Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif

lainnya. NAPZA ini kadang kala disebut juga dengan istilah “NARKOBA” singkatan

dari narkotika dan obat berbahaya. NAPZA maupun NARKOBA dua istilah yang

marak dipergunjingkan orang dan menyerang masyarakat kita terutama generasi

mudanya (Lisa dan Nengah, 2013).

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis. Zat tersebut menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, menghilangkan rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan atau adiktif (Lisa dan Nengah, 2013).

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf

pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat

adiktif lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang

penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan (Lisa dan Nengah, 2013).

Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi

mereka yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut kedalam

tubuhnya, pengaruh tersebut berupa pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan,

semangat dan halusinasi. Dengan timbulnya efek halusinasi inilah yang menyebabkan

kelompok masyarakat terutama di kalangan remaja ingin menggunakan narkotika

1
2

meskipun tidak menderita apa-apa. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya

penyalahgunaan narkotika (obat). Bahaya bila menggunakan narkotika bila tidak sesuai

dengan peraturan dapat menyebabkan adanya adiksi/ketergantungan obat/ketagihan

(Lisa dan Nengah, 2013).

Jika terjadi ketergantungan NAPZA maka bidang yang paling bertanggung

jawab adalah psikiatri, karena akan terjadi gangguan mental dan perilaku yang

disebabkan zat NAPZA mengganggu sinyal penghantar saraf yang disebut sistem

neurotransmitter di dalam susunan saraf sentral (otak). Gangguan neurotransmitter ini

akan mengganggu (1) fungsi kognitif atau daya pikir dan memori; (2) fungsi afektif

atau perasaan dan mood; (3) psikomotorik atau perilaku gerak; (4) komplikasi medik

terhadap fisik seperti kelainan paru-paru, lever, jantung, ginjal, pankreas, dan gangguan

fisik lainnya (Willis, 2014).

Anda mungkin juga menyukai