Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik : Setting Time Gypsum Tipe II Berdasarkan W:P Ratio


Kelompok : C3
Tgl. Praktikum: 3 Mei 2018
Pembimbing : Devi Rianti, drg., M.Kes.

Penyusun:
No. Nama NIM
1. R. Devathara Ardhisatya 021711133120
2. Seno Fauzi Alyanugraha 021711133121
3. Muhammad Zaydan 021711133122
4. Nawwal Jaddiyya Farha 021711133123
5. Ranti Sita Rahmawati 021711133124

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2018

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan semesta


alam, Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang oleh karenanya, kita
diberikan kesempatan untuk dapat menggali ilmu lebih dalam, sehingga dapat
tersusunnya makalah ini sebagai mana mestinya. Sholawat serta salam tidak lupa
kami junjungkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai panutan terbaik manusia
yang ada di dunia. Kemudian tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para
guru besar FKG Universitas Airlangga yang dengan sabar membimbing kita
menjadi mahasiswa yang lebih baik. Dan yang terakhir, tidak lupa kami ucapkan
orang tua kami yang selalu mendidik kami menjadi manusia yang kuat, tabah, serta
haus akan ilmu yang berguna untuk masa depan nanti.

Makalah ini dibuat bertujuan untuk memperdalam ilmu serta menambah


pengalaman penulis sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga. Semoga makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya dan sebagaimana
mestinya.

Terlepas dari itu semua penulis menyadari sebagai makhluk yang tidak
sempurna, maka terdapat beberapa kekurangan baik dari segi isi maupun susunan
kalimat. Oleh karena itu, penulis sangat menerima masukan dari pembaca.

Surabaya, Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I .............................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
TUJUAN ................................................................................................................ 1
METODE PRAKTIKUM ..................................................................................... 2
2.1. Alat ........................................................................................................... 2
2.2. Bahan ........................................................................................................ 2
2.3. Cara Kerja................................................................................................. 2
2.3.1. Pencampuran Gypsum Tipe II ........................................................... 2
2.3.2. Pengukuran Initial Setting ................................................................. 3
2.3.3. Pengukuran Final Setting .................................................................. 4
HASIL PRAKTIKUM .......................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6
4.1. Definisi Bahan .......................................................................................... 6
4.2. Komposisi Bahan ..................................................................................... 6
4.3. Proses Reaksi ............................................................................................ 7
4.4. Sifat Gypsum ............................................................................................ 8
4.5. Setting Time Gypsum ................................................................................ 8
4.6. Mengukur Setting Time Gypsum .............................................................. 9
4.7. Mengontrol Setting Time ........................................................................ 10
PEMBAHASAN .................................................................................................. 13
KESIMPULAN .................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
TUJUAN
Mengetahui pengaruh perbandingan air dan bubuk gipsum tipe II terhadap
initial setting time dan final setting time gipsum tipe II.

1
METODE PRAKTIKUM
2.1. Alat
1) Mangkuk karet
2) Spatula
3) Gelas ukur
4) Stopwatch
5) Timbangan analitik
6) Cetakan bentuk cincin
7) Vibrator
8) Jarum gillmore
9) Lempeng kaca

2.2. Bahan
1) Bubuk gipsum tipe II
2) Air bersuhu normal

2.3. Cara Kerja


2.3.1. Pencampuran Gypsum Tipe II

1) Kain putih dibentangkan di meja praktikum sebagai alas kerja.


2) Alat dan bahan disiapkan dan diletakkan di atas kain putih.
3) Cetakan bentuk cincin diletakkan di atas lempengan kaca.
4) Timbangan digital diatur keseimbangannya agar hasil
timbangan menjadi akurat.
5) Bubuk gipsum ditimbang sebanyak 25 gram
6) Air diukur sebanyak 15 ml kemudian dituang ke mangkuk karet.
7) Bubuk gipsum tipe II dituang perlahan secara merata ke
permukaan air dalam mangkuk karet.
8) Meratakan bubuk gipsum tipe II yang menggunung pada
permukaan air sehingga tersebar merata terbasahi oleh air dalam
mangkuk karet.

2
9) Bubuk gipsum tipe II dibiarkan mengandap dalam air selama 30
detik untuk menghilangkan gelembung udara.
10) Air dan bubuk gipsum tipe II diaduk menggunakan spatula
dengan gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran (2 putaran
1 detik), bersamaan dengan itu mangkuk karet diputar secara
perlahan-lahan bila ada adonan gipsum tipe II yang kurang
tercampur rata pada dinding mangkuk karet sampai adonan
gipsum tipe II halus dan homogen.
11) Pada saat mulai pencampuran antara gipsum dan air, stopwatch
dinyalakan. Pada saat itulah mulai dihitung awal setting time.
12) Adonan gipsum tipe II yang telah homogen, diletakkan diatas
vibrator dengan kecepatan rendah selama 30 detik untuk
menghilangkan gelembung udara.
13) Cetakan cincin yang telah beralaskan lempengan kaca
diletakkan diatas vibrator yang sudah dihidupkan dengan
kecepatan rendah.
14) Menuangkan adonan gipsum tipe II ke cetakan cincin diatas
vibrator untuk menghilangkan udara yang terjebak, kemudian
permukaan cetakan diratakan dengan menggunakan spatula.

2.3.2. Pengukuran Initial Setting

1) Cetakan yang telah diisi adonan diletakkan dibawah jarum


gillmore dengan berat beban 1/4 pound dengan penampang
jarum 1/12 inch. Kemudian permukaan adonan gipsum ditusuk
dengan gerakan cepat dan jarum diangkat kembali. Ujung jarum
dibersihkan dengan tissue.
2) Penusukan pada permukaan adonan diulangi lagi setiap 30 detik
sambil cetakan digerakkan memutar untuk mendapatkan daerah
tusukan yang berbeda.

3
3) Penusukan dianggap selesai bila tidak ada bekas pada
permukaan gipsum, pada saat itu waktu pada stopwatch dicatat
sebagai inial setting time, stopwatch dibiarkan terus menyala.

2.3.3. Pengukuran Final Setting

1) Cetakan gipsum dipindahkan ke bawah jarum berukuran 1/24


inch dengan beban 1 pound.
2) Permukaan adonan gipsum ditusuk dengan ujung jarum seperti
cara pengukuran initial setting time. Penusukan dianggap selesai
bila tidak ada bekas pada permukaan gipsum, pada saat itu
waktu stopwatch diberhentikan dan dicatat, menunjukkan final
setting time.
3) Percobaan diulangi dengan takaran bubuk gipsum tipe II
sebanyak 20 gram dan 15 ml air kemudian initial setting time
dan final setting time dicatat.
4) Percobaan diulangi dengan takaran bubuk gipsum tipe II
sebanyak 30 gram dan 15 ml air kemudian initial setting time
dan final setting time dicatat.

4
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 1. Initial setting time gipsum tipe II dengan variasi perbandingan w/p

Percobaan ke- Bubuk Air Innitial Setting Time


1 30 gram 15 mL 13 menit 36 detik
2 25 gram 15 mL 20 menit 20 detik
3 20 gram 15 mL 21 menit 17 detik

Tabel 2. Final setting time gipsum tipe II dengan variasi perbandingan w/p
Percobaan ke- Bubuk Air Final Setting Time
1 30 gram 15 mL 19 menit 13 detik
2 25 gram 15 mL 28 menit 47 detik
3 20 gram 15 mL 33 menit

5
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Definisi Bahan
Gipsum secara umum meruapakan bubuk mineral putih dengan nama
kimiawi kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O). produk gipsum yang
digunakan dalam kedokteran gigi berbahan dasar kalsium sulfat hemihidrat
(CaSO4)2.2H2O (McCabe and Walls 2016, p. 46).
Aplikasi utama produk gipsum dalam kedokteran gigi meliputi produksi
model studi untuk struktur oral dan maksilofasial dan penggunaannya sebagai
bahan pembantu untuk operasi laboratorium gigi yang terlibat dalam produksi
prostesis gigi. Mereka juga digunakan untuk membentuk model dan cetakan di
mana protesa dan restorasi gigi lilin dibuat (Anusavice, Shen, and Rawls 2012,
p. 182).

4.2. Komposisi Bahan


Aplikasi atau penggunaan produk gipsum dibidang kedokteran gigi
meliputi arah balik dari reaksi pembentukan gipsum secara umumnya, yaitu
dari kalsium sulfat dihidrat menjadi kalsium sulfat hemihidrat. Hemihidrat
apabila dicampur dengan air akan membentuk dihidrat. Berbagai tipe gipsum
dalam kedokteran gigi secara kimiawi identik dan semuanya terdiri dari
kalsium sulfat hemihidrat, tetapi berbeda dalam bentuk fisikal, tergantung pada
metode yang digunakan dalam pembuatannya (McCabe and Walls 2016, p. 47).

6
4.3. Proses Reaksi
Berikut adalah proses reaksi pembentukan gipsum dan reaksi setting
gipsum: (Annusavice, shen, and Rawls 2012, p. 183)
a. Bila hemihidrat dicampur dengan air, suspensi terbentuk yang bersifat
cair dan dapat dikerjakan.
b. Hemihidrat larut sampai membentuk larutan jenuh Ca2+ dan (SO4)2-.
c. Larutan hemihidrat jenuh ini jenuh dengan memperhatikan kelarutan
dihidrat; presipitasi dihidrat terjadi.

Sebagai endapan dihdrat, hemihidrat terus larut. Proses berlangsung


seperti bentuk kristal baru atau pertumbuhan lebih lanjut terjadi pada kristal
yang sudah ada sampai tidak dihidrat lebih lanjut dapat mengendap dari
larutan.

Gambar 1. Proses kalsinasi gipsum.

Gambar 2. Proses gipsum yang dicampur dengan air.

7
4.4. Sifat Gypsum
Tabel 2. Sifat dari berbagai tipe gipsum (McCabe and Walls 2016, p. 55)
Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Tipe V

Masa setting - 5-10 5-20 5-20 5-20


awal (menit)
Masa setting 4 20 20 20 20
(menit)
Ekspansi 0-0,15 0-0,30 0-0,20 0-0,15 0,16-0,3
setting (%)
Kekuatan 6 12 25 40 40
kompresif 1
jam (MPa)
Kekuatan - 24 70 75 75
kompresif 24
jam (Mpa)
Kekuatan 1 1 15 20 20
fleksural 24
jam (MPa)
Reproduksi 75 75 50 50 50
rinci (µm)

4.5. Setting Time Gypsum


Waktu yang diperlukan untuk reaksi akan selesai disebut final setting time.
Jika laju reaksi terlalu cepat atau material memiliki pengaturan pendek waktu,
massa campuran dapat mengeras sebelum operator dapat memanipulasinya
dengan benar. Di sisi lain, jika laju reaksi terlalu lambat, terlalu lama waktu
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Karena itu, setting time yang tepat
adalah salah satu karakteristik paling penting dari bahan gipsum.

Final setting time terjadi saat matrial gypsum dapat dipisahkan dari
cetakan tanpa terjadi distorsi dan fraktur. Initial setting time adalah waktu yang
diperlukan untuk produk gipsum mencapai tingkat keteguhan tertentu dalam
proses. Dalam kasus normal, tahap ini diwakili oleh massa semihard yang telah

8
melalui tahap kerja tetapi belum sepenuhnya selesai. Final setting time,
konversi kalsium sulfat hemihidrat menjadi kalsium sulfat dihidrat hampir
selesai (Sakaguchi and Powers 2012, p. 304).

Tabel 3: perbandingan sifat tipe-tipe gipsum (Sakaguchi and Powers 2012, p.


305).

4.6. Mengukur Setting Time Gypsum


Karakteristik setting time produk gipsum secara tradisional dengan
menggunakan jarum gillmore, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Jarum
yang lebih berat memiliki diameter ujung yang lebih kecil daripada yang lebih
ringan dan karenanya menerapkan tekanan yang jauh lebih besar ke permukaan
material yang sedang diuji. Initial setting time didefinisikan sebagai waktu
yang dibutuhkan bahan untuk mengembangkan kekuatan yang memadai
sehingga mampu menahan kekuatan jarum yang lebih berat. Waktu di mana
bahan mampu menopang jarum yang lebih berat memiliki signifikansi praktis
yang meragukan karena menunjukkan waktu di suatu tempat antara waktu
pengaturan awal dan akhir dan tidak menunjukkan fakta bahwa model atau die
cukup sulit untuk digunakan.

9
Material ditekan dengan jarum berdiameter 1 mm di bawah beban 300 g.
Waktu pengaturan dalam tes ini didefinisikan secara sembarang sebagai waktu
ketika jarum tidak lagi mampu menembus kedalaman 2 mm ke dalam material.
Waktu pengaturan diukur dengan menggunakan metode ini biasanya kurang
dari 30 menit, namun waktu yang lebih lama diperlukan sebelum material
tcukup setting untuk memungkinkan pekerjaan lebih lanjut untuk dilakukan
pada gips tanpa merusak permukaan (McCabe and Walls, p. 35).

Gambar 1: jarum gillmore, (a) mengindikasikan final setting


(b)mengindikasikan initial setting (McCabe and Walls, p. 35)

4.7. Mengontrol Setting Time


Metode untuk mengontrol setting time dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Awalnya pabrik bisa tambahkan berbagai komponen yang bertindak
sebagai akselerator atau retarder. Operator dapat mengubah setting time dengan
mengubah suhu air campuran dan dengan mengubah derajat spatulasi. Bubuk
air (W / P) rasio juga dapat mempengaruhi pengaturan waktu; menggunakan
lebih banyak air dalam campuran dapat memperpanjang setting time.

Rasio W/P memiliki efek yang nyata pada pengaturan setting time.
Penggunaan rasio W/P yang lebih tinggi menurunkan jumlah inti per satuan
volume. Akibatnya, setting time diperpanjang (Annusavice, Shen, and Rawls
2012, p. 185).

10
Tabel 2: pengaruh W/P ratio terhadap setting time (Sakaguchi and Powers
2012, p. 305)

Saat pengadukan, kalsium sulfat dihidrat yang baru terbentuk baru


terbentuk dipecah menjadi kristal yang lebih kecil dan memulai nukleasi.
kalsium sulfat dihidrat dapat diendapkan. Peningkatan pengadukan
menyebabkan lebih banyak pusat nuklei yang akan dibentuk, sehingga
konversi kalsium sulfat hemihidrat menjadi dihidrat dipercepat. Hal ini
menyebabkan makin banyak dan cepat pengadukan, setting time makin cepat
terjadi (Sakaguchi and Powers 2012, p. 303).

11
Tabel 3: pengaruh pengadukan terhadap setting time (Sakaguchi and Powers
2012, p. 306).

Suhu air yang digunakan untuk pencampuran, serta suhu lingkungan


akan mempengaruhi setting time produk gipsum. peningkatan suhu
menyebabkan perubahan dalam kelarutan kalsium sulfat hemihidrat dan
kalsium sulfat dihidrat, yang mengubah laju reaksi. Makin rendah kelarutan
maka reaksi akan melambat sehingga setting time makin lama begitupun
sebaliknya. perubahan dalam mobilitas ion karena suhu juga mempengaruhi
setting time. Secara umum, apabila suhu meningkat, mobilitas ion kalsium dan
sulfat meningkat, yang cenderung meningkatkan laju reaksi dan
mempersingkat setting time (Sakaguchi and Powers 2012, p. 303).

Tabel 4: Kelarutan kalsium sulfat hemihidrat dan kalsium Sulfat Dihidrat


pada temperatur yang berbeda (Sakaguchi and Powers 2012, p. 304).

12
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini digunakan gipsum tipe dua, yaitu dental stone.
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan pengaruh perbandingan
air dan bubuk atau yang biasa disebut W/P dan initial setting time serta final setting
time produk gipsum. Pada percobaan kali ini digunakan perbandingan W/P: 15
mL/20 gram; 15 mL/25 gram; 15 mL/30 gram.
Pada praktikum ini, initial setting time dan final setting time diukur dengan
menggunakan alat yang dinamakan jarum gillmore. Pengukuran initial setting time
dilakukan dengan jarum gillmore yang memiliki beban lebih ringan dan final setting
time diukur dengan menggunakan jarum gillmore yang memiliki beban yang lebih
berat. Metode ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh McCabe dan Walls.
Pada percobaan pertama dengan rasio W/P 15 mL/30 gram, didapatkan initial
setting time pada 13 menit 36 detik dan final setting time pada 19 menit 13 detik.
Percobaan kedua dengan rasio W/P 15 mL/25 gram didapatkan initial setting time
pada 20 menit 20detik dan final setting time pada 28 menit 47 detik. Percobaan
ketiga dengan W/P 15 mL/20 gram didapatkan initial setting time pada 21 meit 17
detik dan final setting time 33 menit. Pada hasil percobaan didapat bahwa
percobaan dengan perbandingan 15 mL/30 gram memiliki initial setting time paling
cepat sedangkan rasio 15 mL/20 gram memiliki initial setting time paling lama.
Percobaan dengan rasio 15 mL/30 gram memiliki final setting time paling cepat,
sedangkan percobaan dengan rasio 15 mL/20 gram memiliki final setting time
paling lama. Hasil percobaan sesuai dengan teori Annusavice, Shen, dan Rawls
bahwa makin tinggi rasio W/P maka final setting time akan semakin lama.
Pengadukan pada praktikum ini dilakukan dengan menggunakan spatula dan
mangkuk karet. Pengadukan dilakukan sebanyak 120 putaran per satu menit yang
berarti dua adukan per satu detik. Irama pengadukan mengikuti irama metronom
yang sudah diatur atau dengan bantuan stopwatch. Menurut teori, makin cepat
pengadukan maka makin cepat setting time.

Menurut hasil praktikum, rasio antara bubuk dan air yang memenuhi syarat
adalah dengan rasio 15 mL/25 gram karena jika disesuaikan dengan teori bahwa

13
setting time tidak boleh terlalu lama dan tidak boleh terlalu cepat karena keduanya
akan merugikan baik dokter dan pasiennya kelak. Adonan gipsum dengan rasio 15
mL/25 gram memiliki setting time tidak secepat adonan gipsum dengan rasio 15
mL/30 gram dan tidak selama adonan gipsum dengan rasio 15 mL/ 20 gram seingga
adonan dengan rasio 15 mL/25 gram merupakan rasio paling ideal yang digunakan
pada praktikum ini.

KESIMPULAN
Makin tinggi rasio W/P maka makin lama setting time gipsum tipe II dan makin
rendah rasio W/P maka makin cepat setting time gipsum tipe II.

14
DAFTAR PUSTAKA
1) Anusavice, KJ, Shen, C & Rawls.HR. 2013.Phillip’s science of dental
material.12th edn. Saunders Elsevier, Missouri. pp. 172-173, 185.

2) Mc. Cabe JF, Walls AWG. 2008. Applied Dental Material. 9th ed. Blackwell
Publishing Ltd. p. 35
3) Mc. Cabe JF, Walls AWG. 2016. Bahan Kedokteran Gigi, edisi ke 9,
Newcastle university, pp 224-227, diterjemahkan oleh Siti Sunarintyas dan
Dewi Nurul Mustaqimah.
4) Sakaguchi RL, Powers JM. 2012. Restorative Dental Material. 13th ed.
Elsevier Inc. pp. 303-05.
5) Yuliati, A. Harijanto, E. 2015. Buku Ajar Ilmu Material Kedokteran Gigi 1,
Airlangga University Press (AUP), Surabaya, pp. 78-80.

15

Anda mungkin juga menyukai