Anda di halaman 1dari 9

FORMAT TIKET MASUK SPEKTROFOTOMETRI

Tujuan

1. Pre-lab

1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis!

Spektrofotometri merupakan alat untuk menganalisis konsentrasi suatu zat di dalam larutan
dimana metode analisis ini didasarkan pada pengukuran absorpsi (serapan) radiasi
elektromagnet. Metode analisis spektrofotometri dilakukan pada larutan berwarna. Apabila
larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka larutan tersebut
harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna, kecuali apabila diukur dengan
menggunakan lampu UV. Prinsip kerja dari spektrofotometri UV-Vis adalah apabila cahaya
monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap,
sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi akan dipancarkan (Ali, 2005).

2.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak dan warna komplementer!

Spektrum cahaya tampak adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang tampak oleh
mata manusia. Radiasi ini dikenal sebagai cahaya tampak karena terdeteksi oleh mata
manusia sebagai bermacam-macam warna. Sinar-sinar yang tampak oleh mata bergelombang
390 mμ sampai 760 mμ (1 mμ = 10 amstrom). Diurutkan dari yang bergelombang panjang
maka sinar-sinar tersebut adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu
(Sripatundita, 2013). Sedangkan warna komplenmenter adalah cahaya tampak atau cahaya
yang biasa dilihat pada kehidupan sehari-hari. Warna yang diserap oleh suatu senyawa
merupakan warna komplementer dari warna yang teramati (Esvandiari, 2009).

3. Jelaskan yang dimaksud dengan kurva standar/kurva baku! (25)

Kurva standar merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai acuan
untuk sampel tersebut pada suatu percobaan. Pembuatan kurva standar bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya sehingga
konsentrasi sampel dapat diketahui (Underwood, 2009).

4. jelaskan hukum yang melandasi spektrofotometri ! (30)


Hukum yang melandasi spektrofotometri adalah Hukum lambert, hokum beer,
dan juga hukum Bougher yang berbunyi jika suatu cahaya monokromatik melalui
suatu media yang transparan, maka logaritma intensitas cahaya yang datang
dibanding intensitas cahaya yang diteruskan sebanding dengan absorbansi serta serta
absorpvitas molar (koefisien ekstingsi molar), tebal media (kuvet), dan konsentrasi
larutan (Srisuryono, 2013).

Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung


banyaknya cahaya yang hamburkan:

It It
T= atau %T = x 100 %
Io Io

absorbansi dinyatakan dengan rumus:

It
A= - log T = -log
Io

Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

A= a . b . c atau A = ε . b . c

It = intensitas cahaya yang diteruskan

Io = Intensitas cahaya yang masuk

A = absorbansi

b/l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)

c = konsentrasi larutan yang diukur

ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)

a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).


2. Tinjauan Pustaka

a. Pengertian Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi suatu zat di dalam


larutan berdasarkan absorbansi terhadap warna dari larutan pada panjang gelombang
tertentu. Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar yang telah diketahui
konsentrasinya (Ali, 2005). Sementara, Spektrofotometri UV-Vis adalah
spektrofotometer yang digunakan untuk pengukuran di daerah ultra violet (200-350
nm) dan di daerah tampak (350-800 nm). Spektrofotometri UV-Vis ini merupakan
gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Spektrofotometri UV-Vis
menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda yaitu sumber cahaya Vis (Visible atau
tampak) dan sumber cahaya UV. Kelebihan dari spektrofotometri UV-Vis adalah
dapat digunakan baik untuk sample berwarna maupun untuk sample tak berwarna
(Arsyad, 2013).

b. Pengertian Spektrum Cahaya Tampak dan Warna Komplementer

Spektrum cahaya tampak adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang


tampak oleh mata manusia. Radiasi ini dikenal sebagai cahaya tampak karena
terdeteksi oleh mata manusia sebagai bermacam-macam warna. Sinar-sinar yang
tampak oleh mata bergelombang 390 mμ sampai 760 mμ (1 mμ = 10 amstrom).
Diurutkan dari yang bergelombang panjang maka sinar-sinar tersebut adalah merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu (Sripatundita, 2013). Sedangkan warna
komplenmenter adalah cahaya tampak atau cahaya yang biasa dilihat pada kehidupan
sehari-hari. Warna yang diserap oleh suatu senyawa merupakan warna komplementer
dari warna yang teramati (Esvandiari, 2009).
c. Hukum yang Melandasi Spektrofotometri

Hukum yang Melandasi Spektrofotometri yaitu Hukum Lambert, hukum beer,


dan juga hukum Bougher berbunyi jika suatu cahaya monokromatik melalui suatu
media yang transparan, maka logaritma intensitas cahaya yang datang dibanding
intensitas cahaya yang diteruskan sebanding dengan absorbansi serta serta absorpvitas
molar (koefisien ekstingsi molar), tebal media (kuvet), dan konsentrasi larutan
(Srisuryono, 2013).

Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung


banyaknya cahaya yang hamburkan:

It It
T= atau %T = x 100 %
Io Io

absorbansi dinyatakan dengan rumus:

It
A= - log T = -log
Io

Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

A= a . b . c atau A = ε . b . c

It = intensitas cahaya yang diteruskan

Io = Intensitas cahaya yang masuk

A = absorbansi

b/l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)

c = konsentrasi larutan yang diukur

ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam


molar)

a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).


3. Tinjauan Bahan

a. Larutan KMnO4

KMnO4 (Kalium permanganat) dalam bentuk padatan merupakan kristal yang


berwarna ungu menjadi kristal perunggu dan stabil. Apabila kontak dengan senyawa yang
mudah menyala akan menyebabkan kebakaran dan dijauhkan dari senyawa pereduksi,
asam kuat, material organik, peroksida, alkohol dan senyawa kimia logam aktif. Kalium
permanganat merupakan oksidator kuat. Satu tetes 0,1 N permanganate memberikan
warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam
sebuah titrasi. Warna ini digunakanuntuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut.
Kelemahannya adalah dalam medium HCL. Cl -dapat teroksidasi, demikian juga
larutannya, memiliki kestabilan yang terbatas. Kalium permanganat adalah oksidator yang
paling baik untuk menentukan kadar zat yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam
(Sudjadi. 2008).

b. Akuades

Akuades merupakan air suling. Akuades memiliki sifat fisik yaitu berwarna bening (tidak
berwarna), tidak bau, berupa cairan, titik didihnya 100 0 , titik leburnya 00, dan memiliki
rumus molekul H2O. Akuades selalu digunakan dalam praktikum pembuatan maupun
pengenceran larutan. Akuades berfungsi sebagai pelarut bahan atau zat yang akan
digunakan (Sudjadi. 2008).
4. Diagram Alir

a. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Larutan KMnO4 10-3 M

Diencerkan menjadi 3 x 10-4 M

Larutan KMnO4 3 x 10-4 M dimasukkan ke dalam kuvet

Dikur absorbansiya pada panjang gelombang 500-580 nm

Dicatat nilai absorbansinya

Nilai absorbansi tertinggi

Panjang gelombang (λ) maksimum


b. Pembuatan kurva standar

Larutan KMnO4 10-3 M

Larutan diencerkan menjadi

KMnO4 10-4 KMnO4 3x10-4 KMnO4 5x10-4 KMnO4 7x 10-4 M KMnO4 9x10-4

Diukur absorbansi masing-masing larutan pada panjang gelombang (λ) maksimum

dibuat kurva standar antara Absorbansi (y) terhadap konsentrasi (sumbu x)

Hasil
c. Pengukuran absorbansi sampel KMNO4

Sampel KMnO4

Dimasukkan ke dalam kuvet

Diukur absorbansi pada (λ) maksimum yang digunakan pada pembuatan kurva standar

Dicatat nilai absorbansinya

Ditentukan konsentrasi larutan sampel dengan menggunakan kurva standar


DAFTAR PUSTAKA

Adeeyinwo dan Okorie. 2013. Basic Calibration of UV/Visible


Spectrophotometer vol 2 no 3. UK : Federal University of Technology Akure

Gandjar, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar


Handoko. 2013. Pengaruh spectrum cahaya tampak terhadap laju fotosintesis
tanaman air Hydrilla Verticillata vol 10 No 2. Kediri : Universitas Nusantara
PGRI Kediri
Kenneth. 2005. Safety in Academic Chemistry Laboratories. Washington, DC :
Chemical Society

Kotz. 2005. Chemistry and chemical reactivity. London: Heinemann Education Books
Limited

Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press

Sudjadi. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta : UGM press.


Srisuryono. 2013. Hukum beer. Yogyakarta : pustaka pelajar

Anda mungkin juga menyukai