PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dengan letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya
bokong berada sedikit lebih tinggi dan pada kepala janin sedangkan bahu berada pada pintu atas
panggul. Hal ini termasuk salah satu masaiah kesehatan yang dapat mengakibatkan morbiditas dan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan yang diterbitkan di laman resmi WHO
tahun 2013 itu dijelaskan, untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990
dan 2015 seharusnya 5,5 persen pertahun, Data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia
menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen per tahun. menurut
WHO, 81 % kematian diakibatkan kerena komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
Bahkan sebagian besar dari kematian ibu disebabkan karena perdarahan, infeksi,dan preeklamsia.
Bila persalinan letak lintang dibiarkan tanpa pertolongan akan dapat menyebabkan
kematian baik pada ibu maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan infeksi berakibat fatal bagi
ibu sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus umbilikus, asfiksia hingga berlanjut pada
kematian janin.
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan
sumbu memanjang janin. Insidensi letak lintang adalah sekitar 1:500. Keadaan ini merupakan
malposisi yang gawat dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Letak lintang merupakan suatu
1
kondisi berbahaya dan memiliki resiko tinggi bagi ibu dan janin karena dapat menyebabkan
2. Tujuan Penulisan
Dapat menjelaskan Antenatal dengan Letak Lintang di Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap
Pekanbaru
3. Manfaat Penulisan
Sebagai bahan masukan/ acuan bagi jurusan Akademi Kebidanan khususnya program yang
a. Menjadi bahan bacaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang lain.
b. Menjadi bahan informasi bagi institusi dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar.
Merupakan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis untuk menambah dan memperluas
wawasan.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kehamilan
1) Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan
ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
Kehamilan merupakan proses yang alamiah (normal) dan bukan proses patoligis, tetapi
kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan
asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi
2) Diagnosa KehamilanKehamilan
1. Rahim membesar
2. Tanda hegar
Tanda hegar diketahui melalui pemerikasaan bimanual pada usia pada usia kehamilan 6-
8 minggu. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan konsistensi rahim, terutama pada
3. Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva.
4. Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menojol jelas
3
5. Braxton hiks
7. Ballottement positif
salah satu sisi, maka akan terasa “ pantulan” di sisi yang lain.
Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari
(Sulistyawati, 2009).
2. Nausea (enek), anoreksia (tidak ada nafsu makan), emesis (muntah), dan hipersalivasi
(umor).
3. Pusing.
5. Konstipasi.
7. Varices.
8. Payudara menegang.
9. Perubahan perasaan.
4
c.Tanda pasti hamil
2. Denyut jantung janin (laenec 18-20 minggu, dopler 12 minggu) (Kusmiyati, 2009).
A. DEFINISI
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan
sumbu memanjang janin. Oleh karena itu seringkali bahu terletak diatas PAP, malposisi ini
disebut juga presentasi bahu. Bayi berada benar-benar melintang terhadap perut ibu atau miring
dengan kapala atau bonb ada di fossa iliaca. Umumnya bokong lebih tinggi dari kepala.
Penunjuknya adalah scapula: tempat kepala menentukan posisinya yaitu kiri atau kanan,
sedangkan punggung menunjukkan kedudukan anterior atau posterior. Jadi LScP berarti letak
lintang, kepala di sebelah kiri ibu dan punggung janin di belakang. Bagian yang benar-benar ada
diatas PAP mungkin bahu, punggung, perut, dada atau sisi badan janin. (Harry Oxorn William R.
Forte. 2010)
B. INSIDENSI
Insidensi letak lintang adalah sekitar 1:500. Keadaan ini merupakan malposisi yang
gawat dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
C. ETIOLOGI
Setiap keadaan yang menghalangi masuknya kepala atau bokong dapat merupakan
predisposisi letak lintang. Kelainan ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding
primigravida oleh karena kelemahan otot-otot uterus dan abdomen. Faktor-faktor etiologis lain
meliputi plasenta previa, tumor yang menyebabkan obstruksi, kehamilan ganda, anomal
5
janin,hydramnion,prematuritas, disproporsi kepala panggung, kelainan-kelainan uterus sepeti
uterus subseptus, uterus arcuatus dan uterus bicornis, dan panggung sempit. Sering kali tidak
dapat ditemukan faktor etiologisnya dan dianggap malposisi terjadi secara kebetulan. Ketika
persalinan mulai kepala ada diluar segmen bawah rahim dan bahu didorong masuk panggul.(
D. PATOFISOLOGI
· Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung menyebabkan uterus beralih
ke depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu memanjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir,
· Dalam persalinan terjadi dari posisi logitudinal semula dengan berpindahnya kepala atau
bokong ke salah satu fosa iliaka Diagnosis letak lintang. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
E. PEMERIKSAAN ABDOMINAL
3. Fundus uteri lebih rendah dari yang dihadapkan sesuai dengan umur kehamilan.
Dikatakan uterus jongkok. Batas atasnya dekat pusat dan lebih lebar dari biasa
4. Di kutub atas dan bawah uterus tidak teraba kepala maupun bokong
Denyut jantung janin terdengar paling jelas dibawah pusat dan tidak mempunyai arti
6
G. PEMERIKSAAN VAGINAL
Yang paling penting adalah hasil negatif, tidak teraba kepala maupun bokong. Bagian
terendah janin tinggi diatas PAP. Kadang-kadang dapat diraba bahu, tangan, iga atau punggung
anak. Oleh karena bagian terendah tidak dengan baik menutup panggul mungkin ketuban
· Letak lintang merupakan suatu kondisi berbahaya dan memiliki resiko tinggi bagi ibu dan
· Ada kalanya janin yang pada permulaan persalinan dalam keadaan letak lintang, berputar
sendiri menjadi letak memanjang. Keadaan ini disebut versio spontanea. Hal ini mungkin terjadi
· Letak lintang menyebabkan persalinan macet dan untuk kejadian ini tidak ada mekanisme
persalinannya.
I. KOMPLIKASI
1. Pada maternal
b. Infeksi
· Tangan yang di masukan kedalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul
7
· Letak lintang selalu disertai plasenta previa
· Keharusan tindakan Operasi SC tidak bisa dihindari Sepsis setelah ketuban pecah atau
2. Pada janin
· Prolaps funikuli
a. Dengan inspeksi biasanya abdomen melebar kesamping dan fundus uteri membentang
b. Ukuran tinggi fundus uterus lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan.
c. Pada palpasi :
· Leopold 2 balotemen kepala teraba pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka
yang lain
d. Punggung mudah diketahui dengan palpasi, pada punggung anterior suatu dataran keras
terletak melintang dibagian depan perut ibu. Pada punggung posterior bagian kecil dapat
8
f. Pada pemeriksaan dalam : Pada awal persalinan bagian presentasi akan sangat tinggi dan
g. Karena bagian presentasi yang buruk, selaput ketuban mungkin menggantung di vagina
h. Kelahiran stadium awal, bagian dada bayi dapat dikenali dengan adanya rasa bergigi tulang
i. Kelahiran stadiun pertengahan, skapula dan kavikula pada sisi thoraks yang lain akan dapat
dibedakan. Posisi aksila menunjukan sisi tubuh ibu tempat bahu bayi menghadap.
Punggung dapat ditentukan dengan terabanya skapula dan ruas tulang belakang, sedangkan
j. Kehahiran stadium lanjut, bahu masuk serta terjepit dalam rongga panggul dan salah satu
tangan atau lengan sering menumbung ke dalam vagina dan lewat vulva. Pada beberapa
kasus lengan dapat prolaps dan pemeriksa dapat membedakannya dengan kaki :
k. Pada pemeriksaan USG didapatkan letak lintang ( Hanifa,1992 & Cuningham,1995 &
Mochrar,1995)
9
L. PENATALAKSANAAN
1. Pada kehamilan
· Pemeriksaan luar
· Diagnosis
· Konseling
· Rujukan (MNH,2002 )
· Versi luar
Menurut Phelan (1986) versi luar efektif dilakukan pada usia kehamilan setelah 39 minggu
karena tingginya perubahan spontan ke letak logitudinal . untuk menghindari perubahan ke posisi
· Memasuki persalinan dianjurkan untuk masuk rumah sakit lebih dini agar dapat ditentukan
2. Pada Persalinan
· Pemeriksaan luar
10
· Diagnosis
· Konseling
d. Persalinan dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi dan kegawat daruratan neonatal,
e. Versi luar masih mungkin dilakukan pada pasien inpartu , dengan syarat :
· Pembukaan < 4 cm
f. Pada primigravida apabila versi luar tidak berhasil pertimbangkan untuk segera dilakukan SC :
· Bahu tidak dapat melakuan dilatasi pada servik dengan baik, sehingga pada primigravida kala 1
· Tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra uterin sewaktu his maka lebih sering
terjadi ketuban pecah sebelum pembukaan sempurna dan dapat mengekibatkan prolaps funikuli
g. Pada janin kecil dan sudah mati adan menjadi lembek persalinan dapat terjadi spontan, dengan
cara :
· Cara Denman
11
Bahu tertahan pada simpisis dan dengan fleksi kuat dibagian bawah tulang belakang, badan
bagian bawah, bokong dan kaki turun diringga panggul dan lahir kemudian disusul dengan
· Cara Douglas
Bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki sehingga
h. Pada multiparitas, pertolongan persalinan letak lintang tergantung dari beberapa faktor. Apabila
riwayat obstetrik baik dapat ditunggu hingga pembukaan lengkap, kemudian dilakukan versi
i. Persalinan dengan sc pada letak lintang di indikasikan , untuk menghindari resiko perinatal
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dalam bidang kesehatan ibu
masa hamil.
Mengumpulkan data dasar yang menyeluruh untuk mengevaluasi ibu hamil.(Varney, 2006).
12
Merupakan langkah awal dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, baik dari hasil anamnesa dengan klien,
suami atau keluarga, hasil pemeriksaan dan dari dokumen pasien yang meliputi data subyektif
1) Data Subyektif
Merupakan data yang diperoleh melalui anamnesis atau wawancara dengan pasien atau keluarga
pasien
2) Data obyektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan
Interpretasi data adalah proses identifikasi yang akurat atas masalah-masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data yang dikumpulkan pada langkah ini data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan menjadi masalah atau diagnosa spesifik yang sudah diidentifikasi
(Varney, 2006).
1) Diagnosa kebidanan
2) Masalah
3) Kebutuhan
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan masalah dan diagnosa saat ini
segera
13
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter dan/ atau untuk dikonsulkan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien
(Varney, 2006).
Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan setiap infomasi tambahan yang hilang atau
diperlukan untuk melengkapi data dasar. Sebuah rencana perawatan yang menyeluruh tidak
hanya melibatkan kondisi ibu yang terlihat dan masalah lain yang berhubungan tetapi juga
menggambarkan petunjuk antisipasi bagi ibu tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. (Varney,
2006).
Semua keputusan yang dibuat untuk mengembangkan rencana perawatan yang menyeluruh
harus mencerminkan rasional valid, yang didasarkan pada pengetahuan teoritis terkait yang
terkini dan tepat juga pada pemahaman yang valid tentang apa yang ibu atau orang tua akan atau
Langkah keenam adalah pelaksanaan rencana perawatan komprehensif. Dalam situasi dimana
bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang komplikasi.Manajemen yang
efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien (Varney,
2006).
Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang dilakukan
benar-benar telah telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan ibu (Varney, 2006).
14
V. KEWENANGAN BIDAN
Bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan hukum perundang-undangan dan hukum
yang berlaku dengan tenaga kesehatan, yaitu klien sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai
dasar hukum dan merupakan peraturan pemerintah, yang berarti sama-sama mempunyai hak dan
Peran bidan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi: pelayanan
kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana.
Pada pasal 10 Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
berhubungan dengan kasus yanga diambil bidan berwenang untuk penanganan kegawat-
daruratan, dilanjutkan dengan perujukan, pemberian tablet Fe pada ibu hamil, penyuluhan dan
konseling.
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS SIDOMULYO RI
A. DATA SUBYEKTIF
Pendidikan : SMA : D3
No.telp/ Hp :- :-
16
2. Riwayat Menstruasi
TP : 16/6/17
3. Riwayat Perkawinan
a. Kawin : 1 kali.
4. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit berbahaya, menular atau menahun seperti
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang mengalami penyakit berbahaya, menular atau menahun
17
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
persalinan
3 Hamil
ini
7. Riwayat KB
Pada tahun 2002 ibu menggunakan KB suntik 3 bulan selama 6 tahun, pada tahun 2008
ibu kembali menggunakan KB suntik 3 bulan selama 7 tahun dan tidak memiliki keluhan,
tahun 2016 ibu menggukan KB pil selama lebih kurang 2 bulan dan memiliki keluhan
Nutrisi :
18
(nasi,lauk,sayur) (nasi,lauk,sayur)
Eliminasi :
Istirahat :
9. Keadaan Psikologis
B.DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Tanda Vital :
TD : 110/80 mm Hg
19
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 24 kali/menit
Suhu : 36,4 0C
c. TB : 150 cm
LILA : 25 cm
2. Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi
- Rambut/kulit kepala: bersih, bersih tidak ada ketombe dan benjolan abnormal
- Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan dan benjolan abnormal
· - Abdomen
Palpasi Leopold
20
- Leopold II :
Bagian kanan perut ibu teraba bagian keras janin (kepala janin)
Bagian kiri perut ibu teraba bagian bulat,lunak,tidak melenting (bokong janin)
DJJ : 143x/m
Ekstremitas : Normal
III. Diagnosa
G3P2A0H2 uk 28-29 minggu janin hidup tunggal intra uterin, posisi melintang, keadaan umum
IV. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu mengenai keadaan ibu dan bayinya.
3. Beri informasi pada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester III
4. Beri motivasi pada ibu untuk menjaga kehamilan dan dalam menghadapi persalinannya.
5. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan posisi sujud semampu ibu agar posisi bayi baik
6. Anjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan
21
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesenjangan
Tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan pratik saat pelaksanaan tindakan
pemeriksaan ANC pada ibu hamil. Semua point penting dalam pelaksanaan tindakan dilakukan
secara sistematis.
B. Pembahasan
Dalam pelaksanaan pemeriksaan ANC, tindakan penanganan dan pemeriksaan sudah dilakukan,
meliputi:
b. Pemeriksaan subyektif
· Identitas ibu
c. Pemeriksaan obyktif
· Pengukuran TFU
· Palpasi leopold
22
d. Penyampaian hasil pemeriksaaan
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan adalah proses pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta,
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu
memanjang janin. Ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding primigravida oleh karena
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran antara lain :
1. Bagi bidan
Bidan sebaiknya mampu mendeteksi secara dini kasus kehamilan letak lintang
yang terjadi pada ibu hamil dengan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi
pelaksana seorang bidan, pemeriksaan leopold tiap kali melakukan pemeriksaan sehingga
kesehatan agar diketahui lebih dini bila ada tanda-tanda bahaya terhadap kehamilan dan
janin serta melakukan pemeriksaan USG guna mengetahui keadaan janin dalam
24
3. Bagi instansi pelayanan kesehatan
perpustakaan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Harry Oxorn William R. Forte. 2010. Ilmu kebidanan patologi & fisiologi persalinan human labor
http://books.google.co.id/books?id=SsWCb5m-
sUMC&pg=PA576&lpg=PA576&dq=kehamilan+patologi&source=bl&ots=naRqqo8mXb&sig=
RuvYkqcDy_9Dh9fqvQAggQlXj80&hl=en&sa=X&ei=gEsSUJTsE43prQeL5IDYCA&ved=0C
EQQ6AEwBA#v=onepage&q=kehamilan%20patologi&f=false
http://innanoorinayati.blogspot.com/2011/12/asuhan-kehamilan-dengan-letak-lintang.html
http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/05/askeb-kepada-ibu-hamil-dengan-plasenta.html tanggal
26
27