Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KINETIKA KIMIA

Disusun sebagai paper untuk melengkapi tugas akhir semester mata kuliah Kinetika Kimia

Oleh:

Christi N. L. Bentian (12 315 534)


D – Ilmu Kimia
Semester V

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
DI TONDANO
TAHUN 2014

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita naikkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas
tuntunan-Nya, hingga detik ini kepada kita masih diberikan kekuatan bahkan kemampuan terlebih
khusus dalam penyusunan makalah sehingga bisa selesai dengan lancar.
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Kinetika Kimia.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah untuk setiap bimbingan dan pengajaran dimana sebagai mahasiswa kami masih sangat
mengharapkan tuntunan dalam membantu memahami materi. Di samping itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang sudah mengambil bagian bahkan membantu
kami dalam perkuliahan dan juga dalam penyusunan makalah ini.
Harapan saya, makalah ini dapat berguna dalam membantu pembelajaran mahasiswa
khususnya pada mata kuliah Kinetika Kimia baik di masa kini maupun di masa yang akan datang.
Dalam penyusunannya, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran dari pembaca sekalian kami harapkan demi kemajuan makalah ini.
Terima Kasih.

Salam Sukses,

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… 2

DAFTAR ISI …………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 4

A. Latar Belakang …………………………………………………… 4


B. Tujuan …………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………… 5

A. Mekanisme Reaksi …………………………………………………… 5


B. Penetapan Hukum-Hukum Laju
dan Tetapan Laju …………………………………………………... 6
C. Orde Reaksi …………………………………………………… 6
D. Factor yang Mempengaruhi
Laju Reaksi …………………………………………………… 9
BAB III PENUTUP …………………………………………………… 12

A. Kesimpulan …………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kinetika kimia adalah salah satu cabang ilmu kimia dan fisika yang mempelajari laju
reaksi. Sedangkan laju reaksi itu sendiri berhubungan dengan seberapa cepat atau lambat
suatu reaksi berlagsung. Misalnya seberapa cepat reaksi pemusnahan ozon di atmosfer bumi,
seberapa cepat reaksi suatu enzim dalam tubuh berlangsung dan lain sebagainya.
Konsep-konsep kimia tersebut akan dibahas dalam makalah ini. Selain itu, konsep-
konsep mengenai hukum laju reaksi beserta persamaannya, orde reaksi, tetapan kelajuan,
kemolekulan dan factor yang menyebabkan laju reaksi juga akan dibahas.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas akhir semester dalam
pembelajaran mata kuliah Kinetika Kimia yang diberikan oleh dosen bersangkutan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mekanisme Reaksi
Kinetika kimia adalah bagian ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi kimia,
faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme
reaksi. Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakan molekul, elemen
atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Laju atau kecepatan
reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju
reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju
bertambahnya konsentrasi suatu produk . Yang lebih mendasar dari pada sekedar laju suatu
reaksi adalah bagaimana perubahan kimia itu berlangsung.
Berdasarkan jumlah molekul yang bereaksi, reaksi terdiri atas :

1. Reaksi unimolekular : dimana hanya melibatkan 1 mol reaktan dalam reaksinya.


Contoh : N2O5 → N2O4 + ½ O2
2. Reaksi bimolekular : reaksi yang melibatkan 2 mol reaktan dalam reaksinya.
Contoh : 2HI → H2 + I2
3. Reaksi termolekular : melibatkan 3 mol reaktan dalam reaksinya.
Contoh : 2NO + O2 → 2NO2

Berdasarkan banyaknya fasa yang terlibat, reaksi terbagi menjadi :

1. Reaksi homogen : reaksi yang hanya terdapat satu fasa dalam reaksi (gas atau larutan)
2. Reaksi heterogen : reaksi yang terdapat lebih dari satu fasa dalam reaksi

Secara kuantitatif, kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi, yaitu jumlah dari
eksponen konsentrasi pada persamaan kecepatan reaksi.

5
B. Penetapan Hukum-Hukum Laju atau Tetapan Laju

Suatu persamaan yang memberikan hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi
pereaksi disebut persaman laju atau hukum laju. Tetapan kesebandingan k dirujuk sebagai
tetapan laju untuk suatu reaksi tertentu. Karena konsentrasi pereaksi berkurang dengan
berlangsungnya reaksi. Tetapi tetapan laju k tetap tak berubah sepanjang perjalanan reaksi.
Jadi laju reaksii memberikan suatu ukuran yang memudahkan bagi kecepatan reaksi. Makin
cepat reaksi makin besar harga k, makin lambat reaksi, makin kecil harga k itu.

Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atupun produk dalam
satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi
suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya
dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas, satuan tekanan atmosfer,
millimeter merkurium, atau pascal, dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi.

C. Orde Reaksi

Orde reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam persamaan laju. Orde
reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan (pereaksi) terhadap laju
reaksi.Jika laju suatu reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya
satu pereaksi.

v = k [A]

dimana : v = laju reaksi


k = tetapan laju
[A] = konsentrasi zat

Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penguraian N2O5 merupakan
suatu contoh reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus dengan pangkat dua
suatu pereaksi

v = k[A]2

Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi,

6
v = k [A][B]

Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde terhadap masing-
masing pereaksi. Misalnya dalam persamaan terakhir itu adalah orde pertama dalam A dan
orde dalam B, atau orde kedua secara keseluruhan. Suatu reaksi dapat berorde ketiga atau
mungkin lebih tinggi lagi, tetapi hal-hal semacam itu sangat jarang. Dalam reaksi yang rumit,
laju itu mungkin berorde pecahan, misalnya orde pertama dalam A dan orde 0,5 dalam B atau
berorde 1,5 secara keseluruhan.

Suatu reaksi dapat tak tergantung pada konsentrasi suatu pereaksi. Perhatikan reaksi
umum, yang ternyata berorde pertama dalam A. Jika kenaikan konsentrasi B tidak menaikkan
laju reaksi, maka reaksi itu disebut orde nol terhadap B. Ini bisa diungkapkan sebagai :

v = k[A][B]0 = k[A]

Orde suatu reaksi tak dapat diperoleh dari koefisien pereaksi dalam persamaan
berimbangnya. Dalam penguraian N2O5 dan NO2, koefisien untuk pereaksi dalam masing-
masing persamaan berimbang adalah 2 tetapi reaksi pertama bersifat orde pertama dalam
N2O5 dan yang kedua berorde kedua dalam NO2. Seperti dilukiskan oleh contoh.

Contoh: Reaksi umum 2A + 2B → 2AB

Penentuan Orde Reaksi

a. Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang berjalan
lambat.

Contoh : reaksi 4HBr + O2 → 2H2O + 2Br2

Berlangsung dalam tahapan sebagai berikut :

1. HBr + O2 → HBr2O (lambat)

2. HBr + HBr2O → 2HBrO (cepat)

3. HBr + 2HBr → 2H2O + 2Br2 (cepat)

7
Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi, v = [HBr] [O2]. Orde
reaksi total (lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 = 2.

b. Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen, kosentrasi
salah satu zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah.

Berbagai Orde Reaksi:

1. Reaksi Orde Nol

Gambar 1: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan
konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat
dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju
reaksi.

2. Reaksi Orde Satu

Gambar 2: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi.

8
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi itu dilipat-
tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.

4. Reaksi Orde Dua

Gambar 3: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi
merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu dilipat-
tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar

D. Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain :
1. Sifat dasar pereaksi

Zat-zat berbeda dalam mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour
bereaksi secara meledak, bahkan dalam temperatur kamar menghasilkan molekul hidrogen
fluorida.

H2(g) + F2(g) à 2HF(g) (sangat cepat pada temperatur kamar)

Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat, sehingga
tak nampak sesuatu perubahan kimia.

2H2(g) + O2(g) à 2H2O (sangat lambat pada temperatur kamar)

2. Temperatur

9
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya kenaikan
sebesar 100C akan melipatkan dua atau tiga laju reaksi antara molekul-molekul. Molekul
harus bertumbukan dengan energi yang cukup untuk bereaksi. Makin tinggi suhu, maka
energi kinetik molekul makin tinggi sehingga tumbukan makin sering, laju reaksi makin
tinggi.

Pada beberapa reaksi yang umum, laju reaksi makin besar (waktu reaksi makin singkat)
2 kali setiap kenaikan suhu 10oC, sehingga didapatkan rumus:

Dimana :
v = laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal
ta = suhu akhir
to = suhu awal
∆V = perubahan laju reaksi

3. Katalis

Katalis adalah zat yang dapat menurunkan energi aktivasi (energi minimum yang
diperlukan agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung. Penambahan katalis akan
mempercepat reaksi. Alasan mengapa katalis dapat mempermudah dan mempercepat reaksi
disajikan dalam grafik antara energi potensial terhadap koordinat reaksi dari persamaan
reaksi:

A + B→ C

10
Pada gambar diatas, jika ada reaksi : A + B → C ; pada keadaan awal, yang terdapat
pada sistem reaksi hanyalah pereaksi A dan B. Setelah reaksi berjalan, pereaksi A dan B
makin berkurang dan hasil reaksi C makin bertambah. Laju reaksi dapat diukur dengan
mengukur penambahan konsentrasi C (produk), atau pengurangan konsentrasi A/B
(pereaksi) tiap satuan waktu.

4. Konsentrasi

Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi
mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak
tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan
perubahan.

v = laju reaksi (mol/L.det)

[A] = konsentrasi A (mol/L)


[B] = konsentrasi A (mol/L)
[C] = konsentrasi C (mol/L)
t = waktu (detik)

5. Efek Katalis

Katalis adalah suatu senyawa yang dapat menaikkan laju reaksi, tetapi tidak ikut
menjadi reaktan / produk dalam sistem itu sendiri. Setelah reaksi selesai, katalis dapat
diperoleh kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Katalis berperan dengan menurunkan
energi aktifasi. Sehingga untuk membuat reaksi terjadi, tidak diperlukan energi yang lebih
tinggi. Dengan demikian, reaksi dapat berjalan lebih cepat. Karena katalis tidak bereaksi
dengan reaktan dan juga bukan merupakan produk, maka katalis tidak ditulis pada sisi
reaktan atau produk. Umumnya katalis ditulis di atas panah reaksi yang membatasi sisi
reaktan dan produk. Contohnya pada reaksi pembuatan oksigen dari dekomposisi termal
KClO3, yang menggunakan katalis MnO2.

2 KClO3 → 2 KCl + 3 O2

11
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) dan
mekanisme reaksi.

Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau
laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu suhu, katalis, luas permukaan sentuh dan konsentrasi.

Reaksi kesetimbangan kimia, produk yang terbentuk dapat bereaksi kembali


menghasilkan reaktan semula.

Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi
kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi
hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chayoy. 2012. Makalah Kinetika Kimia. Universitas Riau : Riau

Chem-Is-Try.Org. Kinetika Kimia, Definisi Laju Reaksi dan Hukum Laju

Ramadhani, Indah. 2010. Makalah Kinetika Kimia.

Anonim. Kinetika Kimia. PDF (diakses tgl 3/12/14 pukul 15:40)

13

Anda mungkin juga menyukai