Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Fraktal Vol. 2 No.

2 November 2017Jurnal (31-40)

Penerapan Konsep Kota Berkelanjutan Pada Desain Kawasan Tepian


Pantai Perkotaan Tahuna
Jonathan F Ijong(1), Veronica A Kumurur(2), Cynthia E V Wuisang(3)
(1)
Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Program Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, ijongjonathan@yahoo.com
(2,3)
Staf Pengajar Program Studi Arsitektur dan PWK, Program Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi

Abstrak

Perkotaan Tahuna merupakan ibu kota dari Kabupaten Kepulauan Sangihe yang masuk ke dalam kawasan strategi
nasional Republik Indonesia sebagai area yang berada di perbatasan negara. Sebagai perkotaan yang ada di
perbatasan antar negara, perkotaan Tahuna melakukan serangkaian pembangunan untuk mengembangkan kawasan
perkotaan Tahuna khususnya kawasan yang berada di tepian pantai. Didalam serangkaian pembangunan di
perkotaan Tahuna, seringkali pembangunan dilakukan dengan menghilangkan lingkungan alami tampa memberikan
solusi perbaikan lingkungan alami yang rusak akibat pembangunan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian
yang diarahkan ke proses desain untuk memberikan konsep dan strategi desain kota berkelanjutan terhadap
pembangunan yang terjadi di perkotaan Tahuna. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan ciri
deskriptif, dimana teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara serta analisa
literatur. Dari analisa yang dilakukan didapatkan beberapa konsep dan strategi desain kota berkelanjutan yang
disesuaikan dengan komponen urban design yang membentuk perkotaan Tahuna.

Kata-kunci : Perkotaan Tahuna, Pembangunan, Kota Berkelanjutan

Abstract
Tahuna City is the capital of the District Sangihe Islands into the national strategy of the Republic of Indonesia region
as an area located on the border of the country. As an urban area on the border between countries, Tahuna City
undertook a series of developments to develop the urban area of Tahuna especially the coastal area. In a series of
urban development in Tahuna, development is often done by removing the natural environment without giving the
solution a natural environment improvement damaged by the construction. This research is a study directed to the
design process to provide the concept and strategy of sustainable urban design to the development that occurred in
Tahuna City. This research uses qualitative research with descriptive characteristic, where data collection technique is
done by field observation, interview and literature analysis. From the analysis, some sustainable urban design
concepts and strategies are adapted to the urban design components that shape the urban Tahuna.

Keywords : Tahuna City, Development, Sustainable Cities

Pendahuluan Keberlanjutan dari suatu kota bukan terletak pada


meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan dalam
Meningkatnya proses moderninasi di tepian pantai pembangunan kota, tetapi bagaimana menciptakan
perkotaan Tahuna memiliki tujuan dalam upaya untuk suatu kondisi akan lingkungan kota yang tidak
membentuk dan menciptakan karakteristik kota sebagai membahayakan (Downton, 2009). Konsep kota
perkotaan modern yang berada di kawasan pesisir, berkelanjutan menciptakan suatu upaya yang mendesak
sehingga pembangunan akan infrastruktur berupa dalam menyediakan situasi yang nyaman bagi
bangunan dan fasilitas pendukungnya diperbanyak dari masyarakat sekaligus meminimalkan akan kerusakan
waktu ke waktu. Peningkatan pembangunan memiliki lingkungan alami perkotaannya. Dampak akan aktivitas
efek terhadap pertumbuhan ekonomi, walaupun manusia terhadap lingkungan alami yang akhirnya
demikian, proses modernisasi perkotaan Tahuna tetap penyesuaiannya didasarkan pada bentuk perkembangan
memiliki ketimpangan serta kesenjangan yang perlu perkotaan, menjadikan ruang hijau yang diperuntukan
diantisipasi dalam proses modernisasi perkotaan Tahuna. untuk ekosistem alami dalam kota telah terhimpit dan
Walau demikian, menurut Joga (2014) perkotaan tergantikan oleh lingkungan binaan seperti area
seharusnya bisa mengefisienkan lahan sebagai bagian perumahan, area industri dan area binaan lainnya
dari konsep kawasan terpadu yang ramah lingkungan (Wuisang dan Jones, 2010).
serta dapat menyediakan kebutuhan hidup dari
komunitas yang ada. Proses modernisasi kota menciptakan situasi
perkembangan kota dan pertambahan penduduk dalam
32| Penerapan Konsep Kota Berkelanjutan Pada Desain Kawasan Tepian Pantai Perkotaan Tahuna

kota yang akan sejalan dengan meningkatnya berbagai Mengkonseptualisasikan keberlanjutan didasari pada tiga
kebutuhan dari berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, variabel yang saling bersaing yaitu: pembangunan
budaya, politik, teknologi dan dari semua aspek yang ekonomi (perkembangan lingkungan binaan),
ada perkembangan modernisasi pada kota akan perlindungan lingkungan (ekosistem alam) dan keadilan
meningkatkan kebutuhan ruang yang lebih besar. sosial-budaya. Tiga variabel saling memiliki konflik
Menurut Budihardjo dan Sujarto (2013) perkembangan berupa konflik kepemilikan (property), konflik sumber
kota akan dimulai pada tahapan bentuk paling dasar daya (resources) serta konflik pembangunan/
yaitu Polis serta akan berkembang menjadi Metropolis pengembangan (development).
kemudian menjadi Megapolis yang berkembang menjadi
Ecumenopolis. Efek yang mengikuti pada perkembangan Melihat akan hal tersebut maka, penelitian tesis
kota ke arah modernisasi menurut Zulkifli (2015) salah perancangan ini memiliki tujuan untuk menjadikan
satunya memiliki dampak pada arus urbanisasi dan permasalahan yang ditimbulkan dalam proses
pertambahan penduduk yang memiliki resiko penurunan modernisasi perkotaan Tahuna sebagai bagian dari
kualitas lingkungan di daerah perkotaan. Proses dasar isu yang dapat diangkat untuk menjadi masalah
modernisasi secara spasial menurut Joga (2017) penelitian tesis perancangan untuk memberikan konsep
diarahkan pada satu titik pertumbuhan dan dan strategi desain kota berkelanjutan terhadap
perkembangan didalam perkotaan menuntut akan perkotaan Tahuna.
efektivitas dalam proses modernisasi perkotaannya.
Proses modernisasi yang tidak memiliki tahapan dan Metode
tidak menyertakan aturan dapat menyebabkan
Penelitian desain ini mempergunakan metodologi
timbulnya suatu kesenjangan di perkotaan.
kualitatif dengan ciri deskriptif (Moleong, 2000).
Kawasan perkotaan mengalami perubahan fungsi dan Metodologi kualitatif dengan ciri deskriptif secara garis
bentuk menjadi lingkungan buatan yang memiliki besar merupakan proses mendeskripsikan suatu objek,
berbagai efek negatif pada kawasan lingkungan alami fenomena atau setting sosial yang diwakili dalam bentuk
kota, walaupun di lihat dari sisi pertumbuhan ekonomi suatu tulisan yang bersifat naratif (Satori dan Komariah,
memiliki efek positif dalam perkembangan sebuah kota 2014). Metodologi kualitatif digunakan bukan berbentuk
tetapi efek negatif yang ditimbulkan akan bilangan, angka, skor atau nilai yang biasanya dianalisis
mengakibatkan perubahan fungsi dan bentuk lingkungan dengan menggunakan perhitungan matematis atau
berupa perubahan iklim lingkungan perkotaan, suhu statistik (Cresswell, 2009).
dalam kota yang meningkat, kualitas udara yang
Glaser dan Strauss (1980) dalam Maleong (2000)
memburuk, banjir, intrusi air laut pada kota yang berada
mengemukakan kedua bentuk data antara data kualitatif
pada pesisir pantai dan sebagainya. Sebuah kota
dan data kuantitatif diperlukan untuk digunakan secara
merupakan lingkungan budaya dari manusia serta
bersamaan untuk menjadi pembanding atau sebagai
tempat kelangsungan dari lingkungan binaan yang
bagian dari penyusunan teori. Oleh karena itu, Maleong
dibangun oleh manusia. Pengembangan akan budaya ke
(2000) mengemukakan bahwa kedua pendekatan antara
arah konsep Ecopolis memberikan pemahaman baru
metodologi kualitatif dan metodologi kuantitatif dapat
dalam kelangsungan hidup manusia untuk membangun
dipergunakan secara bersama apabila pemakaian
kota secara ekologis dalam hal memberikan kontribusi
pendekatannya berupa memanfaatkan satu paradigma
yang positif bagi keberadaan kesehatan lingkungan
sebagai yang utama sedangkan paradigma lainnya
alami.
sebagai pelengkap. Pemakaian dua pendekatan tersebut
dilakukan sebagai upaya dalam mengolah data yang
didapatkan, walaupun pendekatan metodologi kualitatif
menjadi paradigma utama dalam penelitian ini. Pada
penelitian ini juga tidak terlepas dari kemungkinan
adanya perubahan setelah peneliti melakukan
pengamatan dan pengambilan data di lapangan, di
mana menurut Gunawan (2014) dianggap baik dalam
hal pelepasan pemikiran dasar dari penelitian sebelum
dimulai.

Penggunaan metodologi kualitatif yang bersifat deskriptif


terhadap terapan teori perkotaan (urban design) yang
mencari hubungan serta mencari pola atas data yang
Gambar 1. The Planner’s Triangle oleh Scott Campbell (1996) terhimpun untuk mengevaluasi dan menghasilkan suatu
(Sumber; Guy, S. and Moore, S.,A (Ed)., 2005. Sustainable produk arsitektural, di mana menggunakan indikator dari
Architectures: Cultures and Natures in Europe and North konsep kota berkelanjutan (sustainable city) sebagai
America.) literatur utama serta beberapa literatur pendukung
lainnya sebagai bagian dari merancang modernisasi
Jonathan F. Ijong | 33
Perkotaan Tahuna yang berkelanjutan serta Kajian literatur tentang kota berkelanjutan untuk
mendapatkan gambaran dari perkotaan yang mendapatkan variabel berupa prinsip, atribut atau
berkembang ke arah waterfront city serta indikator tentang kota berkelanjutan. Data pendukung
mempertahankan identitas kebudayaannya. dari instansi terkait berupa master plan perkotaan
Tahuna sebagai data pembanding terhadap data-data
Lokasi Penelitian lain yang dikumpulkan.

Lokasi penelitian berada di Kabupaten Kepulauan Tabel 2. Uraian Data Sekunder


Sangihe yang berada di BWP 2 dari Perkotaan Tahuna, Sumber
No. Kebutuhan Data Bentuk Data
Tepatnya di Kel. Sawangbendar. Data
1 Peta Wilayah, Hardcover & PU
pembagian dan batasan Softcopy RDTR Kabupaten
wilayah Kawasan Kepulauan
Perkotaan Sangihe
Tahuna tahun
2012-2032
2 Kondisi perkembangan Data PDF BPS
pembangunan antar (download) Kabupaten
kecamatan dan Laporan Kepulauan
kelurahan statistik Sangihe
perkembangan (situs BPS
Kabupaten nasional)
Kepulauan
Sangihe
3 Peraturan perundangan Undang- Download
Gambar 2. Peta Sub Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) 2 yang mengikat serta Undang, PP, Online dan
(Sumber; RDTR Kawasan Perkotaan Tahuna tahun 2012-2032) menjadi standarisasi PerMen, Buku
didalam perencanaan PerDa, dll.
Metode Pengumpulan Data maupun pembangunan
di perkotaan dengan
Metode pengumpulan data yang dipakai dalam karakteristik pesisir
penelitian ini antara lain observasi lapangan, wawancara,
kajian literatur tentang kota berkelanjutan dan data Data-data ini akan dianalisa untuk mendapatkan konsep
pendukung dari instansi terkait. Observasi lapangan dan strategi desain kota berkelanjutan terhadap arah
dilakukan untuk melihat karakteristik perkembangan dan pembangunan yang ada di perkotaan Tahuna.
pembangunan yang ada di perkotaan Tahuna serta
dokumentasi eksisting perkotaan Tahuna. Wawancara Metode Analisis Data
dalam penelitian ini tidak terstruktur yang bersifat luwes
dan terbuka (Gunawan, 2014) terhadap key informant. Hasil pengumpulan data observasi, wawancara, studi
literatur serta data pendukung dari instansi terkait
Tablel 1. Uraian Data Primer dengan penelitian ini dilakukan tahap pengelolaan data
Bentuk Sumber dan disusun menjadi suatu instrumen informasi ilmiah
No. Kebutuhan Data
Data Data yang terstruktur, sehingga bisa dilanjutkan pada tahap
1 Visualisasi Lokasi Dokumen Data Hasil analisis data dengan tujuan untuk memperoleh bentuk
Penelitian serta 3 area Foto Observasi/ laporan penelitian secara ilmiah. Analisis data pada
spot desain, kondisi Lapangan Pengamatan penelitian kualitatif merupakan pengujian yang
eksisting lingkungan, Lapangan sistematik dalam menetapkan suatu bagian, hubungan
bangunan, sarana dan
antar kajian dan keseluruhan dari proses analisis data
prasarana, serta aktivitas
(Spradley dalam Gunawan, 2014).
masyarakat
2 Mencari tentang Dokumen Data Hasil
Analisa data melalui pengamatan lapangan untuk
perkembangan Perkotaan Hasil Wawancara
Tahuna, mencari ide Wawancara Tidak menemukan suatu pola yang dikaji dalam penelitian ini
pembangunan kota dari Terstruktur (Mantja dalam Gunawan, 2014). Melihat penelitian ini
pemikiran masyarakat, berkisar pada Kawasan tepian pantai di perkotaan
mencari informasi tempat- Tahuna yang pada penelitian ini akan dilanjutkan
tempat yang potensial di dengan proses desain kota berkelanjutan terhadap
lokasi penelitian perkotaan Tahuna maka, analisa data lebih didekatkan
3 Pertimbangan, analisa Dokumen Catatan untuk melihat eksisting site penelitian untuk menemukan
lapangan serta ide konsep analisa Penelitian
kebutuhan desain sesuai dengan potensi dan
desain yang dilakukan Lapangan Penulis
karakteristik lokasi desain yang telah ditentukan.
selama peneliti turun ke
lapangan
Proses desain atau perancangan menurut Nuraini (2010)
ialah suatu rangkaian yang mentransformasikan data
34| Penerapan Konsep Kota Berkelanjutan Pada Desain Kawasan Tepian Pantai Perkotaan Tahuna

yang masuk (input) menjadi suatu hasil (output) sesuai sempadan pantai dan area disekitarnya pada ke tiga
dengan tuntutan kriteria desain atau perancangan yang kelurahan yang ada.
diinginkan. Pada penelitian ini, atribut atau indikator
kota berkelanjutan merupakan faktor yang memberikan Menentukan arah desain dari zona yang ditentukan
pemikiran dan tindakan kreatifitas serta inovasi untuk dalam lokasi penelitian dimaksudkan untuk menerapkan
menghasilkan suatu konsep berupa produk desain konsep desain yang berkelanjutan sesuai dengan tingkat
perkotaan Tahuna yang berkelanjutan dan ekologis serta kebutuhan yang harus dipenuhi pada lokasi penelitian,
tanggap terhadap kondisi ekonomi, sosial dan budaya dimana penulis menginginkan untuk mengeluarkan
untuk menuju suatu desain yang berkelanjutan. potensi yang dimiliki dari faktor lingkungan alami
maupun dari lingkungan binaan yang ada, sehingga
Tahap desain untuk lokasi penelitian ini menggunakan padat dielaborasikan ke dalam konsep desain yang
prinsip metode desain dari J.C. Jones yang terdiri dalam berkelanjutan.
6 tahapan metode desain berupa tahap gagasan, tahap
informasi, tahap analisis, tahap sintesis, tahap evaluasi Observasi pada zona desain yang berada pada kawasan
dan tahap optimisasi. Kelurahan Sawangbendar, Kelurahan Soataloara I dan
Kelurahan Soataloara I, didapati beberapa spot yang
menjadi pusat aktivitas masyarakat maupun sebagai
area penting dari perkotaan Tahuna, antara lain; Area
Rawa Towo'e, Kawasan Pasar dan Terminal Angkutan
Towo'e, Area Jl. Kartini-DR. Sutomo serta Kawasan
Pelabuhan Tua. Berdasarkan hasil observasi pada
kawasan Kelurahan Sawangbendar, Kelurahan
Gambar 3. Metode Desain J.C. Jones
Soataloara I dan Kelurahan Soataloara I maka, penulis
Analisis dan Interpretasi menyajikan analisa setiap spot ke dalam tabel analisa
hasil dari observasi.
Kebutuhan desain dalam penelitian ini disesuaikan
dengan beberapa faktor yang saling berkesinambungan Tabel 3. Analisa Spot Penelitian Kawasan Pasar & Terminal
Angkutan Darat Towo'e
antara literatur, hasil observasi lapangan, wawancara
Faktor Internal Site/Spot Penelitian
serta mengikutsertakan rencana pembangunan
Kekuatan Kelemahan
perkotaan Tahuna dari master plan yang telah disusun,  Merupakan kawasan  Merupakan salah satu
sehingga membuat kebutuhan desain menjadi cukup perekonomian dalam daerah yang menghasikan
banyak dan kompleks dalam penelitian ini. Oleh karena bidang hasil tangkapan sampah terbesar di
itu, dengan adanya batasan dalam literatur yang lebih laut (pasar ikan) dan hasil perkotaan Tahuna (hasil
pertanian; aktivitas pasar);
fokus pada desain yang berkelanjutan membuat analisa  Merupakan salah satu  Zonasi yang tidak teratur
dalam kebutuhan desain pada penelitian ini difokuskan kawasan bongkar muat antara permukiman
terhadap konsep-konsep desain yang mengarah pada hasil tangkapan laut di masyarakat dengan
berkelanjutan. lepas pantai perkotaan kawasan pasar Towo'e
Tahuna (dimuka jalur sebagai area perdagangan;
boulevard);  Tidak memiliki pelabuhan
Desain yang saling berkesinambungan antara kajian  Memiliki SPBU Pertamina; sendiri dalam kegiatan
literatur serta penataan dalam proses desain yang tepat  Memiliki Hotel dan loading dock atau bongkar -
dapat meningkatkan akan nilai dari suatu kawasan beberapa penginapan muat hasil tangkapan laut;
bukan hanya pada kawasan tertentu melainkan dapat kelas melati di area  Tidak memiliki area parkir
sekitarnya. yang layak bagi penjual
memberikan dampak kepada keseluruhan desain
maupun pengunjung yang
perkotaan. ke pasar Towo'e.
Faktor Eksternal Site/Spot Penelitian
Analisis Hasil Observasi Peluang Ancaman
 Merupakan kawasan yang
Pada delineasi kawasan desain, penulis melakukan  Merupakan area yang menghadap langsung ke
tahapan analisa hasil observasi ke tiga kelurahan yang dapat menjadi salah satu arah laut, sehingga
ada di Kecamatan Tahuna yaitu, Kelurahan landmark dari kawasan gelombang pasang bahkan
pesisir pantai perkotaan ROB (banjir pasang air laut)
Sawangbendar, Kelurahan Soataloara I dan Kelurahan Tahuna; bisa terjadi pada kawasan
Soataloara II untuk mencari potensi serta melihat akan  Bisa menjadi kawasan ini;
keadaan eksisting dari ke tiga kelurahan yang ada di pelelangan ikan di  Tidak memiliki pemecah
Kecamatan Tahuna. Bertitik tolak pada hasil observasi perkotaan Tahuna; ombak di depan jalur
 Memiliki daya tarik untuk boulevard sebagai bentuk
lapangan dengan melihat akan faktor-faktor seperti menjadi kompleks wisata perlindungan bagi kapal
kekuatan dari lokasi penelitian serta peluang dalam bahari terutama dalam hal nelayan maupun bagi
pengembangan ke arah desain yang berkelanjutan wisata kuliner. struktur jalur Boulevard itu
ataupun kelemahan dan ancaman yang dimiliki pada sendiri.
beberapa spot yang ada dalam radius 100 meter
Jonathan F. Ijong | 35
Table 4. Analisa Spot Penelitian Area Rawa Pasang-Surut Analisa Literatur Kota berkelanjutan
Towoe
Faktor Internal Site/Spot Penelitian Ekologi, ekonomi, ekuitas/kesetaraan ditekankan untuk
Kekuatan Kelemahan menjadi pengaruh yang lebih besar atau pengaruh lebih
 Merupakan area rawa yang  Terjadinya kecil di setiap prinsip, Andres R. Edwars (2005)
menjadi tempat persinggahan pendangkalan pada
burung endemik Kepulauan area rawa yang memberikan adanya tujuh tema umum dalam prinsip-
Sangihe; disebabkan oleh puing prinsip desain ekologis yang menjadi dasar dari tindakan
 Merupakan area yang dan sampah dari berkelanjutan untuk membentuk kota berkelanjutan,
menopang sistem drainase aktivitas manusia antara lain;
utama pusat perkotaan disekitar area rawa
Tahuna (Kawasan Pelabuhan terutama sampah dari
Tua dan sekitarnya); hasil kegiatan di pasar
a. Penatagunaan (stewardship) menekankan
 Merupakan salah satu area Towo'e; pentingnya membangun etika ekologi untuk
serapan air bagi perkotaan  Terjadinya pencemaran mengelola dan menjaga integritas biologis
Tahuna: pada tanah dan air ekosistem.
yang ada di area rawa.
b. Menghormati batas (respect for limits) tuntutan
Faktor Eksternal Site/Spot Penelitian
hidup lingkungan binaan terhadap lingkungan
Peluang Ancaman
 Dapat menjadi salah satu  Terjadinya pencemaran alam yang berarti dengan mencegah limbah,
tempat observasi burung limbah cair rumah polusi dan penipisan sumber daya secara
endemik yang ada di dekat tangga ke area rawa berkelanjutan.
pusat perkotaan Tahuna; pasang-surut; c. Interdependensi atau saling ketergantungan
 Dapat menjadi objek wisata  Terjadinya
taman mangrove yang penumpukan sampah (interdependence) tidak hanya mencakup
menjadi tindakan konservasi; non-organik yang hubungan ekologis antara spesies dan alam tetapi
 Bisa menjadi tempat parkir mengancam juga hubungan ekonomi dan budaya di tingkat
perahu dari nelayan. keberadaan flora & lokal, regional dan internasional.
fauna yang ada di
dalam rawa.
d. Restrukturisasi ekonomi (economic restructuring)
muncul dalam banyak prinsip sebagai kebutuhan
untuk memperluas kesempatan lapangan kerja
Table 5. Analisa Spot Penelitian Kawasan Pelabuhan Tua sementara di waktu yang bersamaan memelihara
Faktor Internal Site/Spot Penelitian ekosistem alam.
Kekuatan Kelemahan e. Distribusi yang adil (fair distribution) berbicara
 Merupakan kawasan lama  Hilangnya ciri tipikal tentang pentingnya keadilan sosial dan keadilan
di perkotaan Tahuna yang arsitektur bergaya cina;
di berbagai bidang seperti pekerjaan, pendidikan
terbentuk dikarenakan  Memiliki kepadatan
adanya aktivitas kendaraan bermotor pada dan kesehatan.
perdagangan pada masa saat aktivitas puncak; f. Perspektif antargenerasi (intergenerational
lampau;  Tidak memiliki area parkir perspective) menekankan kebutuhan untuk
 Merupakan kawasan yang yang menunjang akan
jangka panjang daripada rencana jangka pendek
memiliki nilai sejarah kawasan perdagangan yang
dimana memiliki ada; untuk memandu pilihan yang penting dalam
infrastruktur lama berupa  Keberadaan sampah baik menghadapi masyarakat.
mercusuar yang dibangun yang organik maupun yang g. Alam sebagai model sekaligus guru (nature as a
oleh para pedagang pala; non-organik yang model and teacher) yang artinya ekosistem alam
 Merupakan kawasan mengganggu keindahan
perdagangan yang di pusat kota; sebagai reservoir atau penampung "keahlian"
dominasi oleh ethis  Tidak memiliki RTH maupun untuk bertahan pada segala situasi. Dalam bidang
keturunan cina serta RTNH yang cukup memadai desain ekologi, hal ini merupakan pandangan
beberapa ethis keturunan di kawasan Pelabuhan Tua. terhadap ekosistem alam agar supaya dapat
arab-tidore;
Faktor Eksternal Site/Spot Penelitian
menyerukan untuk menciptakan desain yang
Peluang Ancaman
sesuai dengan kebutuhan dan siklus lansekap.
 Bisa menjadi salah satu  Tidak adanya kegiatan
kawasan objek wisata di revitalisasi pada kawasan Analisa Kebutuhan Desain
perkotaan Tahuna; pusat kota terutama pada
 Dapat menjadi barometer kategori bangunan tua; Analisa ini dimaksudkan untuk mencari desain dari lokasi
perkembangan  Merupakan kawasan yang penelitian sebagai bagian dari kajian untuk mengangkat
pembangunan yang menghadap langsung ke
identitas perkotaan Tahuna sebagai kota pesisir yang
dilakukan di perkotaan arah laut, sehingga
Tahuna; gelombang pasang bahkan berkelanjutan. Analisa kebutuhan desain dari lokasi
 Menjadi salah satu area ROB (bajir pasang air laut) penelitian antara lain;
pelabuhan wisata di bisa terjadi pada kawasan
perkotaan Tahuna. ini, seperti halnya pada a. Area Tangkapan Air/ Resapan Air, Pembuatan
Kawasan permukiman
daerah resapan air dengan beberapa metode
Nelayan Tidore;
seperti, Metode Ecological Hydraulics, Metode
pembuatan lubang Biopori, dan Metode
pengendalian bangunan yang menutup tanah.
36| Penerapan Konsep Kota Berkelanjutan Pada Desain Kawasan Tepian Pantai Perkotaan Tahuna

b. Ruang Terbuka Hijau, Pengembangan koridor tindakan reklamasi baru dalam area rawa pasang-
ruang hijau kota pada beberapa spot potensi surut Towo'e dan hanya memakai struktur tiang
seperti, Jalur hijau jalan, Jalur pedestrian, pancang dan struktur apung pada area taman
Mengaplikasikan penanaman rumput pada konservasi mangrove Towo'e dimaksudkan untuk
beberapa tempat yang telah diperkeras seperti menjaga aliran air serta permukaan tanah pada
lahan parkir, Mengintroduksi pembangunan area rawa serta tindakan konservasi dan
dengan konsep green roof atau green wall. revitalisasi terhadap bangunan yang dapat
c. Energi Terbarukan, Pemakaian sumber daya mewakili sejarah perkembangan perkotaan
energi terbarukan berupa, Potensi dalam angin, Tahuna dilakukan dengan memberikan desain
Sinar matahari serta Biomass (dari sisa-sisa yang mengangkat akan nilai dari bangunan
bahan organik). tersebut seperti mercusuar "Malahasa" yang
d. Bangunan Hijau, Kriteria bangunan atau rumah menjadi bukti adanya perdagangan kopra di
tinggal yang layak dan sehat bagi penghuninya Kabupaten Kepulauan Sangihe.
antara lain, Keberadaan bangunan atau rumah c. Circulation and Parking (Sirkulasi dan Area Parkir),
dapat mempertahankan dan memperkaya Sirkulasi menjadi bagian dalam analisa akan
ekosistem yang ada, Penggunaan energi yang pemakaian kendaraan bermotor dalam kota
minimal serta Pola desain bangunan atau rumah sedangkan area parkir menjadi kebutuhan untuk
mengikuti sistem sosial-budaya lokal; mendukung keberadaan alur sirkulasi agar supaya
tidak terjadi penumpukan dalam sirkulasi dalam
Analisa Desain kota. Selain itu, pada analisa desain untuk
konteks circulation and parking merupakan
Pada analisa desain menggunakan analisa sesuai dengan konsep desain yang diharapkan dapat
kajian teoritis yang memakai konsep kota berkelanjutan mengangkat citra kawasan dalam hal menata
yang dipadukan dengan komponen pembentuk urban area parkir pada setiap zona desain agar lebih
design dari Hamid Shirvani. teratur sekaligus memberikan area parkir seperti
gedung parkir dan lahan parkir yang baru pada
a. Land Use (Tata Guna Lahan), Konsep sustainable
masing-masing zona desain sesuai dengan
city yang diberlakukan pada analisa komponen
ketentuan yang baru, walaupun secara langsung
land use antara lain, menjadikan area lingkungan
bukan merupakan tindakan berkelanjutan tetapi
alami dalam hal ini rawa pasang-surut Towo'e
dalam hal pengurangan kendaraan yang parkir
sebagai bagian dari sistem perkotaan Tahuna
sembarang memberikan hal berkelanjutan pada
serta memberikan batasan yang cukup jelas
sirkulasi transportasi pada perkotaan Tahuna.
untuk area rawa pasang-surut Towo'e, penataan
Penataan sirkulasi kendaraan pada setiap zona
akan fungsi pemakaian lahan disesuaikan dengan
desain dapat memberikan pengaruh untuk
sempadan pantai serta menjadikan area
menciptakan keteraturan dalam sirkulasi
sempadan sebagai area dengan pedestrian
kendaraan bermotor atau pada sirkulasi manusia
pejalan kaki dan jalur hijau untuk penanaman
dalam area pedestrian.
pohon dan taman serta memberlakukan zona
d. Open Space (Ruang Terbuka), Elemen dari ruang
mixuse untuk memaksimalkan lahan yang ada di
terbuka termasuk ke dalam taman dan square,
pusat perkotaan Tahuna sekaligus menciptakan
ruang terbuka hijau, pepohonan, bangku, kebun,
area dengan kepadatan yang masih dalam batas
air, cahaya, paving, kios, tempat sampah, tempat
akan kenyamanan untuk menikmati kawasan
minum, sculpture, menara waktu dan lain
yang ada di pusat perkotaan Tahuna.
sebagainya. Elemen-elemen tersebut disesuaikan
b. Building from and Massing (Massa dan Bentuk
dengan kebutuhan dari masing-masing zona
Bangunan), Ketinggian bangunan, lebar
dalam menciptakan kenyamanan akan fasilitas
bangunan, rasio tinggi antar bangunan, gaya
dari ruang terbuka itu sendiri. Hal tersebut
bangunan, skala bangunan serta warna pada
dilakukan terhadap open space atau ruang luar
bangunan merupakan berbagai hal yang perlu
pada zona desain berupa pada zona rawa
dipertimbangkan dalam building form and
pasang-surut Towo'e mengangkat dari sisi
massing yang memiliki hubungan dengan
kebutuhan akan taman kota sekaligus sebagai
bangunan dan ruang terbuka pada desain
bagian dari tindakan konservasi untuk menjaga
perkotaan. Selain itu, Konsep sustainable city
keberlangsungan fauna dan flora yang ada
yang diberlakukan pada analisa komponen
seperti pohon mangove. Sedangkan pada zona
building form and massing antara lain, perubahan
pelabuhan tua didesain ruang terbuka publik
konsep penataan pasar Towo'e menjadi satu
berupa plaza memberikan ruang dalam
bangunan tunggal membuat zona pasar tidak
melestarikan struktur yang bersejarah seperti
menjadi area yang terpecah-pecah akan fungsi
menara mercusuar "Malahasa". Tindakan ini
dan penggunaannya, sehingga dengan membuat
menjadi bagian dari konsep sustainable city dan
menjadi satu bangunan akan menjadikan zona
waterfront city yang mengangkat akan
pasar lebih efisien, tidak melakukan suatu
Jonathan F. Ijong | 37
keberlanjutan dan pelestarian beberapa objek g. Preservation (Tindakan Pelestarian atau
yang perlu dilakukan tindakan konservasi dan Pemeliharaan), Tindakan preservation harus
redevelopment. ditujukan sebagai suatu tindakan proteksi
e. Pedestrian Ways (Area Pedestrian/ Pejalan Kaki), terhadap area yang masuk sebagai urban place
konsep desain akan jalur pejalan kaki (pedestrian (seperti; squares, plaza, area perbelanjaan dan
ways) di zona desain yang telah ditentukan pada tempat yang sama dengan itu) harus sama
lokasi penelitian, memiliki konsep sustainable city baiknya bagi bangunan atau tempat bersejarah
yang cukup jelas dengan memperbaiki dan (dalam hal ini pengelolaan dan perawatannya).
memperbanyak jalur hijau sebagai bagian yang Konsep sustainable city pada tindakan
ditanami beberapa jenis vegetasi berupa pohon preservation dipertegas pada perbaikan dan
dan tanaman. Selain memperbanyak jalur hijau penataan area lingkungan alami dengan
pada pedestrian, jenis vegetasi yang masuk memberikan tindakan konservasi area sebagai
dalam konsep desain akan dapat mewakili citra bagian dari perlindungan terhadap lingkungan
dari kawasan waterfront city. Konsep yang alami yang ada. Mempertegas kedudukan sebagai
berkelanjutan dengan memperluas area hijau lingkungan alami dengan memberikan batasan
serta memberikan nuansa kawasan waterfront yang jelas terhadap pengaruh akan
city dengan vegetasi untuk pesisir pada jalur pengembangan lingkungan binaan dapat
pejalan kaki di zona desain yang ada belum akan memberikan indikasi akan tindakan berkelanjutan
lengkap dengan finishing pada pola penataan baik terhadap lingkungan alami maupun sistem
permukaan jalur pejalan kaki (pedestrian ways) penataan yang ada di lokasi penelitian. Selain
dengan pemakaian pola ragam kebudayaan konsep sustainable city sebagai bagian dari
Sangihe yang memberikan penguatan citra pada pengembangan akan desain yang berkelanjutan,
kebudayaan Sangihe di perkotaan Tahuna. penggunaan ragam kebudayaan Sangihe sebagai
bagian dari kebudayaan lokal memberikan daya
tarik tersendiri pada konsep desain. Penggunaan
ragam kebudayaan Sangihe juga memberikan
indikasi akan tindakan preservation sebagai
bagian dari melindungi dan melestarikan nilai
yang ada dalam ragam kebudayaan Sangihe ke
dalam bentuk arsitektural sebagai bagian dari
penambahan nilai visual terhadap konsep desain.
h. Signage (Penanda), Penanda yang dimaksud lebih
mengarah terhadap pengaturan papan-papan
reklame atau penanda iklan dari suatu kegiatan
atau merek dagang. Hal ini diperlukan sebagai
bagian dari penataan visualisasi kota yang dapat
memberikan batasan pada papan-papan reklame
yang kecenderungan menutupi tanda-tanda
rambu lalu lintas, sehingga dapat
membingungkan pengguna jalan serta pedestrian.

Analisa pada lokasi penelitian merupakan bagian dari


proses research by design dalam mendesain lokasi
penelitian yang berada di perkotaan Tahuna. Potensi
Gambar 4. Konsep Ide Pedestrian Ways akan bentuk waterfront city menjadi dasar yang kuat
untuk dikombinasikan dengan konsep sustainable city
f. Activity Support (Area Aktivitas Pendukung), dalam membentuk desain yang saling mengisi satu sama
Bentuk, lokasi dan karakteristik dari spesifikasi lain. Mengintegrasikan potensi perkotaan Tahuna
area akan menarik fungsi yang lebih spesifik, sebagai waterfront city yang dipadukan dengan konsep
pengguna serta aktivitasnya. Area aktivitas sustainable city untuk desain pada lokasi penelitian
pendukung pada zona desain yang telah dengan metode urban design dari Teori Elements of
ditentukan dalam penelitian ini, sebenarnya Urban Physical Form milik Hamid Shirvani untuk
sudah dianalisa pada konteks elemen yang lain diwujudkan dalam desain lansekap perkotaan yang
seperti land use dan open space. Konsep desain memadukan antara arsitektur modern dengan ragam
yang didalamnya memiliki fasilitas sebagai area kebudayaan Sangihe sebagai bagian dari penelitian ini.
aktivitas pendukung akan dioptimisasi pada Akhirnya, berdasarkan analisa dalam penelitian ini serta
proses desain, di mana tetap melihat akan konsep perkotaan kontekstual yang telah dipilih dan
karakteristik area serta memberikan ragam dikaji dengan melihat akan potensi pada lokasi
kebudayaan Sangihe sebagai bagian dari desain penelitian maka, dihasilkan gambaran konsep dasar
area aktivitas pendukung. yang merupakan hasil dari tahapan optimisasi proses
desain yang produk desainnya berupa desain revitalisasi
38| Penerapan Konsep Kota Berkelanjutan Pada Desain Kawasan Tepian Pantai Perkotaan Tahuna

terhadap Kawasan Pelabuhan Tua perkotaan Tahuna, pedestrian boulevard, sehingga memiliki jalur atau area
Kawasan Pasar Towo'e dan Area Rawa Pasang-Surut hijau yang mendukung akan keberadaan dari spot area
Towo'e di perkotaan Tahuna dalam konsep kota pesisir plaza ini. Spot Plaza Pelabuhan Tahuna merupakan spot
tropis yang berkelanjutan. utama pada spot area plaza pelabuhan tua, dimana
memiliki ruang terbuka publik yang pada area plaza
Pembahasan diperuntukan sebagai ruang terbuka non-hijau.
Sedangkan pada area sebelah darat yang berdekatan
Pada dasarnya konsep desain pada lokasi penelitian dengan kompleks pertokoan diperuntukan sebagai ruang
yang ada di perkotaan Tahuna dikembangkan dari terbuka hijau dengan fasilitas seperti taman bermain
potensi zona desain dalam mewujudkan kondisi kota anak. Spot area plaza juga memiliki bangunan yang
tepian pantai yang berkelanjutan. Zona desain pada diperuntukan sebagai bangunan bertingkat dengan
kawasan pelabuhan tua terdiri dari beberapa spot area konsep bangunan ramah lingkungan (blok berwarna
yang diubah menjadi area yang baru seperti Spot Plaza ungu) yang mengambil ide desain dari indikator kota
Pelabuhan Tua dan Kompleks Area Pedetrian Pertokoan berkelanjutan tentang green building yang salah satunya
Baru. Pada desain kawasan ini dipergunakan ide desain kebutuhan energi bangunan dikombinasi dengan energi
kepadatan bangunan dan perubahan fungsi lahan terbarukan.
sebagai bagian dari mengefektifkan penggunaan lahan
di pusat kota dari perkotaan Tahuna. Selain itu, sebagai
area yang menjadi pusat kota dari perkotaan Tahuna
perlu memiliki kawasan dengan fungsi mixuse untuk
menunjang akan kegiatan yang ada pada zona desain
kawasan pelabuhan tua.

Gambar 6. Spot Plaza Malahasa Peltu

Spot area pertokoan baru di kawasan Pelabuhan Tua


merupakan area yang jalan kendaraan bermotor
dialihfungsikan menjadi pedestrian pejalan kaki, dimana
spot ini mengubah penampilan area pertokoan lama
menjadi baru dalam hal pengaturan akan bangunan
serta fungsi lahan yang ada di spot area pertokoan ini.
Area Perbelanjaan baru pada Pelabuhan Tua, tidak
mengubah peruntukan lahan sebagai area perdagangan
dan bisnis di pusat kota Tahuna. Pengembangan
Gambar 5. Layout Hasil Desain di Lokasi Penelitian
areanya memperbaiki penampilan serta orientasi
Spot Plaza Pelabuhan Tahuna didesain kembali dengan bangunan terutama yang berada pada jalur jalan tapian
memberikan area yang berfungsi sebagai plaza yang pantai.
mengangkat citra ragam kebudayaan dan kebangsaan.
Spot area plaza juga terkoneksi langsung dengan jalur
Jonathan F. Ijong | 39

Gambar 7. Spot Pedestrian Tepian Pantai

Mengubah jalan menjadi jalur pedestrian pejalan kaki


memiliki pertimbangan dalam analisa yang telah
dilakukan. Walau demikian, perubahan tersebut
dilakukan dalam upaya untuk menciptakan area yang
dapat menjadi jalur pedestrian sekaligus sebagi bagian
dari jalur hijau yang dapat mendinginkan area pusat
kota dari perkotaan Tahuna yang telah didesain secara
padat.

Gambar 8. Spot Desain Jalur Tepian Pantai

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa penelitian, maka kesimpulan


dari penelitian desain ini antara lain:

1. Potensi kota Tahuna sebagai kota tepian pantai


yang pengembangan kotanya ke arah konsep kota
berkelanjutan dapat menciptakan karakteristik dan
memberikan peningkatan akan citra kota kota
tepian pantai yang berkelanjutan,
2. Karakteristik dalam ragam kebudayaan Sangihe
memiliki nilai dan pengangkatan citra kota yang
unik serta dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari
nilai kebudayaan yang perlu diketahui dan
dilestarikan dalam bentuk desain arsitektural,
3. Pendekatan konsep berkelanjutan dapat
memberikan keharmonisan antara lingkungan
binaan dan lingkungan alami di lokasi penelitian
yang dihasilkan dari produk urban design yang
memberikan nilai tambah terhadap kawasan tepian
Gambar 7. Spot Pertokoan Pelabuhan Tua pantai perkotaan Tahuna sebagai bagian dari
pengembangan kota pesisir yang berkelanjutan.
Orientasi bangunan serta penataan akan lingkungan
pada spot ini dilakukan untuk menunjang keberadaan Hasil penulisan tesis ini diharapkan dapat menjadi suatu
jalur jalan tepian pantai yang ada. Alih fungsi acuan dan pembanding untuk penelitian selanjutnya
penggunaan jalur kendaraan bermotor menjadi yang berkaitan dengan pengembangan kota tepian
pedestrian pejalan kaki diperlukan sebagai bagian dari pantai di wilayah kepulauan Sangihe dan sekitarnya.
meredam iklim mikro yang ditimbulkan pada aktivitas di Pada konteks akan kota Tahuna menjadi bagian dari
spot area ini. KSN (Kawasan Strategi Nasional), hasil dari penelitian ini
40| Penerapan Konsep Kota Berkelanjutan Pada Desain Kawasan Tepian Pantai Perkotaan Tahuna

menjadi bahan pertimbangan akan analisa


pengembangan kota Tahuna sebagai bagian dari ibu
kota Kabupaten Kepulauan Sangihe sekaligus sebagai
salah satu wilayah perbatasan antara Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan Negara Filipina.

Daftar Pustaka

Budiharjo, E. dan Sujarto, D., 2013. Kota Berkelanjutan


(Sustainable City). Alumni. Bandung.
Creswell, J.W., 2009. Research design: Qualitative, quantitative,
and mixed methods approaches 3rd ed. SAGE Publications.
Thousand Oaks, California.
Downton, P.F., 2009. Ecopolis: Architecture and Cities for a
Changing Climate. Springer Science+Business Media B.V.,
Dordrecht.
Edwards, A.R., 2005. The Sustainability Revolution: Portrait of a
Paradigm Shift. Gabriola Island, BC: New Society.
Gunawan, I., 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan
Praktik. Bumi Aksara. Jakarta.
Joga, N, 2014. Greenesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Joga, N, 2017. Mewariskan Kota Layak Huni. Jakarta.
Moleong, L., 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Nuraini, C., 2010. Metode Perancangan Arsitektur. Karya Putra
Darwati. Bandung.
Satori, D. dan Komariah, A., 2014. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Snyder, J.C. dan Catanese, A.J., 1985. Pengantar Arsitektur.
Erlangga. Jakarta.
Wuisang, C.E.V and Jones, D.E., (2010). Greenways and
Environmental Planning in South Australia: Recent Precedents
and the Aldinga Scrub Study. 47th International Federation Of
Landscape Architects World Congress Harmony And
Prosperity: Traditional Inheritance And Sustainable
Development, 28-30 MAY 2010 at SUZHOU, CHINA.
Zulkifli, A., 2015. Pengelolaan Kota Berkelanjutan. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai