Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK A KHUSUSNYA NY.

S
DENGAN HIPERTENSI DI RT 2 RW 4 DESA CIJUJUNG
KELURAHAN SUKARAJA
KABUPATEN BOGOR

I. Pengkajian
A. Data umum
1. Nama kepala keluarga : Bapak A
2. Umur : 63 tahun
3. Alamat : RT 02/RW IV Kelurahan Cijujung
4. Pekerjaan kepala keluarga : Karyawan
5. Pendidikan : SMA
6. Tanggal pengkajian : 23 Mei 2019
7. Komposisi keluarga :
Nama Jenis Umur Hub Pendidikan Pekerjaan
kelamin Keluarga
Ibu R Perempuan 58 tahun Istri SD IRT
Anak R Perempuan 28 tahun Anak SMK Karyawan
Anak N Perempuan 25 Tahun Anak SMEA Pegawai
Swasta
Anak B Perempuan 12 tahun Anak SD Pelajar

Genogram keluarga
58 63

28 25 12

Keterangan

: Laki-laki : Hub. Keluarga


: Perempuan : Tinggal serumah

: Klien perempuan

8. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ibu S adalah nuclear family, Ibu S tinggal bersama suami dan
kedua anak perempuannya.
9. Suku
Ibu S berasal dari suku sunda begitu pula dengan Bapak A. Bahasa yang sering
digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari adalah bahasa sunda dan bahasa
Indonesia.
10. Agama
Keluarga Bapak A memeluk agam islam, dan dalam menjalankan ibadahnya
mereka lakukan dengan taat.

11. Status sosial ekonomi


Bapak A adalah seorang karyawan dan dalam pemasukan perbulannya
mencapai Rp. 1.800.000,00. Anak R adalah seorang pegawai swasta dan dalam
pemasukan perbulannya mencapai RP. 2.200.000,00 dengan perincian
pengeluaran perbulan yaitu:
Belanja sehari-hari : Rp 1.200.000,- / bulan
Biaya listrik : Rp 98.000,-/ bulan
Arisan : Rp 500.000,-/ bulan
Biaya sekolah : Rp 270.000,-/ bulan

Jumlah : Rp 2.068.000,-/bulan
Biasanya dalam menutupi kekurangannya selalu ada anaknya yang membantu
dalam pemasukan.
12. Aktivitas dan rekreasi keluarga
Keluarga Ibu S biasanya hanya menonton TV di rumah, mengobrol dengan
keluarga anaknya yang sudah menikah di samping rumahnya dan tidak pergi
kemana-mana karena tidak ada anggaran dana keluarga untuk rekreasi. Tetapi
setahun sekali mudik ke Surabaya pada saat lebaran Iedul Fitri.
13. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola kebiasaan Kegiatan Ibu S
Pola makan Ibu S biasanya makan 2 x per hari pagi dan
siang, dengan jenis makanan : nasi, lauk pauk,
sayur dan sop. Ibu memiliki kebiasaan makan
makanan ringan pada malam hari.
Pola minum Ibu S biasanya minum 6-8 gelas per hari. Ibu S
memiliki kebiasaan minum kopi di pagi hari
Pola tidur Bapak A dan Ibu S memiliki kebiasaan tidur
pada pukul 10.00 – 11.00 WIB dan bangun
pada pukul 04.15 WIB. Sedangkan anggota
keluarganya yang lain memiliki kebiasaan tidur
pada pukul 20.00 WIB dan bangun pada pukul
05.30 WIB
Pola personal hygiene Biasanya semua anggota keluarga Bapak A
mandi 2 kali sehari pada saat pagi dan sore.

B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Bapak A memiliki 3 orang anak dan anak keduanya sudah menikah dan
memiliki anak. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap melepas
keluarga dan memperluas anggota keluarga.
2. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah Bapak A ingin
melihat anak pertama dan anak bungsunya menikah.
3. Riwayat keluarga Inti
Bapak A adalah warga pindahan dari Sukabumi sedangkan Ibu S adalah
warga asli Bantar Kemang. Sejak menikah Bapak A dan Ibu S tinggal
dirumah yang didiaminya sampai saat ini. Bapak A memiliki 3 orang anak
yang terdiri dari 3 orang perempuan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ibu S mengatakan tidak mengetahui tentang riwayat hipertensi di
keluarganya. Ibu S mengatakan tidak mengetahui kalau tekanan darahnya
tinggi.

C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Denah rumah dan geografis rumah
Kamar Kamar U

R. tamu Dapur
tamu
kamar

Rumah keluarga Bapak A bertipe permanen, status kepemilikan rumah


adalah milik keluarga Bapak A. Luas bangunan 54 m2 yang terdiri dari satu
ruang tamu, dua ruang kamar, satu dapur dan satu kamar mandi.
b. Ventilasi dan pencahayaan
Rumah Rumah keluarga Bapak A memiliki 3 jendela didepan ruang tamu
di kamarnya. Sinar matahari masuk melalui jendela diruang tamu dan pintu
yang biasanya dibiarkan terbuka. Pada malam hari penerangan
menggunakan listrik PLN.
c. Penyediaan air bersih
Keluarga Bapak A mendapat air bersih dari sumur pompa. Air ini sebagai
sumber untuk minum, mandi dan mencuci.
d. Pembuangan sampah
Keluarga Bapak A membuang sampah di tempat pembuangan sampah dan
dikumpulkan. Setiap 2 hari sekali ada pengangkut sampah yang
mengangkut sampah di RW XIII.
e. Jamban / WC
Keluarga Bapak A menggunakan jamban yang dibuang ke seftikteng.
f. Penataan ruangan
Penataan ruangan keluarga Bapak A tampak rapi dan tertata dengan baik.
g. Sarana transportasi dan komunikasi
Keluarga Bapak A mempunyai sarana transportasi dan komunikasi pribadi.
Sarana transportasi yang digunakan adalah kendaraan beroda dua.
h. Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang tersedia di lingkungan RW XIII adalah Posyandu
Raga Sakti yang cukup dekat. Selain itu juga terdapat Bidan disekitar RW
XIII.
i. Lingkungan sekitar
Keluarga Bapak A berada di dekat madrasah dan warga-warga disekitarnya
adalah saudara Ibu M dan bersuku sunda.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Mayoritas komunitas Rt 02 bersuku sunda, dengan latar belakang pekerjaan
yang sebagian besar sebagai pegawai swasta, buruh, guru, pensiunan, dan
sebagian lain yang tidak bekerja. Hubungan antar tetangga terjalin dengan
baik.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bapak A mendiami rumah ini sejak menikah sampai saat ini.
Sebelumnya Bapak A tinggal di Sukabumi, sedangkan Ibu S adalah warga asli
Bantar Kemang.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ibu S mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan seperti pengajian. Jika tidak
ada kegiatan keluarga Bapak A biasanya berinteraksi dengan tetangga-tetangga
dekatnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya keluarga Bapak A membeli obat
warung jika penyakitnya ringan dan jika penyakitnya berat langsung dibawa
ke Rumah Sakit.

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Bapak A dalam berkomunikasi sehari-harinya menggunakan bahasa
sunda dan bahasa Indonesia. Menurut Ibu S komunikasi dalam anggota
keluarga terjalin dengan baik.
2. Struktur kekuatan keluarga
Bapak A tinggal bersama dengan istri, dan kedua anak perempuannya
Biasanya dalam pengambilan keputusan diambil dengan dibicarakan terlebih
dahulu dengan anggota keluarga yang lain.
3. Struktur Peran
Pelaksanaan peran dalam keluarga :
a. Bapak A : Bapak A berperan sebagai kepala rumah
tangga yang bertanggung jawab terhadap keluargannya dan
pencari nafkah.
b. Ibu S : Ibu S berperan sebagai Ibu rumah tangga
yang harus bertanggung jawab terhadap keluarganya dan
mengasuh suami, dan kedua anaknya.
c. Anak R : anak yang bekerja dan membantu ibu S dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
d. Anak B : anak yang masih sekolah di SD.
4. Nilai dan Norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga Ibu S disesuaikan dengan nilai-nilai
agama Islam dan adat setempat. Dan tidak bertentangan dengan kesehatan.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Bapak A saling menyayangi dan menghargai, memberikan
kesempatan kepada keluarganya tanpa membeda-bedakan satu dan yang lain.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Bapak A tampak harmonis. Ibu S mengatakan dalam berinteraksi
dengan lingkungannya tidak mengalami hambatan bahkan biasanya Ibu S
sering berkumpul dengan tetangga terdekatnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga Bapak A mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit
Hipertensi. Yang keluarga ketahui mengenai hipertensi adalah biasanya
menyebabkan pusing, dan sakit kepala.
b. Pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan
Saat dikaji Ibu M mengatakan tidak mengetahui kalau Ibu S memiliki
darah tinggi. Ibu S mengatakan kadang-kadang sakit kepala, pusing, dan
nyeri di bagian pundak. Biasanya keluarga Bapak A bila menghadapi
masalah kesehatan lebih dahulu menggunakan obat warung dan jika
penyakitnya parah memilih memeriksakan diri ke Rumah Sakit.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara merawat anggota keluarga
yang sakit hipertensi.
d. Memodifikasi lingkungan yang menunjang kesehatan
Keluarga mengatakan tidak tahu bagaimana harus mengatur dan menata
lingkungan untuk penderita hipertensi, dan tidak tahu dalam pengaturan
gaya hidup dan pola aktifitas bagi penderita hipertensi.
e. Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan
Apabila sakit kepala dan pusingnya datang Ibu S biasanya beristirahat dan
bila bertambah parah Ibu S menggunakan obat warung. Ibu S tidak
memeriksakan diri ke Rumah Sakit karena Ibu S merasa sakit kepalanya
dan pusingnya karena kurang tidur.
4. Fungsi reproduksi
Bapak A memiliki 3 orang anak yang terdiri dari 3 orang perempuan. Saat ini
anak keduanya telah berkeluarga dan memiliki anak. Sedangkan anak pertama
dan yang ketiga belum menikah.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Bapak A termasuk keluarga yang mempunyai penghasilan yang
tetap, tetapi terkadang merasa kekurangan, dan dalam menutupi kekurangan
Bapak A biasanya mendapat bantuan dari anak pertamanya.
F. Stressor Koping Kelurga
1. Stressor jangka panjang
Keluarga Bapak A berharap tekanan darah Ibu S kembali normal dan berharap
tidak bertambah parah.
2. Stressor jangka pendek
Ibu M mengatakan , pusing, sakit kepala, dan nyeri Si baguan pundak datang
saat kecapean, kurang istirahat, dan setelah makan makanan yang dapat
menyebabkan hipertensi.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor / masalah
Saat menghadapi masalah keluarga Bapak A biasanya memusyawarahkan jalan
keluar yang terbaik sambil dibarengi dengan berdoa kepada Allah SWT.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada strategi adaptasi disfungsional dalam keluarga Bapak A karena
masalah selalu bisa dipecahkan dengan musyawarah.

G. Harapan Keluarga terhadap petugas kesehatan


Keluarga Bapak A berharap agar petugas kesehatan memberikan pelayanan dan
pengobatan yang terbaik, dan berharap agar keluarga Bapak A selalu diberi
kesahan.
H. Pemeriksaan Fisik Keluarga Bapak A
Aspek yang
No Bapak A Ibu S Anak R Anak R
diperiksa
TD 150/100 mmHg
1. N 100 x/mnt
RR 23 x/mnt
TB 155 cm
BB 65 kg
2.  Kepala, leher dan Kulit kepala bersih, tidak terdapat lesi pada
rambut. kulit kepala, terdapat sakit kepala dan pusing.
Pada leher tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid. Terkadang terasa nyeri di pundak

 Mata/sklera Simetris dan sklera tidak ikterik, mata cekung.


fungsi penglihatan agak kurang baik.

 Konjungtiva An anemis.

 Hidung Dapat membedakan bau-bauan, fungsi


penciuman baik

 Telinga Fungsi pendengaran baik.

 Mulut dan Mulut tampak bersih, tidak ada karies gigi, gigi
tenggorokan ada yang tanggal, ada reflek menelan.
Thorax Suara nafas vesikuler, tidak terdengar suara
3. mengi, ronkhi dan tampak retraksi dada
simetris, bunyi perkusi sonor.
4. Abdomen Bising usus 9 x/mnt, tidak terdapat nyeri tekan.
5. Ektremitas Kedua tangan dan kaki dapat bergerak dan
berfungsi dengan baik.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Analisa Data
NO DATA Masalah
1 Data Subjektif Kurang pengetahuan
- Ibu
S mengatakan terasa pusing,
sakit kepala, dan nyeri pundak.
- Ibu
S mengatakan tidak mengetahui
kalau memiliki Hipertensi.
- Kelu
arga Bapak A mengatakan tidak
mengetahui dengan baik yang
dimaksud dengan hipertensi dan
bagaimana cara perawatannya.
Data Objektif
- Ibu S tampak lemah.
- Takanan darah Ibu M 150/100
mmHg.
- Ibu S tampak banyak bertanya
tentang penyakit yang
dideritanya.
2 Data Subjektif Kurang pengetahuan tentang
- Ibu nutrisi
S mengatakan seringkali minum
kopi di pagi hari.
- Ibu
S mengatakan sering makan
lauk asin.
- Ibu
S mengatakan suka makan
jeroan ayam.
- Ibu
S mengatakan sering makan
makanan ringan di malam hari
- Ibu
S mengatakan tidak mempunyai
pantangan makanan.
Data Objektif
- Ibu S tampak minum kopi.
- Ibu S tampak makan ikan asin.
- Ibu S tampak makan makanan
ringan.
3 Data Subjektif Nyeri
- Ibu
S mengatakan mengatakan
terasa pusing, sakit kepala, dan
nyeri pundak.
- Ibu
S mengatakan sakit kepala
muncul setelah makan makanan
yang dapat menyebabkan
hipertensi.
- Ibu
S mengatakan jika terasa sakit
berististirahat dan jika
bertambah parah menggunakan
obat warung.
B. Skoring
1. Kurang pengetahuan
No Kriteria Skore Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3x1 Memerlukan tindakan
aktual =1 segera agar masalah kurang
pengetahuan teratasi dan
tidak memperburuk
keadaan klien.
2. Kemungkinan masalah dapat 2/2x2 Kurang pengetahuan dapat
diubah : =2 diubah dengan mencari
tinggi informasi mengenai pola
hidup sehat dan kontrol
yang teratur ke fasilitas
kesehatan. ini didukung
dengan dekatnya faslitas
kesehatan
3. Potensial masalah dapat 2/3x1 Masalah masih mungkin
diubah : =2/3 dicegah walaupun tekanan
sebagian darah klien sudah
mencapai 150/100 mmHg,
dengan memanfaatkan
fasilitas kesehatan dan pola
hidup sehat.
4. Menonjolnya masalah 2/2x1 Kurang pengetahuan harus
Masalah harus segera ditangani =1 cepat ditangani mengingat
komplikasinya yang dapat
memperburuk keadaan
klien.
Total 4 2/3
2. Kurang pengetahuan tentang nutrisi
No Kriteria Skore Pembenaran
1. Sifat masalah : 2/3x1 Gangguan nutrisi ini
sebagian =1 muncul karena kurangnya
pengetahuan klien akan
masalah kesehatan.
2. Kemungkinan masalah bisa 1/2x2 Gangguan nutrisi ini dapat
diubah : =1 diubah dengan pengetahuan
Sebagian yang cukup dan motivasi
klien.
3. Potensial masalah untuk 3/3x1 Masalah masih mungkin
dicegah : =1 dicegah dengan dengan
Tinggi memanfaatkan kontrol yang
teratur ke fasilitas kesehatan
dan pola hidup sehat.

4. Menonjolnya masalah 2/2x1 Gangguan nutrisi dapat


Masalah berat harus segera = 1 memperburuk hipertensi
ditangani yang diderita klien.
4

3. Nyeri
No Kriteria Skore Pembenaran
1. Sifat masalah : 2/3x1 Nyeri ini muncul karena
sebagian =1 kurangnya pengetahuan
klien akan masalah
kesehatan.
2. Kemungkinan masalah bisa 1/2x2 Nyeri ini dapat diubah
diubah : =1 dengan pengetahuan yang
Sebagian cukup dan motivasi klien.
3. Potensial masalah untuk 3/3x1 Masalah masih mungkin
dicegah : =1 dicegah dengan dengan
Tinggi memanfaatkan kontrol yang
teratur ke fasilitas kesehatan
dan pola hidup sehat.

4. Menonjolnya masalah 2/2x1 Nyeri dapat memburuk jika


Masalah berat harus segera = 1 pengetahuan dan nutrisi
ditangani klien tidak terpenuhi.
4

C. Diagnosa Keperawatan Keluarga Yang Ditemukan


1. Kurang pengetahuan tentang hipertensi berhubungan dengan kurangnya
informasi keluarga dalam mengenal masalah hipertensi.
2. Kurang pengetahuan tentang nutrisi akibat kurang terpaparnya informasi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam melakukan diit yang
tepat.
3. Nyeri akibat gangguan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai