Penentuan Kadar Asam Asetat Dalam Cuka M
Penentuan Kadar Asam Asetat Dalam Cuka M
KIMIA ANALITIK
PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA MAKAN
Disusun Oleh:
Adam Solennel (1400810059)
Ajeng Retno Darmiyati (1400810066)
Amanda Untari Pratiwi (1400810010)
Andree Triyadi (1400810063)
Viorenda Thery Wijaya (1400810043)
Cuka merupakan salah satu produk dari hasil fermentasi. cuka biasanya digunakan sebagai
bahan penyedap rasa untuk menambah rasa keasaman pada makanan. Cuka memiliki banyak
manfaat dalam berbagai industri. Seperti farmasi, masakan, dan pembersih komersil. Cuka yang
mengandung asam asetat adalah larutan asam yang dibuat dari reaksi oksidasi etanol. Asam asetat
yang merupakan asam lemah ini memiliki kadar yang berbeda-beda pada setiap merk cuka
komersil.
Dalam praktikum ini, akan dilakukan penentuan kadar asam asetat dalam cuka dengan
analisa volumetri. Analisa volumetri adalah suatu teknik yang melibatkan pengukuran volume
suatu larutan untuk menentukan kandungan senyawa dalam larutan lain secara kuantitatif. Reaksi
yang dilakukan untuk melakukan analisa ini adalah titrasi asam basa. Titrasi bertujuan mencari titik
ekuivalen dari kedua reaktan yang bereaksi, sehingga dapat ditentukan volume reaktan nantinya.
Pada percobaan ini, titran yang digunakan adalah NaOH yang sebelumnya mengalam
reaksi standarisasi oleh KC8H5O4 dan indikator yang digunakan bersifat asam, yaitu fenolftalein
yang akan berubah warna menjadi merah muda jika sudah mengalami titik akhir titrasi.
2. TUJUAN
Memahami prinsip analisa volumetri dan titrasi
Menentukan kadar asam asetat di dalam cuka komersil
3.2 BAHAN
Larutan NaOH 1 M
Kalium Hidrogen Ftalat (KC8H15O4)
Indikator Fenolftalein
Aquades
Sampel Cuka
4. PROSEDUR KERJA
5. HASIL dan PEMBAHASAN
5.1 HASIL
A. Standarisasi NaOH 0.1 M dengan Larutan Standar KC8H5O4
5.2 PEMBAHASAN
Larutan NaOH bertindak sebagai titran untuk menentukan konsentrasi CH3COOH sebenarnya.
Tetapi untuk mendapatkan konsentrasi CH3COOH yang tepat perlu dilakukan standarisasi NaOH
terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan NaOH dapat bereaksi dengan CO2 yang terdapat di udara
sehinggga dapat mempengaruhi konsentrasi NaOH. Apabila konsentrasi NaOH berubah atau
terganggu maka dapat berdampak pada konsetrasi CH3COOH yang ingin kita cari secara
perhitungan.
Larutan NaOH 0.1 M distandarisasi dengan menggunakan KC8H5O4 (kalium hidrogen ftalat).
KHP digunakan sebagai bahan standarisasi karena KHP merupakan bahan yang dapat diperoleh
dalam keadaan murni dan merupakan asam yang stabil. Adapun indikator yang digunakan dalam
pratikum ini adalah indikator fenolftalein yang mempunyai rentang pH dari 8.3- 10 dengan rentang
warna: tak berwarna – merah muda. Pada awalnya KHP ditimbang sebanyak 4 gram kemudian
dilarutkan didalam akuades sebanyak 70 ml kemudian ditambah 30 ml. Kemudian KHP dipipet
sebanyak 10 ml dan diberikan 2 tetes PP dan siap dilakukan proses titrasi.
Dari pengulangan sebanyak 3 kali, volum NaOH yang kami dapatkan secara berturut- turut
adalah 26.5 mL, 26,5 mL, dan 24.9 mL. Didalam proses perhitungan kami menggunakan volum
NaOH sebesar 26.5 mL karena volum tersebut didapatkan sebanyak 2 kali. Adapun konsentrasi
NaOH yang sebenarnya yang kami peroleh dari hasil perhitungan adalah 0.07396 M. Konsentrasi
ini berbeda dengan konsentrasi yang tertera di wadah NaOH. Penyebab perbedaan ini dapat
disebabkan karena NaOH yang ada di tabung buret sudah terlalu lama sehingga sedikit banyak akan
bereaksi dengan CO2 yang ada di udara sehingga dapat mengurangi konsentrasi dari NaOH.
Setelah diketahui volum NaOH yang akan digunakan dan konsetrasinya, maka proses titrasi
dengan CH3COOH dapat dilakukan. Titrasi yang diulang sebanyak 3 kali (triplo) dan volume
NaOH berturut- turut yang didapatkan adalah : 25.9, 23.8, dan 25.1 mL. Adanya variasi volum ini
menyebabkan perbedaan yang lumayan jauh di antara volume NaOH. Maka dari itu, kami
menggunakan rata- rata volume NaOH yang diperlukan dalam perhitungan konsentrasi CH3COOH.
Dari hasil perhitungan yang telah kami lakukan, konsentrasi CH3COOH yang didapat sebanyak
3.68 M atau 21,066% (v/v). Konsentrasi yang didapat berbeda dengan konsentrasi yang tertera di
botol kemasan cuka yaitu sebanyak 25%.
Adanya perbedaan pada konsentrasi ini mungkin disebabkan oleh beberapa galat seperti berikut:
Ketidak-akuratan dalam mengamati volume NaOH yang diperlukan di dalam buret. Pada
pratikum ini, larutan NaOH yang berada di dalam buret membentuk meniskus bawah.
Untuk menentukan volum yang tersisa dalam buret maka dapat dilihat dari lengkungan
paling bawah dari meniskus, akan tetapi lengkungan terbawah dari meniskus tidak segaris
dengan garis pada buret sehingga dapat mempengaruhi volume NaOH.
NaOH yang terlalu lama di buret dapat bereaksi dengan udara bebas. Hal ini dapat
menyebabkan konsentrasi NaOH menjadi tidak stabil dan dapat mempengaruhi konsentrasi
CH3COOH yang akan kita tentukan.
6. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan, konsentrasi dari NaOH standar yang dipakai sebesar 0,0736 M
Konsentrasi cuka yang telah dihitung sebesar 21,066%. Konsentrasi ini tidak sesuai dengan
konsentrasi yang tertera di botol kemasan cuka
DAFTAR PUSTAKA
Bettelheim, F., dan Landesberg, J. 2012. Laboraty Experiments for Introduction to General, Organic and
M1V1 = M2V2
M1 x 26.5 mL = 0.196 x 10 mL
M1 = 0.0739 M
2. Hitunglah konsentrasi asam asetat pada cuka dalam satuan molar dan persen volume. Sebagai
informasi, massa jenis asam asetat murni adalah 1.049 gram/mL, dan massa molarnya adalah
60.05 gram/mol. Apakah konsentrasi yang anda dapatkan sesuai dengan konsentrasi yang
tertera pada botol kemasan cuka anda?
25.9+23.8+25.1
Jawab: Dik. Volume rata- rata NaOH = 3
= 24.93 mL
MNaOHVNaOH = MCH3COOHVCH3COOH
0.0739 x 24.93 mL = MCH3COOH x 10 mL
0.0739×24.93
MCH3COOH = 10
= 0.184 M
= 3.68 M
%×10×1.049
MCH3COOH = 60.05
3.68×60.05
% = 10×1.049
= 21.066%
3. Jelaskan sumber-sumber galat yang mungkin terjadi dalam percobaan ini. Jelaskan pula
apakah galat tersebut akan menyebabkan konsentrasi asam cuka yang terukur menjadi lebih
keccil atau lebih besar