A. Kelompok dan Pengaruhnya pada Perilaku Komunikasi
Pada tahun 1940-an, ketika dunia dilanda perang, kelompok menjadi pusat perhatian. Para pendidik melihat komunikasi kelompok sebgai metode pendidikan yang efektif. Para manajer menemukan komunikasi kelompok sebagai wadah yang tepat untuk melahirkan gagasan-gagasan kreatif. Para psikiater mendaptkan komunikasi kelompok sebagai wahana untuk memperbaharui kesehatan mental. Para ideolog juga menyaksikan komunikasi kelompok sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran politik-ideologis. 1. Psikologi Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh punya peran yang berbeda. Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi di antara anggota-anggotanya. Jadi, dengan kata lain, kelompok mempunyai dua tanda psikologis. Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok dan sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota. Kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain (Baron dan Byrne, 1979:558). Psikologi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil (small group communication), jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antarpribadi. Para ahli psikologi juga ahli sosiolog telah mengembangkan berbagai cara untuk mengklasifikasi kelompok, antara lain: 2. Klasifikasi kelompok a. Kelompok primer Kelompok primer merupakan kelompok yang memiliki terikat secara emosional, bersifat mendalam, meluas dan personal. Hubungannya mementingkan isi dari hubungan. Contohnya: keluarga, sahabat, tetangga. b. Kelompok sekunder Kelompok sekunder merupakan kelompok yang tidak ada ikatan emosional. Hubungan kita dengannya tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati. Contohnya: Organisasi massa, Fakultas, serikat buruh.1