1 Kepala Puskesmas 1 1 -
4 Dokter gigi 1 1 -
5 Bidan 6 4 2
6 Perawat 6 4 2
7 Perawat Gigi 2 1 1
8 Sanitarian 1 1 -
9 Ass Apoteker 2 2 -
10 Apoteker 1 - 1
12 Nutrisionis 1 1 -
13 Epidemiolog 1 1 -
14 Promkes 1 - - 1
15 Pengolah simpus/data 1 1 -
19 Pengadministrasi 4 1 2 1
20 Petugas Loket 4 1 3
21 Penjaga Kantor 2 1 - 1
22 Pengemudi 1 - - 1
23 Petugas kebersihan 3 - - 3
TOTAL 43 23 14 6
3. Pendapatan Puskesmas Gayamsari
Dari tahun ke tahun pendapatan di Puskesmas Gayamsari sebagai Pusat kesehatan
masyarakat cenderung meningkat.
Tabel 4.3 Pendapatan Puskesmas Gayamsari
1 Jamkesmas 1.799.811.000
3 Jamkesda 2.735.000
Gambar 4.3 Sarana Kesehatan dan Pemakaian Alat Kontrasepsi di Kecamatan Gayamsari
Tahun 2017
3. Agama
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari besarnya sarana
peribadatan masing-masing agama. Menurut data statistic tahun 2016 penduduk
Kecamatan Gayamsari , sebagian besar menganut Agama Islam.
Tabel 4.4 Jumlah Tempat – Tempat Ibadah di Kecamatan Gayamsari Tahun 2017 :
Tempat Ibadah
Kelurahan
Masjid Surau/Langgar Gereja Kuil/Pura/Vihara
Pandean Lamper 11 10 0 0
Gayamsari 10 11 1 0
Siwalan 4 7 1 0
Sambirejo 9 5 3 0
Sawah Besar 4 13 1 0
Kaligawe 10 9 1 0
Tambakrejo 6 9 2 0
Jumlah 54 67 9 0
6. Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi dan pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah.
Tabel 4.5 Peringkat 10 Besar Penyakit di Puskesmas Gayamsari Tahun 2017
No Penyakit Jumlah
CR Total kepatuhan petugas terhadap SOP Pengkajian awal klinis di ruang pemeriksaan umum
∑ 𝑌𝑎 838
𝑥 100% = 𝑥 100% = 83,1 %
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 838 + 193
CR Total kepatuhan petugas terhadap SOP Pengkajian awal klinis di ruang KIA-KB
∑ 𝑌𝑎 708
𝑥 100% = 𝑥 100% = 94,9 %
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 708 + 38
CR Total kepatuhan petugas terhadap SOP Pengkajian awal klinis di ruang MTBS
∑ 𝑌𝑎 726
𝑥 100% = 𝑥 100% = 84,8 %
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 726 + 130
Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan petugas diruang pemeriksaan umum,
ruang KIA-KB, dan ruang MTBS terhadap pengkajian awal klinis adalah baik. Karena
nilai CR total lebih dari 80%.
CR masing-masing item yang kurang dari 80% ditemukan pada beberapa item SOP
pengkajian awal klinis:
a. Perawat melakukan anamnesa 73,8% (Masalah A)
b. Perawat melakukan pemeriksaan suhu 55% (Masalah B)
c. Perawat melakukan cuci tangan 25% (Masalah C)
d. Dokter melakukan anamnesa 78,4% (Masalah D)
e. Dokter melakukan cuci tangan 75,0% (Masalah E)
f. Dokter mencatat hasil anamnesa kronologi pasien 77% (Masalah F)
g. Dokter mencatat hasil anamnesa riwayat sosial 72% (Masalah G)
2. Prioritas Masalah
Dari tujuh masalah tersebut peneliti menentukan prioritas masalah. Peneliti
menentukan prioritas masalah dengan menggunakan matrix problem priority.
Matriks prioritas masalah atau problem priority matriks merupakan salah satu alat
dalam menyusun urutan prioritas dari sejumlah masalah. Setiap masalah ditentukan
rangking manfaat dan rangking usahanya untuk menyelesaikan masalah. Rangking
dimulai dari yang terbaik dengan urutan 1-5. Rangking manfaat kemudian dikalikan
dengan nilai rangking usaha sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat
dipilih sebagai prioritas masalah.
Penilaian dengan skala 1-5 :
a. Angka 5 melambangkan kemampuan besar
b. Angka 4 melambangkan kemampuan cukup
c. Angka 3 melambangkan kemampuan sedang
d. Angka 2 melambangkan kemampuan kurang
e. Angka 1 melambangkan kemampuan kecil
Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha sebagai extended value.
Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat dipilih prioritas masalah. Berikut
adalah matriks prioritas masalah dari beberapa masalah dalam penelitian ini:
Lingkungan -
3. SOP yang lama tidak
menyebutkan langkah
MAN MONEY METHODE anamnesa sesuai the
1. Petugas sudah terbiasa dengan fundamental four dan the
SOP lama sehingga petugas belum sacred seven
dapat adaptasi dengan SOP revisi
2. Petugas menganggap jika
kunjungan sebelumnya sudah
pernah ditanayakan tidak perlu
ditanyakan lagi secara lengkap.
Kurang patuhnya
dokter dalam
LINGKUNGAN melakukan
anamnesa
CR: 78,4%
MATERIAL MARKETING
Gambar 4.6 Pendekatan Analisis Fish Bone untuk Pengkajian Awal Klinis
Keterangan jumlah:
1. Petugas sudah terbiasa dengan SOP lama sehingga petugas belum dapat adaptasi
dengan SOP revisi (3)
2. Petugas menganggap jika kunjungan sebelumnya sudah pernah ditanyakan, tidak
perlu ditanyakan lagi secara lengkap (1)
3. Sosialisasi SOP pengkajian awal klinis yang telah drevisi baru diberikan kepada
8 petugas (57%) (2)
4. SOP yang lama tidak menyebutkan langkah anamnesa sesuai the fundamental
four dan the sacred seven (0)
b. Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah
Dengan menjumlah penyebab masalah pada tabel Paired Comparison yang di
lingkari biru maka dapat dihitung jumlah distribusi frekuensi penyebab masalah dengan
cara membuat turus/ tally. Hasil Tally yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah Rendahnya Kepatuhan Dokter dalam
Melakukan Anamnesa
No Penyebab masalah Tally Jumlah
6 B
60%
5
50%
4 C
40%
3
2 30%
1 20%
0 10%
PENYEBAB MASALAH
Keterangan:
1. Faktor situasi (waktu yang dibutuhkan, keterlibatan staff dan ruang yang
dibutuhkan) (intensitas 1 )
2. Faktor efisiensi dilihat dari segi biaya (intensitas 1 )
3. Faktor efisiensi dilihat dari ongkos petugas awal (intensitas 2)
4. Faktor efisiensi dilihat dari pemeliharaan (intensitas 1)
5. Faktor efisiensi dilihat dari luas ruang yang dibutuhkan (intensitas 1)
6. Faktor efisiensi dilihat dari perbaikan alat penggantian (intensitas 1)
7. Faktor efektifitas dilihat dari interaksi,identitas dan repetisi (intensitas1)
8. Faktor efektifitas dilihat dari retensi (intensitas 2)
9. Faktor efektifitas dilihat dari repetisi (intensitas 2)
10. Faktor efektifitas dilihat dari warna (intensitas 3)
11. Faktor tujuan pendidikan mengenai fakta, prosedur, prinsip, dan konsep (intensitas
2)
12. Faktor sikap dan pendapat (intensitas 1)
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan membuat media still picture
tentang peringatan anamnesis sesuai the fundamental four dan the sacred seven di
Puskesmas Gayamsari sebagai salah satu penyelesaian masalah kepatuhan petugas adalah
cukup baik, karena memiliki rata-rata skala intensitas 2 (sedang).
Langkah – langkah pembuatan media still picture sebagai media edukasi, yaitu:
a. Menentukan masalah yang akan diinformasikan kepada sasaran
b. Membuat konsep yang akan diinformasikan
c. Melakukan konsultasi dengan petugas pengkajian awal klinis
d. Menyiapkan alat dan bahan pembuatan still picture
e. Membuat still picture (pemilihan tulisan, gambar, pewarnaan, desain dan masalah
yang diinformasikan)
f. Melakukan konsultasi kembali dengan petugas pengkajian awal klinis
g. Melakukan proses pembuatan still picture untuk ruang pemeriksaan umum
h. Mencetak file still picture
i. Memasang still picture pada ruang pemeriksaan umum