Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH):

MEMOTONG MATA RANTAI


KEMISKINAN ANAK BANGSA
The Family Hope Program:
Breaking The Chains of Poverty In Our Lives
Edi Suharto
Program Pendidikan Pasca Sarjana Spesialis-1
Pekerjaan Sosial STKS Bandung

Djuni Thamrin
Program CCT/Social Protection GIZ PKH
Kementerian Sosial Republik Indonesia
Naskah diterima: 21 Januari 2012
Naskah diterbitkan: 18 Juni 2012

Abstract: In addition to describing the progress and challenges faced byThe Family Hope
Program (PKH), this paper also aims to explain the theoretical basis of social protection
programs that under lie PKH. This paper was based ona series ofdirect observation
combined with a desk reviewof the CCT implementation unit level and regional centers
as well as afocus group discussion with partners/facilitator in the field, experts of PKH,
area coordinator, regional coordinator and RTSM beneficiaries. This study showed that
the CCT provide significants up port for Very Poor Households, “Rumah Tangga Sangat
Miskin”(RTSM) in order not to”produce” the next generation who were malnourishedand
uneducated. The program alsogave an opportunity for scholars working in the area to
engage in these activities. Until 2012, PKH absorbed nearly 10,000 young workforceas
mentors, operators, area coordinators from higher education graduates.
Keywords: The free market, the role of the state, social security, the welfare state.
Abstrak: Disamping untuk mendeskripsikan kemajuan dan tantangan yang dihadapi
oleh pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH), tulisan ini juga dimaksudkan untuk
menjelaskan landasan teoretis program perlindungan sosial yang melatari PKH. Tulisan
ini disusun berdasarkan rangkaian pengamatan langsung dan dikombinasikan dengan
desk review dari Unit Pelaksana PKH di tingkat pusat dan daerah serta serangkaian Focus
Group Discussion (FGD) dengan para pendamping/fasilitator di lapangan, tenaga ahli PKH,
koordinator wilayah, koordinator regional, dan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)
penerima manfaat. Kajian ini menunjukkan bahwa PKH memberikan dukungan yang sangat
signifikan bagi RTSM agar tidak “memproduksi” generasi penerus yang kekurangan gizi
dan tidak berpendidikan. Program ini juga memberikan kesempatan kerja bagi para sarjana
di daerah untuk terlibat dalam kegiatan ini. Sampai tahun 2012, PKH menyerap hampir
10.000 tenaga kerja sarana sebagai pendamping, operator, koordinator wilayah, yang telah
diisi oleh tenaga muda lulusan berbagai perguruan tinggi.
Kata Kunci: Pasar bebas, peran negara, perlindungan sosial, dan negara kesejahteraan.

Edi Suharto & Djuni Thamrin, Program Keluarga Harapan (PKH) | 1


Pendahuluan RTSM, selama keluarga tersebut memenuhi
Setelah melewati masa krisis finansial kewajibannya. Kewajiban RTSM antara
pada akhir dasawarsa 90-an, Indonesia lain: 1) memeriksakan kesehatan anggota
kemudian memasuki era demokratisasi keluarganya (ibu hamil dan balita) ke
dan perbaikan pertumbuhan ekonomi. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Ini ditandai dengan dimulainya otonomi atau Puskesmas Pembantu (Pustu); dan 2)
daerah serta pemulihan kegiatan ekonomi menyekolahkan anaknya dengan tingkat
rakyat secara berangsur-angsur. Meskipun kehadiran minimal 80% dari jam belajar
demikian, pada awal dasawarsa 2000-an, mereka; dan lain-lain. Sedang­kan hak yang
jumlah penduduk miskin di Indonesia yang mereka terima dari negara berupa bantuan
hidup di bawah pendapatan 2 USD per hari uang tunai yang besar­nya sangat tergantung
masih berkisar pada angka 40 juta jiwa. pada kepatuhan mereka menjalankan
Sekitar 10 juta rumah tangga sangat miskin kewajiban tersebut. Besarnya uang tunai
dari jumlah di atas hanya berpenghasilan yang diterima berkisar antara Rp600.000,00
Rp125.000,00 sampai dengan Rp150.000,00 sampai dengan Rp2.200.000,00 per tahun
per bulan per orang (Knoes, 2007).1 Mereka per rumah tangga (Ayala: 2010). Selain
merupakan kelompok masyarakat yang menjelaskan landasan teoretis program
paling miskin dengan ketiadaan akses perlindungan sosial yang melatari PKH,
terhadap layanan publik dan infastruktur. tulisan ini juga menjelaskan mengenai
Situasi mereka harus segera dibantu dalam kemajuan dan tantangan yang dilalui oleh
mekanisme perlindungan dan jaminan sosial pelaksana program ini.
yang konkret dan terstruktur oleh negara.
Hal ini merupakan salah satu kewajiban Metode
negara untuk memberikan perlindungan Tulisan ini dibuat berdasarkan
dan jaminan sosial, sekaligus membangun rangkaian pengamatan langsung dan
infrastruktur yang dapat mempermudah dikombinasikan dengan desk review dari
mereka keluar dari kemiskinan dan kesulitan Unit Pelaksana PKH ditingkat pusat dan
hidup. daerah, serta serangkaian FGD dengan para
Tulisan ini dimaksudkan untuk pendamping/fasilitator di lapangan, tenaga
melaporkan pada publik mengenai ahli PKH, koordinator wilayah, koordinator
perjalanan PKH, yang lebih dikenal dalam regional, dan RTSM penerima manfaat.
terminologi internasional dengan nama Rangkaian pengamatan langsung dilakukan
Conditional Cash Transfer (CCT). PKH di oleh penulis saat menjadi tenaga ahli
Indonesia dimulai pada tahun 2007 hingga PKH antara tahun 2007-2008, kemudian
tulisan ini dibuat pada Februari 2012. dilanjutkan menjadi konsultan program
Selama kurun waktu tersebut lebih dari 1,5 pada September 2011. Saat penulisan ini
juta RTSM telah mendapat­kan manfaat dilakukan, penulis masih terlibat dalam
langsung dari keberadaan program PKH. PKH sebagai pelaksana program. Proses
Program ini merupakan wujud perlindungan pengumpulan data dan informasi dilakukan
sosial melalui pemberian uang tunai kepada secara akumulatif serta bertahap, mulai dari
lapangan hingga ketingkat pengambilan

1
Garis kemiskinan yang digunakan oleh BPS
adalah sebesar Rp233,740,00 per orang per bulan.
kebijakan nasional.
Sehingga mereka hanya bisa memenuhi 60-70% Beberapa rangkaian rapat tahunan juga
dari kebutuhan hidup minimum mereka. diikuti untuk merekam perkembangan dan

2| Aspirasi Vol. 3No. 1, Juni 2012


tantangan, mulai dari tingkat nasional berupa krisis. Hal ini menyebabkan kapitalime dapat
Rapat Koordinasi Pusat (Rakor Pusat), Rapat menaklukkan dunia dan menguasai semua
Koordinasi Nasional (Rakor Nasional), Rapat sumberdaya ekonomi. Bahkan Fukuyama
Koordinasi Provinsi (Rakor Provinsi) sampai dalam bukunya The End of History and
dengan Rapat Koordinasi Kabupaten/ Kota the Last Men (1992) menyatakan bahwa
(Rakor Kabupaten/ Kota). Selain itu data dan pertarungan ideologi antara kapitalisme dan
informasi juga diperoleh dari serangkaian sosialisme telah berakhir dengan kemenangan
pertemuan dan bimbingan teknis (bimtek) kapitalisme. Gagasan tersebut kemudian
untuk penyedia fasilitas sarana (Bimtek berkembang semakin tak tertandingi setelah
Service Provider), maupun bimtek reguler runtuh­nya sistem ekonomi politik sosialisme
yakni bimbingan teknis bagi para fasilitator dunia yang dipimpin oleh Rusia, sehingga
atau pendamping di lapangan. Penulis juga tidak ada satu penyeimbang yang dapat
melakukan pengamatan pada rekam jejak mengoreksi gagasan tersebut.
studi oleh lembaga internasional tentang Sejak Adam Smith dan Frederick von
PKH. Dalam menyajikan hasilnya, penulis Hayek, kapitalisme mengalami reinkarnasi
berusaha meletakkan perjalanan program berkali-kali dengan istilah-istilah yang
PKH pada konteks yang lebih luas,yaitu diperhalus, seperti: “neoliberalisme”,
kebijakan ekonomi politik internasional “globalisasi”, atau “perdagangan bebas.”
dan nasional turut memberikan warna atas Mulai dari gagasan hingga tindakan yang
dinamika perjalanan program ini. sangat eksploitatif, baik terhadap Sumber
Daya Alam (SDA) maupun terhadap Sumber
Pasar Bebas dan Kemerosotan Kualitas Daya Manusia (SDM), telah mengalami
Hidup Rakyat pemerasan dan penekanan yang ber­lebih­an.
Pasar bebas yang diidam-idamkan Akumulasi modal di satu sisi dari pemegang
oleh kaum kapitalis berawal dari revolusi kendali alat produksi dan pasar semakin
industri di Eropa dan kemudian ber­ menggunung, sementara di sisi lain tenaga
kembang di Amerika Serikat. Konsep yang kerja sebagai buruh dan eksploitasi SDA,
dianut adalah berusaha menarik sejauh seperti hutan, laut, tambang, dan energi yang
mungkin peran dan intervensi negara dalam mengalami degradasi yang sangat berat.
pengaturan dan alokasi sumber daya penting Bahkan Thomas L. Friedman mengistilahkan
dalam masyarakat. Mereka beranggapan sebagai The Lexus and the Olive (1999)
peran negara akan mendistorsi pasar. dan The World is Flat (2006): hadirnya
Dalam hal ini mereka percaya akan adanya dunia abad ke-21 yang telah “didatarkan”
kekuatan pasar (invisible hand) yang akan untuk mata rantai globalisasi. Jargon “Tina”
mengatur permintaan dan penawaran (There is no alternative!) menjadi lambang
sehingga menuju titik keseimbangan yang keterputus­asaan massal. Bahkan Kenichi
optimal. Salah satu harapannya adalah Ohmae menulis The End of Nation States
semua mekanisme produksi, distribusi, dan (1992), secara pesimis menyatakan peran
pertambahan nilai hanya bisa dilakukan negara dalam era keemasan kapitalisme
melalui mekanisme pasar. sedang meng­alami kematian. Menurutnya
Pada awal kapitalisme, intervensi kaum negara diibaratkan dinosaurus yang
kapitalis masih sangat terbatas. Namun menunggu kematian.
demikian, kapitalisme berhasil memperbarui Secara ironis, keemasan kapitalisme
diri sendiri setelah mengalami berbagai di negara maju yang dilambang­kan dengan

Edi Suharto & Djuni Thamrin, Program Keluarga Harapan (PKH) | 3


G-20 ternyata diikuti dengan kemerosotan adjustment, telah mendorong negara-
kualitas kehidupan masyarakat, khususnya negara berkembang ke dalam situasi
di negara-negara berkembang. Terjadinya dimana populasi miskin di negara tersebut
kesenjang­an ekonomi antara kaya dan hidup tanpa perlindungan dan jaminan
miskin semakin lebar. Negara-negara sosial.
berkembang umum­nya tumbuh atas Fukuyama, dalam bukunya State
tekanan negara maju yang mengendalikan Building: Governance and World Order
ekonomi. Negara-negara berkembang in the 21st Century (2005), menyatakan
diharuskan melakukan liberalisasi pasar bahwa kapitalisme melemahkan negara,
dalam negeri yang berakibat terdesak dan melahirkan pemiskinan, ketimpangan, dan
matinya ekonomi rakyat, usaha kecil dan konflik sosial. Sebelumnya Mishra (2000)
menengah. Hal ini menyebab­kan negara- dalam bukunya Globalization and Welfare
negara berkembang mencabut berbagai State menyatakan bahwa globalisasi telah
bentuk subsidi sebagai upaya perlindungan membatasi kapasitas negara-bangsa dalam
sosial sehingga membuat harga kebutuhan melakukan perlindungan sosial. Lembaga-
hidup pokok, transportasi, dan keperluan lembaga internasional seperti Bank Dunia dan
masyarakat kecil menjadi mahal. Dana Moneter Internasional (IMF) menjual
Kondisi di atas disertai dengan sulitnya kebijakan ekonomi dan sosial kepada negara-
kenaikan upah buruh yang hanya dibatasi negara berkembang dan negara-negara
dengan mekanisme Upah Minimum Eropa Timur, agar memperkecil pengeluaran
Regional (UMR).Akibatnya daya beli pemerintah, memberikan pelayanan sosial
rakyat semakin terbatas dan kualitas yang selektif dan terbatas, serta menyerahkan
hidup rakyat semakin merosot. Disisi jaminan sosial kepada pihak swasta.
lain, berbagai bentuk layanan publik dasar Selain memperlihatkan kejujuran
(seperti kesehatan, pendidikan, perumahan, ilmiah Fukuyama, buku State-Building juga
air bersih) dijadikan bahan komoditas menunjukkan bahwa ia telah “insaf” dari
sehingga setiap hari cenderung semakin “kekeliruan” pemikiran sebelumnya. Dalam
mahal. Inflasi makin menekan ke­mampuan bukunya yang terdahulu, The End of History
moneter negara, yang mengakibatkan and The Last Men (1992), Fukuyama dengan
pemerintah menjadi semakin tergantung yakin menyatakan bahwa sejarah peradaban
pada bantuan internasional yang berupa manusia (seakan) telah berakhir. Pertarungan
utang. Aset utama rakyat berupa tanah, antara komunisme dan kapitalisme juga
hutan, dan laut semakin banyak digusur telah usai dengan kemenangan kapitalisme
dan dikapling untuk kepentingan pemodal (neoliberalisme). Mengapa kapitalisme
besar berinvestasi, pengembangan menang? Jawabannya adalah karena sistem
pariwisata, dan perhotelan mewah, yang ini dianggap paling cocok untuk manusia
sebenarnya tidak banyak mempunyai abad ini. Kapitalisme sangat menganjurkan
kaitan dengan peningkatan pendapatan peran negara yang sangat minimal
rakyat dan perbaikan kualitas hidup dalam pembangunan ekonomi, apalagi
mereka. Kapitalisme membuat rakyat kecil pembangunan sosial.
dan miskin semakin kehilangan kontrol Kritik terhadap keserakahan sistem
dan akses mereka terhadap sumberdaya kapitalisme dalam mengeksploitasi SDA,
lokal.Kebijakan neoliberalisme, seperti SDM dan energi, penghapusan terhadap
pasar bebas, privatisasi, dan structural perlindungan sosial yang wajib dijalankan

4| Aspirasi Vol. 3No. 1, Juni 2012


oleh negara, telah semakin tajam. Bahkan mendapatkan perlindungan dan jaminan
kritikan tersebut datang dari kalangan sosial.
yang awalnya menjadi penganjur sistem Pada kenyataannya setelah merdeka
ini sendiri. Penyebab utamanya adalah lebih dari 66 tahun, Indonesia yang
proses akumulasi kapital dengan berbagai memiliki penduduk dalam jumlah besar
cara sudah membuat sistem menjadi belum mampu membangun suatu sistem
sangat “panas” sehingga akhirnya akan proteksi sosial (social protection) yang
merusak dan mengalami krisis yang terpadu, efisien, dan me­madai. Terutama
cukup serius. Krisis kapitalisme awal proteksi sosial bagi kelompok miskin dan
di tahun 1930-an terjadi di Eropa dan highly marginalized group yang tinggal
Amerika, kemudian berulang di Asia pada tersebar serta sulit diidentifikasi. Meskipun
tahun 1988 dan kembali siklus yang sama usaha yang sangat sungguh-sungguh telah
terjadi di Amerika yang terus menyebar ke dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
Eropa di tahun 2010-an. Dua penulis buku untuk memenuhi kebutuhan perlindungan
terkenal yang pernah bekerja di Bank sosial bagi semua warga negara Indonesia.
Dunia, Stiglitz, Globalization and its Adanya ketidakseimbangan antara demand
Discontents (2003) dan Free Fall (2010) side dan supply side atas program-
menyatakan bahwa kebangkrutan Lehman program proteksi sosial, memunculkan
Brothers, Enron, General Motor menandai permasalahan bukan saja masih banyaknya
“the end of capitalism.” Bahkan penulis rakyat Indonesia yang belum men­dapatkan
lain Krugman, The Return of Economic proteksi sosial, tetapi juga kualitas proteksi
Depression (2010) telah sungguh-sungguh yang diberikan pada rakyat Indonesia
menyatakan bahwa pasar bebas yang dulu masih jauh dari memadai. Disisi lain,
dianggap solusi, kini terbukti menjadi proteksi sosial adalah hak dasar warga yang
pangkal masalah. Negara yang selama wajib dipenuhi oleh negara yang merdeka
ini dianggap sumber masalah, justru dan berdaulat. Indonesia telah meratifikasi
sebenarnya merupakan solusi. konvensi internasional tentang pencapaian
Millennium Development Goals (MDGs),
Peran Krusial Negara Kesejahteraan perlindungan hak asasi dasar manusia,
dalam Perlindungan Sosial pemenuhan hak sosial dan budaya manusia,
Mengapa negara perlu berperan aktif yang keseluruhannya meng­haruskan
dalam kebijakan sosial dalam perlindungan pemerintah Indonesia memenuhi semua
warga? Negara adalah institusi paling absah aspek proteksi sosial bagi seluruh warga
yang memiliki kewenangan menarik pajak negaranya.
dari rakyat, maka sangat berkewajiban Negara bukanlah satu-satunya aktor
untuk menyedia­kan pe­layanan sosial dasar yang dapat menyelenggarakan pelayanan
bagi warganya. Dalam masyarakat yang sosial. Masyarakat, dunia usaha, dan lembaga-
beradab, negara tidak boleh membiarkan lembaga kemanusiaan internasional, memiliki
satu orang pun berada dalam posisi tidak peran penting dalam penyelenggaraan
mampu untuk memenuhi kebutuhan pelayanan sosial. Namun, sebagai salah satu
dasar­nya. Indonesia telah menyatakan bentuk kebijakan sosial dan public goods,
hal tersebut dalam Undang-undang Dasar pelayanan sosial tidak dapat dan tidak boleh
Negara Republik Indonesia 1945, yang diserahkan begitu saja kepada masyarakat
menjamin semua warga negara akan dan pihak swasta.

Edi Suharto & Djuni Thamrin, Program Keluarga Harapan (PKH) | 5


Konsep negara kesejahteraan vakum, dan statis. Beragam varian
merupakan “jalan tengah” dalam memajukan diterapkan oleh berbagai negara sesuai
kesejahteraan rakyat setelah mencuatnya kebutuhan dan perkembangan, mulai
bukti-bukti empiris mengenai kegagalan dari model residu hingga institusional,
pasar (market failure) pada masyarakat dari model selektivitas hingga universal,
kapitalis dan kegagalan negara (state failure) termasuk perpaduannya yang dikenal
pada masyarakat sosialis. Keterlibatan dengan model pluralisme kesejahteraan
negara dalam pelayanan sosial dipandang (welfare pluralism). Model-model ini
sebagai “penganugerahan hak-hak sosial” mengandung mekanisme kelembagaan,
atau the granting of social rights kepada manajemen, peran negara, masyarakat, dan
warganya (Esping-Andersen, 1997). dunia usaha yang beragam dan dinamis.
Pendapat yang menyatakan bahwa Negara kesejahteraan adalah sebuah model
negara kesejahteraan menimbulkan ideal pembangunan yang difokuskan
ketergantungan adalah keliru. Skema-skema pada peningkatan kesejahteraan melalui
jaminan sosial terus di­perbarui. Para penerima pemberian peran yang lebih penting kepada
diseleksi dan implementasinya dimonitor negara, dalam memberikan pelayanan sosial
serta di­evaluasi. Model workfarestate atau secara universal dan komprehensif kepada
welfare-to-work programs, sesungguh- warganya. Spicker (1995:82) menyatakan
nya bukanlah “lawan” atau anti-thesis bahwa negara kesejahteraan “… stands
welfare state. Melainkan pengembangan for a developed ideal in which welfare is
welfare state yang menekankan nuansa provided comprehensively by the state to
pemberdayaan. the best possible standards.”
Pendapat yang menyatakan bahwa Negara kesejahteraan mengacu
welfare state sudah ditinggalkan adalah pada peran pemerintah yang responsif
over-generalisasi. Sistem ini masih berdiri untuk mengelola dan mengorganisasikan
kokoh di negara-negara Skandinavia, Eropa perekonomian, sehingga mampu
Barat. Memang benar di Amerika Serikat menjalankan tanggung jawabnya dalam
dan Inggris sistem ini diperbarui, bukan menjamin ketersediaan pelayanan
berarti dicampakkan. Bahkan di Australia, kesejahteraan dasar pada tingkat tertentu
sistem ini semakin menguat, seperti bagi warganya (Esping-Andersen,
dilaporkan Bessant et al (2006:11), “In their 1997; Triwibowo & Bahagijo, 2006).
role as a source both of income support and Konsep ini dipandang sebagai bentuk
welfare services in the twenty-first century, keterlibatan negara dalam memajukan
governments are now more important than kesejahteraan rakyat, setelah mencuatnya
any point in the twentieth century.” Dilihat bukti-bukti empiris mengenai kegagalan
dari anggaran jaminan sosial saja, jika pasar (market failure) pada masyarakat
pada tahun 1965 Australia mengeluarkan kapitalis dan kegagalan negara (state
3,2% dari Gross Domestic Product (GDP) failure) pada masyarakat sosialis
untuk social security, kemudian pada 1980 (Husodo, 2006). Dalam konteks ini,
meningkat menjadi 6,0%; pada tahun 1999 negara memperlakukan penerapan
menjadi 6,5%; dan di tahun 2004 menjadi kebijakan sosial sebagai “penganugerahan
6,9%. hak-hak sosial” (the granting of social
Seperti halnya pendekatan lain, model rights) kepada warganya (Triwibowo &
negara kesejahteraan tidak homogen, Bahagijo, 2006). Semua perlindungan

6| Aspirasi Vol. 3No. 1, Juni 2012


sosial yang dibangun dan didukung negara selama tahun 1990-an di Somalia, Haiti,
tersebut sebenarnya dibiayai oleh masya­ Kamboja, Bosnia, Kosovo, dan Timor
rakatnya melalui produktivitas ekonomi Timur (Fukuyama, 2005 dalam Suharto,
yang semakin makmur dan merata, sistem 2007). Saat ini dalam bukunya State-
perpajakan dan asuransi, serta investasi Building dengan lantang Fukuyama
SDM (human investment) yang terencana berkata bahwa “negara harus diperkuat!”
dan melembaga. Lebih lanjut Fukuyama menyatakan bahwa
Sebagai lembaga yang memiliki kesejahteraan tidak mungkin tercapai tanpa
legitimasi publik yang dipilih dan dibiayai hadirnya negara yang kuat, yang mampu
oleh rakyat, negara memiliki kewajiban menjalankan perannya secara efektif.
(obligation) dalam memenuhi (to fulfill), Begitu pula sebaliknya, negara yang kuat
melindungi (to protect) dan menghargai tidak akan bertahan lama jika tidak mampu
(to respect) hak-hak dasar, ekonomi dan menciptakan kesejahteraan warganya.
budaya warganya. Mandat negara untuk Pada era desentralisasi sekarang ini,
melaksanakan pelayanan sosial lebih kuat penguatan negara mencakup juga pembagian
daripada masyarakat atau dunia usaha. peran yang jelas antara pemerintah pusat
Berdasarkan konvensi internasional, mandat dan daerah. Pemerintah Daerah (Pemda)
negara dalam pelayanan sosial bersifat diharapkan memiliki agenda kebijakan
“wajib”, sedangkan mandat masyarakat dan sosial yang sesuai dengan kondisi daerahnya.
dunia usaha dalam pelayanan sosial bersifat Pemberian wewenang yang lebih luas kepada
“tanggung jawab” (responsibility).2 Pemda tidak hanya dimaknakan sekadar
Dalam konteks kebijakan publik peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang memihak rakyat miskin, peran secara ekonomi, tanpa kepedulian terhadap
negara dan masyarakat tidak dalam posisi penanganan “PAD” (Permasalahan Asli
yang paradoksal melainkan dua posisi Daerah) secara sosial. Demikian pula dengan
yang bersinergi. Bahkan di Indonesia, partisipasi warga, khususnya warga miskin
komitmen dan peran negara dalam dan kelompok marginal dapat mempercepat
pelayanan sosial seharusnya diperkuat dan proses pembangunan sosial yang tepat.
bukannya diperlemah, seperti diusulkan Melalui pendekatan penghormatan terhadap
kaum neoliberalisme pemuja pasar bebas. hak-hak dasar mereka, maka proses untuk
Keruntuhan atau kelemahan negara membangun mekanisme perlindungan sosial
telah menciptakan berbagai malapetaka dapat berjalan secara optimal.
kemanusiaan dan hak asasi manusia Dalam hal ini sangat penting untuk

2
Kata “responsibility” berasal dari dua suku kata membangun active citizen yang dapat
“response” dan “ability.” Artinya, respons atau mengerti hak dan kewajibannya. Komponen
tanggapan yang diberikan tidak bersifat wajib. utama yang perlu dibangun untuk dapat
Melainkan disesuaikan dengan kemampuan mendorong warga negara yang berasal dari
atau ability. Sebagai ilustrasi, memberikan kalangan kelompok miskin dan menengah
pendidikan dasar adalah tanggung jawab orang
tua kepada anak. Namun, suatu saat muncul
agar bersikap aktif, yaitu dengan memberikan
penyebab lain, seperti kemiskinan, membuat pengetahuan yang memadai tentang proses
orangtua tidak mampu menyekolahkan anaknya. pembentukan kebijakan sosial yang baik
Oleh karena itu orang tua tidak dapat dikenakan sehingga dapat memainkan perannya secara
sanksi, mengingat negara memikul kewajiban bijaksana.
memberikan pendidikan dasar bagi warga negara
Meskipun menekankan pentingnya
yang tidak mampu.

Edi Suharto & Djuni Thamrin, Program Keluarga Harapan (PKH) | 7


peran negara dalam pelayanan sosial, Menurut Bessant et. al (2006), ide dasar
negara kesejahteraan pada hakikatnya negara kesejahteraan beranjak dari abad ke-
bukan merupakan bentuk dominasi negara. 18 ketika Jeremy Bentham mempromosikan
Hal tersebut menjadi wujud adanya gagasan bahwa pemerintah memiliki
kesadaran warga negara atas hak-hak yang tanggung jawab untuk menjamin the greatest
dimilikinya sesuai dengan prinsip-prinsip happiness (welfare) of the greatest number of
demokrasi. Negara diberikan mandat untuk their citizens. Bentham menggunakan istilah
melaksanakan kewajibannya memenuhi ‘utility’ (kegunaan) untuk menjelaskan konsep
hak-hak warga negaranya. kebahagiaan atau kesejahteraan. Berdasarkan
prinsip utilitarianisme yang ia kembangkan,
Sejarah Singkat sesuatu yang dapat menimbulkan kebahagiaan
Negara Kesejahteraan ekstra adalah sesuatu yang baik. Sebaliknya,
Konsep jaminan sosial sedikit berbeda sesuatu yang menimbulkan sakit adalah
dengan proteksi sosial. Jaminan sosial buruk. Menurutnya, aksi-aksi pemerintah
merupakan bagian dari proteksi sosial. harus selalu diarahkan untuk meningkatkan
Jaminan sosial lebih menitikberatkan pada kebahagian sebanyak mungkin orang.
hubungan kerja sementara proteksi sosial Gagasan Bentham mengenai reformasi
lebih luas yang mencakup seluruh dimensi hukum, peranan konstitusi dan penelitian
sosial-ekonomi, perlindungan warga mulai sosial bagi pengembangan kebijakan sosial
dari lahir hingga meninggal dunia. membuat ia dikenal sebagai “bapak negara
Konsep negara kesejahteraan lahir dari kesejahteraan” (father of welfare states).
tradisi pemikiran dan pergulatan politik di Di Inggris, konsep proteksi sosial
Eropa Barat, tokoh-tokoh seperti Jeremy dipahami sebagai alternatif terhadap The
Bentham (1748-1832), Otto von Bismarck Poor Law yang sering menimbulkan stigma,
(1850), Sir William Beveridge (1942), dan karena hanya ditujukan untuk memberi
T. H. Marshall (1963) memperjuangkan agar bantuan bagi orang-orang miskin. Di satu
negara wajib menjamin proteksi sosial bagi sisi sistem proteksi sosial selayaknya
rakyatnya. Di masa Otto von Bismarck selaku melembaga bagi setiap orang sebagai
Kanselir Jerman pertama pada tahun 1883, cerminan dari adanya hak kewarganegaraan
penyelenggaraan sistem jaminan sosial waktu (right of citizenship), dan di sisi lain
itu adalah respons atas terjadinya revolusi kewajiban negara (state obligation), di
industri. Tujuan-nya untuk mengantisipasi pihak lain. Proteksi sosial ditujukan untuk
dampak buruk pascarevolusi industri menyediakan pelayanan-pelayanan sosial
terhadap kemungkinan terjadinya risiko bagi seluruh penduduk (orang tua dan
hubungan industri seperti sakit, kecelakaan anak-anak; pria dan wanita; serta kaya dan
kerja, kematian dan hari tua bagi warga miskin) sebaik dan sedapat mungkin. Ia
Jerman. Implementasi program asuransi berupaya untuk mengintegrasikan sistem
sosial wajib dilaksanakan secara bertahap, sumber dan menyelenggarakan jaringan
yaitu pada tahun 1883 diberlakukan program pelayanan yang dapat memelihara dan
asuransi sosial kesehatan menyusul asuransi meningkatkan kesejahteraan (well-being)
sosial kecelakaan kerja pada tahun 1884 dan warga negara secara adil dan berkelanjutan
asuransi sosial kematian, asuransi cacat dan (Suharto et. al, 2006; Andi, Conway &
program hari tua (Suharto, 1997; Spicker, Foster, 2001).
2002; Purwoko, 2006).

8| Aspirasi Vol. 3No. 1, Juni 2012


Pengaruh laporan Beveridge (1942) memperjuangkan kesejahteraan orang
tidak hanya di Inggris, melainkan juga lain melalui lembaga yang disebut negara
menyebar ke negara-negara lain di Eropa, (Harris, 1999). Ketidaksem­purnaan
bahkan hingga ke AS dan kemudian menjadi pasar dalam menyediakan pelayanan
dasar bagi pengembangan skema jaminan sosial yang menjadi hak warga negara
sosial di negara-negara tersebut. Sayangnya, telah menimbulkan ketidakadilan.
sistem ini memiliki kekurangan karena Ketidakadilan pasar harus dikurangi oleh
berpijak pada prinsip dan skema asuransi, negara untuk menjamin stabilitas sosial
ia tidak dapat mencakup resiko-resiko yang dan mengurangi dampak-dampak negatif
di-hadapi manusia terutama jika mereka kapitalisme. Marshall melihat sistem
tidak mampu membayar kontribusi (premi). negara kesejahteraan sebagai kompensasi
Asuransi sosial gagal merespons kebutuhan yang harus dibayar oleh kelas penguasa dan
kelompok-kelompok khusus, seperti orang pekerja untuk menciptakan stabilitas sosial
cacat, orang tua tunggal, dan mereka yang dan memelihara masyarakat kapitalis.
tidak dapat bekerja atau memperoleh Pelayanan sosial yang diberikan pada
pendapatan dalam jangka waktu lama. dasarnya merupakan ekspresi material dari
Manfaat dan per-tanggungan asuransi sosial hak-hak warga negara dalam merespons
juga sering tidak adekuat, karena jum­lahnya konsekuensi-konsekuensi kapitalisme.
Box 1.
Perlindungan Sosial di Swedia
Dari hasil kunjungan penulis di Sweden3, negara yang menganut welfare state di
Scandic Countries, proteksi sosial warga negaranya sangat diperhatikan. Setiap warga negara
mempunyai social number yang dapat melindungi diri mereka dari semua potensi masalah
sosial. Perlindungan bagi warga negera dimulai pada saat mereka masih di kandungan dengan
pemberian makanan bergizi; ketika lahir dengan sarana bersalin yang memadai; ketika
kanak-kanak dengan day care dan sekolah; ketika remaja dan memasuki sekolah dengan
pendidikan gratis; ketika mereka sakit tidak khawatir untuk tidak mendapatkan layanan medis
yang baik; pengangguran mendapatkan tunjangan untuk hidup; senior citizen mendapat
tunjangan dan subsidi sampai ketika mereka meninggal dunia. Bahkan binatang peliharaan
mendapatkan proteksi sosial yang baik, dengan adanya pegawai negara untuk animal welfare
yang memastikan bahwa binatang peliharaan mendapatkan perlakuan yang baik. Negara ini
menanggung seluruh konsekuensi biaya atas pelaksanaan kebijakan tentang proteksi sosial itu.
Sebagai imbalannya, seluruh pegawai yang mempunyai income diwajibkan untuk membayar
pajak (tax) penghasilan sampai dengan 60% (Juni Thamrin, 2011).

kecil dan hanya mencakup kebutuhan dasar Upaya Indonesia untuk Penghapusan
secara minimal. Kemiskinan
Dalam konteks kapitalisme, Marshall Sejarah perjalanan penghapusan
berpendapat bahwa warga negara kemiskinan dan agenda proteksi sosial di
memiliki kewajiban kolektif untuk turut Indonesia sangat dipengaruhi oleh dampak
krisis finansial tahun 1997/1998. Indonesia

3
Pada bulan Mei 2011, penulis berkesempatan adalah negara yang paling keras terkena
mengunjungi Swedia selama 3 minggu untuk dampak krisis finansial di kawasan Asia
melihat dan membandingkan sistem kesejahteraan
di negara itu. Penulis mendapat undangan dari
Tenggara. Krisis ini juga mempengaruhi
SIDA (Swedish International Development kerusakan hampir di semua sektor yang
Agency). telah dibangun selama beberapa dekade

Edi Suharto & Djuni Thamrin, Program Keluarga Harapan (PKH) | 9


terakhir. Sektor yang paling terpengaruh ada beberapa program lain yang khusus
dengan krisis finansial tersebut adalah ditujukan untuk membantu kelompok
hilangnya kesempatan kerja dan berusaha miskin antara lain: 1) sektor pendidikan
dan meluasnya kemiskinan di daerah bagi siswa SD dan SMP disediakan
perdesaan maupun perkotaan (Suharto, Biaya Operasional Sekolah (BOS) dan
2008). Bantuan Siswa Miskin (BSM); 2) sektor
Puncaknya terjadi di pertengahan tahun kesehatan diluncurkan skema Asuransi
1998, dimana pertumbuhan riil tahunan Kesehatan Si Miskin (ASKESKIN)
GDP Indonesia mengalami minus 10%; yang sekarang berubah menjadi Jaminan
inflasi ekonomi mencapai 100% dan nilai Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas); serta
tukar mata uang Indonesia rupiah terhadap 3) Beras Murah untuk Kelompok Miskin
dolar Amerika (USD) jatuh meluncur dari (RASKIN).
Rp2.000,00 menjadi Rp20.000,00 per dolar Walaupun demikian, hingga saat ini
USD (Hill, 1999; Soesastro & Basri, 1999; jumlah orang miskin di Indonesia masih
Suharto, 2008). Sebagaimana dicatat oleh sangat besar (Hatta & Thamrin, 2010).
Evans dan Hill, penurunan GDP Indonesia Pada tahun 2006, jumlah penduduk
jauh lebih tajam dibandingkan dengan resesi miskin adalah 39,5 juta orang atau 17,7%;
ekonomi tahun 1980-an bahkan resesi yang pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin
sama di awal tahun 1960-an. Kondisi krisis 37,17 juta orang atau 16,58%; tahun 2008
itu mirip dengan yang terjadi di United terdapat 35 juta penduduk miskin atau
Kingdom selama depresi ekonomi terburuk 15,4%; tahun 2009 jumlah penduduk
di Eropa pada tahun 1929-1932 (Evans, miskin 32,5 juta atau 14,1% dan tahun
1998; Hill, 1999). 2010 jumlah penduduk miskin di Indonesia
Kemiskinan di Indonesia juga sebesar 31 juta jiwa atau 13,39% dari total
dipengaruhi oleh peningkatan harga penduduk Indonesia (TNP2K, 2011).
beras di tahun 2004 dan harga bahan Meskipun terjadi penurunan sebesar 8,5
bakar minyak (BBM) beberapa kali antara juta jiwa, secara absolut angka ini tetap saja
kurun waktu 2000-2005. Hal tersebut besar dan melampaui keseluruhan jumlah
telah meningkatkan 25% beban baru bagi penduduk Selandia Baru (4 juta), Australia
kelompok miskin dan marginal dalam (12 juta), dan Malaysia (25 juta). Angka
konsumsi mereka, dimana 75% dari total kemiskinan ini menggunakan poverty line
income mereka dialokasikan untuk makanan dari BPS sekitar Rp5.500,00 per kapita
(World Bank, 2007). Peningkatan harga per hari.4 Jika menggunakan poverty line
beras dan BBM tersebut mengakibatkan dari Bank Dunia sebesar 2 US dolar per
meningkatnya kemiskinan di Indonesia. kapita per hari, diperkirakan jumlah orang
Di tahun 2005, pemerintah Indonesia
mengeluarkan kebijakan Bantuan Tunai
Langsung (BLT) atau Uncoditional Cash
4
Poverty line (garis kemiskinan), selain berbeda
untuk wilayah perdesaan dan perkotaan, juga
Transfer (UTC), untuk kelompok miskin berbeda untuk setiap provinsi setiap tahunnya.
sebagai kompensasi dari kenaikan harga Selama Maret 2006 sampai dengan Maret 2007,
BBM.Kebijakan ini kemudian membawa poverty line di Indonesia naik sebesar 9,67%,
dampak berupa konflik horizontal yang yaitu dari Rp.151.997,00 per kapita per bulan
meluas, sehingga kebijakan ini dihentikan pada Maret 2006 menjadi Rp.166.697,00 per
kapita per bulan pada Maret 2007 (TKPK,
pada tahun 2006. Selain program BLT,
2007).

10 | Aspirasi Vol. 3No. 1, Juni 2012


miskin di Indonesia berkisar antara 50- kesejahteraan sosial memainkan peran
60% dari total penduduk Indonesia. utama untuk meminimalisir kesenjangan
Tabel 1. Kemiskinan Indonesia (2006-2010)

Sumber: TNP2K, 2011

Jumlah orang miskin pada tahun 2011 distribusi benefit yang tidak merata dari
menurun sekitar 1 juta orang, tetapi, jumlah hasil pembangunan pada semua lapisan
orang “hampir miskin” meningkat sekitar 5 rakyat.
juta orang: 1 juta naik dari kategori miskin,
4 juta orang jatuh dari kategori tidak miskin. Program Keluarga Harapan:
Kategori “hampir miskin” mendominasi Pemutus Mata Rantai Kemiskinan
kategori kemiskinan, di antaranya orang Laporan Bank Dunia (2006), Making
yang memiliki pendapatan “sedikit” di atas the New Indonesia Work for The Poor
garis kemiskinan, namun rentan terhadap melaporkan bahwa ada 4 alasan pemerintah
guncangan ekonomi dan mudah jatuh ke Indonesia perlu mengembangkan program
kategori miskin. Hal ini sangat membutuhkan PKH berdasarkan pada kondisi yang
program anti kemiskinan yang berbasis pada sangat nyata, yaitu:
perlindungan sosial terutama dalam upaya 1. Masih ada sekitar 6,5 juta Rumah
pembangunan nasional. Tangga Sangat Miskin (RTSM)
Program-program kesejahteraan yang hanya mempunyai rata-rata
sosial dan penghapusan kemiskinan pendapatan Rp130.000,00 per
termasuk kegiatan proteksi sosial, bulan, bahkan dibeberapa kabupaten
merupakan arena bagi para pekerja situasinya jauh lebih menyedihkan.
sosial, yang bertujuan untuk membantu 2. Masih tingginya kasus malnutrisi
kelompok-kelompok miskin, marginal dikalangan anak-anak Indonesia,
dan masyarakat yang tak berdaya keluar dimana lebih dari seperempat anak-
dari masalah-masalah kemiskinan yang anak usia 5 tahun mempunyai bobot
mereka hadapi. Pendekatan pekerja sosial badan yang berada dibawah ketentuan
adalah memampukan mereka secara kesehatan standar. Selain itu masih
partisipatoris sehingga dapat menjadi aktor banyak keluarga-keluarga miskinyang
yang berdaya. Dalam konteks sosial politik mengonsumsi makanan yang sangat
seperti ini, pekerja sosial dalam program rendah gizi.

Edi Suharto & Djuni Thamrin, Program Keluarga Harapan (PKH) | 11


3. Tingkat kematian ibu melahirkan juga bagi program ini. Kesuksesan program
masih tinggi di Indonesia. Hampir PKH sangat tergantung pada ketaatan
130 ibu meninggal saat melahirkan peserta menjalankan kewajibannya.
dari setiap 100.000 kelahiran, angka Kewajiban tersebut merupakan upaya
ini merupakan yang tertinggi di untuk mendisiplinkan peserta dalam
Asia Tenggara. Kondisi tersebut menggunakan fasilitas pendidikan dan
disebabkan oleh: pertama, perempuan kesehatan, agar anak-anak mereka
miskin yang hamil tidak secara teratur dapat tumbuh sehat dan cerdassehingga
memeriksakan kesehatannya sebelum diharapkan dapat memutuskan mata rantai
melahirkan; dan kedua, perempuan kemiskinan. Salah satu slogan PKH adalah:
miskin lebih suka atau lebih mampu “biar orang tua miskin, anak tidak boleh
membayar jasa melahirkan melalui miskin dan bodoh”. Ini merupakan upaya
dukun beranak secara tradisional. massal untuk menyelamatkan generasi
4. Banyak anak-anak dari kalangan muda agar tidak masuk kembali dalam
keluarga miskin yang tidak dapat jebakan kemiskinan yang berkelanjutan.
menyelesaikan pendidikan dasar-nya Secara lebih rinci Peserta PKH
sesuai dengan wajib belajar, yakni memunyai kewajiban:
maksimal menyelesaikan pendidikan 1. Ibu hamil
dasar 9 tahun (SD dan SMP). Pencapaian a. Pemeriksaan kehamilan (min. 4
pendaftaran anak sekolah SD dari kali) dan mendapatkan suplemen
keluarga miskin lebih rendah dari 45% Fe (zat besi). Proses kelahiran
dan untuk tingkat SMP lebih rendah dari yang ditangani tenaga medis;
20%, meskipun wajib belajar sudah di- dan
canangkan secara nasional. b. Kunjungan setelah melahirkan
Melihat kondisi tersebut Badan (min. 2 kali) untuk penyuluhan
Perencana Pembangunan Nasional kesehatan/ibu menyusui.
(Bappenas) kemudian mencanangkan 2. Anak usia 0-6 tahun
program PKH di tahun 2006, bekerja sama a. Usia 0–11 bulan melakukan
dengan Bank Dunia. Bahkan beberapa imunisasi komplet (BCG, DPT,
orang dari Indonesia diundang untuk Polio, Campak, Hepatitis B) dan
melihat pelaksanaan PKH di negara-negara pemantauan tumbuh kembang
Amerika Latin, sekaligus mengirimkan ahli anak setiap bulan;
PKH untuk membantu persiapan PKH di b. Usia 6-11 bulan melakukan
Indonesia. Bulan Agustus 2007, Pemerintah pemberian Vitamin A (2 kali
Indonesia yang diwakili oleh Menteri Sosial setahun: Februari dan Agustus);
RI meresmikan PKH di Kabupaten Bone c. Usia 12–59 bulan melakukan
Bolango, Provinsi Gorontalo. Peluncur-an imunisasi dan pemantauan
program tersebut merupakan tonggak awal tumbuh kembang setiap bulan;
dilaksanakannya program PKH secara dan
nasional, walaupun pada saat itu masih d. Pemantauan tumbuh kembang
dilakukan di tujuh provinsi, di 48 kabupaten/ anak usia pra sekolah (5-6 tahun).
kota sebagai proyek percontohan. 3. Anak Usia 7-15 tahun
Pemenuhan kewajiban peserta PKH a. Mendaftarkan anak usia 6-15
menjadi syarat yang sangat penting tahun di SD dan/atau SMP dengan

12 | Aspirasi Vol. 3No. 1, Juni 2012


kehadiran minimal 85% hari dipastikan menerima BOS, BSM, raskin,
sekolah dalam sebulan selama dan Jamkesmas.
tahun ajaran berlangsung; dan Program ini sangat menarik karena
b. RTSM dengan anak usia>15 dijalankan secara massal, bukan hanya
tahun tetapi belum menyele- peserta atau penerima manfaatnya saja,
saikan pendidikan dasar, dapat tetapi juga ditunjang dengan tenaga
menerima bantuan jika anak pendamping lapangan yang sangat
tersebut bersekolah atau meng- serius bekerja sepenuh hati dan penuh
ikuti pendidikan kesetaraan waktu untuk mendampingi para RTSM
dan memenuhi ketentuan yang ini dalam keseharian mereka. Para
berlaku. pendamping ini adalah para sarjana yang
Setelah memenuhi seluruh kewajiban berasal dari wilayah masing-masing yang
tersebut di atas, maka peserta PKH berhak telah diseleksi dengan melihat aspek
untuk mendapatkan bantuan berupa uang komitmen mereka untuk bekerja sebagai
tunai dengan besaran terinci pada Tabel 2 “sahabat” dari RTSM. Mereka memunyai
berikut: kewajiban untuk berdiskusi pada RTSM
Tabel 2. Nilai Bantuan KeluargaProgram Keluarga Harapan
Bantuan per RTM
Skenario Bantuan
Per Tahun (Rp)
Bantuan tetap 200.000
Bantuan RTSM yang memiliki:  
a. Ibu Hamil , Ibu Nifas, Anak Usia Balita 800.000
b. Anak Usia SD/MI 400.000
c. Anak Usia SMP/MTs 800.000
Bantuan minimum per RTSM 600.000
Bantuan maksimum per RTSM 2.200.000
Bantuan rata-rata 1.390.000
Sumber: Pedoman Umum PKH

Apabila diperhatikan secara cermat, dampingannya untuk merencanakan


maka PKH akan memberikan dukungan kehidupan RTSM dimasa depan dan juga
yang sangat signifikan bagi RTSM agar mengingatkan RTSM untuk menjalankan
tidak menghasilkan generasi penerus yang kewajibannya sebagai peserta PKH. Satu
kekurangan gizi dan tidak berpendidikan. pendamping mempunyai 200-250 RTSM
Selama 6 tahun kepesertaan setiap RTSM di desa dan kecamatan dimana mereka
dalam program ini sangat membantu tinggal.
mereka mengonsolidasikan situasi Pada tabel 3 berikut, akan menunjukkan
ekonomi keluarga mereka, atau paling besarnya program PKH dalam arti
tidak membantu menekan pengeluaran keterlibatan peserta, pendamping, dan
bagi ibu hamil, bayi, dan anak sekolah. alokasi dana, yang disalurkan pada RTSM
Apalagi kebijakan pemerintah kemudian sejak tahun 2007 sampai tahun 2014 yang
melakukan sinergi total bahwa RTSM akan datang.
tidak hanya menerima PKH, tetapi juga

Edi Suharto & Djuni Thamrin, Program Keluarga Harapan (PKH) | 13


Tabel 3. Target Sasaran Pelaksanaan PKH, 2007-2014

2007 2008 2009 2010 2011 2012*) 2013**) 2014***)


Jumlah RTSM
500 642 720 816 1.116 1.516 2.400 3.000
****)
Alokasi dana
800 1.000 1.100 1.300 1.600 1.884,9 3.500 4.900
(Rp miliar)
Provinsi 7 13 13 20 25 33 33 33
Kabupaten/
48 70 70 88 119 166 497 497
Kota
Kecamatan 337 637 781 946 1.379 1.909 2.667 3.342
Pendamping 1.305 2.448 3.036 3.452 4.823 6.712 11.132 14.432
Operator 192 279 334 455 656 871 1.122 1.373
Koordinator
3 8 8 18 23 33 33 33
Wilayah
Koordinator
- - - 2 3 3 3 3
Regional
Tenaga Ahli
3 3 3 3 3 19 19 19
MIS
*) Tahun 2012 bantuan rata2 lokasi lama Rp.1.280.000 = 4 kali bayar, dan lokasi baru
Rp.347.500 = 1 kali bayar
**) Tahun 2013 bantuan rata2 lokasi lama Rp.1.600.000 = 4 kali bayar, dan lokasi baru
Rp.400.000 = 1 kali bayar
***) Tahun 2014 bantuan rata2 lokasi lama Rp.1.600.000 = 4 kali bayar, dan lokasi baru
Rp.400.000 = 1 kali bayar
Ratio pendamping 1 : 200 orang; dan operator 1 : 2.000 orang
****) dalam ribu
Sumber: Kementerian Sosial (2012)
Besaran bantuan bagi RTSM di-berikan disalurkan oleh Lembaga Pembayar (PT. Pos
sesuai dengan hasil verifikasi (komitmen Indonesia dan BRI).
peserta PKH), contoh pada tahun 2011 hasil Program ini secara langsung juga
verifikasi menunjukan angka sebesar 83,25%. memberikan kesempatan kerja bagi para
Ini berarti tidak semua peserta mendapatkan sarjana di daerah untuk terlibat dalam
bantuan penuh/optimal, karena mereka tidak kegiatan ini. Sampai tahun 2012 misalnya
sepenuhnya menjalankan kewajiban mereka. sudah hampir 10.000 tenaga kerja
Ada 17,75% dari seluruh peserta PKH di sarana sebagai pendamping, operator,
tahun 2012 tidak menjalankan kewajibannya. koordinator wilayah telah diisi oleh tenaga
Bagi Peserta PKH yang tidak memenuhi muda lulusan berbagai perguruan tinggi.
kewajiban mendapatkan sanksi/disinsetif Diprediksikan sampai tahun 2014 akan ada
berupa pemotongan bantuan. Penyaluran lebih dari 15.000 orang yang bekerja pada
bantuan dilakukan 4 tahap dalam setahun, program ini, mulai dari operator komputer,
dimana penerima bantuan PKH adalah ibu- pendamping, koordinator wilayah, tenaga
ibu (wanita pengurus rumah tangga). Bantuan ahli dan staf yang berada di Kementerian

14 | Aspirasi Vol. 3No. 1, Juni 2012


Sosial beserta jajaran vertikalnya di umum Tabel 4 menjelaskan sebaran dan
daerah. jangkauan program PKH di Indonesia.
Tabel 4. Sebaran dan Jangkauan Program PKH di Indonesia
Jumlah

Tahun Alokasi KET


RTSM Dana Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa
(Miliar)

2007 500.000 800 7 48 337 4.311


2008 642.000 1.000 13 70 637 7.654
2009 720.000 1.100 13 70 781 9.068 Pengembangan
2010 816.000 1.300 20 88 946 11.080 Kecamatan
2011 1.116.000 1.600 25 118 1.151 13.641
2012 1.516.000 1.890 33 166 1.909 21.471

Untuk jangka panjang PKH Sementara target dan realisasi


diharapkan dapat memutus rantai pencapaian program PKH semakin
kemiskinan antar generasi melalui: 1) meningkat dari tahun ke tahunnya, dimulai
Peningkatan kualitas kesehatan/nutrisi, dari tahun pertama pelaksanaan program
pendidikan dan kapasitas pendapatan anak ini yakni tahun 2007 sampai tahun 2011.
di masa depan (price effect anak keluarga Tabel 5 menunjukan pencapaian target dan
miskin); 2) Memberikan kepastian kepada realisasi program PKH tahun 2007-2011.
si anak akan masa depannya (insurance Tingginya pencapaian target yang
effect); 3) Merubah perilaku keluarga sangat sulit ini karena dedikasi kerja
miskin untuk memberikan perhatian yang para pelaksana program PKH yang
besar kepada pendidikan dan kesehatan sangat berkomitmen untuk memberantas
anaknya 4) Mengurangi pekerja anak kemiskinan di Indonesia, mengingat lokasi
maupun anak jalanan; 5) Mempercepat orang miskin sangat terpencil di seluruh
pencapaian MDGs (melalui peningkatan pelosok Indonesia. Selain itu ditunjang oleh
akses pendidikan, peningkatan kesehatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang
ibu hamil, pengurangan kematian balita, canggih yang menggunakan komputer
dan peningkatan kesetaraan gender); dan terhubung antara kantor pusat
6) jangka pendek memberikan income UPPKH dengan seluruh kantor UPPKH di
effect kepada rumah tangga miskin kabupaten/ kota. Di masing-masing kantor
melalui pengurangan beban pengeluaran UPPKH kabupaten/ kota juga tersedia
rumah tangga miskin yang besar kepada tenaga operator dan pendamping yang
pendidikan dan kesehatan anaknya. bekerja dengan komitmen kerakyatan
Program PKH ini adalah program yang sangat tinggi.
nasional yang sudah mulai menjangkau
21.471 desa di seluruh Indonesia.Pada Dampak dan Capaian Program PKH
tahun 2013 diharapkan program ini Beberapa studi yang telah dilakukan
dapat dijalankan di seluruh provinsi oleh lembaga internasional maupun nasional
dan kabupaten di Indonesia. Secara melihat dampak dan kemajuan capaian
program PKH. Para peneliti independen

Edi Suharto & Djuni Thamrin, Program Keluarga Harapan (PKH) | 15


Tabel 5. Target dan Realisasi PKH, 2007-2011
Target/
2007 2008 2009 2010 2011
Realisasi

Jumlah
500.842 642.000 720.000 816.400 1.116.000
RTSM

Realisasi 387.928 625.378 726.400 774.293 1.052.201

Prosentase 77.5% 97.4% 100.8% 95% 94.3%

Anggaran
843.600.000 1.006.749.241.000 1.100.000.000.000 1.300.000.000.000 1.610.613.639.000*)
(Rp)

Realisasi 790.200.120 946.441.020.000 1.068.354.115.640 1.122.384.271.623 1.533.316.853.640

Prosentase 93.7% 94% 97% 86.3% 95.7%

*) Tahun 2011 Dit. Jamsos mendapatkan anggaran reward sebesar Rp613.639.000 dari Kementerian
Keuangan RI.
tersebut antara lain adalah: 1) Laporan of West Java and East Nusa Tenggara;
Akhir Evaluasi Program Perlindungan dan 9) laporan TNP2K: Spot Check di 7
Sosial: Program Keluarga Harapan 2009, Kabupaten 2011.
Bappenas; 2) Laporan Asian Development Dampak program yang dilaporkan
Bank: Pro-Poor Planning and Budgeting oleh berbagai studi tersebut memang belum
Project Working Paper 5–Two Case menghubungkan dengan tingkat penurunan
Studies on Implementing Indonesian CCT kemiskinan. Sebab program ini memang
Program; 3) Penelitian Kementerian Sosial tidak dirancang untuk mempunyai dampak
RI: Laporan Akhir Spot Check PKH 2009; langsung terhadap penurunan kemiskinan
4) Laporan Pusat Penelitian Kesehatan, di Indonesia, tetapi peningkatan kualitas
Universitas Indonesia: Spot Check PKH kehidupan sosial RTSM terjadi bersamaan
2010; 5) Laporan Bank Dunia tahun 2010 dengan peningkatan pelayanan pendidian,
tentang Final Impact Evaluation Report kesehatan serta dukungan program lainnya
of Indonesia’s Household Conditional seperti Jamkesmas, BSM dan Raskin.
Cash Transfer Programe; 6) PER Report Dampak Program Keluarga Harapan
Draft tentang Kajian Program and (PKH) yang dilaporkan oleh berbagai
Public Expenditure Review 2011; 7) Studi Nasional dan Internasional (2007-
Laporan individual peneliti Internasional 2011) antara lain:
Fransisco Ayala tahun 2010; Peneliti dari 1. Jumlah kunjungan ibu hamil/nifas
Mexico Tarcisio tahun 2010; penelitian ke fasilitas kesehatan meningkat 7-9
ahli dari German Thomas Riega tahun percentage points;
2011; 8) Operational Assessment Reports 2. Jumlah balita ditimbang meningkat
dari SMERU 2011: Qualitative Impact sekitar 15-22 percentage points;
Study for PNPM Generasi and PKH 3. Persalinan dengan fasilitas kesehatan
on the Provision and the Utilization of meningkat 5 percentage points;
Maternal and Child Health Services and 4. Persalinan dibantu petugas kesehatan
Basic Education Services in the Provinces terlatih meningkat 6 percentage

16 | Aspirasi Vol. 3No. 1, Juni 2012


points; Miskin (RTSM), selama keluarga tersebut
5. Dampak PKH lebih kuat di daerah memenuhi kewajibannya. Kewajiban
dengan fasilitas kesehatan yang lebih RTSM adalah: 1) memeriksakan anggota
baik: keluarganya (Ibu Hamil dan Balita) ke
6. Dampak di daerah perkotaan lebih fasilitas kesehatan (Puskesmas, Pustu); 2)
baik daripada di perdesaan. menyekolahkan anaknya dengan tingkat
7. Meningkatnya jumlah fasilitas kehadiran minimal 80% dari jam belajar
kesehatan (Puskesmas, Pustu, Pusling, mereka. Sedangkan hak yang mereka
Posyandu) dan kualitas pelayanan terima dari negara adalah berupa bantuan
mereka; uang tunai yang besarnya sangat tergantung
8. Meningkatnya Angka Partisipasi pada kepatuhan mereka menjalankan
Sekolah (APS); kewajibannya. Besarnya berkisar antara
9. Mendorong anak usia 6-15 tahun Rp600.000,00 sampai Rp2.200.000,00 per
untuk tetap di sekolah; tahun per rumah tangga.
10. Meningkatnya jumlah fasilitas
pendidikan; Saran
11. Terdapat tendensi makin kecilnya Untuk jangka panjang seyogianya PKH
anak yang menjadi buruh; dapat memutus rantai kemiskinan antar
12. Terjadi peningkatan kesadaran di generasi melalui: 1) Peningkatan kualitas
RTSM untuk menggunakan fasilitas kesehatan/nutrisi, pendidikan dan kapasitas
pendidikan dan kesehatan untuk pendapatan anak di masa depan (price effect
mendukung kehidupan mereka. anak keluarga miskin); 2) Memberikan

Box 2.
Masyarakat Mengukur Hasil Perubahan PKH dalam pendidikan
Pada saat kunjungan ke Desa Boro, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka dalam rangka
kunjungan Program Keluarga Harapan, ditanyakan apa yang berubah di desa kaitan dengan
putus sekolah SD dan SMP? Seorang ibu menjawab: “Sekarang sudah tidak ada yang
putus sekolah”. Menurut kepala desa di depan ibu-ibu menyatakan bahwa: “kalau dua
tahun lalu, ada sekitar 50 anak SD dan SMP yang putus sekolah, sekarang sudah tidak ada
lagi”. Pernyataan ini dicek ke kepala sekolah dan juga beberapa masyarakat biasa dengan
hasil yang sama. Ada yang menyatakan: kalau ada anak yang tidak masuk sekolah, dikejar
masyarakat. Ketika ditanyakan mengapa: “Kami malu kalau sampai ada yang tidak sekolah,
karena sekolah SD dan SMP sudah bebas biaya, kami sudah terima program PKH.” Hal ini
terjadi karena nilai masyarakat yang dengan adanya program PKH mengganggap bahwa
walau mereka miskin tetapi anak mereka harus sekolah agar tidak miskin.(Manembu,
2011)

Simpulan kepastian kepada si anak akan masa


PKH di Indonesia dimulai pada tahun depannya (insurance effect); 3) Merubah
2007 hingga saat ini lebih dari 1.5 juta perilaku keluarga miskin untuk memberikan
rumah tangga sangat miskin telah mendapat perhatian yang besar kepada pendidikan dan
manfaat langsung dari keberadaan program kesehatan anaknya; 4) Mengurangi pekerja
ini. Program ini merupakan perlindungan anak maupun anak jalanan; 5) Mempercepat
sosial yang diwujudkan melalui pemberian pencapaian MDGs (melalui peningkatan
uang tunai kepada Rumah Tangga Sangat akses pendidikan, peningkatan kesehatan

Edi Suharto & Djuni Thamrin, Program Keluarga Harapan (PKH) | 17


ibu hamil, pengurangan kematian balita, dan Dinardana, K. 2008. Case Study of PKH (CCT)
peningkatan kesetaraan gender). Indonesia in Sumba Barat and Kediri.
Jakarta: Bappenas,.
Evans, K. 1998. Survey of Recent Developments.
DAFTAR PUSTAKA
In Bulletin of Indonesian Economic
Studies, Vol. 34, No. 3, pp. 5-36.
Alatas, Vivi, Banerjee, Abhijit., Hanna, Rema.,
Fiszbein, Ariel, and Schading Norbert, 2009.
Olken, Benjamin & Tobias, Julia. 2010.
Conditional Cash Transfer: Reducing
Targeting the Poor: Evidence from a
Present and Future Poverty. A World
Field Experiment in Indonesia. Jakarta:
Bank Policy Research Report.
World Bank.
Friedman, L. Thomas. 1999.,The Lexus and
Ayala, Francisco. 2010. Operational Assessment
the Olive.
Repot on PKH. Government of Indonesia.
Fukuyama.1992.The End of History and The
BAPPENAS. 2007. Pedoman Umum PKH,
Last Men.
Manual on Household CCT. Jakarta.
Hatta, Z. A., & Thamrin, Dj. S. 2011. Poverty
Cook, S. 2009. Social Protection in East and
Situation in Indonesia: Challenges and
South East Asia: a Regional Review. In
Progress of The Marginalized Groups. In
Social Protection in Asia, Working Paper
Asian social work dan policy review.5,
Issues 2, 1-30.
10-26.Wiley.
Conway, J., Ade, H., & Norton, A. (eds).
Hatta, Z.A., & Thamrin, Dj.S. 2010.Poverty
2000. Social protection concepts and
Situation in Indonesia: Challenges and
approaches: implications for policy and
Progress of The Marginalized Groups.
practice in international development.
Paper presented in ASEM Public
London: DFID-ODI.
Conference in Brussels, Belgium, July
Conway, J. 2001. A Comprehensive Social 2010.
Protection Concepts and Approaches:
Hill, H. (1999). AnOverview of the Issues.
Implication for Policy and Practice in
in Southeast Asia’s Economic Crisis:
International Development. London Centre
Origins, Lessons, and the Way Forward,
for Aid and Public Expenditure, Working
Singapore: Institute of Southeast Asian
Paper.
Studies, pp.1-15.
Corbett, J. (1988). Famine and household
Jamsos. 2011. Laporan Akhir Monitoring
coping strategies. In World Development,
Berkala (Spot-Check) PKH Tahun 2011.
16, 1099-1112.
Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Cuddy, M., Suharto, E., Thamrin, Dj & Moran,
Knoess, J. 2007. Introduction of Conditional Cash
E. 2006.Strengthening Social Protection
Transfer Schemes in Indonesia: A Brief
System in ASEAN.The European Union’s
Sumary. GTZ System of Social Protection.
Program for ASEAN ASEAN/APRIS-
PMU/D/SV/2004/06. ASEAN Secretariat.

18 | Aspirasi Vol. 3No. 1, Juni 2012


Krugman. 2010. The Return of Economic _____. 2005. State Building: Governance and
Depression. World Orderin the 21st Century.
LP3ES in Collaboration with World Bank _____. 2006. The World is Flat.
Indonesia. 2006. Unconditional Cash
_____. 2010. Free Fall.
Transfer Rapid Assessment 2005.Working
Document. _____. 2002b. Human Development and the
Urban Informal Sector in Bandung,
Ohmae, K. 1992. The End of Nation States.
Indonesia: The Poverty Issues. New
Rieger, Thomas. 2009. Report on the 3rd Zealand Journal of Asian Studies, Vol. 4,
Mission for Identifying Options for No. 2, pp. 115-133.
Organizational Development Support
_____. 2006a. Membangun Masyarakat
to the CCT-Program of the Ministry of
Memberdayakan Masyarakat.Bandung:
Social Affairs of Indonesia (Study and
Alfabeta.
Expert Fund). Como-Consulting, GmH.
_____. 2006b. Analisis Kebijakan Publik:
SMERU Research Institute.2006.Problem
Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
and Challenges for the Indonesian CCT
Kebijakan Sosial, Bandung: Alfabeta
Program (Program Keluarga Harapan).
(cetakan ketiga).
Working Paper 04 Social Protection in
Asia. _____. 2007a. Meretas Kebijakan Sosial Pro-
Poor: Menggagas Pelayanan Sosial yang
Scheil-Adlung, X. 2004. Indonesia:
Berkeadilan. makalah. disampaikan pada
Advancing Social Health Protection for
Semiloka Menggagas Model Pelayanan
the Poor, Geneva: International Labor
Sosial Berkeadilan, Jurusan Ilmu Sosiatri,
Organisation.
Fisipol Universitas Gadjah Mada
Soesastro, Hadi & M. Chatib Basri. 1998. Yogyakarta, Hotel Saphir Yogyakarta, 11
Survey of Recent Developments, Bulletin September 2007.
of Indonesian Economic Studies, Vol.34,
_____. 2007b. Kebijakan Sosial Sebagai
No.1, pp.3-54.
Kebijakan Publik: Peran Pembangunan
Stiglitz. 2003. Globalization and Its Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial
Discontents. dalam Mewujudkan Negara Kesejahteraan
di Indonesia, Bandung: Alfabeta.
Suharto, E. 2002a. Profiles and Dynamics of
the Urban Informal Sector in Indonesia: _____. 2008a. Islam dan Negara Kesejahteraan.
A Case Study of Pedagang Kakilima Makalah yang disampaikan pada
in Bandung, unpublished PhD Thesis, Perkaderan Darul Arqom Paripurna (DAP)
Palmerston North: Massey University. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tahun
2008, Jakarta 18 Januari 2008.
World Bank. 2011. Protecting Poor and
Vulnerable Families in Indonesia. _____. 2008b. How Informal Enterprises
Consultation Draft. Coped with the Asian Crisis: The Case
of Pedagang Kakilima in Bandung,

Edi Suharto & Djuni Thamrin, Program Keluarga Harapan (PKH) | 19


Indonesia in Edwina Palmer (ed.) Asian
Future Asian tradition (pp.243-264).
_____. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan
Sosial di Indonesia: Menggagas Model
Jaminan Sosial Universal Bidang
Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
_____. 2012. PKH dan Pencapaiannya.Tidak
dipublikasi.

20 | Aspirasi Vol. 3No. 1, Juni 2012

Anda mungkin juga menyukai