Anda di halaman 1dari 22

ILMU PENDIDIKAN BUMI DAN ANTARIKSA

“SIKLUS HIDROLOGI”

DOSEN PENGAMPU

WIJI AJIZ HARI MUKTI, M.Pd.Si

NAMA KELOMPOK

FADILAH MAHARANI 1811260013

NURUL KHOTIMAH 1811260005

PRODI ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Ilmu Pendidikan Bumi dan Astronomi tentang ”siklus air” ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai air. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.Semoga makalah sederhana
ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Bengkulu, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

A. Latar Belakang ..................................................................................


B. Rumusan Masalah .............................................................................
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................

A. Pengertian Siklus Hidrologi ........................................................


B. Proses siklus hidrologi ................................................................
C. Macam-macam Siklus Hidrologi ................................................
D. Penyebab Rasa Air di Setiap Daerah berbeda .............................
E. Penyebab Air Laut Asin ..............................................................

BAB III PENUTUP ......................................................................................

A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Daur / siklus hidrologi, siklus air adalah sirkulasi yang tidak pernah
berhenti dari air di bumi dimana air dapat berpindah dari darat ke udara
kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di bawah permukaan dalam tiga
fasenya yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap air). Daur hidrologi
merupakan salah satu dari daur biogeokimia. Siklus hidrologi memainkan
peran penting dalam cuaca, iklim, dan ilmu meteorologi. Keberadaan siklus
hidrologi sangat significant dalam kehidupan. kita tidak akan lama-lama di
bagian pembukaan, ayo kita segera meluncur ke detail-detail dari proses siklus
hidrologi
Meskipun keseimbangan air di bumi tetap konstan dari waktu ke
waktu, molekul air bisa datang dan pergi, dan keluar dari atmosfer. Air
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti dari sungai ke laut, atau
dari laut ke atmosfer, oleh proses fisik penguapan, kondensasi, presipitasi,
infiltrasi, limpasan, dan aliran bawah permukaan. Dengan demikian, air
berjalan melalui fase yang berbeda: cair, padat, dan gas.
Siklus hidrologi melibatkan pertukaran energi panas, yang
menyebabkan perubahan suhu. Misalnya, dalam proses penguapan, air
mengambil energi dari sekitarnya dan mendinginkan lingkungan. Sebaliknya,
dalam proses kondensasi, air melepaskan energi dengan lingkungannya,
pemanasan lingkungan. Siklus air secara signifikan berperan dalam
pemeliharaan kehidupan dan ekosistem di Bumi. Bahkan saat air dalam
reservoir masing-masing memainkan peran penting, siklus air membawa
signifikansi ditambahkan ke dalam keberadaan air di planet kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Siklus Hidrologi ?
2. Apa saja proses yang terjadi di dalam Siklus Hidrologi ?
3. Apa saja macam-macam siklus Hidrologi?
4. Apa yang menyebabkan air disetiap daersh berbeda rasanya?
5. Mengapa air laut asin?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Ilmu Pendidikan Bumi dan
Antariksa
2. Mahasiswa dapat memahami pengertian siklus hidrologi
3. Mahasiswa mampu memahami proses apa saja yang terjadi pada siklus
hidrologi
4. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam siklus hidrologi
5. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab air berbeda rasa disetiap daerah
6. Mahasiswa dapat mengetahui mengapa air laut itu asin
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi adalah sirkulasi air dari atmosfer ke bumi dan kembali
lagi ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air menguap, kemudian jatuh
sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju,
hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi air dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus terjadi
secara kontinu. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan
hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi
dapat tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan
keseimbangan ekosistem bumi dapat tercipta karena proses siklus hidrologi.
Menurut Tanikadkk ., (2016), siklus hidrologi melibatkan beberapa
komponen/proses antara lain: hujan, aliran batang dan tetesan daun, infiltrasi,
aliran bawah permukaan, absorbsi oleh tanaman, aliran permukaan, evaporasi,
dan transpirasi

B. Proses Terjadinya Siklus Hidrologi


Pada proses siklus hidrologi ini air melalui beberapa tahapan. Tahapan
proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan
infiltrasi.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan siklus
tersebut.
1. Evaporasi
Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di
permukaan bumi. Air-air yang tertampung di badan air seperti danau,
sungai, laut, sawah, bendungan atau waduk berubah menjadi uap air
karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air
yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan
istilah evaporasi. Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang
berwujud gas sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer
bumi. Semakin tinggi panas matahari (misalnya saat musim kemarau),
jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan
semakin besar.

Dalam surat An-Naba’:13

“Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari).” [An-Naba’: 13]

Cahaya dan panas matahari bertanggung-jawab dalam menguapkan


air ke udara, dan membentuk angin.

2. Transpirasi
Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air
dan tanah. Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan mahluk
hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal
dengan istilah transpirasi. Sama seperti evaporasi, transpirasi juga
mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan mahluk hidup menjadi
uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer. Akan tetapi,
jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui
proses evaporasi.

3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah penguapan air keseluruhan yang terjadi di
seluruh permukaan bumi, baik yang terjadi pada badan air dan tanah,
maupun pada jaringan mahluk hidup. Evapotranspirasi merupakan
gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus hidrologi, laju
evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut
ke atas permukaan atmosfer.
4. Sublimasi
Selain lewat penguapan, baik itu melalui proses evaporasi,
transpirasi, maupun evapotranspirasi, naiknya uap air dari permukaan
bumi ke atas atmosfer bumi juga dipengaruhi oleh proses sublimasi.
Sublimasi adalah proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung
menjadi uap air tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit,
sublimasi juga tetap berkontribusi terhadap jumlah uap air yang terangkut
ke atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi panjang. Akan tetapi,
dibanding melalui proses penguapan, proses sublimasi dikatakan berjalan
sangat lambat.
5. Kondensasi
Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi,
transpirasi, evapotranspirasi, dan proses sublimasi naik hingga mencapai
suatu titik ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi
partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses kondensasi.
Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu
udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut. Partikel-partikel es
yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga
membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan
yang terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam.
Dalam Al-Qur’an surat An-Nur:43 Allah menjelaskan

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian


mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-
celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat
awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.(Q.S An-Nur:43)
6. Adveksi
Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan
mengalami adveksi. Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu
titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus angin atau perbedaan
tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan
berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan. Perlu diketahui
bahwa, tahapan adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek.

Allah berfirman dalam surat Al-Hijr:22

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-


tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya.(Q.S al-Hijr:22)

Angin yang menggiring awan, mengawinkan ion-ion dalam awan


sehingga bisa turun hujan.
7. Presipitasi
Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses
presipitasi. Proses prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat
pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-
butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi. Apabila suhu udara di
sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar < 0 derajat Celcius, presipitasi
memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air
akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat
kita temui di daerah beriklim sub tropis.

8. Run Off
Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan
bumi, proses run off pun terjadi. Run off atau limpasan adalah suatu
proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah di
permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya terjadi melalui saluran-
saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga samudra.
Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali
menuju lapisan hidrosfer.
9. Infiltrasi
Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi
akan mengalir di permukaan bumi melalui proses run off. Sebagian kecil
di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori tanah, merembes, dan
terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori tanah
ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa
air tanah kembali ke laut.
Setelah melalui proses run off dan infiltrasi, air yang telah mengalami
siklus hidrologi tersebut akan kembali berkumpul di lautan. Air tersebut
secara berangsurangsur akan kembali mengalami siklus hidrologi selanjutnya
dengan di awali oleh proses evaporasi.

C. Macam Macam Siklus Hidrologi


Berdasarkan panjang pendeknya proses yang di alaminya siklus hidrologi
dapat dibedakan menjadi 3 macam. Macam macam siklus hidrologi tersebut
yaitu siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi
panjang.
1. Siklus Hidrologi Pendek
Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui
proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan
melalui hujan di daerah sekitar laut. Berikut penjelasan singkat dari siklus
hidrologi pendek ini:
a. Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air
akibat adanya panas matahari.
b. Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.
c. Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.
2. Siklus hidrologi sedang
Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi
di Indonesia. Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena
proses adveksi membawa awan yang terbentuk ke atas daratan.
Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi sedang ini:
a. Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air
akibat adanya panas matahari.
b. Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju
daratan.
c. Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi
hujan.
d. Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju
sungai dan kembali ke laut

3. Siklus Hidrologi Panjang


Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi
di daerah beriklim subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus
hidrologi ini, awan tidak langsung diubah menjadi air, melainkan terlebih
dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser.
Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi panjang ini:
1. Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air
akibat adanya panas matahari.
2. Uap air yang terbentuk kemudian mengalami sublimasi
3. Awan yang mengandung kristal es kemudian terbentuk.
4. Awan mengalami proses adveksi dan bergerak ke daratan
5. Awan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju.
6. Salju terakumulasi menjadi gletser.
7. Gletser mencair karena pengaruh suhu udara dan membentuk aliran
sungai.
8. Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk menuju laut
kembali.
D. Penyebab Rasa Air di Setiap Daerah Itu Berbeda
1. Sumber Air
Alasan mengapa air putih bisa berbeda rasa yang pertama adalah
sumber air, yaitu dari dari mana air putih yang kita minum diperoleh,
misalnya saja di rumah kita menggunakan air keran yang bersumber dari
perusahaan air minum yang mengalir melalui pipa, tentu saja akan menjadi
berbeda rasanya bila dibandingkan dengan rasa air putih di rumah tetangga
kita yang menggunakan sumur sebagai sumber air untuk dikonsumsi.
Pasalnya, air yang bersumber dari perusahaan pengelola air minum akan
mengalami perlakuan tertentu dalam pengolahan dan pendistribusiannya
ke tiap rumah, belum lagi harus melewati pipa-pipa yang mungkin saja
telah mengalami perubahan kimia, misalnya saja korosi (karat), dimana
keadaan-keadaan tersebut akan memengaruhi rasa air putih. Sementara air
yang bersumber dari sumur, rasanya bisa dipengaruhi oleh jenis tanah,
serta bahan organik di dalam tanah.
2. Kandungan mineral
Selain sumber air berasal, alasan lain mengapa rasa air putih bisa
berbeda adalah kandungan mineral yang terdapat pada air itu sendiri.
Misalnya saja, kandungan mineral dari air di daerah pegunungan akan
sangat berbeda dengan kandungan air di dataran rendah.
3. Cara pengolahan air
Bagaimana cara pengolahan air putih sehingga layak diminum
menjadi hal dapat pula memengaruhi rasa dari air, misalnya penggunaan
wadah tertentu saat menyimpan dan memasak air putih yang telah
terkontaminasi oleh gas dan senyawa-senyawa organik tertentu.
Perlu diketahui bahwa, perbedaan rasa pada air minum perlu
menjadi perhatian, karena syarat air putih yang layak diminum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.492 tahun 2010, dimana
salah satunya menyebutkan air yang layak diminum adalah air yang tidak
berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
E. Penyebab Air Laut Asin
Rasa asin di laut terjadi karena laut menjadi tempat bermuaranya
garam-garam mineral dari daratan di seluruh dunia.
Sebenarnya setiap air mengandung garam, begitu pula dengan air
hujan, air sungai, dan air tanah. Namun air laut mengandung garam 220 kali
lebih banyak. Jika seluruh garam di laut diangkat dapat setinggi gedung 40
lantai jumlahnya.
Begitu asinnya air laut, ketika kita mandi di laut akan terasa lengket
dan pedih di mata.
Air hujan yang turun mengandung garam dan CO2 yang bersifat
masam, garam dalam air hujan turun ke bumi dan terbawa sungai. Namun
beberapa terserap tanah menjadi air tanah dan terpisah dengan garam secara
alami oleh tanah. Air yang terpisah dengan garam secara bertahun-tahun ini
yang sering di sebut air mineral, keberadaanya di dalam lapisan kerak bumi.
Sedangkan air hujan yang mengalir di sungai, mengalir terus dan
bertambah asin dengan kandungan garam yang berasal dari bebatuan kerak
bumi hingga bermuara di laut. Ada jutaan sungai yang menyumbangkan air
dan garamnya ke laut di seluruh dunia.
Sedangkan saat musim panas air laut akan menguap dan memisahkan
air laut dari garamnya. Air yang menguap tersebut naik dan kembali menjadi
hujan. Akumulasi jumlah garam tersebut yang mengakibatkan air laut sangat
asin. Itulah mengapa saat pembenihan awan untuk membuat hujan buatan kita
menggunakan garam.
Lalu mengapa air danau tidak seasin laut? Karena danau memiliki luas
yang terbatas, sehingga ketika musim panas, danau tidak mengalami
penguapan sebanyak laut, sehingga kadar air dan garam di danau tetap stabil.
Diperkirakan kandungan garam dalam laut sebanyak 3,5 persen,
dengan kadar keasinan yang berbeda di setiap daerah. Semakin panas daerah
tersebut maka semakin tinggi kandungan garamnya. Itulah mengapa laut Mati
mengandung garam begitu banyak dan membuat perenangnya mengambang.
Allah swt Berfirman dalam Q.S al-Furqan:53

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang
ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Daur / siklus hidrologi, siklus air adalah sirkulasi yang tidak pernah
berhenti dari air di bumi dimana air dapat berpindah dari darat ke udara
kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di bawah permukaan dalam tiga
fasenya yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap air).
Proses terjadinya siklus hidrologi yaitu Evaporasi, Transpirasi,
evapotranpirasi, kondensasi, adveksi, Presipitas, Run Off, Infiltrasi, .
Dan adapun macam-macam dari siklus hidrologi yaitu siklus pendek,
siklus sedang dan siklus panjang.

B. Saran
Adapun Saran yang penulis sampaikan dalam makalah Siklus Hidrologi
ini yaitu agar kita dapat mengetahui bagaimana siklus hidrologi yang terjadi
dan macam-macam dari siklus hidrologi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Naharuddin, BUKU AJAR Pengelolaan Daerah Airan Sungai Dan Aplikasinya


Dalam Proses Belajar Mengajar, Palu: Untad Press, 2018

https://tafsirq.com/15-al-hijr/ayat-22

https://www.dakwatuna.com/2014/01/13/44698/siklus-air-dalam
alquran/#axzz5jkapEKaX

https://www.spesialtips.com/2016/04/fakta-penting-di-balik-perbedaan-rasa-air-
putih.html

https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20160204110507-317-
108804/mengapa-air-laut-asin/

Anda mungkin juga menyukai