BAB I
JUDUL
MEMPAWAH
dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh
dan Pemerintah Daerah. Kalimantan Barat memiliki garis pantai sepanjang 1.163,3
km yang membentang dari arah Utara ke Selatan. Di sepanjang wilayah pesisir ini
terdapat ekosistem mangrove yang dikenal oleh masyarakt sebagai hutan bakau
dengan luas sekitar 40.000 h.a (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan
terdapat kawasan hutan mangrove dan secara berurutan didominasi oleh Api-api
dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat lain,
dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat lain yang
1
dikunjungi, tapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Mangrove Park sesuai dengan namanya, mangrove atau biasa kita sebut dengan
pohon bakau adalah pohon yang biasanya ditemui di daerah tepian pantai, pohon ini
berfungsi untuk menyerap air dan menahan erosi dari gelombang. Mempawah
Mangrove Park merupakan salah satu daerah di Mempawah yang memiliki daya
tarik pengunjung yang hobi wisata baik dari berbagai kalangan, dari anak kecil,
remaja, dewasa maupun orang tua. Mangrove Park sendiri resmi didirikan pada
tanggal 23 Agustus 2016, Pendirinya bernama Mangrove park terletak di Desa Pasir,
Mempawah. Untuk masuk ke lokasi diwajibkan untuk membayar tiket masuk umum
seharga Rp. 5.000, dan untuk pelajar Rp. 3.000 dengan catatan menunjukkan kartu
Mempawah Timur.
2
Kecamatan Mempawah Hilir memiliki luas wilayah keempat terbesar Kabupaten
banyak yang disebabkan oleh orang-orang yang menebang dan dialih fungsikan
terjadinya abrasi pantai yang ada di desa Pasir. Penambahan luas daratan di
kawasan pesisir di desa Pasir disebabkan oleh akar mangrove yang kemudian
air dari aktivitas abrasi pantai bagian utara yaitu pantai Penibung hingga Pantai
Sungai Duri. Sedimentasi yang terjadi di wilayah pesisir desa Pasir tergolong
yang merupakan sebuah program dari Dinas Kelautan dan Perikanan untuk
3
meningkatkan kemampuan daerah dalam pengelolaan sumberdaya pesisir secara
Negeri dan Swasta, sebagian dari masyarakat bekerja sebagai Petani, Nelayan,
mangrove bagi masyarakat di desa Pasir, baik secara ekologis dan ekonomis
Adanya peran serta masyarakat desa Pasir dalam mengelola kawasan mangrove
sehingga nantinya tercipta suatu kawasan pariwisata yang komplit yang akan
4
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas peneliti melakukan penelitian
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan serta dasar
5
2. Sebagai bahan literatur bagi penelitian selanjutnya terkait dengan
Mempawah Hilir.
kelembagaannya.
6
2. Peran Pemerintah Fitriadi a.Peran 1. Peran
dan Partisipasi pemerintah pemerintah
Masyarakat dalam rendah
dalam pengelolaan 2. Partisipasi
Rehabilitasi (rehabilitasi masyarakat
Hutan Mangrove hutan dalam
di Kecamatan mangrove) rehabilitasi
Pemangkat b. Partisipasi hutan
Kabupaten masyarakat mangrove
Sambas Propinsi dalam rendah
Kalimantan Barat rehabilitasi 3. Faktor-
Tahun 2004 hutan faktor yang
mangrove mempengaruhi
c.Faktor- partisipasi
faktor yang masyarakat
mempengaru berupa (a)
hi kurangnya
tingkat pelibatan
partisipasi masyarakat
masyarakat dalam proses
perencanaan,
(b)
rendahnya
tingkat
pendidikan, (c)
rendahnya
pendapatan/
penghasilan,
dan (d)
tidak ada
kesempatan
untuk
berpartisipasi
3. Kajian Teguh Setyo a. Luasan 1. Persepsi
Pengelolaan Nugroho dan struktur masyarakat
Ekosistem vegetasi terhadap
Mangrove hutan keberadaan
Pada Kawasan mangrove hutan
Hutan Lindung di dan mangrove
Desa Dabong, tambak cukup
Kecamatan b.Nilai baik,
Kubu, Kabupaten Manfaat masyarakat
Kubu Raya, ekonomi sudah
Kalimantan Barat mengerti dan
7
Tahun 2009 c. memahami
pentingnya
Kelembagaa keberadaan
hutan
n mangrove
dalam
menyangga
lingkungan
pesisir;
2. Partisipasi
masyarakat
masih
termasuk
kategori
baik, karena
masyarakat
mau ikut serta
dalam
rehabilitasi
mangrove;
3. Peran
institusi
pemerintah
sangat
rendah,
terutama dalam
kegiatan
pembinaan dan
sosialisasi
4. Pembinaan Dinas a.Peningkata 1. Tingkat
Masyarakat Kelautan n kepedulian
Melalui Kegiatan dan kemampuan masyarakat
Penanaman Perikanan masyarakat terhadap
Mangrove dan Propinsi dalam hutan
Pembudidayaan Kalimantan mengelola mangrove
Ikan di Barat (rehabilitasi) semakin
Kabupaten (Program hutan meningkat dan
Pontianak tahun Mitra mangrove daratan
2009 Bahari) dan baru yang
evaluasi terbentuk
kegiatan semakin luas
PMB 2007 sekitar 15–
b.Pelatihan 25 m pertahun
budidaya 2.Telah
8
ikan dilaksanakan
pelatihan dan
budidaya
ikan bersama
masyarakat.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Geografi
menegaskan bahwa yang menjadi obyek studi geografi tidak lain adalah
bumi yang terdiri dari atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan,
kehidupan). Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi ditinjau dari
10
terlepas dari adanya relasi keruangan dari unsur-unsur geografi yang
2. Pendekatan Geografi
1981:12-30).
1. Pendekatan Keruangan
penting atau seri sifat-sifat penting. Dengan kata lain dapat dikatakan
terdiri dari data titik (point data) seperti: data ketinggian tempat, data
sampel tanah, data sampel batuan, dan data bidang (areal data) seperti:
data luas hutan, data luas daerah pertanian, data luas padang alang-alang.
2. Pendekatan Ekologi
11
lingkungannya seperti litosfer, hidrosfer, atmosfer. Organisme hidup
wilayah berbeda dengan wilayah yang lain. Pada analisa ini diperhatikan
3. Prinsip Geografi
1. Prinsip Penyebaran
12
Prinsip penyebaran dapat digunakan untuk menggambarkan
hubungan antara gejala geografi yang satu dengan yang lain. Hal
2. Prinsip interrelasi
3. Prinsip Deskripsi
tabel.
13
4. Prinsip Korologi
Prinsip korologi disebut juga prinsip keruangan. Dengan prinsip ini dapat
4. Konsep Geografi
1) Konsep Lokasi
2) Konsep Jarak
Jarak mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial dan ekonomi. Jarak
berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau
3) Konsep Aksesibilitas
14
yang memiliki keterjangkauan tinggi akan mudah mencapai kemajuan
4) Konsep Pola
dalam ruang muka bumi, baik fenomena alami (misalnya jenis tanah,
pencaharian).
5) Konsep Morfologi
perekonomian.
6) Konsep Aglomerasi
7) Konsep Nilai
bersifat relatif artinya tidak sama bagi semua orang atau golongan
penduduk tertentu.
15
8) Konsep Interaksi
9) Konsep Diferensiasi
berbeda dari tempat atau wilayah yang lain. Unsur atau fenomena
kehidupan sosial.
tumbuhan yang langka, danau dengan air yang bersih, merupakan potensi
16
Unsur geografis yang lain seperti lokasi/letak, kondisi morfologi,
obyek wisata.
17
James J Spillane, pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat
lain dan bersifat sementara, dilakukan perorangan ataupun kelompok
sebagai usaha mencari keseimbangan, keserasian dalam dimensi sosial
budaya dan ilmu. (dalam Suryo, 2012:42)
menurut Wahab (1996), pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia
yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian
diantara orang-orang di dalam negara itu dan daerah lain (daerah
tertentu) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasaan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya di tempat ia
memperoleh, pekerjaan tetap (dalam Andy Aryawan, 2002:10)
18
Dengan demikian pariwisata meliputi:
a. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti: kawasan wisata, teman
rekreasi, kawasan peninggalan sejara (candi, makam), museum, waduk,
pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat
alamiah: keindahan alam, guung berapi, danau pantai dan sebagainya.
c. Pengusaahn jasa dan sarana pariwisata, yakni:
Usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata,
pramuwisata, konvensi perjalanan insentif dan pameran, impresariat,
konsultan pariwisata, informasi pariwisata).
Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari: akomodasi, rumah makan,
bar, angkutan wisata dan sebagainya.
Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.
2.2.3 Pengertian Wilayah Pesisir
masih dipengaruhi oleh dinamika lautan seperti intrusi air laut dan
seperti terjadinya sedimentasi, aliran air tawar, dan lain sebagainya yang
19
seperti ekosistem mangrove, Tekanan yang demikian besar tersebut jika
mempengaruhi dimana kearah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi
dan sepertiga dari wilayah laut itu untuk kabupaten/kota dan kearah darat
aspek fungsional.
salah satu wilayah permukaan Bumi yang sangat kompleks ditinjau dari
aspek ekologi, sosial dan ekonomi, dimana interaksi antara daratan dan
manusia. Ikan dan berbagai macam makanan dari laut menjadi bahan
20
sarana perlindungan bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya, karena di
wilayah pesisir terdapat berbagai tipe pantai dan pulau yang dapat
disebabkan pada (1) Penentuan wilayah pesisir baik kearah darat maupun
kearah laut
atas dan laut lepas, (3) Sumberdaya wilayah pesisir memiliki berbagai
ekonomi wilayah pesisir biasa dihuni oleh lebih dari satu kelompok
21
potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya (Clark,
1996). Kekayaan ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi berbagai pihak
laut terdiri dari (1) Potensi sumber daya perikanan berupa sumber daya
perikanan tangkap dan perikanan budidaya; (2) Potensi sumber daya energi
dan mineral berupa minyak, gas, timah, perak, emas, pasir kuarsa, pasir besi,
posporit, kromit, methan dan lain sebagainya; (3) Potensi perhubungan laut;
pertemuan antara air laut dan air tawar, memiliki potensi sebagai daerah
ikan duyung, bulu babi, penyu hijau, ikan baronang, kakatua dan teripang,
22
perairan, dan 5) Pantai Berpasir; merupakan tempat kehidupan moluska dan
Berbagai ragam sumber daya hayati pesisir yang penting dan dapat
rumput laut, dan perikanan. Hutan mangrove adalah kawasan yang unik yang
merupakan peralihan antara komponen laut dan darat, yang berisi vegetasi
laut dan perikanan pesisir yang tumbuh di daerah pantai dan sekitar muara
sungai selain dari formasi hutan pantai. Vegetasi ini secara teratur digenangi
oleh air laut serta dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasi mangrove
(Avicennia spp), prepat (Sonneratia spp) dan tinjang (Bruguiera spp). Data
luas hutan mangrove di dunia sekitar 15,9 juta ha, sedangkan di Indonesia
terdapat 4,25 juta ha (Dahuri, 1997) dan khusus untuk Propinsi Kalimantan
Barat, 2007).
23
BAB III
METODE PENELITIAN
objek yang akan diamati, tetapi peneliti fokus kepada suatu kasus yang
kuesioner. Data yang diperoleh dari kuesioner diuji lebih lanjut dengan
2. Gps
3. Kamera
5. Kuisioner
24
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok utama, yaitu
Hilir. Populasi mangrove diamati secara acak pada tiga lokasi dengan
banyak terdapat lahan bekas tambak yang sebagian besar lahan dialih
dengan Laut Natuna, dan memiliki pelabuhan kapal nelayan. Lokasi III ini
merupakan kawasan yang mengalami abrasi pantai paling parah di Desa Pasir
25
permasalahan hutan mangrove di lokasi tersebut. Jumlah responden yang
1. Wawancara
2. Teknik Observasi
26
3.5 Kerangka Berpikir
PARTISIPASI
MASYARAKAT
DALAM
PENGELOLAAN
KAWASAN
PENGELOLAAN PROGRAM
KAWASAN PARIWISATA PEMBERDAYAAN,
MANGROVE PARK DI PEMBINAAN,
DESAPASIR KECAMATAN SOSIALISASI UU,
MEMPAWAH PERMEN, PERDA, DAN
HILIR
SECARA MANDIRI PERATURAN
LEMBAGA
MASYARAKAT
PENGELOLAAN KAWASAN
PARIWISATA MANGROVE DI
DESA PASIR KECAMATAN
MEMPAWAH HILIR SECARA
BERKELANJUTAN
27
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/462/4/BAB%20II.pdf
Press
28