Anda di halaman 1dari 9

Makalah Biokimia

Metode Spektrofotometris UV-Vis

Dosen Pembimbing:
Imawati Eka Putri, S.Gz., M.Si
Disusun Oleh:
Afifah Halimatu Alwiyah (010718002)
Livita Ayunita (010718010)
Mimah Nurapiah AR (010718013)
Mochamad Farhan Bastian (010718014)
Rosita Nurcahyati (010718022)

Institut Medika Drg. Suherman

JL. Raya Industri, Pasirgombong, Jababeka Cikarang – Bekasi


Telp. (021) 8904160 (Hunting)
Fax. (021) 8904159
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, Maret 2019

Tim Penyusun

i
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB 1 Pendahuluan
A. Protein 1
B. Spektrofotometer 1
BAB 2 Penelitian
1. Tujuan Penelitian 3
2. Prinsip Analisis 3
3. Alat & Bahan 3
4. Pengujian 3
BAB 3 Penutup
A. Kesimpulan 6
Daftar Pustaka 6

ii
BAB 1 Pendahuluan
A. Protein
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, dan protein merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
Biokimia. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein
yang membentuk batang dan sendi sitoskleton. (Katili, 2019)
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem imun
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
B. Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan
gabungan dari alat optic dan elektrik serta sifat-sifat kimia fisiknya. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi cahaya secara
relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai
fungsi dari panjang gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber
spektrum sinar tampak yang sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk
mengukur perbedaan absorbsi antara cuplikan dengan blanko ataupun pembanding.
Spektrofotometer Uv-Vis merupakan spektrofotometer yang digunakan
untuk pengukuran didaerah ultra violet dan didaerah tampak. Spektrofotometri
UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar saat analisis, sehingga
spetrofotometer UV/Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibanding
kualitatif. Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa.
Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan
Visible. Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda, yaitu sumber
cahaya UV dan sumber cahaya Visible. Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar
ultra violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang dianalisis akan
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan
tersebut.
Prinsip kerja dari alat spektrofotometri UV-Vis dan sinar tampak itu ialah
suatu sumber cahaya yang dipancarkan dari monokromator (B). Monokromator

1
menguraikan sinar yang masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita
panjang gelombang yang diinginkan untuk pengukuran suatu zat tertentu yang
menunjukkan bahwa setiap gugus kromofor mempunyai panjang gelombang
maksimum yang berbeda. Dari monokromator tadi cahaya/energi radiasi diteruskan
dan diserap oleh suatu larutan yang akan diperiksa di dalam kuvet. Kemudian
jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan menghasilkan signal elektrik pada
detektor, yang mana signal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap oleh
larutan tersebut. Besarnya signal elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat
sebagai angka.
Metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak berdasarkan pada
hokum LAMBERT-BEER. Hukum tersebut menyatakan bahwa jumlah radiasi
cahaya Tampak, Ultra-violet dan cahaya-cahaya lain yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari
konsentrasi zat dan tebal larutan.

2
BAB 2 Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi dan menetapkan kadar kafein dalam kopi bubuk yang
beredar di kota Manado menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis.
2. Prinsip Analisis
Prinsip kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh
suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan
pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif (PECSOK et
al. 1976; SKOOG & WEST 1971).
3. Alat & Bahan
 Alat  Bahan
o Spektrofometer (PG o Sampel (kafein)
Instrument T80+ UV Vis) o Kloroform
o Evaporator (modifikasi pyrex) o Kalsium karbonat
o Timbangan analitik o Alcohol
o Tabung reaksi o Ammonia
o Corong o Akuades
o Labu takar o Sampel kopi
o Gelas piala (pyrex) o Reagen parry
o Erlenmeyer
o Pipet tetes
o Corong pisah
o Gelas ukur
o Hot plate

4. Pengujian
Uji Kualitatif Kafein Metode Parry
Sejumlah zat dilarutkan dalam alkohol, kemudian ditambahkan reagen parry
dan ammonia encer. Larutan berwarna biru tua/hijau menyatakan terdapat kafein
(DepKes, 1995). Untuk mengetahui keberadaan kafein dalam sampel kopi, maka
dilakukan uji kualitatif menggunakan reagen parry. Keberadaan kafein
ditunjukkan dengan warna larutan. Hasil uji kualitatif metode parry dapat dilihat
pada Tabel 2 berikut.

3
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 6 sampel yang diuji menggunakan
reagen parry menghasilkan warna hijau. Hal tersebut menunjukkan adanya kafein
dalam sampel tersebut. Reagen parry dibuat dengan mereaksikan Cobalt Nitrat
[Co(NO3)2] dengan methanol (CH3OH). Ion kobalt (Co) dalam reagen tersebut
akan membentuk kompleks yang berwarna hijau. Ion kobalt bermuatan dua positif
sehingga memungkinkan untuk mengikat gugus nitrogen yang terdapat pada
senyawa kafein. Kopi merupakan salah satu dari beberapa bahan alam yang banyak
mengandung kafein. Sehingga pada pengujian ini, semua sampel positif
mengandung kafein.

Uji Kuantitatif kafein metode Spektrofotometri UV-Vis


Pada pengujian kuantitatif kafein menggunakan metode spektrofotometri
UV-Vis, maka dilakukan pembuatan kurva standar larutan baku kafein. Larutan
baku kafein dibuat dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5, 6 mg/L, yang memberikan
persamaan garis Y= 0,1029x-0,0989 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,909.
Hasil pengukuran larutan baku kafein dapat dilihat pada Gambar 3.

Kafein diperoleh dengan menyaring larutan kopi menggunakan kertas


saring. Kemudian dipisahkan dengan corong pisah dengan penambahan kalsium
karbonat dan kloroform. Kalsium karbonat berfungsi untuk memutuskan ikatan
kafein dengan senyawa lain, sehingga kafein akan ada dalam basa bebas
(Mahendradatta, 2007). Kafein dalam basa bebas tadi akan diikat oleh kloroform,
karena kloroform merupakan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan
pelarut semula (Suriani, 1997). Kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi zat yang diekstraksi pada dua lapisan yang terbentuk.

4
Lapisan bawahnya diambil (fase kloroform) dan diuapkan dengan rotarievaporator.
Kloroform tadi akan menguap, sehingga hanya ekstrak kafein yang tertinggal,
kemudian diencerkan dalam labu takar 100 mL.
Dari hasil analisis kuantitatif pada kopi dengan menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis, ada 6 sampel kopi yaitu sampel A, B, C, D, E, dan F yang
dibaca dengan panjang gelombang 275 nm. Untuk membaca nilai konsentrasi,
masing-masing 100 mL sampel diambil 0,05 mL kemudian diencerkan dalam 3 mL
akuades. Nilai konsentrasi masing-masing sampel dapat dilihat pada Tabel 3.

Dari data hasil penelitian diperoleh kadar kafein sampel A 13,81 mg, sampel
B 13,63 mg, sampel C 12,33 mg, sampel D 10,10mg, sampel E 10,13 mg, dan
sampel F 9,53 mg. Menurut SNI 01-7152-2006 batas maksimum kafein dalam
makanan dan minuman adalah 150 mg/hari dan 50 mg/sajian. Biasanya seseorang
mengkonsumsi kopi bubuk tiap kali disajikan sekitar 3 g dalam satu cangkir, artinya
pada kopi sampel A mengandung 41,43 mg percangkir, sampel B 40,89 mg
percangkir, sampel C 36,99 mg percangkir, sampel D 30,3 mg percangkir, sampel
E 30,39 mg percangkir, sampel F 28,59 mg percangkir. Ini menunjukkan bahwa
apabila mengkonsumsi kopi paling sedikit 3 cangkir sehari maka seseorang telah
mengkonsumsi 85-125 mg/hari.

5
BAB 3 Penutup
A. Kesimpulan
Prinsip yang digunakan dalam metode spektrofotometer UV-Vis
adalah berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi yang diserap
memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara
kuantitatif.
Dari percobaan penelitian diatas didapatkan bahwa metode
spektrofotmetri UV-Vis itu dapat digunakan dalam uji kualitatif dan
kuantitatif pada suatu larutan.

Daftar Pustaka
Anonim. 2018. Peralatan UV-Vis Spectrophotometer.
http://www.sentrapolimer.id/id/fasilitas/uv-vis-spectrophotometer. Diakses
pada 6 Mei 2019)
Maramis, R.K et al. 2013. Analisis Kafein Dalam Kopi Bubuk Di Kota Manado
Menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis. PHARMACON Jurnal Ilmiah
Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 04
Triyati, E. 1985. Spektrofotometer Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta
Aplikasinya Dalam Oseanologi. Oseana, Volume X, Nomor 1 : 39 - 47, 1985.

Anda mungkin juga menyukai