Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dengan letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus

dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya

bokong berada sedikit lebih tinggi dan pada kepala janin sedangkan bahu berada pada pintu atas

panggul. Hal ini termasuk salah satu masaiah kesehatan yang dapat mengakibatkan morbiditas dan

mortalitas terhadap ibu dan janinnya (Wiknjosastro H. 2007)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan yang diterbitkan di laman resmi WHO

tahun 2013 itu dijelaskan, untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990

dan 2015 seharusnya 5,5 persen pertahun, Data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia

menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen per tahun. menurut

WHO, 81 % kematian diakibatkan kerena komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.

Bahkan sebagian besar dari kematian ibu disebabkan karena perdarahan, infeksi,dan preeklamsia.

Bila persalinan letak lintang dibiarkan tanpa pertolongan akan dapat menyebabkan

kematian baik pada ibu maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan infeksi berakibat fatal bagi

ibu sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus umbilikus, asfiksia hingga berlanjut pada

kematian janin.

Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan

sumbu memanjang janin. Insidensi letak lintang adalah sekitar 1:500. Keadaan ini merupakan

malposisi yang gawat dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Letak lintang merupakan suatu

1
kondisi berbahaya dan memiliki resiko tinggi bagi ibu dan janin karena dapat menyebabkan

persalinan macet.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

2. Tujuan Penulisan

2.1 Tujuan Umum

Dapat menjelaskan Antenatal dengan Letak Lintang di Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap

Pekanbaru

2.2 Tujuan Khusus

1. Dapat menetahui tentang letak lintang.

2. Dapat mengetahui penyebab letak lintang.

3. Dapat mendetahui factor – factor yang mempengaruhi letak lintang.

4. Dapat mengetahui penanganan letak lintang.

3. Manfaat Penulisan

3.1 Manfaat Akademik

Sebagai bahan masukan/ acuan bagi jurusan Akademi Kebidanan khususnya program yang

terkait dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan kehamilan letak lintang.

3.2 Manfaat Institusi

a. Menjadi bahan bacaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang lain.

b. Menjadi bahan informasi bagi institusi dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar.

3.3 Manfat Penulis

Merupakan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis untuk menambah dan memperluas

wawasan.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kehamilan

1) Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan

ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi

nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi

sampai aterm (Manuaba, 2010).

Kehamilan merupakan proses yang alamiah (normal) dan bukan proses patoligis, tetapi

kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan

asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi

(Kusmiyati dkk, 2009).

2) Diagnosa KehamilanKehamilan

a. Tanda tidak pasti hamil

1. Rahim membesar

2. Tanda hegar

Tanda hegar diketahui melalui pemerikasaan bimanual pada usia pada usia kehamilan 6-

8 minggu. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan konsistensi rahim, terutama pada

bagian isthmus uteri teraba lunak.

3. Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva.

4. Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menojol jelas

kearah pembesaran tersebut.

3
5. Braxton hiks

Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi.

6. Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat

7. Ballottement positif

Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan cara menggoyangkan-goyangkan

salah satu sisi, maka akan terasa “ pantulan” di sisi yang lain.

8. Tes urine kehamilan positif

Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari

pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urine

(Sulistyawati, 2009).

b. Tanda-tanda kemungkinan hamil

1. Amenorea/ tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)

2. Nausea (enek), anoreksia (tidak ada nafsu makan), emesis (muntah), dan hipersalivasi

(umor).

3. Pusing.

4. Miksi/sering buang air kecil.

5. Konstipasi.

6. Hiperpigmentasi: stiae, cloasma, linea nigra.

7. Varices.

8. Payudara menegang.

9. Perubahan perasaan.

10. Berat badan bertambah.

11. Perubahan berat badan. (Sulistyawati, 2009)

4
c.Tanda pasti hamil

1. Gerakan janin dalam rahim (primi 18 minggu, multi 16 minggu).

2. Denyut jantung janin (laenec 18-20 minggu, dopler 12 minggu) (Kusmiyati, 2009).

II. LETAK LINTANG

A. DEFINISI

Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan

sumbu memanjang janin. Oleh karena itu seringkali bahu terletak diatas PAP, malposisi ini

disebut juga presentasi bahu. Bayi berada benar-benar melintang terhadap perut ibu atau miring

dengan kapala atau bonb ada di fossa iliaca. Umumnya bokong lebih tinggi dari kepala.

Penunjuknya adalah scapula: tempat kepala menentukan posisinya yaitu kiri atau kanan,

sedangkan punggung menunjukkan kedudukan anterior atau posterior. Jadi LScP berarti letak

lintang, kepala di sebelah kiri ibu dan punggung janin di belakang. Bagian yang benar-benar ada

diatas PAP mungkin bahu, punggung, perut, dada atau sisi badan janin. (Harry Oxorn William R.

Forte. 2010)

B. INSIDENSI

Insidensi letak lintang adalah sekitar 1:500. Keadaan ini merupakan malposisi yang

gawat dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

C. ETIOLOGI

Setiap keadaan yang menghalangi masuknya kepala atau bokong dapat merupakan

predisposisi letak lintang. Kelainan ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding

primigravida oleh karena kelemahan otot-otot uterus dan abdomen. Faktor-faktor etiologis lain

meliputi plasenta previa, tumor yang menyebabkan obstruksi, kehamilan ganda, anomal

5
janin,hydramnion,prematuritas, disproporsi kepala panggung, kelainan-kelainan uterus sepeti

uterus subseptus, uterus arcuatus dan uterus bicornis, dan panggung sempit. Sering kali tidak

dapat ditemukan faktor etiologisnya dan dianggap malposisi terjadi secara kebetulan. Ketika

persalinan mulai kepala ada diluar segmen bawah rahim dan bahu didorong masuk panggul.(

Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

D. PATOFISOLOGI

· Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung menyebabkan uterus beralih

ke depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu memanjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir,

menyebabkan terjadinya posisi obliq atau melintang.

· Dalam persalinan terjadi dari posisi logitudinal semula dengan berpindahnya kepala atau

bokong ke salah satu fosa iliaka Diagnosis letak lintang. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

E. PEMERIKSAAN ABDOMINAL

1. Terlihat abdomen tidak simetris

2. Sumbu memanjang janin melintang terhadap perut ibu

3. Fundus uteri lebih rendah dari yang dihadapkan sesuai dengan umur kehamilan.

Dikatakan uterus jongkok. Batas atasnya dekat pusat dan lebih lebar dari biasa

4. Di kutub atas dan bawah uterus tidak teraba kepala maupun bokong

5. Kepala dapat diraba di salah satu sisi ibu

6. Bokong teraba disisi lain. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

F. DENYUT JANTUNG JANIN

Denyut jantung janin terdengar paling jelas dibawah pusat dan tidak mempunyai arti

diagnostik dalam penentuan letak.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

6
G. PEMERIKSAAN VAGINAL

Yang paling penting adalah hasil negatif, tidak teraba kepala maupun bokong. Bagian

terendah janin tinggi diatas PAP. Kadang-kadang dapat diraba bahu, tangan, iga atau punggung

anak. Oleh karena bagian terendah tidak dengan baik menutup panggul mungkin ketuban

menonjol kedalam vagina.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

H. PENGARUH LETAK LINTANG PADA PERSALINAN

· Letak lintang merupakan suatu kondisi berbahaya dan memiliki resiko tinggi bagi ibu dan

janin karena dapat menyebabkan persalinan macet.

· Ada kalanya janin yang pada permulaan persalinan dalam keadaan letak lintang, berputar

sendiri menjadi letak memanjang. Keadaan ini disebut versio spontanea. Hal ini mungkin terjadi

bila ketuban masih utuh.

· Letak lintang menyebabkan persalinan macet dan untuk kejadian ini tidak ada mekanisme

persalinannya.

I. KOMPLIKASI

1. Pada maternal

a. Ruptur uteri dan traumatik uteri

b. Infeksi

c. Terdapatnya letak lintang kasep (Neglected Transverse Lie)

Yang berpotensi meningkatkan kematian pernatal, diketahui dengan :

· Adanya ruptur uteri mengancam

· Tangan yang di masukan kedalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul

· Dengan narkosa dalam sulit merubah letak janin (Mochtar,1995)

Meningkatnya kematian maternal karena :

7
· Letak lintang selalu disertai plasenta previa

· Kemungkinan terjadi cedera tali pusat meningkat

· Keharusan tindakan Operasi SC tidak bisa dihindari Sepsis setelah ketuban pecah atau

lengan menumbung melalui vagina.

2. Pada janin

Kematian janin akibat :

· Prolaps funikuli

· Aspiksia karena gangguan sirkulasi uteroplasental

· Tekukan leher yang kuat (DS Bratakoesoema,2005 & Cuningham,1995)

K. TANDA DAN GEJALA

a. Dengan inspeksi biasanya abdomen melebar kesamping dan fundus uteri membentang

sedikit diatas umbilikus.

b. Ukuran tinggi fundus uterus lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan.

c. Pada palpasi :

· Leopold 1 tidak ditemukan bagian bayi di daerah fundus uteri

· Leopold 2 balotemen kepala teraba pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka

yang lain

· Leopold 3 & 4 memberikan hasil negatif

d. Punggung mudah diketahui dengan palpasi, pada punggung anterior suatu dataran keras

terletak melintang dibagian depan perut ibu. Pada punggung posterior bagian kecil dapat

ditemukan pada tempat yang sama.

e. Bunyi jantung janin terdengar di sekitar umbilicus

8
f. Pada pemeriksaan dalam : Pada awal persalinan bagian presentasi akan sangat tinggi dan

sangat sulit untuk dijangkau.

g. Karena bagian presentasi yang buruk, selaput ketuban mungkin menggantung di vagina

atau dapat lebih cepat pecah.

h. Kelahiran stadium awal, bagian dada bayi dapat dikenali dengan adanya rasa bergigi tulang

rusuk diatas pintu atas panggul

i. Kelahiran stadiun pertengahan, skapula dan kavikula pada sisi thoraks yang lain akan dapat

dibedakan. Posisi aksila menunjukan sisi tubuh ibu tempat bahu bayi menghadap.

Punggung dapat ditentukan dengan terabanya skapula dan ruas tulang belakang, sedangkan

dada dengan teraba klavikula.

j. Kehahiran stadium lanjut, bahu masuk serta terjepit dalam rongga panggul dan salah satu

tangan atau lengan sering menumbung ke dalam vagina dan lewat vulva. Pada beberapa

kasus lengan dapat prolaps dan pemeriksa dapat membedakannya dengan kaki :

Ø Sikut lebih tajam daripada lutut

Ø Jari tangan lebih panjang daripada jari kaki

Ø Jari tangan tidak memiliki panjang yang sama

Ø Tangan tidak memiliki batas sudut terhadap lengan

Ø Ibu jari dapat disembunyikan ke dalam

Ø Kepalan tangan dapat tertutup

Ø Lutut mempunyai patela

k. Pada pemeriksaan USG didapatkan letak lintang ( Hanifa,1992 & Cuningham,1995 &

Mochrar,1995)

9
L. PENATALAKSANAAN

1. Pada kehamilan

a. Deteksi dini oleh bidan

· Konfirmasi umur kehamilan

· Pemeriksaan luar

· Mengenali faktor resiko

· Diagnosis

· Konseling

· Rujukan (MNH,2002 )

b. Penanganan pada kehamilan dilakukan oleh ginekolog

· Versi luar

Menurut Phelan (1986) versi luar efektif dilakukan pada usia kehamilan setelah 39 minggu

karena tingginya perubahan spontan ke letak logitudinal . untuk menghindari perubahan ke posisi

awal dilakukan pemasangan korset untuk fiksasi (Hanifa,1992)`

· Pemanatauan letak dan keadaan janin melalui ANC.

· Memasuki persalinan dianjurkan untuk masuk rumah sakit lebih dini agar dapat ditentukan

diagnosa dan panatalaksanaan

2. Pada Persalinan

a. Deteksi dini oleh bidan

b. Konfirmasi umur kehamilan

· Pemeriksaan luar

· Mengenali faktor resiko

· Melakukan pemeriksaan dalam

10
· Diagnosis

· Konseling

c. Rujukan Persiapan persalinan

· Pemantau persalinan dengan partograf

· Pemantauan kondisi kelainan janin

· Pemberian cairan infus dan pemeriksaan laboratorium

· Pemantau DJJ dan his secara elektronis

· Dukungan mental pada ibu

· Persiapan tenaga dan alat untuk mengantisifasi terjadi kegawatdaruratan

d. Persalinan dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi dan kegawat daruratan neonatal,

dilakukan oleh ginekolog kolaborasi dengan pediatrik

e. Versi luar masih mungkin dilakukan pada pasien inpartu , dengan syarat :

· Pembukaan < 4 cm

· Ketuban masih utuh

f. Pada primigravida apabila versi luar tidak berhasil pertimbangkan untuk segera dilakukan SC :

· Bahu tidak dapat melakuan dilatasi pada servik dengan baik, sehingga pada primigravida kala 1

menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap

· Tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra uterin sewaktu his maka lebih sering

terjadi ketuban pecah sebelum pembukaan sempurna dan dapat mengekibatkan prolaps funikuli

· Pada primi versi ekstraksi sukar dilakukan

g. Pada janin kecil dan sudah mati adan menjadi lembek persalinan dapat terjadi spontan, dengan

cara :

· Cara Denman

11
Bahu tertahan pada simpisis dan dengan fleksi kuat dibagian bawah tulang belakang, badan

bagian bawah, bokong dan kaki turun diringga panggul dan lahir kemudian disusul dengan

bagian badan atas dan kepala.

· Cara Douglas

Bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki sehingga

bahu,bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusul oleh lahirnya kepala

h. Pada multiparitas, pertolongan persalinan letak lintang tergantung dari beberapa faktor. Apabila

riwayat obstetrik baik dapat ditunggu hingga pembukaan lengkap, kemudian dilakukan versi

ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan SC.

i. Persalinan dengan sc pada letak lintang di indikasikan , untuk menghindari resiko perinatal

(cuningham,1995 & hanifa 1992, Mochtar,1995)

IV. MANAGEMEN 7 LANGKAH VARNEY

1. Pengertian Manajemen kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan

metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa

kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam

memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dalam bidang kesehatan ibu

masa hamil.

2. Langkah-langkah manajemen kebidanan 7 langkah Varney adalah sebagai berikut:

a. Langkah I: Pengumpulan data dasar

Mengumpulkan data dasar yang menyeluruh untuk mengevaluasi ibu hamil.(Varney, 2006).

12
Merupakan langkah awal dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap

dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, baik dari hasil anamnesa dengan klien,

suami atau keluarga, hasil pemeriksaan dan dari dokumen pasien yang meliputi data subyektif

dan data obyektif (Depkes RI, 2003).

1) Data Subyektif

Merupakan data yang diperoleh melalui anamnesis atau wawancara dengan pasien atau keluarga

pasien

2) Data obyektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan

b. Langkah II : Interpretasi data dasar

Interpretasi data adalah proses identifikasi yang akurat atas masalah-masalah berdasarkan

interpretasi yang benar atas data yang dikumpulkan pada langkah ini data dasar yang sudah

dikumpulkan diinterpretasikan menjadi masalah atau diagnosa spesifik yang sudah diidentifikasi

(Varney, 2006).

1) Diagnosa kebidanan

2) Masalah

3) Kebutuhan

c. Langkah III : Mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan masalah dan diagnosa saat ini

berkenaan dengan tindakan antisipasi dan (Varney, 2006).

d. Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan

segera

13
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter dan/ atau untuk dikonsulkan

atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien

(Varney, 2006).

e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang komprehensif/ menyeluruh

Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan setiap infomasi tambahan yang hilang atau

diperlukan untuk melengkapi data dasar. Sebuah rencana perawatan yang menyeluruh tidak

hanya melibatkan kondisi ibu yang terlihat dan masalah lain yang berhubungan tetapi juga

menggambarkan petunjuk antisipasi bagi ibu tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. (Varney,

2006).

Semua keputusan yang dibuat untuk mengembangkan rencana perawatan yang menyeluruh

harus mencerminkan rasional valid, yang didasarkan pada pengetahuan teoritis terkait yang

terkini dan tepat juga pada pemahaman yang valid tentang apa yang ibu atau orang tua akan atau

tidak akan lakukan. (Varney, 2007 ).

f. Langkah VI : Melaksanakan perencanaan

Langkah keenam adalah pelaksanaan rencana perawatan komprehensif. Dalam situasi dimana

bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang komplikasi.Manajemen yang

efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien (Varney,

2006).

g. Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang dilakukan

benar-benar telah telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan ibu (Varney, 2006).

14
V. KEWENANGAN BIDAN

Bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan hukum perundang-undangan dan hukum

yang berlaku dengan tenaga kesehatan, yaitu klien sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai

dasar hukum dan merupakan peraturan pemerintah, yang berarti sama-sama mempunyai hak dan

kewajiban. Sehingga penyimpangan terhadap hukum dapat dihindarkan (IBI, 2004).

Peran bidan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1464/MENKES/PER/X/2010, BAB III tentang penyelenggaraan praktik pada pasal 9 Bidan

dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi: pelayanan

kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana.

Pada pasal 10 Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang

berhubungan dengan kasus yanga diambil bidan berwenang untuk penanganan kegawat-

daruratan, dilanjutkan dengan perujukan, pemberian tablet Fe pada ibu hamil, penyuluhan dan

konseling.

15
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA Ny. W GIII P2 H2

UMUR KEHAMILAN 28-29 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG

DI PUSKESMAS SIDOMULYO RI

Tgl masuk : 05-04-2017 Jam : 10.30 WIB

A. DATA SUBYEKTIF

BIODATA IBU SUAMI

Nama : Ny. W : Tn. H

Umur : 36 tahun : 37 tahun

Agama : Islam : Islam

Pendidikan : SMA : D3

Pekerjaan/penghasilan : IRT : Swasta

Suku/Bangsa : Minang : Minang

Alamat : Garuda Sakti : Garuda Sakti

No.telp/ Hp :- :-

1. Kunjungan saat ini  Kunjungan Pertama √ Kunjungan Ulang

Alasan Masuk / Keluhan Utama :

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

16
2. Riwayat Menstruasi

HPHT : 9/9/17 UK: 28-29 mg

TP : 16/6/17

3. Riwayat Perkawinan

a. Kawin : 1 kali.

b. Kawin pertama umur : 21 th.

c. Dengan suami sekarang : 9 th.

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit berbahaya, menular atau menahun seperti

jantung, hepatitis, diabetes mellitus,HIV/AIDS, hipertensi, anemia dll.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit

berbahaya, menular atau menahun seperti jantung, hepatitis, diabetes mellitus,HIV/AIDS,

hipertensi, anemia dll

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan saat ini tidak sedang mengalami penyakit berbahaya, menular atau menahun

seperti jantung, hepatitis, diabetes mellitus,HIV/AIDS, hipertensi, anemia dll

17
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu

NO TAHUN UK Penolong Tempat Jenis JK/BB Penyulit Ket

persalinan

1 2002 Aterm Bidan BPM Normal Lk/2700gr - Sehat

2 2008 Aterm Bidan BPM Normal Pr/3000gr - Sehat

3 Hamil

ini

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

G3P2A0H2, pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK 12 mg di BPM oleh Bidan

7. Riwayat KB

Pada tahun 2002 ibu menggunakan KB suntik 3 bulan selama 6 tahun, pada tahun 2008

ibu kembali menggunakan KB suntik 3 bulan selama 7 tahun dan tidak memiliki keluhan,

tahun 2016 ibu menggukan KB pil selama lebih kurang 2 bulan dan memiliki keluhan

lupa meminum pil.

8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

Tabel 3.4 : Pola kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Sebelum hamil Selama hamil Keluhan

Nutrisi :

- Makan 3xsehari 3xsehari Tidak ada

18
(nasi,lauk,sayur) (nasi,lauk,sayur)

- Minum Tidak ada

6-7 gelas sehari 8-9 gelas sehari

(air putih,teh) (air putih,teh,susu)

Eliminasi :

- BAK 3-4x sehari 5-6x sehari Tidak ada

(kuning jernih) (kuning jernih)

1x sehari 1x sehari Tidak ada

- BAB (konsistensi lembek) (konsistensi lembek)

Istirahat :

- Tidur siang ±1-2 jam sehari ± 2 jam sehari Tidak ada

- Tidur malam ± 7 jam sehari ± 8 jam sehari Tidak ada

Aktifitas Mengerjakan Mengerjakan pekerjaan Tidak ada

pekerjaan rumah rumah

9. Keadaan Psikologis

Ibu mendapat support dari suami dan keluarga

B.DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis

b. Tanda Vital :

TD : 110/80 mm Hg

19
Nadi : 80 kali/menit

Pernafasan : 24 kali/menit

Suhu : 36,4 0C

c. TB : 150 cm

BB : sebelum hamil 53 kg Saat hamil/ sekarang 58kg

LILA : 25 cm

2. Pemeriksaan fisik :

a. Inspeksi

· Kepala dan Leher

- Rambut/kulit kepala: bersih, bersih tidak ada ketombe dan benjolan abnormal

- Wajah : bersih, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum

- Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikhterik

- Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan dan benjolan abnormal

- Mulut : gigi tidak caries, gusi tidak berdarah

- Telinga : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada serument

- Leher : tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

· - Dada : simetris, tidak terlihat tarikan/ retraksi dinding dada

- Payudara : simetris, areola mammae hiperpigmentasi, pappila menonjol

· - Abdomen

Bekas luka : tidak ada bekas operasi

Striae gravidarum : Albikans

Palpasi Leopold

- Leopold I : TFU 21 cm, teraba bagian kecil-kecil janin(ekstremitas)

20
- Leopold II :

Bagian kanan perut ibu teraba bagian keras janin (kepala janin)

Bagian kiri perut ibu teraba bagian bulat,lunak,tidak melenting (bokong janin)

-Leopold III : teraba memapan, keras ialah punggung janin

- Leopold IV : tidak dilakukan

DJJ : 143x/m

Ekstremitas : Normal

III. Diagnosa

G3P2A0H2 uk 28-29 minggu janin hidup tunggal intra uterin, posisi melintang, keadaan umum

ibu dan janin baik.

IV. PERENCANAAN

1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu mengenai keadaan ibu dan bayinya.

2. Beri KIE pada ibu mengenai kehamilan letak lintang

3. Beri informasi pada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester III

4. Beri motivasi pada ibu untuk menjaga kehamilan dan dalam menghadapi persalinannya.

5. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan posisi sujud semampu ibu agar posisi bayi baik

6. Anjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan

21
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kesenjangan

Tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan pratik saat pelaksanaan tindakan

pemeriksaan ANC pada ibu hamil. Semua point penting dalam pelaksanaan tindakan dilakukan

secara sistematis.

B. Pembahasan

Dalam pelaksanaan pemeriksaan ANC, tindakan penanganan dan pemeriksaan sudah dilakukan,

meliputi:

a. Senyum salam sapa

b. Pemeriksaan subyektif

· Identitas ibu

· Hari pertama haid terakhir ibu

· Anamnesa keluhan yang di rasakan ibu

· Riwayat sehat sakit ibu

· Riwayat hamil, bersalin, nifas dan kb ibu yang lalu

· Riwayat ANC selama kehamilan

c. Pemeriksaan obyktif

· Penimbangan berat badan

· Pengukuran tekanan darah

· Pengukuran TFU

· Palpasi leopold

22
d. Penyampaian hasil pemeriksaaan

e. Pemberian KIE dan motivasi pada ibu berdasarkan keluhan

f. Pemberian terapi dan cara pengkonsumsiannya

23
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehamilan adalah proses pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi

konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta,

dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010)

Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu

memanjang janin. Ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding primigravida oleh karena

kelemahan otot-otot uterus dan abdomen.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran antara lain :

1. Bagi bidan

Bidan sebaiknya mampu mendeteksi secara dini kasus kehamilan letak lintang

yang terjadi pada ibu hamil dengan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi

pelaksana seorang bidan, pemeriksaan leopold tiap kali melakukan pemeriksaan sehingga

dapat diketahui lebih dini adanya kelainan pada ibu

2. Bagi masyarakat khususnya ibu hamil

Sebaiknya ibu hamil secara rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga

kesehatan agar diketahui lebih dini bila ada tanda-tanda bahaya terhadap kehamilan dan

janin serta melakukan pemeriksaan USG guna mengetahui keadaan janin dalam

kandunganya lebih jelas.

24
3. Bagi instansi pelayanan kesehatan

Sebaiknya pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan yang sesuai

dengan standar kualitas pelayanan khususnya pada ibu hamil. Dapat

meningkatkan sarana dan prasarana pada pelayanan kesehatan guna meningkatkan

mutu pelayanan terhadap masyarakat.

4. Bagi institusi pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Dengan letak lintang dan memperkaya referensi sebagai bahan referensi di

perpustakaan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Harry Oxorn William R. Forte. 2010. Ilmu kebidanan patologi & fisiologi persalinan human labor

and birth .Yayasan Essentia Medica: Yogyakarta

Helen Varney. 2002. Buku Saku Bidan. EGC:Jakarta

Sarwono prawirohardjo.2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta

http://books.google.co.id/books?id=SsWCb5m-

sUMC&pg=PA576&lpg=PA576&dq=kehamilan+patologi&source=bl&ots=naRqqo8mXb&sig=

RuvYkqcDy_9Dh9fqvQAggQlXj80&hl=en&sa=X&ei=gEsSUJTsE43prQeL5IDYCA&ved=0C

EQQ6AEwBA#v=onepage&q=kehamilan%20patologi&f=false

http://innanoorinayati.blogspot.com/2011/12/asuhan-kehamilan-dengan-letak-lintang.html

http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/05/askeb-kepada-ibu-hamil-dengan-plasenta.html tanggal

27 juli 2012 jam 16.56

http://vanillanice.blogspot.com/2011/06/plasenta-previa-penyebab-perdarahan.html jam 17.00

26
27

Anda mungkin juga menyukai