SRI SANGKAWATI 1
Gambar Komponen Bendung Tetap
Mercu Bendung
(menaikkan elevasi muka air)
Kolam olak
Konsolidasi meredam energi yang jatuh dari
dasar sungai mercu sehingga tidak merusak
sungai hilir/local scouring.
Lantai lindung
Lantai Lindung
(beton bertulang),
perlindungan terhadap
gerusan/scouring.
hd=
Vlugter
Tipe Vlugter
p = tinggi mercu, m.
H1 = h1+V²/2g = tinggi energi di atas mercu (energy head), m.
h1 = Hd = tinggi air rencana di atas mercu, r = jari-jari mercu.
1,3
1,94
0,91
●
0,46
(Kemiringan hulu)
0,46
Contoh soal no.1
-0,2
1,94
2 1,5 2
Q C BefxH g
3 d 1 3
2 1,5 2
800 x1,19 x62,40 xH x x9,81
3 1 3
H 1,5 6,337 diperoleh : H 3,40m.
1 1
Bendung dibuat dari pasangan batu
syaratnya : besar tekanan > -1,0 m tekanan air
menggunakan Gambar 4.4, dengan perbandingan :
H 1 3,40
1,94
r 1,75
maka diperoleh tekanan air pada mercu sbb. :
p / g
0,2
H1
p
0,2H1 0,2 x3,4 0,68 1,0 ok
g
Kesimpulan : tidak terjadi kavitasi aman !.
Perhitungan Debit melalui mercu Vlugter sbb. :
1
a. Untuk aliran sempurna bila : z H
1
3 {r = (0,5 s/d 1) He}
Q CBeff d gd
2
h 2
C 1,49 0,018 5 ; d H 1
r 3
Mercu Vlugter
Q = debit.
C = koefisien debit.
H1=He Hd Bef = lebar efektif bendung.
Z H1 = He = tinggi energi.
Hd = tinggi air diatas mercu.
r
h z = beda tinggi energi di
hulu dan hilir mercu.
d = kedalaman kritis.
Aliran moduler : aliran melalui bang. pengontrol (bendung/ambang) di mana aliran di
hulu tidak dipengaruhi aliran dihilir aliran sempurna (kebalikan aliran tenggelam).
b. Untuk aliran tidak sempurna bila : z 1 H1
3
Q CBef H1 2 gz
hd
C 0,43 t 0,43
Hd
Garis energi
Ha
He Z
Hd hd Koefisien t, slide berikut
r
hd
Hd 0,05 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
t 0,31 0,39 0,48 0,54 0,57 0,59 0,59 0,61 0,64 0,69
Kolam olak
Konsolidasi meredam energi yang jatuh dari
dasar sungai mercu sehingga tidak merusak
sungai hilir/local scouring.
Lantai lindung
Lantai Lindung
(beton bertulang),
perlindungan terhadap
gerusan/scouring.
Ha
y1
He Hd y2 1 1 8Fr21
HL 2
Garis enersi hilir
h
y2
y1
y2
2
1 1 8Fr22
y1
Garis enersi hulu
Ha
He Hd
HL
Garis enersi hilir
h
y1 y2
Debit
Landasan miring di
bawah dari dasar sungai
Penyelesian ketiga adalah dengan membuat
ambang (subsidiary dam) di hilir dengan maksud
agar kedalaman air hilir bertambah. Sehingga
loncatan hidraulis dapat terjadi di tumit.
4) dan 5 ) Grafik kedalaman air setelah
kedalaman
hilir grafik y
2 loncatan hidraulik di bawah grafik
grafik kedalaman kedalaman air hilir untuk debit kecil
hilir
dan di atas grafik kedalaman air hilir
pada debit besar.
Debit
R ditentukan dari
KOLAM OLAK BAK TENGGELAM Gambar 4.22
1. TEKANAN AIR
𝟏
𝑾𝒖 = 𝒄𝜸𝒘 𝒉𝟐 + (𝒉𝟏 − 𝒉𝟐 𝑨
𝟐
Tekanan lumpur
Bekerja terhadap muka air hulu bendung atau pintu
𝜸𝒔 𝒉𝟐 𝟏−𝒔𝒊𝒏𝝋
𝑷𝒔 =
𝟐 𝟏+𝒔𝒊𝒏𝝋
dimana :
𝜸Ps
𝒔 = gaya yang terletak pada 2/3 kedalaman dari atas lumpur
yang bekerja secara normal
= berat lumpur, kN
𝝋h = dalamnya lumpur, m
= sudut gesekan dalam
REAKSI PONDASI
Diandaikan bentuk
trapesium dan tersebar
secara linir
MACAM PENINJAUAN STABILITAS
(𝑯) 𝒇
= 𝐭𝐚𝐧 𝛉 <
(𝑽 − 𝑼) 𝑺
𝑴𝒐𝒎𝒆𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒉𝒂𝒏
= 𝑭𝑺
𝑴𝒐𝒎𝒆𝒏 𝑮𝒖𝒍𝒊𝒏𝒈