Anda di halaman 1dari 7

Institut Teknologi Medan, 2018

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KAPUR TOHOR DALAM


PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG PADA KOLAM PENGENDAP
LUMPUR TAMAN DI PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK
TANJUNG ENIM

Oleh : Tri Panondang

Abstrak

Air asam tambang adalah air yang terbentuk sebagai hasil oksidasi dari mineral
sulfida tertentu yang terkandung dalam batuan, yang bereaksi dengan oksigen di
udara pada lingkungan berair. PT.Bukit Asam menggunakan metode aktif sebagai
salah satu penanganan air asam tambang di Kolam Pengendapan Lumpur Taman
dengan menggunakan Kapur Tohor. AAT yang diolah berasal dari Sump Taman
yang dialirkan (dipompakan) dengan menggunakan Pompa 385 NS Sulzer (Engine).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh debit air yang masuk ke dalam KPL Taman
sebanyak 480.000 liter/jam. Berdasarkan Jar Test yang dilakukan dibutuhkan 0,1 gr
Kapur Tohor untuk mencapai pH sesuai dengan Baku Mutu Lingkungan dengan
volume sampel uji 500 ml.

Kata kunci : Air Asam Tambang, Pengolahan Aktif, Kapur Tohor.

Abstrack

Acid mine water is water that is formed as a result of the oxidation of sulphide
minerals contained in certain rocks, which reacts with oxygen in the air on a watery
environment. PT. Bukit Asam method using active as one of the acidic water
handling mines in Outdoor Garden Mud Deposition using Lime Tohor. AAT made
comes from the Garden flowed Sump (dipompakan) by using the Pump 385 NS
Sulzer (Engine). Based on the research results obtained discharge water coming into
the Garden as much as 480,000 KPL liters/hour. Based on Jar Test done it takes 0.1
gr Lime Tohor to achieve pH corresponds to the raw quality of the environment by
the volume of 500 ml test sample.

Key words: Acid Mine Water, processing active Lime Tohor.

-1-
Institut Teknologi Medan, 2018

PENDAHULUAN bertanggungjawab terhadap berbagai


Indonesia dalam pertambangan dampak lingkungan yang
batubara memegang peringkat ditimbulkannya.
keempat sebagai penghasil batubara di
dunia. Posisi ini secara tidak langsung Sedangkan untuk Peraturan Daerah
menunjukkan tingginya aktivitas Sumatera Selatan Tentang Baku Mutu
penambangan batubara yang Air Limbah Batubara dituangkan
dilakukan di Indonesia. dalam Peraturan Gubernur Sumatera
Selatan Nomor 18 Tahun 2012. Di
Sebagian besar kegiatan dalam baku mutu tersebut ditetapkan
pertambangan batubara di Indonesia bahwa pH effluent adalah 6-9. Residu
dilakukan dengan metode tambang tersuspensi 300 mg/L, besi total 7
terbuka (open pit mine). Salah satu mg/L, dan Mangan total 4 mg/L.
perusahaan tambang batubara di Terkait hal tersebut, tentunya PT.
Indonesia yang menggunakan metode Bukit Asam diwajibkan untuk
penambangan terbuka yaitu PT Bukit bertanggung jawab terhadap limbah
Asam (Persero) Tbk. PT Bukit Asam Air Asam Tambang yang dihasilkan.
(Persero) Tbk merupakan salah satu
tambang batubara terbesar di Berdasarkan ulasan di atas maka
Indonesia yang beroperasi di wilayah dibutuhkan penanganan terlebih
Tanjung Enim, Kabupaten Muara dahulu terhadap air yang berasal dari
Enim, Provinsi Sumatera Selatan. tambang sebelum dialirkan ke sungai
dan mengalami kontak dengan
Penambangan terbuka batubara dapat masyarakat. Beberapa treatment yang
menyebabkan kerusakan lingkungan dilakukan dalam penanganan AAT
akibat kegiatan eksploitasinya. dapat berupa metoda aktif dan metoda
Permasalahan paling berat pada pasif.
kegiatan penambangan batubara
secara terbuka yaitu tereksposnya Salah satu pengolahan AAT secara
mineral-mineral yang bersifat reduktif aktif yaitu melalui penambahan bahan
seperti mineral bersulfur ke kimia bersifat alkali, seperti kapur,
lingkungan yang dapat menyebabkan larutan NaOH, dan kuriflock.
timbulnya air tambang yang bersifat Sedangkan pengolahan secara pasif
asam secara terus menerus yang yaitu melalui pembuatan lahan basah
disebut dengan air asam tambang. buatan, dimana biaya yang
dikeluarkan akan lebih murah, ramah
Berdasarkan Undang-Undang No.4 lingkungan serta merupakan
Tahun 2009 Tentang Pertambangan pengelolaan jangka panjang dimana
Mineral dan Batubara serta Undang- sistem ini dapat memperbaiki kualitas
Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang air dengan memanfaatkan tanaman
Perlindungan dan Pengelolaan fitoremediasi.
Lingkungan Hidup, pelaku usaha
pertambangan harus

2
Institut Teknologi Medan, 2018

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk C = Koefisien limpasan


mengetahui berapa jumlah kapur tohor I = Intensitas hujan (mm/jam)
yang digunakan secara efektif dalam A = Catchment area (Km2)
penanganan AAT sehingga mencapai
Baku Mutu Lingkungan yang Intensitas curah hujan ditentukan
ditetapkan. dengan menggunakan rumus
Mononobe (Endriantho & Ramli,
Metodologi Penelitian 2013):
𝐼 =𝑋𝑇 24(24 ) 2 3
Metode yang digunakan pada Ket:
penelitian ini yaitu menghitung I = Intensitas curah hujan
kuantitas air yang masuk ke KPL (mm/jam)
dengan data yang diperoleh berupa XT = Frekuensi curah hujan (mm)
data curah hujan, debit air limpasan Tc = Waktu kosentrasi (jam)
dan debit air yang keluar dari pompa.
Melakukan Jar Test untuk mengetahui 3. Jar Test
dosis kapur yang digunakan pada air Pada Jar Test dilakukan dengan
demi meningkatkan pH air pada outlet pemberian Dosis Kapur Tohor kepada
KPL Taman. 500 ml air yang berasal dari inlet
KPL. Dilakukan pengujian nilai pH,
1. Analisis Data Curah Hujan TSS, dan kandungan logam pada air
Analisis frekuensi curah hujan periode yang telah ditambahkan kapur tohor
ulang 5 tahun ditentukan dengan yang berbeda-beda kepada setiap
menggunakan metode Gumbel sampel air dengan volume yang sama.
(Endriantho & Ramli, 2013).
𝑋𝑇 = 𝑋 +𝑆 𝑆𝑛 (𝑌𝑇 − 𝑌𝑛) HASIL PENELITIAN
Ket: 1. Analisis Data Curah Hujan
XT = Frekuensi curah hujan (mm) Data curah hujan maksimum
X = Nilai rata-rata curah hujan diperoleh dengan mencatat curah
maksimum (mm) hujan maksimum pada setiap
S = Standar deviasi tahunnya.
Sn = Standar deviasi dari reduksi Tabel 1. Data Curah Hujan Maksimum
variat Tahun Curah Hujan Max
Yn = Nilai rata-rata reduksi variat 2009 76.4
YT = Nilai reduksi variat periode 2010 134.5
ulang T tahun 2011 90.10
2012 105.30
2. Debit Limpasan 2013 197.70
Besaran debit limpasan ditentukan 2014 101.15
dengan menggunakan rumus rasional 2015 84.40
(Endriantho & Ramli, 2013): 2016 133.30
𝑄 = 0.278 𝑥 𝐶 𝑥 𝐼 𝑥 𝐴 2017 115.80
Ket: Q = Debit limpasan (m3/detik) 2018 123.90

3
Institut Teknologi Medan, 2018

2. Debit Limpasan area sebesar 125 Ha. Bentuk setiap


Dengan intensitas curah hujan periode kompartemen yaitu persegi panjang,
ulang 5 tahun 32,13 mm/jam dan dengan bentuk atau pola pengaliran
koefisien limpasan 0,9. Sehingga debit zig-zag yang memanfaatkan sifat air
aliran permukaan dari puncak yang yaitu mengalir dari tempat tinggi ke
masuk ke dalam main sump adalah : tempat yang rendah oleh karena
Q = 0,9 x 32,13 x 10-3 m/jam x 1.250.000 m2 adanya gaya gravitasi.
Q = 36.146,25 m3 / jam

Jika diketahui jumlah debit air yang


Evapotranspirasi dapat dihitung
masuk ke tambang adalah debit air
dengan menggunakan persamaan Turc
yang masuk ke sump ditambah debit
sebagai berikut:
air tanah dikurangi debit
E= evapotranspirasi sehingga didapatkan
[ ( ( )) ]
hasil 36.146,25 m3/jam.
Diketahui,
P(CH tahunan rata-rata)=228,25
Untuk mengetahui volume air yang
mm/tahun
masuk pada KPL Taman digunakan
T = 29,20C
data debit pompa untuk
L = 300 + 25(29,2) + 0,05(29,2)3
memperkirakan jumlah air yang
= 2.274,85
masuk ke KPL. Pompa yang
Maka,
digunakan untuk mengalirkan air dari
E= = sump ke KPL Taman adalah 1 (satu)
* ( ) +
pompa 385 NS Sulzer (Engine)
= 239,506 mm/tahun dengan kapasitas pompa yaitu 8
E = 0,02 mm/jam m3/menit dan jam jalan pompa
sebanyak 21 jam/hari. Maka
Laju Evapotranspirasi perhitungan debit air yang masuk
% Evapotranspirasi = = melalui pompa ke KPL Taman adalah:
Q Pompa = 8 m3/menit x 60
= 0,000622 %
= 480 m3/jam
Dari luas daerah tangkapan hujan
= 480.000 liter/jam
(catchment area) sebesar 1.250.000
Sumber air lainnya yang masuk ke
m2 hanya 8,6 m2 atau sekitar 0,0006 %
KPL Taman ini berasal dari Tanah
saja yang memungkinkan terjadinya
Putih dengan debit air yang diperoleh
evapotranspirasi.
berdasarkan percobaan , yaitu :
Et = 8,6 m2 x 0,2.10-4m/jam
= 0,000172 m3/jam Q= = 0,044 liter/s x 60
= 2,64 liter/min x 60
3. Kolam Pengendapan Lumpur = 158 liter/jam
Kolam Pengendapan Lumpur (KPL)
Taman berada pada koordinat 4. Pengolahan Air Asam Tambang di
X(364943), dan Y (9583731), dengan KPL Taman
11 kompartemen, serta luas catchment Pengolahan yang dilakukan pada KPL
Taman menggunakan metode aktif

4
Institut Teknologi Medan, 2018

yaitu dengan penambahan Kapur Taman diperoleh data perubahan nilai


Tohor secara berkala pada saluran pH terhadap dosis kapur tohor yang
(overflow) antar kompartemen. digunakan. Banyaknya penggunaan
Pemberian kapur mulai dilakukan dosis kapur tohor dapat dilihat pada
pada overflow kolam ke 9, yaitu tabel berikut :
setelah air yang berasal dari 2 sumber Tabel 2. Hasil Pengujian Kualitas Air
bersatu dengan pH 3-5. dengan Kapur Tohor (CaO) di KPL
Taman
Jumlah Jumlah Waktu pH pH
Air Kapur (men) Awal Akhir
(ml) (gr)
500 0 3 3,73 -
500 0,01 3 3,73 4,37
500 0,03 3 3,73 5,37
500 0,05 3 3,73 6,74
500 0,07 3 3,73 9,38
500 0,1 3 3,73 9,94
Berdasarkan data Jar Test di atas
Gambar 1. Skema Pengolahan AAT maka dapat diketahui dosis kapur
tohot yang akan digunakan untuk
5. Kapasitas Pompa
menaikkna pH air asam tambang yang
Pompa yang digunakan untuk
masuk ke KPL Taman sebanyak
mengalirkan air dari sump ke KPL
0,05gr pada 500ml atau 0,1 gr pada 1
Taman adalah 1 (satu) pompa 385 NS
liter air.
Sulzer (Engine) dengan kapasitas
Penggunaan kapur tohor tidak hanya
pompa yaitu 8 m3/menit dan jam jalan
berpengaruh terhadap nilai pH air
pompa sebanyak 21 jam/hari.
tetapi juga sangat berpengaruh kepada
TSS. Berikut data TSS setelah
dilakukan penambahan akpur tohor.
Tabel 3. Hasil Pengujian Kualitas Air
(TSS) dengan Kapur Tohor (CaO)
Jumlah Jumlah TSS TSS Akhir
Air Kapur Awal (mg/L)
(ml) (gr) (mg/L)
Gambar 2. Pompa 385 NS Sulzer 100 0 42 -
100 0,01 42 38
100 0,03 42 64
6. Jar Test 100 0,05 42 49
Pengujian kualitas air tambang 100 0,07 42 88
dilakukan di laboratorium bertujuan 100 0,1 42 134
untuk mengetahui berapa jumlah
kapur tohor (CaO) yang diperlukan
untuk menetralkan AAT yang ada di
KPL Taman. Dari hasil pengujian
dengan mengambil sampel air di KPL

5
Institut Teknologi Medan, 2018

2) Saat Tidak Dilakukan Pemompaan


Saat tidak dilakukannya pemompaan
maka air yang masuk ke dalam KPL
hanya berasal dari Tanah Putih.
Diketahui bahwa debit air yang
berasal dari Tanah Putih sebesar 158
liter/jam, maka kebutuhan kapur yaitu:
Jumlah Kapur = Debit Air x Dosis
Gambar 3.Grafik Jar Test
Kapur
Penambahan Kapur Tohor Terhadap
= 158 L/jam x 0,1 gr/L
Nilai TSS
= 15,8 gr/jam
= 0,0158 kg/jam
7. Perhitungan Kebutuhan Kapur
Total Kebutuhan Kapur Per Hari
Dosis kapur yang dibutuhkan untuk
= 0,0158 kg/jam x 24 jam
penetralan AAT di KPL Taman dapat
= 0,38 kg/hari
dihitung berdasarkan hasil Jar Test
Berdasarkan perhitungan di atas maka
dalam Skala Laboratorium yaitu
dapat kita ketahui pula bahwa ketika
dibutuhkan 0,1 gr/L Kapur Tohor.
tidak dilakukan pemompaan maka
Maka, diperoleh kebutuhan kapur sbb:
tidak perlu dilakukan pengapuran
1) Saat Pemompaan
sebab kondisi air cukup baik.
Jumlah Kapur =Debit Air yang Masuk ke
KPL x Dosis Kapur
Tohor 3) Saat Tidak Dilakukan Pemompaan
= 480.158 liter/jam x 0,1 dengan Kondisi Hujan atau Setelah
gr/liter Hujan
= 48.015,8 gr/jam Saat tidak dilakukannya pemompaan
Total Kebutuhan Kapur per Hari air dari Sump Taman maka sumber air
= 48,02 kg/jam x 24 jam yang masuk berasal dari Tanah Putih
= 1.152,5 kg/hari dengan debit 158 liter/jam, namun
= 1.152,5 : 40 kg/karung kapur tohor dalam kondisi hujan atau setelah hujan
= 28,8 = 29 karung/hari debit tersebut berubah yaitu menjadi
Untuk kegiatan pengapuran di KPL 362,4 liter/jam. Dengan debit tersebut
Taman dilakukan setiap 1 jam sekali. maka kebutuhan kapur saat hujan atau
Maka jumlah kapur yang dibutuhkan setelah hujan yaitu:
untuk penetralan AAT dalam sekali Jumlah Kapur = Debit Air x Dosis
pengapuran adalah 1 sampai 2 karung. Kapur
Maka biaya yang dibutuhkan untuk = 362,4 L/jam x 0,1 gr/L
penggunaan Kapur Tohor dalam satu = 36,24 gr/jam = 0,04kg/jam
hari adalah : Total Kebutuhan Kapur Per Hari
Biaya Penggunaan Kapur Tohor = 0,04 kg/jam x 24 jam
= Harga Kapur Tohor x Jumlah Kapur = 0,96 = 1 kg/hari
= Rp. 850/Kg x 1.152,5 Kg
= Rp. 979.625,-

6
Institut Teknologi Medan, 2018

Kesimpulan bahwa semakin banyak jumlah Kapur


Berdasarkan penelitian yang telah Tohor yang diberikan dalam
dilakukan mengenai Penanganan Air penanganan AAT maka akan semakin
Asam Tambang di KPL Taman banyak pula TSS yang terkandung
PT.Bukit Asam (Persero), Tbk , maka pada air yang akan keluar dari KPL.
dapat disimpulkan : 4. Dari semua pengujian dan analisa
1. Diketahui sumber utama air yang yang dilakukan diketahui bahwa niai
masuk ke KPL Taman berasal dari pH AAT yang dibuang ke sungai
Sump Taman dan Air Buangan sudah memenuhi Standar Baku Mutu
Pembangunan Tanah Putih. Dimana Air Limbah yaitu 6-9.
debit air yang masuk dari Sump
Taman adalah 8 m3/menit, sehingga DAFTAR PUSTAKA
volume yang masuk sebesar 480.000 Anshariah.2015.Studi Pengelolaan Air
liter/jam. Debit air yang masuk ke Asam Tambang PT.Rimau
KPL dari Air Buangan Pembangunan Energy Mining Kabupaten Barito
Tanah Putih adalah 0,044 liter/s, Timur Kalimantan, Jurnal
sehingga volume air yang masuk ke Geomine.
KPL 158 liter/jam.
Gutama, Rudy. 2014. Pembentukan,
2. Dengan dilakukannya Jar Test Air
Pengendalian dan Pengelolaan
yang berasal dari KPL Taman maka
Air Asam Tambang. Bandung :
diketahui kebutuhan Kapur Tohor
Penerbit ITB.
yang akan digunakan dalam skala
kecil (Laboratorium) yaitu, untuk Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
volume air 1 Liter dibutuhkan kapur No. 113 Tahun 2003 Tentang
tohor sebanyak 0,1 gr. Untuk aplikasi Baku Mutu Limbah Cair
di lapangan, maka dibutuhkan 29 Tambang Batubara
karung/hari Kapur Tohor dengan
biaya Rp. 979.625,- untuk pengelolaan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan
AAT saat dilakukannya pemompaan. No. 8 Tahun 2012 Tentang Baku
Saat tidak dilakukannya pemompaan Mutu Limbah Cair Untuk
maka dibutuhkan 0,38 kg/hari Kapur Kegiatan Pertambangan Batubara
Tohor atau tidak perlu dilakukannya Sayoga, R. 2012. Pengelolaan Air
pengapuran, dan saat tidak Asam Tambang, Jurnal Indonesia
dilakukannya pemompaan namun Network for Acid Drainage. Hal
dengan keadaan hujan atau setelah 3.
hujan dibutuhkan 1 kg/hari Kapur
Tohor. Maka diketahui penanganan
AAT di KPL Taman sangat
dipengaruhi oleh kegiatan
Pemompaan dan terjadinya hujan.
3. Berdasarkan Jar Test yang
dilakukan terhadap kualitas air setelah
pemberian Kapur Tohor disimpulkan

Anda mungkin juga menyukai