
6.9 32
42 7.2 21
6.3 20
43 8.1 21
8.1 26
44 8 27
8 25
45 7.2 26
0 0
46 8.2 24
7.2 27
47 8.2 29
0 0
48 7.2 25
7.6 27
49 7.7 26
7.7 23
SAMPEL PENGAMATAN
1 10.8 28
10.5 27
2 10.9 37
11.5 35
3 10.8 38
10.9 29
4 11.1 43
11 31
5 11.9 39
10.9 40
6 11 40
11.2 36
7 10.1 41
9.9 40
8 11.1 42
11 36
9 10.1 39
10.3 39
10 10.1 38
9.9 29
11 10.9 41
11.3 42
12 11.4 36
12.1 39
13 11.9 36
9.9 37
14 12.3 34
11.5 39
15 11.1 28
11.9 28
16 12.1 42
11.3 39
17 11.5 32
11.9 32
18 11.9 40
10.9 36
19 20.7 40
0 0
20 12.1 39
10.2 37
21 10.2 42
11.9 38
22 11 35
11.4 34
23 11.3 34
11.1 35
24 10.1 26
11.3 26
25 10.5 29
0 0
26 11.1 29
0 0
27 11.5 30
0 0 0
28 11.2 32
10.9 29
29 11.5 33
12.1 36
30 11.5 30
11.3 34
31 10.8 40
11.3 39
32 11.2 38
11.1 43
33 11.3 38
11.1 39
34 11 42
11.3 40
35 11.3 22
10.9 42
36 11.3 32
10.9 33
37 12.9 43
11.9 34
38 11 32
11.1 34
39 11.5 37
11.8 39
40 11.1 40
10.9 41
41 11.3 31
11.4 43
42 11.9 34
11.5 30
43 12.1 31
11.4 36
44 11.5 38
10.8 34
45 11.3 34
0 0
46 11.9 33
10.4 32
47 10.5 39
10.7 40
48 `11,4 33
11.8 34
49 11.3 34
12.4 33
Nomor MST II
TINGGI DAUN
1 4 10
3.9 12
2 4 20
3 20
3 3.4 22
4.2 14
4 3.8 28
3.7 15
5 4 26
4 25
6 3 24
4 17
7 3 26
3.9 18
8 2.9 26
3.5 21
9 2.7 22
3 21
10 3.3 22
3.3 17
11 3 26
3 27
12 3 21
3.5 24
13 3.9 20
3 22
14 3.8 19
3 21
15 3.9 14
4 16
16 4 30
3.9 24
17 3.5 15
4 25
18 3 20
3 16
19 3 19
0 0
20 2.4 24
3 25
21 2.7 26
3 23
22 3 17
3 17
23 3 19
3.2 17
24 3.9 14
3 13
25 3 15
0 0
26 2.9 17
0 0
27 2.6 16
0 0
28 3.1 16
3.3 13
29 3.1 15
3 18
30 3 15
3 18
31 3 24
3 25
32 3 24
3 26
33 3.3 23
3.1 26
34 2.9 25
2.9 24
35 3.5 5
3 26
36 3.1 14
3 18
37 3 15
2.7 19
38 2.9 18
3 15
39 3 19
3.2 25
40 2.9 25
2.9 24
41 3.7 15
3 26
42 3.5 16
3.5 15
43 2.7 16
3 19
44 3.9 20
3.5 19
45 3 20
0 0
46 3 18
3 20
47 3 20
0 0
48 2.8 19
2.6 21
49 2.9 19
2.8 16
SAMPEL PENGAMATAN
1 4.5 15
4 14
2 5.2 25
4.5 24
3 4.3 27
4 17
4 4.6 30
4.6 20
5 4.7 29
4.6 29
6 4.1 28
4.5 21
7 5.1 29
4.7 20
8 6.1 29
5.1 24
9 4.3 25
4.5 24
10 4.6 25
4.7 20
11 4.1 29
5.1 30
12 5.5 25
5.5 28
13 5.5 24
5.3 28
14 5.2 23
5.4 25
15 4.1 17
4.5 19
16 4.3 32
4.3 25
17 4.7 20
4.5 27
18 4.1 25
4.1 24
19 4.5 23
0 0
20 5.6 26
4.6 27
21 4.7 29
5.4 25
22 4 21
4 20
23 4.2 22
4.5 23
24 4.6 16
4.5 15
25 4.5 17
0 0
26 3.2 19
0 0
27 3.1 18
0 0
28 3.5 20
4.1 16
29 4.7 20
5.6 21
30 6 18
5.5 21
31 5.9 28
5.1 29
32 5.5 28
5.5 29
33 5.6 25
6 28
34 6 28
6 27
35 6.5 7
5.4 29
36 5.2 16
4.6 20
37 4.6 29
6 23
38 6 20
5.1 18
39 5.4 24
6.7 28
40 7 27
4.5 28
41 5.4 18
5.5 29
42 5.5 19
5.5 18
43 4 19
5 23
44 4.6 23
4.3 23
45 5.3 24
0 0
46 5.3 20
4.2 25
47 4.2 26
0 0
48 5.3 23
3.2 24
49 4.3 23
4.5 20
3.2 PEMBAHASAN
Hasil pengamatan kacang tanah diatas ini berdasarkan dengan pengamatan tersebut
maka dapat disimplkan bahwa dalam budidaya kacang tanah (Arachis hypogeae L.)
hal-hal yang harus diperhatikan adalah memperhatikan syarat utama pertumbuhan
atau factor yang menunyang pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah, baik
iklim, curah hujan,media tanam (jenis tanah,kandungan unsur PH,kadar air serta unsur
hara didalamnya)mampu ketinggian tempat dan teknik-teknik budidaya kacang tanah
penanaman penyulaman penjiangan pengairan dan juga mengatasi hama dan
penyakit dalam budidaya kacang tanah panen dan pasca panen,mendapatkan hasil
yang baik dan benar.
BAB 1V KESIMPULAN
Kacang tanah merupakan salah komoditas budidaya yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi dalam usaha pertanian, sebagai salah satu prodk pertanian tanaman pangan
setahun kacang tanah sangat perluh untuk di kembangkan, karena pemerintaan yang
semakin meningkat budidaya kacang tanah yang dimulai dari persiapan
lahan.pembukaan lahan penyiapan benih varietas unggul penanaman penyiangan
penyulaman pengairan hama penyakit panen dan pasca panen yang pengendalian
hama dan penyakit jika di lakukan dengan benar maka akan memperoleh keuntungan
yang diharapkan saat panen proses budidaya kacang tanah sangat menguntungkan
jika diolah lagi untuk dijadikan produk, untuk industri kacang kering industri produk
olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal olahan kacang,dalam
campuran makanan dan dalam bentuk pasta.
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, mirni, ulfa. 2011. Penggunaan 2,4-D untuk Induksi Kalus Kacang Tanah.
Media litbang sulteng IV (2) : 137 – 141
E.G, Kamara, dkk. 2011. Effect Of Calcium And Phosphorus Fertilizer On The Growth And
Yield Of Groundnut (Arachis Hypogaea L.).International Research Journal Of Agricultural
Science And Soil Science, 1(8): 326-331
Faronika,Mona, dkk. 2013. Evaluasi Produktifitas Dan Kualitas Beberapa Varetas Kacang
Tanah (Arachis Hypogaea L.) Di Tanah Bertekstur Liat. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1
(2)
Fattah, Abdul. 2011. Kajian Penggunaan Varietas Unggul Baru Kacang Tanah Di Lahan
Sawah Tadah Hujan. J. Agrivigor, 10(3): 284-291
GAMBAR
5.Gambar
6. Gambar perhitungan tinggi tanaman dan jumlah daun