Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Cemara
MASTER CLASS
I P D - Kard iologi
Jakarta
Jl padang no 5, manggarai, setiabudi, jakarta selatan
T. 021 8317064 | BB. 5a999b9f/293868a2
WA. 081380385694/081314412212
Medan
Jl. Setiabudi no. 65 G, medan P
T. 061 8229229 | BB. 24BF7CD2
www.optImaprep.com
Gagal Jantung
Gagal Jantung
• disfungsi jantung berkurangnya aliran darah dan suplai oksigen ke
jaringan tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan metabolik tubuh
• Pembagian:
– Gagal jantung kanan (terjadi pada hipertensi pulmonal primer,
tromboemboli), dengan gejala kongesti cairan sistemik dan
Gagal jantung kiri (akibat kelemahan ventrikel kiri) berakibat
pada penurunan perfusi sistemik.
– Low Output Heart Failure (biasanya terjadi akibat hipertensi,
kardiomiopati dilatasi, kelainan katub)dan High Output Heart
Failure (ditemukan pada penurunan resistensi vaskular
sistemik, seperti hipertiroid, anemia dan kehamilan)
Gagal Jantung Kongestif
Neurohormonal Activation in Heart
Failure
Myocardial Injury
(CAD,HTN,CMP)
LV Dysfunction
Increase wall stress
1
Hunt SA et al. J Am Coll Cardiol. 2001;38:2101–2113.
2
New York Heart Association/Little Brown and Company, 1964. Adapted from: Farrell MH et al. JAMA. 2002;287:890–897.
Alur Pemeriksaan Gagal Jantung
p
o
s
i
t
i
f
Garis Merah
• BNP diperiksa jika
diagnosis ke arah gagal
jantung belum tegak
• BNP digunakan untuk
mengurangi false
• Garis biru
• Pasien yang secara klinis jelas gagal jantung dapat langsung
diperiksa ekokardiografi
BNP/NT-proBNP
• B-type Natriuretic Peptide (BNP) adalah hormon yang
dihasilkan oleh otot jantung ketika otot bilik (ventrikel)
jantung meregang atau mengalami tekanan. BNP
berfungsi mengatur keseimbangan pengeluaran garam
dan air, termasuk mengatur tekanan darah. BNP
diproduksi sebagai pre-hormon yang disebut proBNP.
• Jika jantung, khususnya ventrikel kiri fungsinya
terganggu, kadar BNP atau NT-ProBNP di dalam darah
akan meningkat. Karena itu, BNP atau NT-proBNP
digunakan sebagai penanda untuk deteksi gagal
jantung.
Terapi Non Farmakologi
1. Monitoring BB : Target IMT 18 – 25. Bila kenaikan BB > 2 kg dalam 3 hari
waspadai telah terjadi retensi cairan, intake garam berlebih atau dosis
diuretik yang kurang
2. Intake Na : restriksi garam < 2 gr/hari t.u Fungsional Class III-
IV dan bila ada edema perifer
3. Intake Cairan : Pada CHF max 1,5 – 2 lt/hr ttp pertimbangkan
k.u px
4. Hnetikan Merokok
5. Aktivitas Fisik dan seksual : keadaan akut tirah baring stlh tertangani
aktif. FC. II-II aktvitas sehari2 biasa slm tdk mencetuskan gejala. OR yg
bersifat isometrik (mendorong,
menarik) & kompetitif hrs dihindari. Max HR : 220 – Umur X 60 %.
FC.III-IV penggunaan sildanafil atau fosfodiesterase inhibitor
lainnya tidak dianjurkan pada CHF apalagi bg yg masih dalam therapi
dg NITRAT
Terapi Farmakologis Gagal Jantung
dengan Disfungsi Sistolik Ventrikel Kiri
• MR antagonist
• mineralocorticoid antagonist
or aldosteron antagonist (eg.
Spironolactone)
• CRT-D
• cardiac resynchronization
therapy-defibrillator
• CRT-P
• cardiac resynchronization
therapy-pacemaker
• ICD
• implantable cardioverter
defibrillator
• LVAD
• left ventricular assisting
device
• Ivabradine
• selective heart rate-lowering
agent in If current (sodium and
potassium current) in
pacemaker cells
ESC.2013
Stage A,B,C,D
Heart Failure Treatments:
Types and Mechanisms
• Diuretics
and ACEi
Reduce load
• B blockers
Limit speed and
Thus save energy
Heart Failure Treatments:
Types and Mechanisms
• Digitalis
Motivate heart
• Devices
Increase efficiency
EDEMA PULMONAL AKUT
EDEMA PULMONUM
• Edema paru timbul bila cairan yang difiltrasi oleh
dinding mikrovaskuler lebih banyak dari yang bisa
dikeluarkan.
• Edema paru akut dapat terjadi karena penyakit
jantung maupun penyakit di luar jantung ( edema paru
kardiogenik dan non kardiogenik ).
• Edem paru kardiogenik disebabkan oleh
peningkatan tekanan hidrostatik
• edem paru nonkardiogenik disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas pembuluh darah paru
• yang menyebabkan meningkatnya cairan dan protein
masuk ke dalam interstisial paru dan alveolus
Edema Paru Akut
• Edema paru terjadi oleh karena adanya aliran cairan
dari darah ke ruang intersisial paru yang selanjutnya ke
alveoli paru, melebihi aliran cairan kembali ke darah atau
melalui saluran limfatik.
Klinis
• Sianosis sentral
• Sesak nafas dengan bunyi napas melalui mukus berbuih
• Ronkhi basah nyaring di basal paru kemudian memenuhi
hampir seluruh lapangan paru; kadang-kadang disertai
ronki kering dan ekspirasi yang memanjang akibat
bronkospasme sehingga disebut asma kardial
• Takikardia dengan gallop S3
• Murmur bila ada kelainan katup
• Kerley B=distended interlobular septa
• Location and appearance Bases
• 1-2cmlong
• Horizontal in direction
• Perpendicular to pleural surface
• Kerley A = connective
tissue near
bronchoarterial bundle
distends
• Location and
appearance Near hilum
• Run obliquely
• Longer than B lines
• Kerley C = reticular
network of lines
• C Lines probably
don’texist
Linear Pattern
A linear pattern is seen when there
is thickening of the interlobular
septa, producing Kerley lines.
Kerley A lines
Kerley B lines
Kerley A lines
http://ajcc.aacnjournals.org/content/16/2/122/T1.expansion. 2012
Sepsis Guideline 2016
PJK
ACS (Acute Coronary Syndrom)
• Angina pektoris (-) stabil
• STEMI
• NSTEMI
Etiologi/Faktor resiko PJK
Patofisiologi
a. LDL msk ke endotel yg disfungsi (krn rokok/DM
direfleksikan dengan pengurangan NO) dan dioksidasi/ aktifitas
enzimatik & agregasi di ruang ekstraselular meningkatkan
fagositosis oleh makrofag
b. Pengeluaran GH dan sitokin, upregulation dari perlekatan
molekul akan menarik monosit. Foam cell (timbul dari lipid-
makrofag) akan berakumulasi dan berproliferasi pada sel otot
polos plak.
c. Akumulasi dari foam cell fatty streak (aorta anak-anak, arteri
koronaria remaja dan pembuluh darah perifer dewasa muda).
Meskipun tidak menyebabkan gejala klinik, tetapi
dipertimbangkan sebagai lesi inisiasi terhadap
perkembangan aterosklerosis
d. sel otot polos vaskular dari t.media ke t.intima / berproliferasi
didalam t.intima mensekresi komponen matriks
ekstraselular (kolagen), tipe lain dari monosoit (sel T)
inflamasi kronis, plak bertambah ukurannya
e. Foam cells yang mati sel debris & kolesterol kristalin. Selain
itu, sel otot polos membentuk fibrous cap dibawah
endothelium, dan dinding dari plak dilewati darah, proses ini
membentuk necrotic core di dalam plak & membuat sel
inflamasi dapat masuk.
f. Sel inflamasi masuk, kematian sel otot polos melalui
apoptosis dan degradasi matriks melalui proteolisis (matrix
metalloproteinases — MMPs) menghasilkan plak yang tidak
stabil dengan fibrous cap yang tipis dan necrotic core kaya
lemak pecah/ mengikis endothelium paparan zat
trombogenik (tissue factor), pembentukan trombus dalam
lumen, jika besar ACS / infark miokard
g. Pada akhirnya, jika plak (-) pecah & lesi terus berkembang
mengganggu lumen penyakit klinis obstruktif
Proses aterosklerosis (umur)
• 0 – 10 th : pbl darah normal
• 10- 20 th : fatty streak
• 20 – 30 th : fibrous plaque
• 30 – 40 th : trombosis
perdarahan
kalsifikasi
> 40 th : ima, angina, stroke, gangren
Gejala PJK
• Nyeri dada seperti tertekan, terbakar/susah
bernafas, dada terasa berat / seperti diiris-iris
• Nyeri menjalar ke leher, rahang/mastoid,
punggung dan turun ke lengan kiri / ulu hati
• Disertai gejala sistemik seperti keringat
dingin, rasa ketarik- tarik pada kerongkongan,
tubuh lemas, jantung berdebar dan pingsan
• Gejala muncul saat beraktivitas
namun hilang/berkurang saat istirahat
• Faktor pemicu seperti sedang emosi, bekerja,
sesudah makan / udara dingin.
Angina Pektoris
• sindroma klinik yang disebabkan oleh ketidak-
seimbangan antara kebutuhan (demand) dan
suplai aliran arteri koroner.
Klasifikasi derajat angina sesuai
Canadian Cardiovascular Society (CCS)
– CCS Kelas 1: Keluhan angina terjadi saat aktifitas berat
yang lama
– CCS Kelas 2: Keluhan angina terjadi saat aktifitas yang lebih
berat dari aktifitas sehari-hari
– CCS Kelas 3: Keluhan angina terjadi saat aktifitas sehari-
hari
– CCS Kelas 4: Keluhan angina terjadi saat istirahat
Stable angina pectoris
• Terjadi saat aktivitas
• Hilang dengan istirahat atau dengan
pemberian nitrat sublingual
• Lama sekitar 5-10 menit
• Nyeri dada yang menjalar ke lengan,
bahu, punggung dan rahang
Pemeriksaan Penunjang Angina
Pektoris Stabil
• Exercise stress test (jika memungkinkan dan EKG
dapat diinterpretasi).
• Pemeriksaan imaging (jika exercise test tidak
memungkinan)
– Echocardiography stress test
– Stress test perfusion scanning
– MSCT (Multislice CT scan)
• Angiografi dan revaskularisasi koroner
• Jika angina mengganggu aktivitas pasien walaupun
dengan terapi yang maksimal.
• Pasien dengan risiko tinggi (CCS3-4)
Algoritma Tatalaksana Angina Stabil
Unstable angina pectoris
Bila terdapat minimal 1 keadaan dari 3:
– Terjadi saat istirahat (dengan aktivitas minimal) selama >
10 menit dan < 30 menit
– Baru terjadi (new onset) dalam 1 bulan
– Nyerinya cresendo (semakin berat dan lama)
* Tidak disertai dengan peningkatan enzim jantung
NSTEMI & STEMI
Non-STEMI (NSTEMI, Subendocardial Myocard Infark)
– Myocardial nekrosis tanpa ST segmen elevasi atau Q wave
abnormal
– Ada peningkatan dari enzim jantung
STEMI (Transmural Myocard Infark)
– Nekrosis myocard dengan ST segmen elevasi
– Tidak hilang dengan istirahat dan pemberian nitrat
sublingual
– Lama > 30 menit
– Infark mengenai seluruh dinding ventrikel
– Ada peningkatan dari enzim jantung
Pemeriksaan NSTEMI/STEMI
• EKG
• Laboratorium: Hb, Ht, Leukosit, Trombosit,
Natrium, Kalium, Ureum, Kreatinin, Gula
darah sewaktu, SGOT, SGPT, CK-MB, dan
Troponin I atau Troponin T
• Rontgen Thoraks AP
• Ekokardiografi
• Creatine Kinase (CK atau CPK) dikeluarkan otot
yang rusak : Mm (otot rangka ), MB (otot jantung ) &
BB (jaringan otak ).
• Troponin protein yang membantu mengatur
kontraksi otot jantung : Troponin I, Troponin T &
Troponin C.
Troponin I dan T normal tidak ditemukan dalam aliran
darah
Troponin C Mengikat ion Ca & (-) digunakan untuk
menentukan jaringan sel / kematian
Diagnosis Banding
1. Kelainan pada esophagus : esofagitis
oleh karena refluks.
2. Kolik bilier.
3. Sindroma kostosternal : oleh karena
inflamasi pada tulang rawan kosta.
4. Radikulitis servikal.
5. Kelainan pada paru : pneumonia,
emboli paru.
6. Nyeri psikogenik.
KELAINAN EKG: ARITMIA
Sinus Takikardi
Sinus Bradikardi
Aritmia Sinus
Sinus Arrest
Atrial Flutter
Atrial Fibrilasi
Takikardi Supraventrikular
Ekstrasistole Ventrikuler
Takikardi Ventrikel
Fibrilasi Ventrikel
Sinoatrial Blok
AV blok derajat I
AV blok derajat II/ Mobitz Type
1/ Wenkebach
AV blok Derajat II / Mobitz Type II
AV blok Derajat III/ Komplit AV blok
KELAINAN EKG:
HIPERTROFI VENTRIKEL
Kelainan EKG
• Left axis deviation (LAD)
0
• Definisi: axis > –30 (S > R di lead
II)
• Etiologi: LVH, LBBB, inferior
MI,WPW
• Right axis deviation (RAD)
0
• Definisi: axis > +90 (S > R in
lead I)
• Etiologi: RVH, PE, COPD, septal
defects, lateral MI,WPW
Bundle Branch Block
• Left ventricular hypertrophy (LVH)
• Etiologi: HT,AS/AI, coarctation of aorta
• Kriteria
– Sokolow-Lyon: S di V1 + R di V5 atau V6 ≥ 35 mm
– Cornell: R di aVL + S di V3 >28 mm laki2 atau >20 mm
perempuan
• Right ventricular hypertrophy (RVH)
• Etiologi: cor pulmonale, kongenital (tetralogy,TGA,
PS,ASD,VSD), MS,TR
• Kriteria
– R > S di V1 atau R di V1≥7 mm, S di V5 atau V6 ≥ 7
mm, drop di R/S ratio sepanjang precordium
ALGORITMA BLS, ACLS,
BRADIKARDIA, TAKIKARDIA