Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

‘’Gaya Hidup Pada Penggemar (Celebrity Worship) Budaya


Korea
Studi Kasus K-Pop Lovers’’

Kelas D-2016

Isna Maisaroh 201610230311235

Dosen Pengampu :

Nida Hasanati, Dra., M.Si., Dr.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018
BAB I

A. a. Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi masa kini juga semakin


berkembang pula terutama di zaman globalisasi ini. Globalisasi membuat interaksi
antar seluruh warga dunia menjadi bebas dan terbuka seolah-olah batas-batas
suatu negara menjadi sempit dan salah satu dampak dari globalisasi yakni
perkembangan teknologi. Hal ini berkaitan dengan globalisasi budaya dimana
pernyataan ini dapat dikatakan sebagai suatu gejala tersebarnya nilainilai dan
budaya tertentu dari suatu negara keseluruh dunia sehingga menjadi budaya dunia
atau world culture. Budaya dapat didefiniskan sebagai jalan spesifik yang dianut
sekelompok tertentu dalam suatu masyarakat. Misal, kebiasaan spesifik yang
dianut anak-anak muda yang sebelumnya tidak dikenal oleh generasi tua suatu
masyarakat tertentu bisa disebut sebagai budaya, seperti budaya menggemari
musik Korea.

Teknologi informasi dan peran serta media mendorong


munculnya budaya - budaya yang disukai oleh banyak orang di
seluruh dunia. “Budaya yang disukai secara luas oleh banyak
orang” disebut budaya populer, budaya pop/popular culture, atau
budaya massa/mass culture (John Storey, 1994). Budaya ini
mencakup seluruh praktik kehidupan sehari-hari, mulai dari
memasak, gaya berpakaian, olahraga, dunia hiburan, dll.

Sementara Henry Jenkins memandang aktivitas pembacaan


yang dilakukan penggemar adalah sebuah pengembangan
“tindakan berburu menjadi sebuah seni” (Storey, 2006:162).
Penggemar digambarkan oleh Jenkins sebagai individu yang
tengah melakukan sebuah perburuan makna atas suatu produk
budaya dimana pemaknaan tersebut adalah sebuah tindakan bebas
yang melibatkan intelektual dan emosinya.
Konsumsi atas budaya populer Korea berupa musik (K-
pop) juga telah melahirkan penggemar-penggemarnya di seluruh
dunia yang biasa disebut K-pop Lovers. K-pop mampu membentuk
sebuah dunia baru, menghasilkan nilai-nilai baru, dan juga
melahirkan trend baru yang diikuti oleh banyak orang. Di
Indonesia, ada banyak perkumpulan pecinta K-pop yang
menamakan dirinya sebagai UKLI (United K-pop Lover
Indonesia). UKLI telah hadir di Jakarta, Bandung, Malang,
Semarang, Balikpapan, Medan, Makasar, dan di kota-kota besar di
Indonesia.

b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gaya hidup penggemar budaya korea (K-Pop) ?

2. Apa saja pengaruh budaya korea bagi kehidupan sehari-hari ?

c. Paradigma Naturalistik Kualitatif

d. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini:


1. Secara teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
pada masyarakat terkait gaya hidup pada penggemar budaya
korea , khususnya pada penggemar K-Pop
2. Secara praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat, yaitu:
a. Bagi para pembaca
Sebagai sumber informasi bagi para pembaca.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dipakai sebagai sumber informasi dan pertimbangan
untuk peneliti selanjutnya yang secara khusus tertarik pada
gaya hidup pada penggemar budaya korea (K-Pop) .
BAB II

B. Acuan Teori

1. Gaya Hidup
a. Pengertian
Plummer (dalam Prayogo, 2013) gaya hidup adalah cara hidup
individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka
anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang
mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.Berdasarkan
pengertian tersebut, kaum remaja sangatlah identik dengan apa
yang merekalakukan dalam setiap waktunya (remaja tidak
terlepas dari peran media dalam kehidupan sehari-harinya).
Sebagian besar waktu mereka tersita dengan menonton siaran
televisi. Gaya hidup menurut Kotler (dalam Prayogo, 2013)
adalah pola hidup seseorang di dunia yangdiekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
“keseluruhandiri seseorang” dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya


hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh
individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan
ataumempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong (dalam
Nugraheni, 2003)menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang
berasal dari luar (eksternal).Faktor internal yaitu sikap,
pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif,
dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai
berikut :

a. Sikap
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang
dipersiapkan untuk memberikantanggapan terhadap suatu
objek yang diorganisasi melalui pengalaman
danmempengaruhi secara langsung pada perilaku.
b. Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam
tingkah laku, pengalamandapat diperoleh dari semua
tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui
belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman.
c. Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan
cara berperilaku yangmenentukan perbedaan perilaku dari
setiap individu..

Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003)


sebagai berikut

a. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilaku seseorang.
b. Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama
dalampembentukan sikap dan perilaku individu.

Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,


kesenian, moral, hukum, adatistiadat, dan kebiasaan-kebiasaan
yang diperoleh individu sebagai anggota
masyarakat.Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku yangnormatif, meliputi ciri-
ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

2. Penggemar (Celebrity Worship) Budaya Korea.


a. Pengertian Celebrity Worship
Menyukai selebriti sebagai idola atau model adalah bagian
normal dari perkembangan identitas di masa kecil dan remaja
(dalam Pawito, 2007), tetapi di luar bentuk interaksi parasosial
adalah fenomena yang tampaknya normal dimana orang-orang
dengan identitas utuh diasumsikan menjadi hampir terobsesi
dengan satu atau lebih selebriti. Jenis perilaku obsesif seperti ini
dikenal sebagai celebrity worship. (dalam Pawito, 2007).
Celebrity worship secara luas diartikan sebagai senang dengan
selebriti atau idola tertentu yang mempengaruhi kehidupan fans
dan dapat digambarkan sebagai obsesif terhadap sesuatu.
b. Faktor yang berhubungan dengan celebrity worship
1. Umur : puncak celebrity worship berada di antara umur 11
tahun hingga 17 tahun dan semakin berkurang setelah umur
tersebut.
2. Pendidikan : celebrity worship biasanya dilakukan oleh
orang-orang dengan tingkat inteligensi yang rendah.
3. Keterampilan sosial: orang-orang dengan keterampilan sosial
yang buruk melihat bahwa celebrity worship merupakan
pengisi kekosongan yang terjadi dalam hubungan yang nyata.
4. Jenis kelamin: laki-laki menyukai idola dalam bidang olahraga,
sedangkan perempuan cenderung menyukai idola dari dunia
hiburan.

Budaya populer Korea berupa musik (K-pop) juga telah melahirkan


penggemar-penggemarnya di seluruh dunia yang biasa disebut K-
pop Lovers. K-pop mampu membentuk sebuah dunia baru,
menghasilkan nilai-nilai baru, dan juga melahirkan trend baru yang
diikuti oleh banyak orang. Di Indonesia, ada banyak perkumpulan
pecinta K-pop yang menamakan dirinya sebagai UKLI (United K-
pop Lover Indonesia). UKLI telah hadir di Jakarta, Bandung,
Malang, Semarang, Balikpapan, Medan, Makasar, dan di kota-kota
besar di Indonesia. Tak terkecuali di Kota Solo.
BAB III METODOLOGI

C. Metodologi Penelitian
1. Deskripsi Latar
Penelitian dilakukan di kampus 3 Universitas
Muhammadiyah Malang, sumber data yang digunakan adalah
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang pada komunitas
UKLI (United K-pop Lover Indonesia) yang ada dikampus. Dalam
proses penelitian, peneliti menentukan rancangan terlebih dahulu
lalu selanjutnya peneliti mengumpulkan informasi melalui
wawancara pada mahasiswa yang mengikuti komunitas UKLI
(United K-pop Lover Indonesia). Peneliti terlebih dahulu telah
mempersiapkan panduan wawancara. Pelaksanaan wawancara
dilakukan pada saat sumber informan berada dilokasi tempat
perkumpulan yang telah ditetapkan. Selain itu peneliti dapat
mengumpulkan informasi melalui pengamatan lapangan yaitu,
dengan melakukan pengamatan terhadap informan pada saat
berada diperkumpulan dan yang terakhir peneliti merumuskan dan
menginterpretasikan informasi yang telah didapat baik melalui
wawancara maupun pengamatan.

2. Metode penelitian
Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, yaitu menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi saat ini tanpa melakukan hipotesis atau membuat prediksi,
tidak mencari hubungan atau menjelaskan hubungan. Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
kondisi objek yang alamiah, dimana penuli adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
tringulasi (gabungan), analisis databersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Penelitian kualitatif lebih ditunjukan untuk
mengemukakan gambaran dana tau pemahaman mengenai
bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi
terjadi. (Sugiyoo, 2011 ). Jenis penelitian ini adalah studi kasus
yaitu suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan atau
menginterpretasikan suatu kasus (case) dalam konteksnya secara
natural, tanpa adanya intervensi dari pihak luar.
3. Jenis dan Sumber Data
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, maka data
didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan
bermakna sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai. Jenis data
yang digunakan adalah data primer, data berupa informasi dalam
bentuk lisan yang langsung diperoleh penulis dari sumbernya.
Sumber data yang digunakan adalah mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Malang pada komunitas UKLI (United K-pop
Lover Indonesia) yang ada dikampus.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
purposive sampling, sesuai dengan namanya, sampel yang diambil
untuk penelitian dengan maksud dan tujuan tertentu. Selain itu
peneliti menggunakan judgement purposive sapling, yaitu sampel
yang dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak
yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. (Sugiyono,
2011).
4. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara periset dan informan
yang diasumsikan mempunyaia nformasi penting tentang suatu
objek ( dalam Prayogo, 2013)
Peneliti akan mewawancarai informan yang dianggap
mengerti megenai budaya korea wawancra dengan pecinta
budaya korea lainnya yakni sebuah komunitas UKLI (United K-
pop Lover Indonesia).
Adapun kelebihan dalam wawancara yaitu : Memungkinkan
untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu
yang panjang, memahami kompleksitas masalah dan
menjelaskan maksud penelitian kepada responden. Selain itu
terdapat pula kelemahan dari teknik wawancara ini, yaitu :
Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar, sangat
tergantung pada individu yang akan diwawancarai, situasi
wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar,
b. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian kualitatif yaitu, interaksi (perilaku)
dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diriset, artinya
selain perilaku non verbal juga mencakup perilaku verbal dari
orang-orang yang diamati.
Peneliti melakukan pengamatan secara partisipasi, yakni
observasi pengumpulan data dan informasi yang
menitikberatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan objek
penelitian melalui teknik partisipasi dapat memperoleh data
relatif lebih akurat dan lebih banyak. Observasi diperoleh
dengan turut bergabung dengan para penggemar korea pada
komunitas UKLI (United K-pop Lover Indonesia). Adapun
kelebihan dari teknik observasi ini adalah : Pengamat
mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal,
perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, Selain itu terdapat juga
kelemahan dari observasi ini, yaitu Memerlukan waktu yang
relatif lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap
satu kejadian.

Rancangan guide interview


Pedoman Wawancara
Pertanyaan penelitian yang disusun sebagai sebuah paduan
wawancara yang menggali data pada responden antara lain :
1. Bagaimana budaya korea yang dipahami responden ?
2. Bagaimana pengalaman informan ketika menyukai budaya
korea ?
3. Bagaimana gaya hidup responden pada penggemar budaya
korea ?
5. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
temuannya yang dapat diinformasikan kepada orang lain.
Sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,
data yang diperoleh dan terkumpul secara komprehensif
selanjutnya dianalisis sesuai dengan kelompok data baik primer
maupun sekunder ( Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan analisis kualitatif deskriptif yaitu melakukan
penafsiran data dengan menggunakan tatara ilmiah atau logika .
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan
data dalam periode tertentu (dalam Rahmat, 2006).
Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis
terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu,
diperoleh data yang dianggap kredibel.

6. Keabsahan Data
Untuk memeriksa bahwa penelitian kualitatif itu benar-benar
ilmiah sehingga dapat dipercaya tingkat kredibilitasnya, maka
diperlukan pengecekan kebasahan data. Keabsahan data kualitatif
terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi
masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial,
atau pola interkasi yang kompleks (Poerwandari, 1998 ; 116).
Teknik pemeriksaan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut (Moleong, 2007 ; 327-332) :
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsartaan tidak dapat dilakukan pada waktu singkat,
tetapi memerlukan waktu yang cukup lama. Perpanjangan
keikutsertaan berarti peneliti berada dilapangan penelitian
sampai kejenuhan data tercapai.
2. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-
ciri dan unsur- unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalan yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri
pada hal-hal tersebut secara rinci.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain (data) yang kemudian
data tersebut dicek atau dibandingakan dengan data lainnya. Ada
berbagai macam jenis triangulasi, namun peneliti hanya
menggunakan 2 jenis triangulasi, yaitu :
a) Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan antara
satu sumber dengan sumber data yang lain.
b) Triangulasi dengan teori yaitu membandingkan data yang
telah didapat dengan teori yang ada.
4. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Teknik ini dilakukan dengan mendiskusikan hasil sementara
atau hasil akhir penelitian dengan teman. Setelah data
terkumpul peneliti berdiskusi dengan dosen-dosen pembimbing,
teman, dan rekan yang memiliki pengetahuan tentang masalah
yang sedang diteliti.
Alfathri Adlin, dkk. 2006. Resistensi dan Gaya Hidup. Yogyakarta: Jalasutra Adorno,
Theodor W. 1991. The Culture Industry. London: Routledge

Anda mungkin juga menyukai