Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI MEDIA TANAM

SERBUK KAYU GERGAJI DAN SEKAM PADI TERHADAP PERTUMBUHAN


JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

Hastuti Tri Ratna Nigrum, Angela Hajjar, Ayu Lestari, Larasati Hening Putri, dan
Armita Hildan Haniyah
P e n d i d i k a n B i o l o g i , F M I P A, U n i ve r s i t a s N e g e r i S u r a b a y a
E ma i l : a r m i t a h a n i y a h 1 6 0 3 0 2 0 4 0 8 0 @ m h s . u n e s a . a c . i d

ABSTRAK

Kata kunci:

PENDAHULUAN media jamur merupakan salah satu penanganan polusi


lingkungan dari bahan-bahan sisa tanaman.
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) Menurut hasil penelitian Hariadi, dkk (2013),
merupakan jamur yang dibudidayakan di Indonesia pemberian komposisi serbuk kayu gergaji dan jerami
sejak tahun 1980. Jamur tiram putih (Pleurotus padi yang berbeda untuk pertumbuhan jamur tiram
ostreatus) merupakan jamur pangan dari kelompok putih menunjukan pengaruh yang berbeda terhadap
Basidiomycetes yang memiliki ciri-ciri yaitu lama penyebaran miselium, saat munculnya tubuh
tudungnya memiliki bentuk lingkaran seperti buah dan berat segar tubuh buah. Sehingga dalam
cangkang tiram (Meinanda, 2013). Jamur tiram putih penelitian ini, peneliti akan menggunakan komposisi
saat ini banyak dibudidayakan dibeberapa kawasan di campuran sekam padi dan serbuk kayu gergaji sebagai
Indonesia sebagai bahan pangan. Menurut Sulistyarini media tanam agar menghasilkan pertumbuhan jamur
(2003) kandungan protein pada jamur tiram putih tiram putih yang optimal. Dalam penelitian ini,
berkisar antara 19% sampai 35%, sehingga kandungan konsentrasi serbuk kayu gergaji dan sekam padi akan
protein tersebut lebih tinggi daripada protein beras dan dibuat berbeda-beda sehingga diharapkan kita dapat
gandum. mengetahui konsentrasi serbuk kayu gergaji dan
Pertumbuhan jamur tiram putih membutuhkan sekam padi yang optimal untuk menghasilkan
zat-zat seperti selulosa, kalsium karbonat, air, glukosa, pertumbuhan jamur tiram putih yang lebih baik
kapur, fosfor, nitrogen, karbon, kitin, dan beberapa
mineral lainnya. Selain itu, diperlukan senyawa lain METODE PENELITIAN
seperti lignin, selulosa, karbohidrat, dan serat yang Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari
dapat didegedasi oleh jamur menjadi karbohidrat yang 2019 hingga April 2019, di Laboratorium Mikologi
kemudian dapat digunakan untuk sintesis protein. Jurusan Biologi UNESA.
Secara umum, petani jamur biasa menggunakan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini
serbuk kayu gergaji dan sekam padi sebagai media antara lain alat autoklaf, kompor, gas elpigi,
tanam dalam budidaya jamur tiram putih dibeberapa cincin/ring baglog, gunting, pisau, bunsen, spatula,
kawasan baik dalam usaha skala kecil maupun besar. botol spray, penggaris, timbangan, selang air, masker
Menurut Meinanda (2013) , serbuk gergaji kayu dan rak penyimpanan. Sedangkan bahan-bahan yang
memiliki kandungan gula selulosa, lognin, pentosa, digunakan dalam penelitian ini adalah kultur F3 jamur
abu, dan silika yang baik untuk pertumbuhan jamur. tiram putih (P. ostreatus), sekam, serbuk kayu, kertas
Selain serbuk kayu gergji, bahan tambahan koran, bekatul, kapur (CaCO3), air, kapas, alkohol
lain yang biasa digunakan dalam media tanam jamur 70%, alkohol 96%, karet gelang, dan plastik PP.
tiram putih adalah sekam padi. Sekam padi merupakan
bagian dari batang tumbuhan tanpa akar yang Pelaksanaan penelitian
tertinggal setelah dipanen butir buahnya. Sekam padi A.Persiapan dan Pencampuran Media Tanam
merupakan salah satu produk samping pertanian yang Sekam yang didapatkan dikeringkan terlebih
tersedia cukup melimpah. Selama ini, limbah dahulu. Media tanam terdiri dari serbuk kayu,
pertanian hanya dibakar atau dibuang, jarang bekatul dan kapur dengan perbandingan 10 : 1 :
dimanfaatkan. Namun, sekam padi dapat digunakan 0,1, serta air. Sekam yang digunakan dengan
sebagai media tumbuh jamur karena memiliki jumlah 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%
kandungan bahan organik seperti selulosa, menggantikan serbuk gergaji. Bahan yang sudah
hemiselulosa dan lignin yang masih dapat disiapkan dicampur hingga merata.
dimanfaatkan sebagai sumber karbon dan energi untuk B. Pembuatan Baglog dan Sterilisasi
pertumbuhan jamur. Pemanfaatan sekam padi sebagai Media tanam yang telah tercampur dibungkus
dalam kantong plastik PP disesuaikan dengan berat

1
per perlakuan. Mengunci baglog jamur pertumbuhan miselium terendah terdapat pada
menggunakan cincin baglog dan menyumbatnya perlakuan tanpa pemberian sekam padi 25% yaitu. Hal
dengan kapas. Bagian pengunci baglog ditutup ini karena sekam padi mengandung selulosa dan
kembali menggunakan plastik PP. Kemudian lignin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada jamur tiram putih. Selulosa dan lignin
suhu 100°-110°C selama 5-6 jam. Selanjutanya merupakan syarat yang digunakan sebagai
dilakukan pendinginan selama 24 jam sampai suhu media pertumbuhan jamur tiram putih selulosa
dalam ruangan. dan lignin berfungsi untuk memperkuat
C. Inokulasi dan Inkubasi dinding sel pada tanaman serta pengganti
Inokulasi dilakukan dengan mengambil karbon. Kandungan selulosa sekam padi yaitu
sebagian kultur F3 menggunakan spatula steril selulosa 33-44% dan lignin 19-47%
secara aseptis dan diinokulasikan ke dalam media (Sipahutar, 2010).
tanam baru dalam baglog. Baglog ditutup dengan Pada perlakuan 25% sekam padi, selulosa dan
kertas koran dan diikat karet gelang, selanjutnya lignin yang tersedia dalam media tersbut sedikit,
diinkubasi dalam ruang inkubasi. sehingga pertumbuhan miselliumnya juga lambat.
Parameter pengamatan yang diukur adalah Berbeda halnya dengan media 100% sekam, terdapat
pertumbuhan miselium (cm). Pertumbuhan banyak selulosa dan lignin dari sekam sehingga
miselium jamur diukur menggunakan penggaris. pertumbuhan misellium jamur tiram juga semakin
Setiap media tanam diukur pada keempat sisinya. cepat. Sama halnya dengan media dengan komposisi
Perhitungan pertumbuhan miselium dapat dihitung 0% sekam. Pada media ini sama artinya dengan
dengan rumus sebagai berikut : komposisi media 100% grajen. Dalam 100% serbuk
Pertumbuhan miselium = (sisi A + sisi B + sisiC gergaji terdapat banyak bahan selulosa dan lignin yang
+sisi D) : 4 dapat merangsang pertumbuhan misellium jamur
tiram. Seperti menurut Draski,2013 pada serbuk kayu
Rancangan penelitian gergaji mengandung selulosa 40-45%, lignin 18-33%,
Rancangan penelitian yang digunakan adalah pentosan 21-24%, zat eksatraktif 1-12% dan abu 0,22-
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang 6% .
dilakukan adalah penambahan sekam dengan Menurut (Djarijah,2001), fungi dapat hidup
konsentrasi yang berbeda pada media tanam, yaitu 0% pada media tumbuh yang mengandung selulosa,
(kontrol), 25%, 50%, 75% dan 100%. Setiap hemiselulosa dan lignin. Pada awal perkembangan
perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. miselium melakukan penetrasi pada sel kayu.
Data hasil penelitian dianalisa menggunakan Penetrasi dibantu oleh enzim pemecah selulosa,
ANOVA one-way untuk mengetahui pengaruh pada hemiseluosa dan lignin sebagai sumber nutrisi bagi
perlakuan. Jika perlakuan berpengaruh nyata maka jamur, sehingga membantu mempercepat tumbuhnya
akan dilakukan pengujian menggunakan uji BNT. miselium. Sehingga pada media tanam yang banyak
mengandung selulosa dan lignin maka akan
menyebabkan pertumbuhan misellium jamur tiram
HASIL semakin cepat.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Hariadi
dkk (2013) yang mengatakan bahwa kandungan
selulosa dan lignin yang tinggi, baik untuk mendukung
pertumbuhan miselium jamur. Selulosa dan lignin
PEMBAHASAN merupakan syarat yang digunakan sebagai media
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan
pertumbuhan jamur tiram putih yang berfungsi untuk
komposisi media tanam pemberian sekam padi
memperkuat dinding sel pada tanaman serta pengganti
berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh miselium.
karbon.
Pemenuhan miselium diamati sejak munculnya
Selain nutrisi dari sekam maupun serbuk kayu
miselium sampai miselium memenuhi baglog full
gergaji dalam pembuatan media juga menggunakan
colony. Salah satu keberhasilan inokulasi yaitu terlihat
tambahan bahan bekatul dan kapur untuk membantu
munculnya miselium.
pertumbuhan miselium. Kandungan bekatul antara lain
Bedasarkan hasil analisis data menggunakan
energi metabolisis 1890 kilo kalori per kilogram,
ANOVA one-way, pemberian sekam padi memberikan
phospor 1,7%, serat kasar 13%, protein kasar 13,5%,
pengaruh yang sangat nyata terhadap kecepatan
bahan kering 91%, lemak kasar 0,6%, kalsium 0,1%,
tumbuh miselium, dimana pertumbuhan miselium
energi 1320 kalori per kilogram. Sedangkan
tercepat terdapat pada perlakuan pemberian
kandungan kapur CaCO3 merupakan sumber kalsium
konsentrasi sekam padi sebanyak 100% yaitu 5,99,
sebagai penguat batang atau akar jamur agar tidak
yang memiliki kecepatan pertumbuhan hampir sama
mudah rontok (Agromedia,2009).
dengan perlakuan 0% sekam padi. Sementara itu

2
Laju pertumbuhan miselium dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor lingkungan berupa pH,
suhu, intensitas cahaya, dan kelembapan jamur sekitar
90% (Chazali dan Pertiwi, 2010). Tingkat kepadatan
baglog juga berpengaruh terhadap kecepatan
tumbuhnya miselium. Semakin padat baglog maka
miselium akan semakin lama merambat dalam baglog.
Faktor lainnya berupa kualitas bibit jamur tiram dan
kandungan air dalam baglog. Semakin basah media
maka semakin lama miselium akan merambat.
Sehingga pada penelitian ini dapat
membuktikan bahwa sekam padi dapat digunakan
sebagai media alternative pengganti serbuk gergaji
untuk pertumbuhan misselium jamur tiram, karena
kandungan selulosa dan lignin pada sekam padi tidak
berbedah jauh dengan kandungan selulosa dan lignin
pada serbuk gergaji yang sudah dibuktikan pada
penelitian sebelumnya.

SIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Djariah, M. N & A.S. Djariah. 2001.Budidaya Jamur
Tiram: Pembibitan,Pemeliharaan,dan
PengendalianHamaPenyakit. Yogyakarta:
Kanisius.
Draski, H dan Ernita.2013.Pengaruh Jenis Media dan
Komposisi Fosfor Terhadap Pertumbuhan
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).
Jurnal DinamikaPertanian 28 (3): 203-210.
Hariadi N, Setyobudi L, Nihayati E. 2013.Studi
Pertumbuhan dan Hasil Produksi Jamur Tiram
Putih (Pleorotus ostreatus) pada Media
Tumbuh Jerami Padi dan Serbuk Gergaji.
Jurnal produksi tanaman. vol 1 (1): 47-53.
Meinanda, Ica. 2013. Panen Cepat Budidaya Jamur.
Bandung: Padi
Sipahutar, D. 2010. Teknologi Briket Sekam Padi.
Balai Pengkajian TeknologiPertanian (BPTP).
Riau.
Sulistyarini, M. P. 2003. Produksi Jamur Tiram Putih
(Pleurotus florida) Pada Media Campuran Serbuk
Gergaji dan Sekam Padi. Diss. FMIPA: Undip

Anda mungkin juga menyukai