BAB I Fpi
BAB I Fpi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara
sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah
(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal
pertumbuhan dan perkembangannya. Pendidikan Islam merupakan sebuah usaha
untuk menjadikan anak keturunan dapat mewarisi ilmu pengetahuan (berwawasan
islam). Setiap usaha dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus
mempunyai sebuah landasan atau dasar tempat berpijak yang baik dan kuat.
Usaha dalam mengarahkan maupun membimbing tiap individu atau
kelompok berbeda panutan, dalam ranah pendidikan Islam sendiri banyak tokoh
yang memiliki pemikiran terkait hal tersebut guna sebagai bentuk sumbangsih
dalam dunia pendidikan Islam juga untuk memberikan ataupun membagi ilmu
mengenai dunia kependidikan yang didalami dan dipelajari
Menjadi salah satu tokoh yang berpengaruh dalam dunia pendidikan Islam,
Ibnu Maskawaih yang lahir di kota Ray, Beliau ini terkenal dengan julukan al-
Khazin (pustakawan), karena di percaya menangani buku-buku Ibn al-Amid dan
Adud al-Daulah Ibn Bawaih. Dengan keterlibatannya sebagai pustakawan
memberi peluang sebagai penulis yang produktif sehingga menghasilkan karya
tulis sebanyak 18 judul, salah satunya yang memuat pemikiran tentang pendidikan
adalah “Tahdhib al-Akhlaq” (pendidikan akhlak) berhubungan dengan psikologi
pendidikan. Seperti yang tertuang dalam tesis Agus Salim Daulay (Menguak
Konsep Pendidikan Islam Klasik) karena perhatiannya Ibnu Miskawaih yang
cukup besar terhadap etika, maka ia digelari “guru ketiga” (al-muallim al-thalith)
setelah al-Farabi “guru kedua” (al-muallim al-thani), dan Aristoteles “guru
pertama” (al-muallim al-awwal).
1
Dewasa ini dalam dunia pendidikan Islam dan pemikiran Ibnu Maskawai
tidak bisa lepas untuk selalu dikupas tuntas sebagai bahan rujukan dalam
mempelajari seluk beluk dunia pendidikan Islam, maka dari pada itu kami
pemakalah membahas pemikiran Ibnu Maskawai dalam Pendidikan Islam untuk
menambah wawasan terkait pemikiran-pemikiran cendekiawan Muslim.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nama lengkap Ibnu Miskawaih adalah Abu Ali Ahmad bin Muhammad bin
Yaqub ibn Miskawaih. Ia lahir di kota Ray (Iran) pada 320 H (932) M) dan wafat
di Asfahan 9 Safar 421 H (16 Februari 1030 M). Ia belajar sejarah dan filsafat,
serta pernah menjadi khazin (pustakawan) Ibn al-‘Abid dimana dia dapat menuntut
ilmu dan memperoleh banyak hal positif berkat pergaulannya dengan kaum elit.
1
Elfurqona V ol . 01 N o .0 1 A g u s t us 20 15 Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Dalam Upaya
Mencari Format Pendidikan yang Islami (Kajian Pemikiran Ibnu Miskawaih)
3
Bahkan dalam literatur filsafat Islam, tampaknya hanya Ibnu Miskawaih inilah
satu-satunya tokoh filsafat akhlak. Ibnu Miskawaih meninggalkan banyak karya
penting, misalnya tahdzibul akhlaq (kesempurnaan akhlak), tartib as-sa’adah
(tentang akhlak dan politik), al-siyar (tentang tingkah laku kehidupan), dan
jawidan khirad (koleksi ungkapan bijak).
Ibnu Miskawaih terkenal sebagai ahli sejarah dan filsafat. Di samping itu,
ia juga seorang dokter, moralis, penyair, ahli bahasa serta banyak mempelajari
kimia. Ia belajar sejarah, terutama Tarikh al Tabari (Sejarah yang ditulis at
Tabari), pada Abu Bakar Ahmad bin Kamil al Qadi pada tahun 350 H/960M,
sementara filsafat, ia pelajari melalui guru yang bernama Ibnu Khamar, seorang
mufasir (juru tafsir) kenamaan karya-karya Aristoteles. Abu at Tayyib ar Razi
adalah gurunya di bidang kimia. Dalam bidang pekerjaan, tercatat bahwa
pekerjaan utama Ibnu Miskawaih adalah bendaharawan, sekretaris, pustakawan
dan pendidik anak para pemuka dinasti Buwaihi. Selain akrab dengan penguasa,ia
juga banyak bergaul dengan para ilmuwan, seperti Abu Hayyan at Tauhidi, Yahya
Ibn Adi dan Ibnu Sina.
4
adalah Menteri pada masa dinasti Buwaihi. Ibnu Miskawaih mempunyai pengaruh
besar di daerah Rayy. Ia mencurahkan tahun-tahun terakhir dari hidupnya untuk
studi dan menulis.
Lepas dari semua hal yang berkaitan dengan tulisan Ibnu Miskawaih
yang dipengaruhi filsafat yunani, Ibnu Miskawaih merupakan sosok filsuf
muslim yang berhasil. Keberhasilan Ibnu Miskawaih ini dibuktikan dengan
banyaknya buku yang ditulisnya. Ia telah menulis 41 buah buku dan artikel
yang selalu berkaitan dengan filsafat akhlak. Dari 41 karyanya itu, 15 buah
sudah dicetak, 8 buah masih berupa manuskrip dan 18 buah dinyatakan
2
Jurnal Aqlam -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 1, Nomor 1, Juni 2016 Pemikiran Etika
Ibnu Miskawih, Nizar Hal 36 – 37.
5
hilang.10 Dalam buku The History of The Muslim Philosophy ada beberapa
karya tulisan ibnu miskawah yaitu:3
8. Al-Jami‟,
3
Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 2 No 1 2019. Issn: 2614-8013. Hal. 87-107 DOI:
10.3153/nzh.v2i1.189 Analisis Filosofis Pemikiran Ibnu Maskawih, (Sketsa Biografi, Konsep
Pemikiran Pendidikan dan Relevansinya di Era Modern) Ahmad Wahyu Hidayat & Ulfa Kesuma Hal
89 -90/91-92.
6
Pandangan Ibnu Maskawih terdapat manusia tidak jauh berbeda dengan
pandangan para filsuf lainnya. Menurut pandangannya, manusia adalah mahluk
yang memiliki keistimewaan karena dalam kenyataannya manusia memiliki
daya pikir.4 Menurutnya di dalam manusia terdapat 3 (tiga) macam daya atau
potensi, yaitu :
4
Jalaluddin, Umar Said, Filsafat Pendidikan Islam (konsep dan perkembangan pemikirannya),
(Jakarta: Raja Grafindo Press, 1994) Hal 135.
7
bendawi atau badani yang terdapat dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, Ibnu
Miskawaih melihat bahwa manusia terdiri dari unsur jasad dan rohani yang
saling berhubungan.
2. Tentang Akhlak
8
Lebih lanjut, Ibnu Miskawih juga menegaskan bahwa pendidikan akhlak
didasarkan pada doktrin jalan tengah. Menurutnya, jalan tengah diartikan
dengan keseimbangan, moderat, harmoni, utama, mulia atau posisi tengah
antara dua ekstrem baik dan buruk yang ada dalam jiwa manusia. Posisi tengah
jiwa bahimiyah adalah iffah, yaitu menjaga diri dari perbuatan dosa dan
maksiat. Selanjutnya posisi tengah jiwa al-ghadabiyah adalah al-saja’ah, yaitu
keberanian yang dipertimbangkan untung dan ruginya. Sementara posisi tengah
jiwa nathiqah adalah al-hikmah, yaitu kebijaksanaan. Adapun perpaduan dari
ketiga posisi tengah tersebut adalah keadilan atau keseimbangan. Keempat
keutamaan (al-fadhilah akhlak al-iffah, al-saja’ah, al-hikmah dan al-‘adalah)
adalah merupakan pokok atau induk akhlak yang mulia. Adapun lawannya ada
empat pula, yaitu al-jah, as-syarh, al-jubn dan al-jur.5
5
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014) Hal 310.
6
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2000).
9
untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik, sehinga
mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan (al-As’adat)
yang sejati dan sempurna. Bahwa persoalan al-sa’adat merupakan
[ersoalan yang utama dan mendasar bagi kehidupan umat manusia
dan sekaligus bagi pendidikan akhlak. Menurut M Abdul Hak Ansari,
al-sa’adat merupakan konsep komprehensif yang didalamnya
terkandung unsur kebahagiaan (hapiness), kemakmuran (prosperity),
keberhasilan (success), kesempurnaan (perfection), kesenagan
(blessedness), dan kecantikan (beutitude).
b. Tentang Pendidik
10
adanya dasar semacam ini, proses pembelajaran diharapkan berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
11
pemikiran (al-'Ulu‘ al-fikriyah) kedua, ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan indra (al-‘ulum al-hissiyat.
12
Kedua, menjaga keseimbangan perilaku siswa dalam aturan yang
bersikap khusus yang disesuaikan dengan perkembangan anak baik
dari segi psikis (jiwa) maupun fisiknya
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama lengkap Ibnu Miskawaih adalah Abu Ali Ahmad bin Muhammad
bin Yaqub ibn Miskawaih. Ia lahir di kota Ray (Iran) pada 320 H (932) M) dan
wafat di Asfahan 9 Safar 421 H (16 Februari 1030 M). Ia belajar sejarah dan
filsafat, serta pernah menjadi khazin (pustakawan) Ibn al-‘Abid dimana dia dapat
menuntut ilmu dan memperoleh banyak hal positif berkat pergaulannya dengan
kaum elit.
14
DAFTAR PUSTAKA
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014.
Jalaluddin, Umar Said, Filsafat Pendidikan Islam (konsep dan perkembangan
pemikirannya). Jakarta: Raja Grafindo Press, 1994.
Jurnal Aqlam -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 1, Nomor 1, Juni 2016
Pemikiran Etika Ibnu Miskawih, Nizar.
Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 2 No 1 2019. Issn: 2614-8013. Hal. 87-107
DOI: 10.3153/nzh.v2i1.189 Analisis Filosofis Pemikiran Ibnu Maskawih,
(Sketsa Biografi, Konsep Pemikiran Pendidikan dan Relevansinya di Era
Modern) Ahmad Wahyu Hidayat & Ulfa Kesuma.
15