Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN teori

2.1 Konsep Dasar Diare


2.1.1 Definisi
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja encer atau
cair (Suriasi dan Rita, 2010). Sedangkan menurut Kliegman (2012) diare adalah
infeksi saluran pencernaan disebabkan oleh berbagai enteropatogen, termasuk
bakteria, virus dan parasite. Hidayat (2008) diare adalah buang air besar pada bayi
atau anak lebih dari 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja cair dengan atau tannpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.

2.1.2 Etiologi
Timbulnya penyakit diare dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
resiko yang paling banyak terkait dengan diare yaitu faktor lingkungan, meliputi
ketersediaan sarana sanitasi dasar seperti air bersih, air minum, pemanfaatan
jamban. Berikut adalah mikroorganisme yang mengakibatkan terjadinya diare.
a. Virus
Penyebab diare terbanyak apada anak (70-80%) antara lain rotavirus
serotype 1,2,8 dan 9 pada manusia. Norwalk virus, astrovirus, adenovirus.
b. Bakteri
E-Coli, Shigella Spp, Stafillocoecus aereus, Bacillus cereas, dan salmonella
(non-thypoid)
c. Protozoa
Giordia lanblia, Entamoeba histolytica.
(Amin, 2015)

2.1.3 Faktor Risiko


a. Faktor lingkungan yang terdiri dari sumber air minum dan pembuangan
limbah

4
b. Faktor sosiodemografi yang terdiri dari pendidikan orang tua, serta umur
anak
c. Faktor perilaku yang terdiri dari pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan
kebiasaan mencuci tangan (Utami, dkk, 2016)

2.1.4 Klasifikasi Diare


a. Diare Akut
Dimana balita akan kehilangan cairan tubuh dalam jumlah yang besar
sehingga mampu menyebabkan dehidrasi dalam waktu yang cepat
b. Disentri
Diare ini ditandai dengan adanya darah dalam tinja yang disebabkan akibat
kerusakan usus. Balita yang menderita diare berdarah akan menyebabkan
kehilangan zat yang berdampak pada penurunan status gizi.
c. Diare Persisten
Dimana kejadian diare dapat berlangsung ≥ 14 hari. Diare jenis ini terjadi
pada anak dengan status gizi rendah, AIDS dan anak dalam kondisi infeksi
(Iskandar, 2011)

2.1.5 Manifestasi Klinis


a. Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng
b. Anak gelisah
c. Suhu tubuh pada umumnya meningkat
d. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
e. Sering BAB dan konsistensi tinja cair atau encer
f. Warna tinja lama kelamaan berubah menjadi kehijauan karena tercampur
dengan empedu
g. Kram abdomen akibat peradangan
h. Lemah
i. Pucat
j. Mual dan muntah
k. Perubahan TTV seperti nadi, dan RR meningkat

5
l. Terdapat tanda dehidrasi, turgor kulit berkurang, BB menurun, mata dan
ubun-ubun besar menjadi cekung, bibir dan mukosa serta kulit tampak
kering.

2.1.6 Patofisiologi
Virus atau bakteri dapat masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan
minuman. Virus dan bakteri tersebut akan sampai ke sel-sel epitel usus halus dan
akan menyebabkan infeksi, sehingga dapat merusak sel-sel epitel tersebut. Sel-sel
epitel yang telah rusak akan digantikan oleh sel-sel epitel yang belum matang
sehingga fungsi sel-sel ini masih belum optimal. Selanjutnya vili-vili usus halus
mengalami atrofi yang mengakibatkan tidak terserapnya cairan dan makanan
dengan baik. Cairan dan makanan yang tidak terserapkan terkumpul di usus halus
dan tekanan osmotic usua akan meningkat, hal ini menyebabkan banyak cairan
ditarik ke dalam lumen usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi akan
terdorong keluar melalui anus dan terjadilah diare (Utami, 2016).

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan laboratorium penting dalam menegakkan diagnosis yang tepat
sehingga pengobatan yang tepat dapat diberikan. Pemeriksaan yang perlu dilakukan
:
1. Pemeriksaan Tinja
a. Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab
b. Makroskopis dan mikroskopis
c. Tes resistensi untuk mencari berbagai kuman penyebab
2. Pemeriksaan darah
a. Darah lengkap
b. PH, cadangan alkali dan elektrolit untuk menentukan gangguan
keseimbangan asam basa (Wawan, 2013)

2.1.8 Penatalaksanaan
1. Penggantian Cairan dan Elektrolit

6
Aspek yang paling penting adalah menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit selama episode akut. Ini dilakukan dengan rehidrasi
orang yang harus dilakukan pada semua pasien, dibuat dengan
menambahkan ½ sendok the garam, ½ sendok teh baking soda dan 2-4
sendok makan gula perliter air. Dua pisang untuk mengganti kalium. Terapi
intravena diperlukan dapat diberikan cairan normotonik seperti RL,
suplemen kalium.
2. Antibiotic
Diindikasikan pada diare akut infeksi dengan gejala dan tanda seperti
demam, feses berdarah, leukosit pada feses. (Amin, 2015).

7
2.1.9 WOC Gizi Buruk

Faktor Makanan Faktor Malabsorbsi Faktor Infeksi


(makanan basi, beracun, (Karbohidrat, lemak,
(bakteri, virus/patogen lain)
alergi makanan) protein)

Masuk ke GI track (usus


Toksin tidak dapat Tekanan osmotic dan lambung)
dikeluarkan normal

Hiperplastik Usus Hipersekresi air dan elektrolit


(isi rongga usus meningkat)
MK : Ansietas

Diare

Frekuensi BAB Kulit perianal Distensi Respon inflamasi


meningkat lecet abdomen GI Track

Feses cair dan ampas MK : Kerusakan HCL meningkat Suhu tubuh


Integritas Kulit meningkat
(B6-Bone)

8
HCO3 menurun
Kehilangan cairan dan Mual dan muntah Terus menerus MK : Hipertermi
elektrolit berlebihan (B2-Blood)

Asidosis metabolik
Anoreksia
MK : Kekurangan Nyeri Abdomen
Volume Cairan
(B4 _Bladder) Kompensasi asidosis
respiratorik BB turun
MK : Nyeri Akut
(B3-Brain)

Sesak nafas (kusmaul) MK : Nutrisi kurang


dari kebutuhan
tubuh
(B5-Bowel)
MK : Ketdiakefektifan
pola nafas
(B1-Breath)

9
2.2 Asuhan Keperawatan Teori
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
prosess yang sistematis dalam pengumpulan data berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
a. Identitas klien
Meliputi Nama, Umur, Jenis Kelamin, dan data-data umum lainnya. Hal ini
dilakukan sebagai standar prosedur yang harus dilakukan untuk mengkaji
keadaan pasien.
b. Riwayat kesehatan
Awal serangan : awalnya anak cengeng, gelisah suhu tubuh meningkat,
anoreksia, kemudian timbul diare
c. Keluhan utama : Frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyekit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi
e. Riwayat psikososial keluarga
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga, keemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan
pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan
bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
f. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath)
Bentuk dada normal, respirasi meningkat karena asidosis metabolik
(Kontraksi otot pernapasan), sesak napas
B2 (Blood)
Irama jantung, takikardi, suhu tubuh meningkat, tensi naik/turun
B3 (Brain)
Mata cekung, konjungtiva anemis, nyeri pada perut
B4 (Bladder)
Tidak ada pembesaran kandung kemih, oliguria

10
B5 (Bowel)
Terdapat nyeri tekan, abdomen tegang, mual muntah, peristaltic meningkat,
berat badan menurun, feses lunak/cair, feses berwarna kehijauan, membrane
mukosa pucat
B6 (Bone)
Kulit kering, turgor kulit menurun, kelemahan, malaise, keletihan, daerah
sekitar anus merah/lecet.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakefektifan pola nafas b.d asidosis metabolik
b. Hipertermi b.d proses infeksi sekunder
c. Nyeri akut b.d inflamasi pada usus halus
d. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan cairan akibat diare dan
asupan cairan yang tidak adekuat,
f. Kerusakan integritas kulit b.d iritasi karena defekasi yang sering dan feses
yang cair
g. Diare b.d faktor infeksi, makanan atau malabsorbsi
2.2.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakefektifan pola nafas NOC : NIC :
Definisi : Pertukaran udara - Respiratory status : Airway Management :
inspirasi dan/ekspirasi tidak ventilation a. Buka jalan napas,
adekuat. - Respiratory status : airway gunakan tekhnik chin lift
Batasan karakteristik : patency b. Posisikan pasien untuk
a. Penurunan tekanan - Vital sign status memaksimalkan ventilasi
inspirasi/ekspirasi Kriteria Hasil : c. Lakukan fisioterapi dada
b. Penurunan pertukaran a. Mendemonstrasikan batuk jika perlu
udara permenit efektif dan suara nafas d. Keluarkan secret dengan
c. Menggunakan otot yang bersih, tidak ada batuk atau suction
pernafasan tambahan sianosis dan dyspnea e. Auskultasi suara napas
Vital Sign Monitoring :

11
b. Menunjukkan jalan napas a. Monitor TD, nadi, suhu
yang paten dan RR
c. Tanda-tanda vital dalam b. Catat adanya fluktuasi
rentang normal (TD, RR, TD
dan Nadi). c. Monitor suara paru
d. Monitor pola pernapasan
e. Monitor sianosis perifer
Hipertermi NOC : NIC :
Definisi : Peningkatan suhu Thermoregulasi. Fever Threathment :
tubuh diatas kisaran a. Monitor suhu sesring
normal. Kriteria Hasil : mungkin
Batasan karakteristik : a. Suhu tubuh dalam rentang b. Monitor IWL
a. Kulit kemerahan normal c. Monitor warna kulit
b. Peningkatan suhu tubuh b. Nadi dan RR dalam d. Monitor Nadi, RR, dan
c. Kejang rentang normal TD
d. Takipnea c. Tidak ada perubahan e. Monitor intake output
e. Kulit terasa hangat warna kulit dan tidak ada f. Berikan antipiretik
pusing g. Selimuti pasien
h. Kolaborasi pemberian
cairan intravena
Nyeri Akut NOC : NIC :
Definisi : Pengalaman Pain Level 1. Lakukan pengkajian
sensori dan emosional yang Pain Control lokasi nyeri, karakteristik,
tidak menyenangkan yang Comfort level awasi frekuensi, kualitas
muncul akibat kerusakan 2. Jelaskan penyebab nyeri
jaringan yang actual. Kriteria hasil : 3. Berikan posisi yang
1. Mampu mengotrol nyeri nyaman
Batasan Karakteristik : 2. Melaporkan nyeri 4. Ajarkan tekhnik relaksasi
a. Perubahan tekanan darah berkurang atau distraksi
b. Gelisah, merengek 3. Mampu mengenali nyeri 5. Kolaborasi dengan dokter
c. Sikap melindungi nyeri 4. Menyatakan rasa nyaman davlam pemberian obat
d. Gangguan tidur setelah nyeri hilang nyeri

12
5. Tanda-tanda vital dalam 6. Monitor tanda-tanda vital
rentang normal
Diare NOC : NIC :
Definisi : Pasase feses yang 1. Bowel elimination 1. Ajarkan pasien untuk
lunak dan tidak berbentuk . 2. Fluid balance menggunakan obat diare
3. Hydration 2. Instruksikan keluarga
Batasan Karakteristik : 4. Electrolyte and Acid base umtuk mencatat warna,
a. Nyeri abdomen balance jumlah, frekuensi dan
b. Kram konsistensi dari feses
c. Bising usus hiperaktif Kriteria Hasil : 3. Monitor tanda dan gejala
d. 3 kali defekasi a. Feses berbentuk, BAB diare
sehari sekali tiga hari 4. Observasi turgor kulit
b. Menjaga daerah sekitar secara rutin
rectal dari iritasi 5. Ajarkan tekhnik
c. Tidak mengalami diare menurunkan stress
d. Menjelaskan penyebab 6. Berikan minum yang
diare dan rasional cukup
tindakan 7. Observasi tanda-tanda
vital
8. Kolaborasi dengan dokter
pemberian cairan infus
Kerusakan integritas kulit NOC : NOC :
Definisi : Tissue integrity : Skin and 1. Jaga kebersihan kulit
Perubahan/gamgguan muecous membrans afgar tetap bersih dan
epidermis/dermis kering
Kriteria Hasil : 2. Monitor kulit adanya
Batasan Karakteristik : a. Integritas kulit yang baik kemerahan
a. Kerusakan pada lapisan bisa dipertahankan 3. Oleskan lotion/nbabay oil
kulit b. Tidaka da luka/lesi pada pada daerah yang tertekan
b. Kerusakan pada kulit 4. Anjurkan keluarga untuk
permukaan kulit selalu mengganti popok

13
c. Menunjukkan
pemahaman dalam proses
perbaiakan kulit

14

Anda mungkin juga menyukai