74 279 1 PB PDF
74 279 1 PB PDF
Abstrak
Peningkatan tekanan intrakranial masih menjadi penyebab utama kematian pada penderita cedera kepala.
Penggunaan obat baru sebagai terapi osmosis diharapkan mampu menurunkan tekanan intrakranial. Penelitian
prospektif, samar ganda, acak dilakukan terhadap 20 penderita cedera kepala berat di Unit Gawat Darurat (UGD)
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung selama bulan Februari–Juli 2009. Penderita dikelompokkan dalam 2
kelompok yang mendapat terapi manitol atau natrium laktat. Dilakukan pengukuran tekanan intrakranial, kadar
laktat, kadar natrium, serta kalium sebelum dan sesudah terapi osmosis dengan uji Shapiro-Wilk untuk analisis
distribusi dan uji t berpasangan atau uji Wilcoxon untuk perbandingan rata-rata mempergunakan program statistical
products and solution services (SPSS). Kelompok natrium laktat mengalami penurunan tekanan intrakranial
(p<0,001) serta kenaikan kadar laktat (p=0,035). Kelompok manitol mengalami penurunan tekanan intrakranial
(p=0,005) dan perubahan kadar laktat (p=0,135). Kadar natrium dan kalium pada kedua kelompok tidak terdapat
perubahan yang bermakna. Penurunan tekanan intrakranial kelompok manitol dan natrium laktat tidak berbeda
bermakna (p=0,417). Kadar laktat antara kelompok natrium laktat dan manitol berbeda bermakna (p=0,016), yaitu
kenaikan kadar laktat yang lebih tinggi pada kelompok natrium laktat. Simpulan, pemberian natrium laktat dan
manitol sama efektifnya menurunkan tekanan intrakranial pada penderita cedera kepala berat. Pemberian natrium
laktat meningkatkan kadar laktat secara bermakna dibandingkan dengan pemberian manitol. Tidak terdapat
perbedaan bermakna kadar natrium dan kalium pada kedua kelompok penelitian. [MKB. 2012;44(1):26–31].
Kata kunci: Cedera kepala berat, manitol, natrium laktat, tekanan intrakranial
Abstract
Increasing of intracranial pressure still a main cause of death in head injury patient. A new osmotic therapy probably
an alternative to decrease intracranial pressure. A prospective randomized double blind study was done in 20
severe head injury in Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung emergency unit during February–July 2009. Subjects
were divided in 2 groups, the first group was treated by natrium lactate and the second group was mannitol.
We measured intracranial pressure, lactate concentration, potassium and natrium concentration before and after
treatment. The statistical analysis were performed by using Shapiro-Wilk test for distribution analysis and paired
t-test or Wilcoxon test for mean comparison using statistical products and solution services (SPSS) program.
Intracranial pressure decreased in natrium lactate group (p<0.001) with increased of lactate concentration (p=0.035).
In mannitol group we get a decreased in intracranial pressure (p=0.005), and in lactate concentration (p=0.135).
No significant changed of potassium and natrium concentration in each group. No significant intracranial decrease
for natrium lactate versus mannitol was apreciated (p=0.417), but a significant different in lactate concentration
(p=0.016). We noticed lactate concentration in natrium lactate had a higher increase. In conclusions, we noticed
a significant intracranial pressure decreased by manitol as same as natrium lactate treatment. Natrium lactate
administration was increasing lactate concentration significantly than mannitol done. No significant difference in
natrium and potassium was noticed in both groups. [MKB. 2012;44(1):26–31].
Key words: Intracranial pressure, mannitol, natrium lactate, severe head injury
Korespondensi: Dr. M. Z. Arifin, dr., Sp.BS, Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran-Rumah
Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, jalan Pasteur 38 Bandung 40161, telepon (022) 78234311, mobile 085243524441,
e-mail ajidrisdianto@yahoo.com
hipoksemia lama sebelum perawatan di rumah Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.
sakit, hipotensi arterial, inisial hipernatremia,
penetrating head injury, serta penderita yang
sudah mendapat terapi barbiturat, steroid ataupun Hasil
osmoterapi.
Penderita yang masuk kriteria penelitian Penurunan tekanan intrakranial pada kelompok
dilakukan pengukuran tekanan intrakranial, kadar natrium laktat memperlihatkan distribusi
laktat, natrium, dan kalium, kemudian secara acak data yang normal dengan penurunan tekanan
mendapat terapi osmosis berupa manitol atau intrakranial rata-rata 5,92 mmHg atau 19,59%.
natrium laktat. Pengacakan dilakukan dengan Dengan mempergunakan uji t berpasangan data
cara mengambil dalam amplop yang tertutup. tersebut menunjukkan kemaknaan (p<0,001).
Terapi osmosis yang diberikan berupa 1,5 mL/ Tekanan intrakranial sebelum terapi sebesar 30,65
kgBB manitol 20% atau natrium laktat yang mmHg dan menurun sesudah terapi (Gambar 1).
diberikan selama 15–30 menit. Tiga puluh menit Kadar natrium pada kelompok natrium laktat
setelah pemberian infus terapi osmosis dilakukan saat sebelum dengan sesudah pemberian tidak
pengukuran tekanan intrakranial, kadar laktat, terdapat perbedaan yang bermakna. Distribusi
natrium, dan kalium. data memperlihatkan data yang tidak normal,
Natrium laktat yang dipergunakan pada dengan uji Wilcoxon menunjukkan kemaknaan
penelitian ini yaitu totilac dengan osmolalitas (p=0,833) yang berarti tidak terdapat perbedaan
1.020 mOsm/L (Tabel 1). bermakna sebelum dengan sesudah pemberian
Manitol yang digunakan yaitu manitol yang natrium laktat.
mempunyai konsentrasi 20% dengan volume per Kadar kalium sebelum dan sesudah pemberian
botolnya 300 mL dan memiliki osmolalitas 1.160 natrium laktat mempunyai distribusi data yang
mOsm/kg. normal, dengan pengujian uji t berpasangan nilai
Posisi kepala penderita dielevasi 30o, prosedur p=0,162 yang berarti tidak terdapat perbedaan
rutin penanganan penderita cedera kepala berat. bermakna kadar kalium sebelum dengan sesudah
Intubasi penderita, oksigenasi adekuat, pemasangan pemberian natrium laktat.
naso gastric tube (NGT), pemantauan tanda vital, Pada uji Shapiro Wilk kadar laktat mempunyai
pemasangan saturasi oksigen, pemasangan kateter distribusi tidak normal, dengan uji Wilcoxon
urin, pemeriksaan darah lengkap, dan analisis gas menunjukkan kemaknaan p=0,035. Kenaikan
darah (AGD) dilakukan pada kedua kelompok kadar laktat rata-rata sesudah pemberian natrium
penelitian. laktat sebesar 1,19 mEq/L atau sebesar 35,1%
Status neurologis penderita dinilai dengan (Gambar 2).
mempergunakan GCS. Kerusakan otak dinilai Tekanan intrakranial pada penderita yang
dengan menggunakan CT-scan yang dilakukan mendapat terapi manitol dengan uji Shapiro-
segera setelah penderita masuk. Efektivitas terapi Wilk mempunyai distribusi data yang normal.
osmotik dinilai berdasarkan data awal sebelum Perbedaan hasil antara sebelum dan sesudah
terapi, kemudian 30 menit sesudah pemberian pemberian manitol berdasarkan uji Wilcoxon
terapi osmosis. Jika penderita membutuhkan bermakna (p=0,005). Penurunan tekanan intra-
terapi lain untuk pertolongan, maka data awal kranial rata-rata dengan pemberian manitol
diperoleh sebelum terapi sekunder diberikan. sebesar 8,9 mmHg atau 34,5% (Gambar 3).
Analisis efek pemberian terapi osmosis diukur Kadar natrium mempunyai distribusi data
dengan menilai tekanan intrakranial pada 30 menit yang normal dengan menggunakan uji Shapiro-
sesudah pemberian manitol atau natrium laktat Wilk, tetapi data tersebut dengan uji t berpasangan
sesuai pengacakan. menunjukkan p=0,583 yang berarti tidak terdapat
Analisis statistik mempergunakan program perbedaan yang bermakna kadar natrium sebelum
SPSS dengan uji distribusi Shapiro-Wilk pada dengan sesudah pemberian manitol.
subjek yang sama dan memiliki distribusi normal
dibandingkan dengan perbedaan rata-ratanya
menggunakan uji t berpasangan, sedangkan yang Tabel Kandungan Totilac yang Digunakan
tidak memiliki distribusi normal dipergunakan uji dalam Penelitian
Wilcoxon. Data tekanan intrakranial pada kedua
kelompok penelitian yang memiliki distribusi Komposisi Jumlah/250 mL
data normal diukur dengan menggunakan uji Larutan natrium laktat
independent samples. (50% b/v) 28,25 g
Penelitian ini telah mendapatkan ethical Kalium klorida 75 mg
clearance dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Kalsium klorida 50 mg
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Akuades untuk suntikan sampai 250 mL
Gambar 1 Perbandingan Tekanan Intrakranial Sebelum dan Sesudah Pemberian Natrium Laktat
Keterangan: ICP=intra cranial pressure
Kadar kalium pada pemberian manitol diuji tekanan intrakranial pada kedua kelompok
dengan uji t berpasangan tidak berbeda bermakna tidak berbeda bermakna (p=0,417) terhadap
sebelum dengan sesudah pemberian manitol efek penurunan tekanan intrakranial pada kedua
(p=0,163). Kadar laktat pada penderita dengan kelompok penelitian.
pemberian manitol mempunyai distribusi data Perbedaan laktat kedua kelompok penelitian
yang normal, dengan uji t berpasangan tidak mempunyai distribusi data yang normal, dengan
berbeda bermakna (p=0,135). uji Shapiro-Wilk, p natrium laktat=0,065 dan p
Hasil statistik memperlihatkan bahwa kadar manitol=0,165; tetapi berdasarkan uji independent
natrium dan kalium kedua kelompok penelitian samples berbeda bermakna (p=0,016).
berbeda bermakna antara sebelum dan sesudah
pemberian terapi osmotik. Oleh karena itu,
parameter yang dapat dibandingkan hanya Pembahasan
tekanan intrakranial dan kadar laktat.
Perbandingan tekanan intrakranial sebelum Pada kedua kelompok penelitian ini didapatkan
dengan sesudah penelitian mempunyai distribusi penurunan tekanan intrakranial. Pada kelompok
data yang normal dengan uji Shapiro-Wilk, manitol penurunan tekanan intrakranial bermakna
p natrium laktat=0,149 dan p manitol=0,323; sesudah pemberian natrium laktat.
kemudian dengan uji independent samples Secara teori penurunan tekanan intrakranial
pada pemberian manitol terjadi oleh karena tekanan intrakranial sama efektifnya dengan
efek osmosis manitol yang menarik air dari manitol.
parenkim otak ke intravaskular.13 Manitol juga Kadar laktat pada kelompok manitol tidak
menyebabkan vasokonstriksi serta mengurangi menunjukkan perbedaan bermakna antara sebelum
produksi cairan serebrospinal yang berpotensi dan sesudah pemberian manitol. Kadar laktat
memperkecil peningkatan tekanan intrakranial. pada kelompok natrium laktat memperlihatkan
Pada kelompok yang mendapat terapi natrium perbedaan yang bermakna antara sebelum dan
laktat terjadi penurunan tekanan intrakranial yang sesudah pemberian natrium laktat. Perbandingan
bermakna antara sebelum dan sesudah pemberian kadar laktat pada kelompok manitol dan natrium
natrium laktat. Hasil ini sesuai dengan penelitan laktat berbeda bermakna, pada kelompok natrium
Rockswold dkk.12 serta Chaterjee dkk.15 yang laktat menunjukkan kadar laktat yang lebih tinggi
menyatakan bahwa larutan natrium hipertonik sesudah pemberian natrium laktat. Pada kedua
dapat menurunkan tekanan intrakranial. kelompok penelitian tidak terdapat perbedaan
Penurunan tekanan intrakranial kemungkinan yang bermakna kadar natrium dan kalium antara
oleh karena penurunan volume sel otak akibat sebelum dan sesudah pemberian terapi osmotik.
pemberian natrium laktat. Kemungkinan kedua Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
karena pengisian vaskular menyebabkan kenaikan bahwa natrium laktat dan manitol mampu
mean arterial pressure (MAP). Jika autoregulasi menurunkan tekanan intrakranial pada penderita
masih berfungsi baik, maka kenaikan MAP akan cedera kepala berat dengan efektivitas sama.
mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah Natrium laktat dapat menaikkan kadar laktat
otak yang akhirnya akan menurunkan volume pada penderita cedera kepala, sedangkan kadar
darah otak, dengan akibat tekanan intrakranial laktat pada pemberian manitol tidak mengalami
akan menurun. Kemungkinan ketiga karena perubahan yang bermakna. Selain itu tidak
peningkatan keenceran darah yang memperbaiki terdapat perbedaan kadar natrium dan kalium
autoregulasi serebral. Perkiraan selanjutnya, pada pemberian natrium laktat dan manitol.
efek osmotik natrium laktat akan menyebabkan
penurunan cairan serebrospinal sehingga
tekanan intrakranial menurun.15 Penelitian lain Daftar Pustaka
memperlihatkan penurunan tekanan intrakranial
dapat terjadi oleh karena pengaruh kadar natrium
yang lebih tinggi di intravaskular, keadaan ini 1. Clausen F. Delayed cell death after traumatic
ditandai dengan penurunan kadar cairan di otak. brain injury [Disertasi]. Uppsala: Acta
Hal ini dibuktikan oleh Rockswold dkk.12 bahwa Universitatis Upsaliensis; 2004.
penurunan kadar cairan otak berhubungan dengan 2. Stiefel MF, Spiotta A, Gracias V, Garuffe
kenaikan kadar natrium serum selama 72 jam. AM, Guillamondegui O, Maloney-Wilensky
Perbedaan penurunan tekanan intrakranial E, dkk. Reduced mortality rate in patients
pada kedua kelompok penelitian tidak bermakna. with severe traumatic brain injury treated
Pada penelitian ini natrium laktat menurunkan with brain tissue oxygen monitoring. J
Neurosurg. 2005;103;805-11.
3. Raslan A, Bhrdwaj A. Medical management 10. Aarabi B, Mehta R, Eisenberg HW. Trauma.
of cerebral edema. Neurosurg Focus. Dalam: Moore AJ, Newel DW, penyunting.
2007;22(5):E12. Neurosurgery, principles and practice. Edisi
4. Sorani MD, Manley GT. Dose-response ke-3. London: Springer; 2005. hlm. 369-
relationship of mannitol and intracranial 460.
pressure: a metaanalysis. J Neurosurg. 11. Greenberg MS. Handbook of neurosurgery.
2008;108:80-7. Edisi ke-6. Florida: Greenberg Graphics;
5. Ware ML, Nemani VM, Meeker M, Lee 2006.
C, Morabito DJ, Manley GT. Effects of 12. Rockswold GL, Solid CA, Paredes-Andrade
23.4% natrium chloride solution in reducing E, Rockswold SB, Jancik JT, Quickel RR.
intracranial pressure in patient with traumatic Hypertonic saline and its effect on intracranial
brain injury: a preeliminary study. Congress pressure, cerebral perfusion pressure,
of Neurological Surgeon, 2005. and brain tissue oxygen. Neurosurgery.
6. Stiefel MF, Udoetuk JD, Spiotta AM, Gracias 2009;65(6):1035-42.
VH, Goldberg A, Maloney-Wilensky, dkk. 13. Stiver SI, Manley GT. Prehospital
Conventional neurocritical care and cerebral management of traumatic brain injury.
oxygenation after traumatic brain injury. J Neurosurg Focus. 2008;25(4):E8.
Neurosurg. 2006;105(5):68-75. 14. Levasseur JE, Alessandri B, Reinert M,
7. Anderson RCE, Kan P, Klimo P, Brockmeyer Clausen T, Zhou Z, Altemeni N, dkk. Lactate,
DL, Walker ML, Kestle JRW. Complication not glucose, up-regulates mitochondrial
of intracranial monitoring in children with oxygen consumption both in sham and
head trauma. J Neurosurg 2004;101(2 lateral fluid percussed rat brain. J Neurosurg.
Suppl):53-8. 2006;59(5):1122-31.
8. Qureshi AI, Suarez JI. Hypertonic saline 15. Chatterjee N, Chaudhury A, Mukherjee
solutions for treatment of intracranial S, Prusty GK, Chattopadhayay T, Saha A.
hypertension. Curr Opinion Anaesthesiol. Efficacy of different hypertonic solutes
2000;5:3301-3. in the treatment of refractory intracranial
9. Catala-Temprano A, Teruel GC, Lasaosa FJC, hypertension in severe head injury patiens;
Odena MP, Julian AN, Rico AP. Intracranial a comparative study of 2 mL/kg 7.5%
pressure and cerebral perfusion as risk factors hypertonic saline and 2 mL/kg 20% mannitol.
in children with traumatic brain injuries. J Indian J Neurotrauma. 2007;4(2):101-8.
Neurosurg. 2007;106(6 Suppl):463-6.