Disusun oleh :
1. Nana Solihin
2. Lina Lestari
3. Ratu Kencana Wungu
4. Santi Nurwantini
1
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, presentasi kasus-kasus penyakit yang berdampak pada gangguan
saluran pencernaan mulai mengalami peningkatan. Kecukupan nutrisi tubuh
berpengaruh besar terhadap produktivitas dan hal itu sangat berkaitan erat dengan
fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang berfungsi secara optimal
akan mampu memaksimalkan nilai pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan
dan penyerapan nutrisi.
Kerugian utama adanya gangguan pada organ dan saluran pencernaan
tentunya berupa terganggunya penyerapan nutrisi. Gangguan pencernaan akibat
kesalahan makanan misalnya akan menyebabkan saluran pencernaan tidak dapat
bekerja dengan baik. Hal lain berakibat pada terjadinya immunosuppresif.
Saluran pencernaan pada hewan terdiri atas organ-organ yang meliputi mulut,
tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus.
Namun, sistem pencernaan juga melibatkan organ-organ yang berada di luar saluran
pencernaan, seperti hati, kantung empedu, dan pankreas.
Penyebab terjadinya gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan makanan
dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti pola makan yang salah, kurang
mengonsumsi sayuran,gaya hidup yang tidak sehat, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan system pencernaan ?
2. Sebutkan penyakit yang disebabkan oleh gangguan system pencernaan dan
Apa penyebabnya ?
3. Sebutkan alat-alat kedokteran apa saja yang dibutuhkan pada pemeriksaan
gangguan system pencernaan?
4
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari gangguan system pencernaan.
2. Mengetahui penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem pencernaan
beserta penyebabnya.
3. Mengetahui alat-alat kedokteran yang digunakan dalam menangani masalah
gangguan sistem pencernaan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
keras. Bila hal ini terjadi, pengeluaran feses menjadi sulit. Menahan buang
air besar pada waktu-waktu yang normal dapat menyebabkan sembelit.
Semebleit dapat juga disebabkan emosi seperti rasa gelisah, cemas, takut
atau stress.
5. Kanker lambung, yaitu gejala-gejala permulaan dari kanker lambung
hampir sama dengan gejala-gejala yang disebabkan gangguan lain pada
alat pencernaan, antara lain merasa panas, kehilangan nafsu makan,
ketidaksanggupan mencerna (salah cerna) berlangsung terus menerus,
sedikit rasa muak, rasa gembung dan rasa gelisah sesudah makan, dan
kadang-kadang timbul rasa nyeri pada lambung.
6. Radang usus buntu, bila usus buntu (umbai cacing) meradang,
membengkak dan terisi oleh nanah. Kondisi ini disebut radang usus buntu
atau apendistis.
7. Hemaroid, adalah pembengkakkan vena didaerah anus. Hemaroid
cenderung berkembang pada orang-orang yang terlalu lama duduk terus
menerus atau pada orang yang menderita sembelit. Hemaroid juga sering
terjadi pada wanita hamil dan orang-orang yang terlalu gemuk. Gejala-
gejala hemaroid meliputi rasa gatal-gatal, nyeri dan pendarahan.
8. Keracunan makanan, umumnya disebabkan oleh bakteri yang terdapat
dalam makanan. Bakteri dalam makanan dapat membahayakan atau
menghasilkan racun yang membahayakan tubuh. Geajala-gejala keracunan
makanan meliputi muntah-muntah, diare, nyeri (sakit) rongga dada dan
perut serta demam.
Penyakit-penyakit gangguan pencernaan seperti yang disebutkan di atas di
antaranya bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:
a. Pola makan yang salah
b. Infeksi dari bakteri, mikroba lainnya atau cacing.
c. Terdapat kelainan pada sistem pencernaan itu sendiri seperti akibat tumor,
infeksi atau pelebaran pembuluhnya.
7
C. Alat-Alat Kedokteran untuk Memeriksa Gangguan Pada Sistem Pencernaan
Banyak alat-alat kedokteran yang dipergunakan untuk menangani masalah
gangguan pada sistem pencernaan, diantaranya :
1. Endoscopy
Endoscopy
8
Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk
memeriksa:
rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)
keseluruhan usus besar (kolonoskopi).
Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan, daerah
yang mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal.
Biasanya diambil contoh jaringan untuk keperluan pemeriksaan lainnya.
2. Ct Scan
Ct Scan
CT - singkatan dari Computed Temography sedangkan Scan adalah foto. CT
Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari
berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
Tujuan penggunaan CT Scan
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik
scanning/pemeriksaan tanpa radioisotope. Dengan demikian CT scan hampir dapat
digunakan untuk menilai semua organ dalam tubuh, bahkan di luar negeri sudah
digunakan sebagai alat skrining menggantikan foto rontgen dan ultrasonografi. Yang
penting pada pemeriksaan CT scan adalah pasien yang akan melakukan pemeriksaan
bersikap kooperatif artinya tenang dan tidak bergerak saat proses perekaman. CT scan
sebaiknya digunakan untuk :
Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner,
emboli paru, aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai
kelainan pembuluh darah lainnya.
9
Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak
kanker, dan jenis kanker.
Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan
trauma lainnya pada kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul
penurunan kesadaran, muntah, pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan
saraf lainnya.
Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan
dan lainnya.
Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan
yang menumpuk di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai “mata” dokter
untuk melihat lokasi yang tepat untuk melakukan tindakan.
Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi
lainnya kurang memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan anda
melakukan pemeriksaan selain CT scan.
3. USG
USG
Ultrasonography (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi
dalam menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa
sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif), relatif murah,
pemeriksaannya relatif cepat,dan persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah.
Gelombang suara ultrasound memiliki frekuensi lebih dari 20.000Hz, tapi yang
10
dimamfaatkan dalam teknik ultrasonography (kedokteran) hanya gelombang suara
dengan frekuensi 1-10 MHz.
4. Laparoscopy
Laparoscopy berfungsi untuk pembersihan darah. Selain itu, laparoscopy juga
dipergunakan untuk melakukan inseminasi. atau istilah lain.
Laparoscopy merupakan tindakan pembedahan pada sekitar saluran
pencernaan dan daerah perut secara minimal invasif.
5. Stetoskop
Stetoskop adalah salah satu alat yang sudah menjadi simbol dari profesi
kedokteran. Fungsi dari stetoskop ini adalah untuk mendengarkan detak jantung,
suara usus, dan lain sebagainya. Dengan kemampuannya ini, Stetoskop dapat
digunakan pula untuk mengetahui kerja paru-paru dan juga untuk mengukur tekanan
darah dengan mendengarkan denyut nadi.
Stetoskop
11
Stetoskop itu terdiri atas dua jenis, ada astetoskop akustik dan elektronik.
Stetoskop akustik beroperasi dengan cara menyalurkan suara dari dada. Suara itu
dihantarkan melalui tabung kosong yang berisi udara untuk di sampaikan ke telinga
pendengar atau dokter.
Untuk memerjelas suara yang dihasilkan, ada bagian bernama chestpiece yang
bisa diletakkan di badan pasien, terdiri atas diaphgram dan bell. Bagian diaphgram
yang akan diletakkan pada tubuh pasien, lewat bagian itu suara tubuh pasien bergetar.
Suara dihantarkan menuju tube yang ada di telinga pendengar.
Stetoskop ini memiliki tingkat suara yang rendah sehingga pendiagnosisan penyakit
sulit untuk diketahui.
Sementara itu stetoskop elektronik bisa mengatasai tingkat suara yang rendah
tersebut. Caranya adalah memperkuat suara dari tubuh. Namun penggunaan stetoskop
itu belum begitu berkembang karena hanya digunakan untuk mendiagnosa penyakit
tertentu. Stetoskop ini bisa menghilangkan suara tertentu dan fokus hanya pada satu
suara tertentu.
6. Colonoscopy
Colonoscopy adalah alat medis yang fungsinya untuk mengetahui kondisi
saluran pencernaan bagian bawah. Bagian tersebut dimulai dari rectum, anus sampai
dengan usus pada bagian bawah. Alat ini juga berfungsi sebagai alat skrining dalam
mendeteksi dini kanker kolorektal. Kanker itu adalah tumor ganas yang berasal dari
dinding di usus besar.
Colonoscopy
Fungsi lain dari colonoscopy antara lain sebagai berikut.
12
Menyelidiki penyebab adanya darah di tinja. Lewat alat ini bisa diketahui
dimana tempat pendarahan itu.
Memeriksa pasien jika ada keluhan nyeri pada perut bagian bawah yang
penyebabnya belum bisa dijelaskan.
Memeriksa diare kronik yang juga belum diketahui penyebabnya.
Menyelidiki pasien jika memiliki kebiasaan yang berubah ketika buang air
besar.
Memberikan hasil diagnosis dalam kelainan yang sebelymnya telah
ditemukan dalam rontgen atau CT Scan.
Memberikan evaluasi ketika sudah selesai pembedahan kolon serta polip.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gangguan pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh rasa mual yang
terjadi, mulas, tak bertenaga dan sebagainya. Penyebab penyakit gangguan
pencernaan yang paling utama ini adalah pola makan yang mungkin tidak
sehat.
2. Diantara penyakit gangguan pada sistem pencernaan adalah Gastritis, Radang
hati yang menular (Hepatitis), Diare Sembelit, Kanker lambung, Radang usus
buntu, Hemaroid, dan Keracunan makanan.
3. Diantara alat-alat kedokteran yang digunakan untuk menangani masalah pada
gangguan pencernaan adalah Endoscopy, Ct Scan, USG, dan Laparoscopi serta
Colonoscopy.
B. Kritik dan Saran
Dalam penyusunan makalah ini, Tim penyusun merasa masih banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15