Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“AIR TANAH”
I Wayan Rikiawan
17503013
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 manfaat ........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Tanah ........................................................................................ 4
2.2 Kondisi Air Tanah .......................................................................... 5
2.3 Air Bawah Permukaan .................................................................... 7
2.4 Porositas dan Permeabilitas ............................................................ 9
2.5 Pendugaan Potensi Air Tanah dengan Metode Geolistrik ............ 12
2.6 Konsep Umum Akuifer ................................................................ 16
2.7 Identifikasi Parameter Fisika Air Tanah pada Akuifer ................. 19
2.7.1 Temperatur ......................................................................... 19
2.7.2 pH ....................................................................................... 20
2. 8 Penetapan Kadar Air Tanah dengan Metode Gravimetrik .......... 20
2.9 Kedalaman Air Tanah ................................................................... 22
2.10 Manfaat Air Tanah ...................................................................... 23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 22
3.2 Saran ............................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Air yang berada di wilayah jenuh dibawah permukaan tanah disebut air
tanah. Secara global, dari keseluruhan air tawar yang berada di planet Bumi lebih
dari 97 % terdiri atas air tanah. Tampak bahwa peranan air tanah di Bumi sangat
penting. Air tanah dapat dijumpai dihampir semua tempat di Bumi. Ia dapat
ditemukan dibawah gurun pasir yang paling kering sekalipun. Demikian juga di
bawah tanah yang membeku karena tertutup lapisan salju atau es. Sumbangan
terbesar air tanah berasal dari daerah arid dan semi-arid serta daerah lain yang
mempunyai formasi geologi yang paling sesuai untuk penampungan air tanah.
pada air tanah semakin terasakan. Namun demikian, patut disayangkan bahwa
untuk memenuhi kebutuhan air air tanah yang semakin meningkat tersebut, cara
pengambilan air tanah sering kali tidak sesuai dengan prinsip – prinsip hidrologi
yang baik sehingga sering kali meninbulkan dampak negatif yang serius terhadap
kelangsungan dan kualitas sumber daya air tanah. Dampak negatif pemanfaatan
air tanah yang berlebihan seperti pencemaran sumur – sumur penduduk, terutama
yang berdekatan dengan aliran sungai yang mejadi sarana pembuangan limbah
pabrik.
Air di Bumi yang meliputi air laut, air danau dan air sungai akan
hidrologi, penguapan dari badan air secara langsung disebut evaporasi. Penguapan
1
air yang terkandung dalam tumbuhan disebut transpirasi. Jika penguapan dari
permukaan air bersama – sama dari penguapan dari tumbuh – tumbuhan disebut
evapotranspirasi. Penguapan dari dedaunan dan batang pohon yang basah disebut
intersepsi. Hujan dalam istilah hidrologi disebut presipitasi yakni tetes air dari
Permukaan air danau, sungai, laut, hutan, atau perkebunan. Air yang meresap ke
tanah akan terus sampai kedalaman tertentu dan mencapai permukaan air tanah
(ground water) yang disebut perkolasi. Jika aliran tanah muncul atau keluar akan
menjadi mata air (spring). Mata air yang keluar dengan cara rembesan disebut
seepage.
1.3 Tujuan
2
1. Untuk mengetahui pengertian air tanah.
1.4 Manfaat
proses terbentuknya air tanah serta manfaat air tanah dalam kehidupan sehari –
hari.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah.
Dan juga dapat diartikan air yang bergerak dalam lapisan tanah yang terdapat di
dalam ruang ruang antara butir butir tanah yang membentuk itu atau dikenal
dengan air lapisan dan di dalam retakan retakan dari batuan yang dikenal dengan
air celah. Keadaan air tanah ada yang tekekang dan air tanah bebas. Jika air tanah
itu bebas maka permukaannya akan membentuk gradient yang dikenal dengan
kontur.
Menurut hokum Darcy kecepatan aliran air tanah dapat dirumuskan sebagai
berikut :
V = k. I
Dimana :
K = koefisien permeabilitas.
I = gradient hidrolik.
kepadatan penduduk per kecamatan dengan asumsi bahwa air tanah yang diambil
4
Qp = Pn x Kp
Dimana :
Untuk menghitung Jumlah pengam bilan air tanah yang digunakan untuk
Q = t x Qs (l/hr)
Dimana :
Kapasitas Lapangan
Zona ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air tanah yang
relatif tak terhubung dengan udara luar dan lapisan tanahnya atau aquifer bebas.
Zona jenuh air adalah dapat juga disebut zona dibawah air tanah mengisi seluruh
5
rongga-rongga tanah. Pada kondisi ini tanah dianggap dalam kedudukan jenuh
sempurna, batas dari zona jenuh air yaitu permukaan air tanah (water table) atau
freatis dan tekanan hidrostatis pada permukaan air tanah adalah nol.
2. Kapasitas Lapangan
Kapasitas Lapangan (field capacity) artinya kondisi air tanah antara titik
layu permanen dengan kondisi jenuh air. Lebih mudahnya, jika tanah dalam pot
disiram air, maka kelebihan air akan menetes ke bawah. Keadaan dimana air
kapasitas lapang.
Pada kondisi kapasitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi
tanaman karena pori makro berisi udara, sedangkan pori mikro berisi air
seluruhnya. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan tegangan 1/3 atm atau
pada pF 2,54.
maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang
Letak zona kapiler terletak di atas zona jenuh , dan ketebalan zona ini
tergantung dari jenis tanahnya . Akibat tekanan kapiler , air terhisap keatas
mengisi ruangan di antara butiran tanah . Pada keadaan seperti ini air mengalami
keadaan negatif.
6
4. Titik layu permanen
air tanah yang sudah tidak bisa diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan layu
dan mati. Jika tanah tersebut disiram kembali dengan air, tanaman masih tetap
tidak mampu menyerap air karena sudah mati. Pada titik layu permanen, air
ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga
Kandungan air tanah di mana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi
Co2 dari udara Fotosintesis : Co2 + H2o karbohidrat (glukosa) glukosa pati
dan senyawa organik lain dalam buah dan biji air dari tanah.
Air bawah permukaan adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang
aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau
7
rembesan. Kebanyakan air tanah berasal dari hujan. Air hujan yang meresap ke
dalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan mengalir ke laut, atau
mengalir langsung dalam tanah atau dipermukaan dan bergabung dengan aliran
sungai.
Banyaknya air yang meresap ke tanah bergantung pada ruang dan waktu,
selain itu juga dipengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan tanah
dan jenis serta banyaknya vegetasi dan curah hujan. Meskipun curah hujan besar
hujan sedang, pada lereng landai dan permukaannya permeabel, persentase air
Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya
atmosfir dan sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan selama belum ada
hujan. Air yang tidak tertahan dekat permukaan menerobos ke bawah sampai zona
dimana seluruh ruang terbuka pada sedimen atau batuan terisi air (jenuh air). Air
dalam zona saturasi ini dinamakan air tanah. Batas atas zona ini disebut muka air
tanah. Lapisan tanah, sedimen atau batuan diatasnya yang tidak jenuh air disebut
zona aerasi. Muka air tanah umumnya tidak horisontal, tetapi lebih kurang
mengikuti permukaan topografi diatasnya. Apabila tidak ada hujan maka muka air
(Usman et al. 2017). Namun hal ini tidak terjadi, karena hujan akan mengisi lagi.
8
Daerah dimana air hujan meresap ke bawah sampai zona saturasi dinamakan
daerah rembesan. Dan daerah dimana air tanah keluar dinamakan discharge area.
Air tanah berasal dari berbagai sumber.Air tanah yang berasal dari resapan
air permukaan disebut air meteoric. Air tanah bisa juga berasal dari air yang
terjebak pada waktu pembentukan batuan sedimen disebut air konat. Air tanah
yang berasal dari aktivitas magma ini disebut dengan air juvenil. Dari ketiga
sumber air tanah tersebut air meteoric merupakan sumber air tanah terbesar.
Air tanah ditemukan pada formasi geologi permeabel (tembus air) yang
memungkinkan jumlah air yang cukup besar untuk bergerak melaluinya pada
kondisi lapangan yang biasa. Air tanah juga di temukan pada akiklud (atau dasar
semi permeabel) yaitu suatu formasi yang berisi air tetapi tidak dapat
pada sumur atau mata air. Deposit glasial pasir dan kerikil, kipas aluvial dataran
banjir dan deposit delta pasir semuanya merupakan sumber-sumber air yang
sangat baik.
9
Volume air = 150 mm = 0,150 m x 1 m x 1 m = 0,150 m3 Volume Tanah
mm, maka kadar air tanah sekarang = 0,150 m3 / 1 m3 = 0,15 m3 atau 15%
volume.
Air dapat menyusup ke bawah permukaan karena batuan dasar yang padat
mempunyai ruang pori-pori, seperti halnya tubuh tanahyang urai yaitu pasir dan
kerikil. Pori-pori atau ruang kosong dalam batuan dapatberupa ruang antar
gelembung. Dua sifat fisik yang mengontrol besarkandungan dan pergerakan air
batuan atau sedimen yang dinyatakan dalam persen (Seyhan 1977). Porositas
dipengaruhi oleh besar dan bentuk butir material penyusun batuan tersebut,
10
Gambar 2.3 Porositas dan Permeabilitas
dibandingkan dengan tanah berbutir kasar. Porositas pada material seragam lebih
besar dibandingkan material beragam. Porositas dapat dibagi menjadi dua yaitu
porositas primer dan porositas sekunder. Porositas primer adalah porositas yang
oleh retakanretakan dan alur yang terurai.Pori-pori merupakan ciri batuan sedimen
klastik dan bahan butiran lainnya. Pori berukuran kapiler dan membawa air yang
Permeabilitas juga sangat berpengaruh pada aliran dan jumlah air tanah.
11
meloloskan air melalui suatu media porous (Seyhan 1977). Permeabilitas
permeabilitasnya pun rendah dan batuan yang porositasnya tinggi belum tentu
menentukan.
merupakan gaya tarik menarik antara permukaan padat dan lapisan film air. Gaya
tarik ini bekerja tegak lurus terhadap ruang pori. Pada tekanan yang normal air
Gambar 2.4
12
2.5 Pendugaan Potensi Air Tanah dengan Metode Geolistrik
Air tanah merupakan salah satu sumber akan kebutuhan air bagi kehidupan
telah dilakukan sejak jaman kuno. Dimulai menggunakan timba yang ujungnya
dilakukan, agar bisa diketahui ada atau tidaknya lapisan pembawa air (akuifer),
ketebalan dan kedalamannya serta untuk mengambil contoh air untuk dianalisis
kualitas airnya. Meskipun air tanah tidak dapat secara langsung diamati melalui
yang cukup penting, paling tidak dapat memberikan suatu gambaran mengenai
metode yang banyak sekali digunakan dan hasilnya cukup baik (Bisri,1991).
Sebelum pengambilan air tanah dengan sumur dalam (bor dalam) ini
untuk mengetahui ada tidaknya lapisan pembawa air (akuifer). Sementara itu,
13
potensi air tanah (akuifer) yang ada dikampus Tegal Boto Universitas Jember
permukaan tanah, sehingga dapat diketahui adanya lapisan pembawa air tanah
atau akuifer yang ada di Kampus Tegal Boto Universitas Jember dengan
tanah dan mineral pada kedalaman tertentu. Pendugaan geolistrik ini didasarkan
pada kenyataan bahwa material yang berbeda akan mempunyai tahanan jenis yang
berbeda apabila dialiri arus listrik. Air tanah mempunyai tahanan jenis yang lebih
mineral batu bara (Azhar, dkk., 2003) dan penyelidikan eksplorasi air bawah
(resistivity) dengan mengalirkan arus listrik kedalam batuan atau tanah melalui
potensial. Beda potensial antara dua elektroda tersebut diukur dengan volt meter
dan dari harga pengukuran tersebut dapat dihitung tahanan jenis semua batuan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Anonim, 1992 dan Todd, 1980):
𝑉
ρ = 2.π . a .
𝐼
14
ρ adalah tahanan jenis, 2π konstanta, V beda potensial, I kuat arus dan a adalah
jarak elektroda Menurut Bisri (1991) Ada beberapa macam aturan pendugaan
lapisan bawah permukaan tanah dengan geolistrik ini, antara lain : aturan Wenner,
bergantung pada variasi resistivitas terhadap kedalaman yaitu pada arah vertikal
antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar elektrode arus
berubah secara bertahap (Sheriff, 2002). Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang
sesuai dengan jarak elektroda. Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan
kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas ‘log–log’ yang
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
15
elektroda. Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
mengubah jarak elektrode secara sembarang tetapi mulai dari jarak elektrode kecil
kemudian membesar secara gradual. Jarak antar elektrode ini sebanding dengan
kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Makin besar jarak elektrode maka
makin dalam lapisan batuan yang dapat diselidiki. Interpretasi data resistivitas
didasarkan pada asumsi bahwa bumi terdiri dari lapisan-lapisan tanah dengan
ketebalan tertentu dan mempunyai sifat kelistrikan homogen isotrop, dimana batas
16
kondisi geologi tertentu. Untuk mengkonversi harga resistivitas ke dalam bentuk
geologi diperlukan pengetahuan tentang tipikal dari harga resistivitas untuk setiap
tipe material dan struktur daerah survey. Harga resistivitas batuan, mineral, tanah
dan unsur kimia secara umum telah diperoleh melalui berbagai pengukuran dan
dapat dijadikan sebagai acuan untuk proses konversi (Telford, et al., 1990). Nilai
dengan metode inversi. Pada penelitian ini dilakukan dengan metode inversi,
yang cukup yang menghantarkan dan ditempati oleh air tanah dalam jumblah
ekonomis contohnya yang umum terdapat sebagai endapan aluvial, bekas sungai
purba, dataran pantai dan lain – lain meskipun sudah terkonsolidasi batu pasir
dapat bertindak sebagai akuifer yang baik. Akuifer yang lain adalah batu gamping
rekah dan berongga. Untuk batuan lain kemungkinannya ditempati air kecuali bila
rekah – rekah. Ada dua macam akuifer yaitu Unconfined aquifer (akuifer tertekan)
mempunyai sifat tidak dapat meluluskan dan sedikit lsekali meneruskan air
disebut kedap air (aquiclude). Air yang jatuh pada lapisan kedap air sebagai
lapisan kedap air sebagian besar akan mengalir di permukaan tanah menuju ke
tempat – tempat yang lebih rendah sebagai aliran permukaan. Banyak atau
17
sedikitnya air yang disimpan lapisan pembawa air atau diteruskan oleh suatu
Umumnya air bawah tanah terjadi di ruang atau pori yang kecil pada
batuan dan alluvial. Dimana akumulasi air bawah tanah ditemukan di atas lapisan
batuan yang impermeabel, dan pemodelan air tanah merupakan hal penting dalam
ekplorasi oleh karena itu harus diketahui letak lapisan akuifer yang diduga
merupakan lapisan terakumulasi fluida. Akuifer air tanah ditemukan dalam dua
keadaan akuifer tertekan (Unconfined aquifer ) dan akuifer tak tertekan ( Confined
atas lapisan impermeabel ( lapisan batu pasir ). Akuifer tak tertekan ( Confined
impermeabel ( lapisan batu pasir ). Air yang mengalir ke dalam akuifer berasal
dari suatu tempat di permukaan yang tidak ditemui lapisan impermeabel paling
atas. Air bawah tanah pada akuifer cendrung memiliki tekanan besar.
Aliran air bawah tanah tergantung pada topografi suatu daerah dan
gravitasi. Sehingga besar bergerak kebawah sesuai gravitasi, air terhadap pada
permukaan dan bergerak ke bawah menuju Water table pada lapisan impermeabel.
Water table adalah batas daerah yang memiliki tekanan air yang sama dengan
tekanan atmosfer. Air tanah dapat muncul secara wajar sebagai rembesan dan
mata air atau sumur gali, sumur bor, dan saluran – saluran. Sifat air tanah
mempunyai tekanan hidrostatiska lebih besar dari tekanan udara luar. Apabila
18
dibor air tanahnya akan naik lebih tinggi dari pada kedudukan lapisan pembawa
air.
Dari 142 contoh sumber air berupa mataair dan sumurgali menempati pada
elevasi 1190 m.dpl. dan maksimum 36,4 °C adalah di lokasi mataair Lembah
G.Geulis – Rancaekek, pada akuifer Breksi – Lava (Qyl). No. 28. Pengamatan
Untuk 111 contoh sumur pemboran, pada UHs Gabungan, diketahui nilai
temperatur rata-rata terukur adalah sebesar 23.42 °C, dengan kesalahan pendugaan
1.277 %, Temperatur minimum terukur 21.0 °C untuk sumur pemboran di Hotel
Eldorado, Lembang pada elevasi 1060 m.dpl. dan maksimum 27.2°C adalah di
lokasi sumur pemboran PT.BSTM, Moh Toha elevasi 754 .dpl.
Akan tetapi batasan secara pasti belum dapat ditentukan. Penetapan
katagori air mesotermal (kisaran suhu air tanah mirip atau sama dengan suhu
udara), hipotermal (kisaran suhu airtanah lebih rendah dibandingkan suhu udara),
dan hipertermal (kisaran suhu airtanah lebih tinggi dibandingkan suhu udara).
19
Temperatur airtanah, khususnya pada mataair dan sumurgali, sangat
dipengaruhi temperatur udara. Perbedaan relatif kecil di antara kedua temperatur
tersebut diduga merupakan indikasi akifer pada UHs I yang merupakan akifer tak
tertekan, sedangkan perbedaan yang besar mengindikasikan adanya aliran airtanah
yang lebih dalam. Akan tetapi batasan secara pasti belum dapat ditentukan.
Penetapan katagori air mesotermal (kisaran suhu air tanah mirip atau sama dengan
suhu udara), hipotermal (kisaran suhu air tanah lebih rendah dibandingkan suhu
udara), dan hipertermal (kisaran suhu air tanah lebih tinggi dibandingkan udara).
2.7.2 pH
mengenai tingkat keasaman air tanah. Umumnya nilai pH bervariasi dari 6 hingga
dengan rata-rata 6,82 (Gambar 3). Nilai yang sering muncul adalah 7 sampai 7.2.
Pada gambar tersebut terlihat bahwa air tanah pada Formasi Cibereum (Qyt)
paling rendah, yaitu 6,7. Air tanah pada lahar dan lava memiliki pH menengah.
20
dengan kandungan air tanah berdasarkan volumetrik melalui BD (bulk density, ρb
(Mgm-3) dan berat jenis air, ρw (Mg m-3), menurut rumus:
θv = (ρb/ρw) θm
dimana: θv = kadar air volumetrik (m3m-3), dan θm = kadar air gravimetrik
(kgkg-1).
Kadar air volumetrik dapat dikonversikan dengan mudah menjadi cara
yang biasa digunakan untuk kadar air media, kejenuhan, yang dinyatakan sebagai
rasio kejenuhan, derajat kejenuhan atau kejenuhan relatif. Sifat ini
menggambarkan perbandingan kadar air volumetrik terukur terhadap kadar air
dalam keadaan jenuh (θs). Pada keadaan jenuh, kadar air sama dengan porositas.
Oleh karena itu, derajat kejenuhan menggambarkan fraksi ruang pori yang terisi
air dengan kisaran 0-1. Kejenuhan efektif (Se), diperhitungkan untuk kadar air
residual (θr). Nilai ini berkisar dari 0 pada kejenuhan residu sampai 1 pada saat
jenuh:
Se = (θv – θr) / (θs – θr)
Definisi kejenuhan secara nyata adalah apabila seluruh pori terisi air,
namun tidak sama dengan definisi kejenuhan residu yang merupakan kondisi
”kering” terhadap referensi semua pengukuran. Referensi untuk kondisi kering
yang secara umum diterima untuk kadar air tanah adalah kondisi ”kering” contoh
tanah pada 105 °C dan tekanan 1 (satu) atm sampai berat contoh tetap. Ini
merupakan dasar dari metode gravimetrik. Untuk alasan praktis, suhu yang telah
dipilih dan atau disepakati harus dapat dicapai oleh alat standar pada semua
laboratorium. Pilihan suhu pada atau di atas titik didih air menyebabkan
kehilangan air relatif cepat dari contoh Penetapan Kadar Air Tanah dengan
Metode Gravimetri 133 pada waktu analisis, sehingga lebih menghemat waktu.
Sementara, suhu di atas 105°C menyebabkan volatilisasi komponen organik tanah,
menyebabkan kehilangan massa yang berhubungan dengan keadaan air awal yang
ada pada contoh. Pada tanah-tanah mineral yang mempunyai
kadar bahan organik rendah (< 5%), jumlah bahan organik yang hilang pada suhu
105 °C relatif sedikit dibandingkan dengan massa total, sehingga kesalahan
pengukuran kadar air menjadi kecil. Jika tanah mengandung bahan organik yang
21
lebih tinggi, jumlah kerikil yang banyak, atau mengandung garam, maka
komponen khusus tersebut harus diperhatikan dalam menentukan kondisi
kekeringan dan interpretasi hasil.
Metode gravimetrik adalah metode yang paling sederhana secara
konseptual dalam menentukan kadar air tanah. Pada prinsipnya mencakup
pengukuran kehilangan air dengan menimbang contoh tanah sebelum dan sesudah
dikeringkan pada suhu 105 – 110 °C dalam oven. Hasilnya dinyatakan dalam
presentase air dalam tanah, yang dapat diekspresikan dalam presentase terhadap
berat kering, berat basah atau terhadap volume. Masing-masing dari presentase
berat ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
1. % H2O berat kering = (berat H2O/ berat tanah kering oven) x 100%
Air ditahan oleh komponen tanah pada kisaran energi yang lebar dan tidak
ada waktu yang pasti pada level energi yang mana, tanah mencapai kondisi kering
ketika suhu mencapai 105 °C. Contoh tanah terus menurun massanya secara
perlahan-lahan pada 105 °C untuk beberapa hari. Selain itu, beberapa contoh
tanah mengandung bahan organik yang sebagian tervolatilisasi pada suhu 105 °C.
Jadi penurunan massa, mungkin disebabkan oleh volatilisasi dari komponen
bukan air. Dengan demikian, ada masalah pengendalian suhu, meskipun oven
pengering yang digunakan pada hampir semua laboratorium dapat
mempertahankan suhu pada kisaran 100-110 °C. Suhu dalam oven bervariasi
tergantung pada lokasi dalam ruang oven. Hal ini menyebabkan suhu aktual tanah
tidak terukur, dan variasi ini menyebabkan pemanasan yang berbeda antara contoh
tanah yang ditempatkan pada oven yang sama pada waktu yang sama. Selain
ketidak sempurnaan ini, metode oven pengering merupakan metode yang tepat
atau yang paling baik untuk menghasilkan data kadar air tanah. Metode ini bisa
digunakan baik di laboratorium maupun di lapangan.
22
2.9 Kedalaman Air Tanah
kemampuan tanah dalam menyerap air. Hal ini ditentukan oleh besar
kecilnya pori – pori batuan penyusun tanah. Semakin besar pori – pori
batuan, semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah tersebut. Lapisan
batuan yang tidak dapat ditembus air disebut lapisan lolos air atau
permeabel.
a) Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mandi, mencuci, memasak, dan air
minum.
b) Irigasi yaitu sumber air bagi pertanian, misalnya sumur bor di daerah
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah.
Dan juga dapat diartikan air yang bergerak dalam lapisan tanah yang
terdapat di dalam ruang ruang antara butir butir tanah yang membentuk itu
atau dikenal dengan air lapisan dan di dalam retakan retakan dari batuan
Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mandi, mencuci, memasak, dan air
minum.
Irigasi yaitu sumber air bagi pertanian, misalnya sumur bor di daerah
3.2 SARAN
Untuk dapat paham sepenuhnya dalam pelajaran Hidrologi kita tidak dapat
hanya bergantung pada penjelasan di atas, tapi lebih baik cari penjelesan –
24
DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Sumenep Staf pengajar Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP
ITS
Rahma Hi. Manrulu, Aryadi Nurfalaq, dan Iis Dahlia Hamid*) Pendugaan
Roni Putra, Eko Swistoro, M. Farid pendugaan potensi air tanah dan
Altf Noor Anna kondisi air tanah di daerah perkotaan : promblema antara
Waskito, Tjahyo Nugroho Adji, dan Ahmad Cahyadi Hidrostratigrafi Akuifer dan
Hendri Aswar pemodelan kondisi air tanah dalam (akuifer) di desa tegolorejo
25