Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa Nifas adalah masa yang dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu
Asuhan masa nifas diperluan dalam periode ini, karena merupakan masa kritis, baik pada
ibu maupun pada bayinya, diperkirakan bahwa 60% diakibatkan kehamilan setelah persalinan
dan setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama
(Prawirohardjo, 2007 : 122).
Pada saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survey
demografi dan Kesehatan Indonesia (1994) angka kematian ibu dan angka kematian bayi di
Indonesia adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab dari kematian ibu
tersebut adalah komplikasi pada masa nifas dan faktor-faktor pelayanan kesehatan yang masih
rendah.
Pada masa nifas sering ditemukan komplikasi berupa infeksi yang dialami oleh ibu
seperti endometritis, peritonitis, luka perineum, mastitis, bendungan ASI, kelainan pada puting
susu, thromboflebitis yang sering disebabkan oleh Perdarahan, trauma persalinan, partus lama,
retensio plasenta, Keadaan Umum ibu (anemia dan malnutrition).
Dengan meningkakan kualitas pelayanan maternitas diharapkan para petugas kesehatan
dapat mengurangi tingkat infeksi pada masa nifas, karena infeksi yang terjadi pada masa nifas
menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam meningkatnya AKI (Angka Kematian Ibu) di
Indonesia pada umumnya dan di NTB pada khususnya.
Alasan kami mengambil kasus ini karena ingin menambah pengetahuan dan keterampilan
mengenai asuhan kebidanan pada ibu masa nifas (post partum normal)

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada pasien post partum normal
dengan menggunakan manajemen kebidanan varney.

1
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dasar
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dasar yang sudah dikaji
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial
d. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan akan tindakan segera

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan
tindakan asuhan kebidanan tentang ibu hamil postpartum.
2. Bagi lahan praktek
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan terutama dalam layanan post partum atau ibu
nifas.
3. Bagi Pendidikan
Dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam melakukan proses pendokumentasian
asuhan kebidananpada pasien post partum.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. MASA NIFAS
1. Pengertian
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira
6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan . (Wiknjosastro, 2007).
Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan setelah kelahiran. Namun secara
popular, diketahui istilah tersebut mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan
normal. (Cunningham, 2006).
Istilah puerperium (berasal dari kata puer artinya anak, parele artinya melahirkan)
menunjukkan periode 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya periode persalinan dan
kembalinya organ-organ reproduksi wanita ke kondisi normal seperti sebelum hamil. (
Maryunani, 2009 )
2. Etiologi
Lahirnya hasil konsepsi.
3. Fisiologi
Bayi lahir tinggi fundus ialah srtinggi pusat, setelah plasenta dilahirkan fundus uteri kira-
kira 2 jari dibawah pusat, satu minggu tinggi fundus pertengahan simfisi pusat,2 minggu tinbggi
fundus tidak teraba diatas simfisis, 6 minggu bertambah kecil, dan 8 minggu sebesar normal.
Uterus menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran panjang ± 15 cm, lebar ± 12 cm, dan
tebal ± 10 cm. Sedangkan pada bekas implantasi plasenta lebih tipis dari bagian lain. Korpus
uteri sekarang sebagian besar merupakan miometrium yang dibungkus serosa dan dilapisi
desidua. Dinding anterior dan posterior menempel dengan tebal masing-masing 4-5 cm.. Selama
2 hari berikut uterus tetap dalam ukuran yang sama baru 2 minggu kemudian turun ke rongga
panggul dan tidak dapat diraba lagi diatas symfisis dan mencapai ukuran normal dalam waktu 4
minggu.
Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena involusio 1 minggu kemudian beratnya
sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi 300 gram dan segera sesudah minggu

3
kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya
yang berubah.
Setelah 2 hari persalinan desidua yang tertinggal dalam uterus berdeferensiasi menjadi 2
lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik terkelupas keluar bersama lochea sementara lapisan
basalis tetap utuh menjadi sumber pembentukan endometrium baru. Proses regenerasi
endometrium berlangsung cepat kecuali tempat plasenta. Seluruh endometrium pulih kembali
dalam minggu ketiga.
Segera setelah persalinan tempat plasenta kira-kira berukuran sebesar telapak tangan.
Pada akhir minggu kedua ukuran diameternya 2-4 cm.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami
trombus. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau
sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil.
Serviks dan segmen bawah uterus menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur setelah
kala II persalinan. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan. Selama beberapa hari setelah
persalinan, porsio masih dapat dimasuki 2 jari, sewaktu mulut serviks sempit, serviks kembali
menebal dan salurannya akan terbentuk kembali.
Miometrium segmen bawah uterus yang sangat tipis berkontraksi tetapi tidak sekuat
korpus uteri. Beberapa minggu kemudian segmen bawah menjadi isthmus uteri yang hampir
tidak dapat dilihat.
Vagina dan pintu keluar vagina akan membentuk lorong yang berdinding lunak yang
ukurannya secara perlahan-lahan mengecil. Rugae terlihat kembali pada minggu ketiga, hymen
muncul kembali sebagai potongan jaringan yang disebut sebagai carunculae mirtiformis.
Pada dinding kandung kencing terjadi edema dan hyperemia, disamping itu kapasitasnya
bertambah besar dan relatif tidak sensitif terhadap tekanan cairan intravesika ( Maryunani, 2009 )
4. Tanda dan Gejala
Nifas ditandai dengan :
a. Adanya perubahan fisik
1) Uterus (Rahim)
Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena involusio 1 minggu kemudian beratnya
sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi 300 gram dan segera sesudah

4
minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya saja
ukuran selnya yang berubah.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami
trombus. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau
sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil (Saifuddin, 2006).
Proses involusi uterus disertai dengan penurunan tinggi fundus uteri (TFU). Pada hari
pertama, TFU di atas simfisis pubis atau sekitar 12 cm. proses ini terus berlangsung dengan
penurunan TFU 1 cm setiap harinya, sehingga pada hari ke-7 TFU berkisar 5 cm dan pada
hari ke-10 TFU tidak teraba di simfisis pubis ( Suherni, 2009).
2) Serviks (Leher rahim)
Serviks menjadi tebal, kaku dan masih terbuka selama 3 hari. Namun ada juga yang
berpendapat sampai 1 minggu. Bentuk mulut serviks yang bulat menjadi agak memanjang
dan akan kembali normal dalam 3-4 bulan (Saifuddin, 2006).
3) Vagina
Vagina yang bengkak serta lipatan (rugae) yang hilang akan kembali seperti semula setelah
3-4 minggu (Saifuddin, 2006).
4) Abdomen
Perut akan menjadi lembek dan kendor. Proses involusio pada perut sebaiknya diikuti
olahraga atau senam penguatan otot-otot perut. Jika ada garis-garis biru (striae) tidak akan
hilang, kemudian perlahan-lahan akan berubah warna menjadi keputihan (Saifuddin, 2006)
5) Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar putting susu, ini menandakan
dimulainya proses menyusui. Pada hari ke-2 hingga ke-3 akan diproduksi kolostrum atau
susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan antibody dan protein yang
sangat bagus untuk bayi ( Suherni , 2009).
6) Kulit
Setelah melahirkan, pigmentasi akan berkurang, sehingga hiperpigmentasi pada muka, leher,
payudara dan lainnya akan menghilang secara perlahan-lahan (Saifuddin, 2006).

5
b. Pengeluaran lochea
Cairan atau secret yang keluar pada masa nifas disebut dengan lochea. Macam-macam lochea
antara lain:
1) Lochea Rubra
(a) Muncul pada hari pertama sampai hari ketiga
(b) Warna merah
(c) Berasal dari robekan/ luka pada plasenta, liquor amni, mekonium, dan darah
2) Lochea Sanguiocenta
(a) Pada hari ketiga sampai hari ketujuh
(b) Warna coklat
(c) Terdiri dari sedikit darah, banyak serum, selaput lender, dan kuman penyakit yang telah
mati.
3) Lochea Serosa
(a) Pada hari ketujuh sampai hari kesepuluh
(b) Warna agak kuning cair dan tidak berdarah lagi
4) Lochea Alba
(a) Setelah 2 minggu ( 10 sampai 15 hari)
(b) Berwarna kekuningan
(c) Berisi selaput lendir, leucasisten, dan kuman penyakit yang telah mati
5) Lochea Perusenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
6) Locheastatis
Lochea tidak lancar keluar

c. Laktasi atau pengeluaran ASI


Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin, rangsangan sentuhan payudara
(bayi mengisap) akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel mioepitel
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus ke sinus
lactiverus.
Cairan pertama yang diperoleh bayi sesudah ibunya melahirkan adalah kolostrum, yang
mengandung campuran yang lebih kaya akan protein, mineral, dan antibody daripada ASI yang

6
telah mature. ASI yang mature muncul kira-kira pada hari ketiga atau keempat setelah kelahiran
( Prawirohardjo, 2009 )

d. Perubahan sistem tubuh lain


1) Endokrin
Endokrin diproduksi oleh kelenjar hypofise anterior, meningkat dan menekan produksi FSH
(Folicle Stimulating Hormon) sehingga fungsi ovarium tertunda. Dengan menurunnya hormon
estrogen dan progesteron, kondisi ini akan mengembalikan fungsi ovarium kepada keadaan
semula. ( widyasih, 2009 ).
2) Hemokonsentrasi
Volume darah yang meningkat saat hamil akan kembali normal dengan adanya
mekanisme kompensasi yang menimbulkan hemokonsentrasi, umumnya terjadi pada hari ke tiga
dan ke lima. ( widyasih, 2009 ).
3) Diastasis rekti abdominalis
Yaitu pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat setinggi umbilikus
sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea alba serta akibat perenggangan mekanis dinding
abdomen. Kasus ini sering terjadi pada multi paritas, bayi besar, poli hidramnion, kelemahan otot
abdomen dan postur yang salah. Selain itu, juga disebabkan gangguan kolagen yang lebih ke
arah keturunan, sehingga ibu dan anak mengalami diastasis.
Penanganan: melakukan pemeriksaan rektus untuk mengkaji lebar celah antara otot
rektus; memasang penyangga tubigrip (berlapis dua jika perlu), dari area xifoid sternum sampai
di bawah panggul; latihan transversus dan pelvis dasar sesering mungkin, pada semua posisi,
kecuali posisi telungkup-lutut; memastikan tidak melakukan latihan sit-up atau curl-up; mengatur
ulang kegiatan sehari–hari, menindaklanjuti pengkajian oleh ahli fisioterapi selama diperlukan (
widyasih, 2009 ).
4) Tanda Hofman
Sakit di betis dan area popliteal pada dorsofleksi pasif kaki, menunjukkan trombosis
vena dalam dari betis. Juga dikenal sebagai tanda dorsofleksi. Faktor Pembekuan biasanya
meningkat selama kehamilan. Dalam hal ini, penurunan aktivitas setelah melahirkan sekunder
untuk anestesi atau trauma atau pengiriman operasi dapat meningkatkan risiko pengembangan

7
bekuan darah atau trombus. Penilaian tanda Hofman menyediakan informasi tentang
perkembangan trombi dan harus dievaluasi secara berkesinambungan.
Untuk melakukan tanda Hofman, pasien harus di tempat tidur dengan kaki santai dan
diperpanjang. Refleks dorsal kaki kuat (satu per satu) dan mengevaluasi rasa sakit pada otot
betis. Hasil positif adanya tanda Hofman yaitu adanya rasa sakit yang tidak normal dan harus
dilaporkan kepada penyedia perawatan kesehatan segera. Indikator lain dari trombi mungkin
meliputi kehangatan, kemerahan atau nyeri di kaki dicurigai. Sedangkan hasil negatif adanya
tanda Hofman yaitu tidak adanya rasa sakit bilateral adalah respon yang diinginkan ( widyasih,
2009 ).
5. Aspek Psikologis Post Partum
Dibagi dalam beberapa fase yaitu :
a. Fase “Taking In”
1) Perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya, fase ini berlangsung selama 1-2 hari.
2) Ibu memperhatikan bayinya tetapi tidak menginginkan kontak dengan bayinya. Ibu
hanya memerlukan informasi tentang bayinya.
3) Ibu memerlukan makanan yang adekuat serta istirahat/tidur.
b. Fase “Taking Hold”
1) Fase mencari pegangan, berlangsung ±10 hari.
2) Ibu berusaha mandiri dan berinisistif.
3) Perhatian terhadap kemampuan diri untuk mengatasi fungsi tubuhnya seperti kelancaran
bab, bak, duduk, jalan dan lain sebagainya.
4) Ibu ingin belajar tentang perawatan diri dan bayinya.
5) Timbul rasa kurang percaya diri.
c. Fase “Letting Go”
1) Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya.
2) Ibu mandapatkan peran dan tanggung jawab baru
3) Terjadi peningkatan kemandirian diri dalam merawat diri dan bayinya.
4) Terjadi penyesuaian dalam hubungan keluarga dan bayinya.

8
Ada yang membagi aspek psikologis masa nifas adalah sbb :
a. Fase Honeymoon
Yaitu fase setelah anak lahir dimana terjadi kontak yang lama antara ibu, ayah dan anak
pada fase ini.
1) Tidak memerlukan hal-hal yang romantis
2) Saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.

b. Bonding and Attachment


Menurut Nelson 2006 bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara
orang tua dan bayi segera setelah lahir.
Menurut Nelson 2006 Attachment adalah ikatan aktif yang terjadi antara individu.
c. Post Partum Blues
Adalah dimana wanita :
1) Kadang-kadang mengalami kekecewaan yang berkaitan dan mudah tersinggung dan
terluka
2) Nafsu makan dan pola tidur terganggu, biasanya terjadi di Rumah Sakit karena adanya
perubahan hormon dan perlu transisi.
3) Adanya rasa ketidaknyamanan, kelelahan, kehabisan tenaga yang menyebabkan ibu
tertekan
4) Dapat diatasi dengan menangis. Bila tidak teratasi dapat menyebabkan depresi.
5) Dapat dicegah dengan memberikan penyuluhan sebelumnya bahwa hal tersebut di atas
adalah normal.
( suherni, 2009 )

6. Prosedur Diagnostik
a. Anamnesa
1) Riwayat ibu:
a) Tanggal dan tempat persalinan
b) Penolong persalinan
c) Jenis persalinan
d) Masalah selama persalinan

9
e) Nyeri
f) Menyusui atau tidak
g) Keluhan
2) Riwayat sosial ekonomi
3) Riwayat Bayi
a) Menyusu atau tidak
b) Keadaan tali pusat
c) BAB dan BAK
d) Tanda-tanda bahaya lainnya

b) Pemeriksaan kondisi ibu


1) Pemeriksaan umum
a) Tekanan Darah
b) Nadi
c) Suhu
d) Respirasi
e) Tanda anemia
f) Oedema dan tanda thromboflebitis
g) Refleks dan varices
2) Payudara
a) Puting susu
b) Nyeri tekan
c) Abses
d) Pengeluaran ASI
3) Abdomen (uterus)
a) Tinggi Fundus Uteri
b) Kontraksi uterus
c) Kandung kemih
4) Vulva dan perineum
a) Pengeluaran
b) Penjahitan laserasi atau luka episiotomi

10
c) Hemoroid
5) Lokhea
6) Pemeriksaan Laboratorium ( Hb- jika ada anemia antepartum atau perdarahan).
( Prawirohardjo, 2009 )

7. Asuhan masa nifas


a. Program dan kebijakan teknis
Tabel 2.13 Jadwal Kunjungan Pascasalin
KUNJUNGAN WAKTU TUJUAN
a. Mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan perawatan
penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
I 6-8 jam PPd. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu
dan bai baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara pencegahan hipotermia Jika
petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan
ibu dan bayi baru lahir untuk 2
jam pertama setelah kelahiran,
atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
II 6 hari PP a. Memastikan involusi uterus

11
barjalan dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi
fundus uteri di bawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal.
b. Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi dan perdarahan
abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari-hari.
Sama seperti di atas (6 hari setelah
III 2 minggu PP
persalinan)
a. Menanyakan pada ibu tentang
penyulit-penyulit yang ia alami.
IV 6 minggu PP
b. Memberikan konseling KB secara
dini.
( Saifuddin, 2006)
b. Tujuan asuhan masa nifas :
1) Menjaga kesehatan ibu maupun bayinya, baik fisik maupun psikologik
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

12
c. Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu hamil :
1) Kebersihan diri
a. Anjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun di daerah
vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah
anus. Dibersihkan setiap kali setelah selesai buang air kecil dan buang air besar.
b. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari
c. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kemaluan.
d. Jika ibu mempunyai luka operasi atau laserasi, tidak diperkenankan untuk menyentuh
daerah luka.
2) Istirahat
a. Anjurkan kepada ibu untuk beristirahat dengan cukup guna mencegah kelelahan yang
berlebihan. Ibu tidur pada saat bayinya juga tidur.
b. Sarankan ia kembali ke kegiatan rumah tangga biasa secara bertahap.
3) Latihan
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul, kembali seperti
keadaan sebelum hamil.
b. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari akan sangat membantu, seperti
misalnya latihan kegel.
4) Gizi
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali setelah selesai
menyusui)
d. Pil besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
persalinan
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 IU)
5) Perawatan payudara

13
a. Menjaga payudara tetap bersih
b. Menggunakan bra yang menyokong payudara
c. Rawat payudara bila bengkak atau lecet
6) Hubungan intim (suami istri)
Begitu darah merah sudah tidak lagi keluar, dan ibu tidak merasa ada ketidaknyamanan, maka
hubungan intim sudah dapat dimulai atau sesuai dengan kepercayaan yang dianut ibu.
( Saifuddin, 2006 )

8. Prognosa dan Komplikasi


1) Prognosis
Masa nifas normal, jika involusio uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI dan perubahan
sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis ibu normal. (Saifuddin, 2006)
2) Komplikasi
Komplikasi pada masa nifas yang biasa terjadi adalah :
a) Infeksi nifas
b) Kelainan atau gangguan pada mammae
(1) Mastitis
(2) Bendungan ASI
(3) Kelainan puting susu
c) Sub involusio
d) Perdarahan nifas skunder
e) Tromboflebitis(Saifuddin, 2006 )

14
BAB III
TINJAUAN PENATALAKSANAAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “D”


2 JAM POST PARTUM NORMAL
DI PUSKESMAS RI SIDOMULYO

A. PENGKAJIAN DATA DASAR


Hari/tanggal : 22 April 2017
Waktu : 08.50 wib
Tempat : Puskesmas RI Sidomulyo

1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas/Biodata
Biodata Istri Suami
Nama Ny. “D” Tn.”Y”
Umur 20 tahun 20 tahun
Agama Islam Islam
Pandidikan SMP SMP
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Tampan

b. Keluhan utama
Ibu mengatakan baru saja melahirkan dan perutnya terasa mulas dan keras dibagian bawah

c. Riwayat menstruasi
1) Menarche : 15 tahun
2) Siklus : 28 hari
3) HPHT : 17-07-2016
4) TP : 24-04-2017

15
g. Riwayat persalinan sekarang
a) Jumlah kelahiran : 1 kali
b) Tempat persalinan : VK Puskesmas RI Sidomulyo
c) Penolong persalinan : Bidan
d) Jenis persalinan : Normal
e) Penyakit/komplikasi selama persalinan : Tidak ada
f) Hari/tanggal persalinan : 22 April 2017
Makan Sebelum hamil Selama hamil Setelah bersalin
Frekuensi 3x sehari 3-4x sehari 3x sehari
Nasi, lauk, (tahu, Nasi, lauk, (tahu, Nasi, lauk, (tahu,
tempe, ikan, telur), tempe, ikan, telur), tempe, ikan, telur),
Komposisi
sayur, kadang sayur, buah-buahan, sayur
cemilan kadang cemilan
Porsi 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Pantangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Minum Sebelum hamil Selama hamil Setelah bersalin


Jenis Air putih Air putih,susu Air putih
Frekuensi 4-5x sehari 6-7x sehari 5-6 x sehari
± 8-9 gelas air putih, 4-6 gelas
Banyak 4-6 gelas
1 gelas susu sehari
Pantangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

b) Eliminasi (sebelum dan selama hamil)


BAB Sebelum hamil Selama hamil Setelah bersalin
Frekuensi 2x sehari 2x sehari 1x sehari
Konsistensi Lembek Lembek Lembek
Jumlah Normal Normal Normal
Warna Kuning Kuning kecoklatan Kuning
Kesulitan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

16
BAK Sebelum hamil Selama hamil Setelah bersalin
Frekuensi 3-4x sehari 7-8x sehari 4-6x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih Kuning kemerahan
Kesulitan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

c) Personal hygiene
Kegiatan Sebelum hamil Selama hamil Setelah bersalin
Mandi 2x sehari 2x sehari 1x/ 2 hari
Gosok gigi 2x sehari 2x sehari 1x/ 2 hari
Ganti pakaian 1x sehari 1x sehari 2x sehari
Cuci rambut 2x seminggu 2x seminggu Belum pernah

d) Istirahat dan tidur


Waktu Sebelum hamil Selama hamil Setelah bersalin
Siang 1-2 jam 1-1,5 jam -
Malam 6-8 jam 7-8 jam -
Kesulitan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

2) Riwayat Psiko Sosial


a) Status perkawinan : Sah, menikah 1 kali selama 1tahun
b) Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami

2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
4) BB : 59kg
5) TB : 150 cm
6) Lila : 25 cm

b. Tanda-tanda vital
1) TD : 110/70 mmHg
2) Suhu : 36,4 C

17
3) Nadi : 83 x/menit
4) Respirasi : 20 x/menit

c. Pemeriksaan Khusus
1) Kepala : Bersih, warna rambut hitam, tidak ada lesi atau benjolan, tidak ada ketombe
2) Wajah : Bentuk oval, tidak ada oedema, tidak pucat
3) Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus, penglihatan jelas
4) Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
5) Mulut : Bersih, tidak ada karies, bibir tidak pucat, jumlah gigi lengkap
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan bendungan vena
jugularis
7) Payudara : Bersih, Bentuknya simetris, puting susu menonjol, tidak ada massa, tidak
ada retraksi/dimpling, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan pada
payudara, colostrum (+)/(+)
8) Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
kandung kemih tidak penuh
9) Genetalia : terdapat bekas jahitan di perineum derajat 2,tidak ada pembengkakan,
lochea rubra (warna merah, bau amis, konsistensi cair) ± 50 cc

3) ASSESMENT

Diagnosa:
Ny.D P1A0H1 2 jam Postpartum Normal

Masalah:
Ibu mengatakan perutnya mulas

Kebutuhan:
Konseling/penkes

4) PLANNING
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu TD:110/70 mmHg serta
keadaan umum ibu baik

18
2) Menjelaskan tentang keluhan ibu yaitu mulas diperut yaitu hal yang
normal karna rahim ibu berkontrsaksi untuk mengembalikan rahim ibu ke
ukuran semula sebelum hamil dan itu adalah hal yang normal dan baik.
3) Melakukan pengawasan 2 jam postpartum kepada ibu yaitu Tekanan
darah,TFU,kontraksi uterus,dan perdarahan
4) Menjelaskan pentingnya ASI dan menganjurkan ibu untuk memberikan
ASI Ekslusif pada bayi nya hingga 6 bulan dan tidak memberikan apapun
selai ASI
5) Menganjurkan ibu untuk menjaga daerah kewanitaannya tetap kering
karna ibu memiliki luka jahit dan ibu tidak perlu merasa cemas jika ingin
berkemih.
6) Menganjurkan ibu mobilisasi dini
7) Menganjurkan ibu untuk mengontrol ulang ke puskesmas atau bidan jika
ada keluhan selama masa nifasnya

19
BAB IV
PEMBAHASAN

1) Setelah melakukan pengumpulan data dasar diperoleh data subjektif yakni ibu
mengatakan telah melahirkan anak pertama tanggal 22 April 2017 di VK Puskesmas
RI Sidomulyo pada pukul 06.50 WIB, jenis kelamin bayinya laki laki dan lahir secara
normal. Ibu mengatakan masih merasa mules dan nyeri luka jahitan pada jalan lahir.
Setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh juga data obyektif yaitu keadaan umum ibu
baik TD: 110/70 mmHg, N: 84x/menit, S: 36,40C, R: 20x/menit , kontarksi uterus baik,
TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih tidak penuh, lochea rubra (+)(warna merah,
bau amis, konsistensi cair). Pemeriksaan pada ibu nifas tersebut mulai dilakukan yaitu
pada tanggal 23 April 2017 pada pukul 08.50 wib
2) Setelah melakukan interpretasi data dasar pada NY “D” diperoleh diagnosa P1A0H1
dengan post partum normal 2 jam. Ibu mengalami ketidak nyamanan dimana ibu
mengatakan bahwa perutnya terasa mules.
3) Berdasarkan kasus diatas , tidak ditemukan masalah potensial yang dapat terjadi pada
NY “D”
4) Kebutuhan akan tindakan segera antara lain mandiri yakni observasi Keadaan Umum,
TTV, Kontraksi uterus, perdarahan, TFU, dan kandung kemih. Tidak dilakukan
kolaborasi maupun rujukan.
5) Rencana asuhan yang dilakukan/direncanakan sesuai dengan kebutuhan Ny”D”. dengan
post partum normal 2 jam.
6) Pelaksanaan yang dilakukan juga sesuai dengan rencana asuhan pada ny “D” dengan
post partum normal 2 jam.
7) Setelah Ny”D” dijelaskan tentang hasil pemeriksaan, Ny”D” mengerti tentang keadaan
dirinya serta paham akan penjelasan-penjelasan yang telah disampaikan.

20
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dasar pada NY “D” dengan
keluhan mulas diperut 2 jam Post Pertum.
2) Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dasar yang sudah dikaji pada NY “D”
dengan mulas di perut 2 jam post partum.
3) Mahasiswa mampu mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada NY
“D” dengan mulas di perut 2 jam Post Partum.
4) Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan akan tindakan segera mandiri antara lain
observasi Keadaan Umum, Tanda-Tanda Vital, TFU, dan jumlah perdarahan. Tidak
dilakukan kolaborasi maupun rujukan
5) Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan menyeluruh pada NY “D” dengan
mulas di perut 2 jam post partum.
6) Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan yang telah dibuat pada NY “D’
dengan mulas di perut 2 jam PostPartum.
7) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan pada NY “D”
dengan mulas di perut 2 jam Post Partum.
8) Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian terhadap pelaksanaan asuhan
pada NY “D” dengan mulas di perut 2 jam Post Partum.

B. Saran.
1) Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam member asuhan dan
mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu nifas
2) Bagi Lahan Praktek
Diharapkan kepada pembimbing VK Puskesmas RI Sidomulyo untuk
mempertahankan dan meningkatkan bimbingan kepada para mahasiswa yang
melaksanakan praktek untuk dapat menerapkan teori yang telah diperoleh dari
institusinya masing-masing sehingga dapat mengasah keterampilannya
3) Bagi Pendidikan
Diharapkan kepada pendidikan hendaknya memberikan waktu cukup dalam
pelaksanaan praktek di lapangan, guna menambah pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa .

21
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP

https://muzdalifand.wordpress.com/2013/08/01/asuhan-kebidanan-pada-ibu-nifas-perawatan-6-
jam-pertama-post-partum/

22

Anda mungkin juga menyukai