Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan menurut
Dahuri dkk (2001). Apabila ditinjau dari gari pantai (coastline), suatu wilayah pesisir
pantai memiliki dua macam batas (boundaris), yaitu batas sejajar garis pantai (long
shore), dan batas yang tegak lurus terhadap garis pantai (cros-shore).
B. Pantai
Pantai adalah jalur yang merupakan batas antara darat dan laut, diukur pada saat
pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh fisik laut dan sosial ekonomi
bahari, sedangkan ke arah darat dibatasi oleh proses alami dan kegiatan manusia di
lingkungan darat (Triatmodjo, 1999, hal. 1).
Pantai merupakan gambaran nyata interaksi dinamis antara air, gelombang dan
material (tanah). Angin dan air bergerak membawa material tanah dari satu tempat
ketempat lain, mengikis tanah dan kemudian mengendapkannya lagi di daerah lain secara
terus-menerus. Dengan kejadian ini menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai.
Dalam kondisi normal, pantai selalu bisa menahan gelombang dan mempunyai
pertahanan alami (sand dune, hutan bakau, terumbu karang) untuk melindungi diri dari
serangan arus dan gelombang.
C. Pariwisata
Istilah pariwisata dan kepariwisataan sering dipakai dalam pengertian yang sama,
ke-pariwisata-an lebih menyangkut pada hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata.
Pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta. Kata Pari berarti berkali-kali ataupun berputar-
putar, sedangkan Wisata berarti perjalanan atau berpergian. Pariwisata atau tourism atau
turisme adalah perpindahan sementara orang-orang ke daerah tujuan di luar tempat kerja
dan tempat tinggal sehari-harinya, kegiatan yang dilakukannya dan fasilitas yang
digunakan ditujukan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. (Effendi dan
Sujali,1989).
Hans Buchlih (dalam Yoeti, 1996) kepariwisataan merupakan peralihan tempat
yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang dengan maksud memperoleh
pelayanan dari lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut. Jadi kedua
istilah tersebut adalah membicarakan kepergian seseorang untuk mencari kesenangan dan
akan kembali ke tempat asalnya atau pulang. (Effendi dan Sujali, 1989).
Pariwisata pada dasarnya berhubungan dengan keberadaan orang atau wisatawan
yang sedang jauh dari tempat tinggalnya. Hakikat pariwisata dengan demikian
mengandung makna tentang : perjalanan (bersifat dinamis) dan lokasi yang bukan tempat
tinggal atau domisili wisatawan (bersifat statis).
D. Atraksi Wisata
Atraksi merupakan sebuah komponen utama di dalam kegiatan wisata dan selain
itu, keberadaan sebuah atraksi dapat juga dikatakan sebagai suatu produk wisata.
Keberadaan sebuah atraksi dalam suatu wilayah yang akan dijadikan lokasi wisata
sangatlah penting, sehingga ketika tidak adanya suatu atraksi maka tidak ada kebutuhan
terhadap tourism service dan begitu juga sebaliknya, tidak ada atraksi tanpa adanya
tourism service. (Kurniawan, 2008).
Atraksi yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi
pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Undang-undang
Nomor 9 Tahun 1990 pasal 1, objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang
menjadi sasaran wisata. Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisata ke suatu daerah tujuan wisata
(Suwantoro,2004).
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Tadjuddin Noer dan Sujali. (1989). Pengembangan Kepariwisataan: Sebuah pendekatan
Geografi. Jurnal majalah Geografi Indonesia Tahun 1989, II (3).

Undang- Undang No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan.

Suwantoro, Gamal. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.

Devina. (2011). Skripsi Tingkat Daya Tarik Objek Wisata Pantai di Wilayah Karst Kabupaten
GunungKidul.

Anda mungkin juga menyukai