Anda di halaman 1dari 6

IND MAPPING PASIEN DENGAN MENINGIOMA DI RUANG geulima I

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Definisi Keterangan :
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada
desakan ruang baik jinak maupun ganas yang
PATOFISIOLOGI : Pasien
tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. Ny. S
Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan 46 tahun Kelebihan Sintesa Rantai Sintesa Rantai
maligna. Tumor intracranial dapat terjadi pada pembentukan β diblok α berlebihan : Perjalanan kasus
beberapa struktur area otak dan pada semua rantai δ
kelompok umur. Tumor otak dinamakan sesuai
dengan jaringan dimana tumor itu muncul. TUMOR OTAK
: Tinjauan teori

Meningkatnya Seleksi sel Menurunnya Presipitasi


Meningioma adalah tumor pada meninx, yang MENINGIOMA Hb A2 dalam Hb F yang Produksi Hb A kelebihan rantai α
merupakan selaput pelindung yang melindungi otak dan bertahan : Pengkajian primer
darah
medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat
manapun di bagian otak maupun medulla spinalis, tetapi, Dalam darah Dalam sumsun : Pengkajian sekunder
umumnya terjadi di hemisphere otak di semua lobusnya. Peningkatan tulang
Kebanyakan meningioma bersifat jinak (benign). CRANIOTOMY tingkat Hb F Gagal Cirhosis
Meningioma malignant jarang terjad dalam darah Penyebab Tidak efektifnyaa pancreatic,
dalam RES : Diagnosa
Erythropoiesis Gagal hati
Craniotomy adalah operasi membuka tulang tengkorak Peningkatan
untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, RPD : daya tarik Hemolysis : Implementasi
mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan Pasien sebelumnya telah oksigen oleh Hb
perdarahan. (Hinchliff, Sue. 1999). mengalami operasi pengangkatan
Kelebihan
Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak melalui tumor kepala pada tahun 2006.. ANEMIA Transfusi Besi : Evaluasi hari ke I
pembedahan untuk meningkatkan akses pada struktur
intrakranial. (Brunner & Suddarth. 2002) Peningkatan
produksi
erytropoitin Defisiensi Hypersplenisme : Evaluasi hari ke 2
RPK : Folat
RPS :
Pasien dirawat di ruang mamplam I dengan diagnosa Menurut keterangan pasien dan
anggota keluarga yang lain tidak ada Peningkatan
Post kraniotomy meningioma. Saat ini pasien Klasifikasi Ekstra Manifestasi klinis : Evaluasi hari ke 3
Etiologi diantara anggota keluarga ataupun proliferasi sel Splenomegali
mengeluh sering sakit kepala, sesak dan muntah, Menurut WHO : erythroid modular a. Nyeri Kepala
Para
pasienahli
sulit tidak memastikan
menggerakkan apakirinya,
tangan penyebab lumpuhtumor orang tua pasien yang pernah
meningioma, namun beberapa a. Grade I keadaan dan penyakit Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang
pada otot wajah sebelahteori
kiri,telah
kaki diteliti danlemas.
kiri juga sebagian mengalami
Meningioma tumbuh dialami
dengan lambat
besar Selama
menyetujui bahwa pasien
sakit aktivitas kromoson yangdibantu
sehari-hari jelekoleh yang seperti yang sedang oleh . Jika tumor tidak menimbulkan gejala, mungkin pertumbuhannya sangat kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul: Evaluasi
dan intermitten.
hari ke 5Nyeri
meyebabkan timbulnya meningioma. Para peneliti
keluarga. pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan sedang pasien saat ini. Anggota keluargasecara periodic. Jika tumor semakin bverkembang, maka pada akhirnya dapat
baik jika diobservasi dengan MRI kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver
mempelajari menimbulkan gejala, kemudian penatalaksanaan bedah dapat direkomendasikan. valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada
umum beberapa teori tungkai
pasien lemah, tentangataskemungkinan asal usul
bagian kiri pasien yang
b.
pasien yang
Gradediakibatkan
II
sudah meninggal
50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80
meningioma.
tampakDilemah,
antara demikian
40% dan 80% juga dari meningiomas
dengan tungkai kiri berisi bukan oleh penyakit : Patofisiologi
kromosom 22 yang abnormal pada lokus gen neurofibromatosis Meningioma
melainkan grade
karena II disebut
terkena juga meningioma atypical. Jenis ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
bencana % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan
bawah, pasien paralise pada otot wajah bagian kiri, grade I dan mempunyai angka kekambuhan yang lebih tinggi juga. nyeri alih ke oksiput dan leher.
2 (NF2). NF2 merupakan
kesadaran compos menti,gen supresor
GCS pasien tumor15.pada 22Q12,
Tekanan tsunami
ditemukan c. Grade III b. Perubahan Status Mental
darahtidak aktifmmHg,
120/80 pada 40% RR19 meningioma sporadik.
x/menit, suhu 37,80Pasien
C, Meningioma berkembang dengan sangat agresif dan disebut meningioma malignant atau meningioma Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood
dengan NF2 dan beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain
HR 78x/menit anaplastik. Meningioma malignant terhitung kurang dari 1 % dari seluruh kejadian meningioma. dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan
dapat berkembang menjadi meningioma multiple, dan sering
terjadi pada usia muda. Disamping itu, deplesi gen yang lain . tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak
juga berhubungan dengan pertumbuhan meningioma 3 Meningioma juga diklasifikasikan ke dalam subtype berdasarkan lokasi dari tumor. ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.
Kromosom ini biasanya terlibat dalam menekan 1. Meningioma falx dan parasagital (25% dari kasus meningioma). Falx adalah selaputyang terletak antara dua c. Seizure
pertumbuhan tumor. Penyebab kelainan ini tidak diketahui. sisi otak yang memisahkan hemisfer kiri dan kanan. Falx cerebri mengandung pembuluh darah besar. Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti
Pengkajian primer Pengkajian primer Pengkajian primer Pengkajian primer Pengkajian primer Pengkajian primer Pengkajian primer
Airway : pasien dapat Breathing Circulation Disability: Exposure : pasien tidak Folley catheter: Pasien Heart Rate : 78 x/menit,
bernafas secara normal tanpa Kesadaran compos mentis, ada luka lecet mengering, terpasang kateter teratur
Inspeksi: pasien tidak menggunakan
ada sumbatan Inspeksi : wajah pucat (-), sianosis (-), dan memar
Inspeksi : pasien dapat ventilator dan alat bantu oksigen perkusi: Palpasi : akral atas dan bawah teraba kekuatan otot pasien 5555 2222
bernafas tanpa menggunakan terdengar bunyi sonor pada apeks paru hangat, tidak ada edema ataupun sianosis 5555 4444
oksigen kanan dan kiri, RR 19 x/menit didaerah ektermitas atas dan bawah
Pengkajian primer
palpasi : taktil fremitus dapat dikaji Auskultasi : Tekanan darah 110/70 mmhg, (ektremitas atas, bawah kanan dan kiri),
0 Exposure : Pemeriksaan 12 saraf cranial
hasilnya (normal) Hr: 78x/menit suhu tubuh 37,8 C, - GCS= E4M6V5, Tonus otot (Normal)
Pengkajian primer perkusi : terdengar bunyi sonor pada apeks Skala ketergantungan : 3 1. Olfaktorius ( dapat mengetahui karakteristik Bau dengan kedua sisi hidung dengan
Pemeriksaan reflek paru kanan dan kiri/terdengar bunyi baik),
fisiologis 2. Optikus ( tidak ada gangguan),
Bisep ( kanan (+), kiri (+) ), pekak/redup pada basis/bagian bawah paru
kanan dan kiri 3. Okulomotorius (tidak ada gangguan penglihatan saat melihat suatu objek),
trisep ( kanan (+), kiri (+) ), Pengkajian primer 4. Trochlear ( reaksi pupil terhadap cahaya baik),
patella ( kanan (+), kiri (+) ), auskultasi: terdegar bunyi vesikuler pada
Gastric tube : Pasien tidak 5. Trigeminus fungsi sensorik dan motorik pasien dalam keadaan abnormal),
archiles ( kanan (+), kiri (+) ) apeks paru kanan dan kiri dan tidak Pengkajian sekunder terpasang NGT 6. Abdusen ( adanya gangguan pergerakan bola mata saat dilakukan pengkajian kedua
terdegar bunyi tambahan seperti wheezing, Terapi mata pasien dapat focus tepat pada objek),
Pemeriksaan reflek
patologis
ronchi,dan kelainan suara nafas lainnya  Bed rest 7. Fasialis( sensasi rasa asam, asin, manis dan pahit dapat dirasakan secara normal,
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan yang abnormaldengan kerusakan kekuatan otot pasien maksimalPerubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
Babinski ( kanan (-), kiri
sirkulasi/penekanan oleh(-)tumor
), otak Intoleransi aktivitas
Alinamin Tab 2 x 1 dengan kelemahan / paralisis
berhubungan Resiko tinggi infeksi berhubungan 8. Vestibulococlearis
dengan luka postkesimbangan, pada cabang
kerusakan vestibule
sirkulasi tidak dapatoleh
akibat penekanan dikaji karena
tumor, perdarahan
chaddock ( kanan (-), kiri (-)  Dexamethasone 2 x 1
otot neuromuskular, pasien tidak dapat berdiri, pada cabang cochlear normal.
kraniotomy, sekunder tindakan perawatan luka
), Gordon ( kanan (-), kiri  Ranitidine 3 x 1 9. Glosofaringeal dan 10. vagus ( palatum tampak lunak dan sedikit terangkat,gerakan
(-) ), Oppenheim ( kanan (-),  Phenytoin 100 mg 3 x 1 menelan (+), vocal suara tidak jelas,
kiri (-), gorda ( kanan (-), kiri Implementasi
Implementasi  11. Asesorius, fungsi dan kekuatan otot trapedius (-), rentang gerak sendi (-), kesimetrisan (-
(-), Schaefer ( kanan (-), kiri Sohobion 2 x 1  Meantau status neurologis secara teratur dan bandingkan
 Mengkaji skala ketergantungan pasien Hasil Pemeriksaan PA tanggal 29 April Implementasi ), fungsi dan kekuatan otot sternocleidomastedeus(-), kekuatan daya dorong (-),
(-),  Mengkaji  Paracetamol
kemampuan 3ADL x 1 pasien dengan nilai standar.
 hoffman
Mengkaji trorhmer ( kananmobilitas2011
kemampuan yang masih mampu dilakukan Implementasi kekuatan tahanan (-)
(-), kirioleh
(-) pasien. Meningioma  Mengkaji  Fisioterapi
kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya  Mengkaji keadaan luka 12. Hipoglosus, (gerakan lidah (N), kekuatan
Mengkaji tanda
lidah saatvital dan memantau
mendorong secara berkala tanda
(+), Kesimetrisan
 Melakukan miring kanan dan kiri pada pasien jalan dan kelemahan otot.  Menkaji tanda-tanda infeksi gerakan lidah (-) dan gejala peningkatan TIK
 Memonitor tanda-tanda vital selama dan setelah melakukan  Mengganti balutan luka setiap hari  Mempertahankan posisi netral atau posisi tengah,
 Melakukan latihan ROM aktif dan pasif sesuai dengan
aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis terhadap  Menggunakan prinsip septik dan aseptik saat mengganti tinggikan kepala 200-300.
kemampuan mobilitas pasien
balutan luka.  Memantau pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor
 Mengkaji adanya nyeri pada saat dilakukan ROM aktivitas (peningkatan denyut jantung peningkatan tekanan
darah, atau nafas cepat).  Menjelaskan pentingnya asupan nutrisi yang baik untuk kulit dan keadaan membran mukosa.
 Menganjurkan pasien untuk melatih gerakan tangan pada sisi
 Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga untuk penyembuhan luka dan mempertahankan fungsi vital  Membantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk,
yang lemah
berhenti melakukan aktivitas jika teladi gejala-gejala otak muntah, pengeluaran feses yang dipaksakan/mengejan.
 Menganjurkan pasien untuk melatih gerakan pada jari yang
peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah,  Mengobservasi adanya gelisah yang meningkat,
lemah dengan meremas bola
nafas cepat, pusing atau kelelahan). peningkatan keluhan dan tingkah laku yang tidak sesuai
 Menjelaskan pentingnya mobilisasi untuk mempertahankan lainnya.
fungsi tubuh dan ekstremitas yang masih baik  Memberikan kenyamanan lingkungan: manifestasi tenang,
batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan  Mengkaji fungsi autonom: jumlah dan pola pernapasan,
 Kolaborasi dengan fisioterapist untuk membantu tindakan ukuran dan reaksi pupil, pergerakan otot
ROM tirah baring bila di indikasikan
 Menggunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien  Mengkaji adanya nyeri kepala, mual, muntah, papila
istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan edema, diplopia kejang
pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan  Hindari faktor yang dapat meningkatkan TIK
diri).  Istirahatkan pasien, hindari tindakan keperawatan yang
Evaluasi Diagnosa 3 Hari 1 tanggal 14 Mei 2011

S:

O:
Evaluasi Diagnosa 1 Hari 1 tanggal 14 Mei 2011  Pasien tampak lemah
 Pada kepala pasien tampak luka post operasi kraniotomy
S  Pasien didiagnosa meningioma
 Pasien mengeluh tangan pada bagian bahu tidak dapat
digerakkan Evaluasi Diagnosa 2 Hari 1 tanggal 14 Mei 2011 A : Masalah belum terjadi
Evaluasi Diagnosa 4 Hari 1 tanggal 14 Mei 2011
 Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah
 Pasien mengatakan sulit untuk duduk dan bergerak tanpa ada S: P : Intervensi dilanjutkan
S:
bantuan  Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri sulit
 Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri
O: digerakkan
sulit digerakkan
 Pasien tampak lemah O:
O:
 Skala ketergantungan 3  Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Evaluasi Diagnosa 3 Hari 2 tanggal 15 Mei 2011  Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
 Kekuatan otot pasien 5555 2222  Pasien didiagnosa meningioma
 Pasien didiagnosa meningioma
5555 4444  Skala ketergantungan 3 S:
 Skala ketergantungan 3
  Kekuatan otot pasien 5555 2222  Pasien mengatakan luka dikepalanya terasa gatal
 Kekuatan otot pasien 5555 2222
A : Masalah belum teratasi 5555 4444 O:
5555 4444
 Pasien tampak lemah
P : Intervensi dilanjutkan A : Masalah belum teratasi  Pada kepala pasien tampak luka post operasi kraniotomy A : Masalah belum teratasi
 Pasien didiagnosa meningioma
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
A : Masalah belum terjadi
Evaluasi Diagnosa 1 Hari 2 tanggal 15 Mei 2011
Evaluasi Diagnosa 2 Hari 2 tanggal 15 Mei 2011 P : Intervensi dilanjutkan.
S Evaluasi Diagnosa 4 Hari 1 tanggal 15 Mei 2011
 Pasien mengatakanh tangan pada bagian bahu tidak dapat S:
digerakkan  Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri sulit S:
Evaluasi Diagnosa 3 Hari 3 tanggal 16 Mei 2011  Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri
 Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah digerakkan
O: OEvaluasi
: Diagnosa 2 Hari 3 tanggal 16 Mei 2011 Evaluasisulit digerakkan
Diagnosa 4 Hari 3 tanggal 16 Mei 2011
Evaluasi Diagnosa 1 Hari 3 tanggal 16 Mei 2011  Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga S : Evaluasi Diagnosa 3 Hari 4 tanggal 17 Mei 2011
 Pasien tampak lemah  Pasien mengatakan perbannya belum diganti
O:
S  Skala ketergantungan 3 S :  Pasien didiagnosa meningioma O :S : S :  Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
 Skala  Pasien didiagnosa
 Pasien
Kekuatan otot pasientangan
5555 pada
2222bagian bahu tidak ketergantungan
Pasien mengeluh lemas 3 di kaki kiri dan tangan kiri sulit meningioma
mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri
mengatakanh  Pasien tampak lemah
5555 4444  Kekuatan
digerakkanotot pasien 5555 2222  Skala ketergantungan 3
sulit digerakkan
dapat digerakkan O: Pada kepala pasien tampak luka post operasi kraniotomy
 Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah O: 5555 4444 O :  Kekuatan otot pasien 5555 2222
  Pasien
Padadidiagnosa
kepala pasien tampak luka post operasi
meningioma
A :: Masalah teratasi sebagian
O  Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga kraniotomy  Aktivitas pasien dibantu 5555
oleh4444
keluarga
 Pasien tampak lemah
A : Masalah belum
 Pasien teratasi meningioma
didiagnosa  Pasien
A : Masalah belumdidiagnosa
terjadi meningioma  Pasien didiagnosa meningioma
P : Intervensi dilanjutkan
 Skala ketergantungan 3  Skala ketergantungan 3  Luka tampak kering  Skala
A : Masalah belum teratasi
ketergantungan 3
P : Intervensi dilanjutkan
 Kekuatan  Kekuatan otot pasien 5555 2222
 Kekuatan otot pasien 5555 2222 otot pasien 5555 2222  Tidak
P : Intervensi dilanjutkan.
ada tanda-tanda infeksi P : Intervensi dilanjutkan
5555 4444 5555 4444 5555 4444
A : Masalah tidak terjadi
A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah belum teratasi A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan.
P : Intervensi dilanjutkan P : Intervensi dilanjutkan P : Intervensi dilanjutkan
Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan
P : Intervensi dilanjutkan
Evaluasi Diagnosa 2 Hari 4 tanggal 17 Mei 2011
Evaluasi Diagnosa 1 Hari 4 tanggal 17 Mei 2011 Evaluasi Diagnosa 4 Hari 4 tanggal 17 Mei 2011
Evaluasi Diagnosa 2 Hari 5 tanggal 18 Mei 2011
S:
S:
S  Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri sulit
 Pasien mengatakanh tangan pada bagian bahu tidak digerakkan
S:  Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri
 Pasien mengatakan perban belum diganti sulit digerakkan
dapat digerakkan O:
O: O:
 Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah  Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
 Pada kepala pasien tampak luka post operasi kraniotomy  Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
O:  Pasien didiagnosa meningioma
 Pasien didiagnosa meningioma  Pasien didiagnosa meningioma
 Pasien tampak lemah  Skala ketergantungan 3
 Luka tampak kering  Skala ketergantungan 3
 Skala ketergantungan 3  Kekuatan otot pasien 5555 2222
 Tidak ada tanda-tanda infeksi  Kekuatan otot pasien 5555 2222
 Kekuatan otot pasien 5555 2222 5555 4444
5555 4444 5555 4444
A : Masalah tidak terjadi
A : Masalah belum teratasi
A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan. Dengan modifikasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Ganti balutan P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
 Anjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan luka

Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan


Evaluasi Diagnosa 2 Hari 5 tanggal 18 Mei 2011
Evaluasi Diagnosa 4 Hari 5 tanggal 18 Mei 2011
Evaluasi Diagnosa 1 Hari 5 tanggal 18 Mei 2011 S:
 Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri sulit S:
S digerakkan  Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri
 Pasien mengatakanh tangan pada bagian bahu tidak O: sulit digerakkan
dapat digerakkan  Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga O:
 Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah  Pasien didiagnosa meningioma  Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
O:  Skala ketergantungan 3  Pasien didiagnosa meningioma
 Pasien tampak lemah  Kekuatan otot pasien 5555 2222  Skala ketergantungan 3
 Skala ketergantungan 3 5555 4444  Kekuatan otot pasien 5555 2222
 Kekuatan otot pasien 5555 2222 5555 4444
5555 4444 A : Masalah belum teratasi
A : Masalah belum teratasi
A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan Tumor otak Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan
Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan
Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan

Oedema otak Peningkatan massa Obstruksi cairan


otak cerebrospinal
Perubahan suplai Hidrosefalus
Darah ke otak Kompensasi
1. Vasokontriksi pemb.drh otak
2. Mempercepat absorpsi
Cairan serebrospinalis
Nekrosis jaringan

Kehilangan fungsi Gagal


secara akut

Kejang Peningkatan TIK Nyeri

Perubahan perfusi jaringan otak

a. Nyeri kepala
b. Mual muntah proyektil
c. Hipertensi
d. Bradikardi
e. Kesadaran menurun

Antisipasi berkabung

Anda mungkin juga menyukai