Anda di halaman 1dari 7

47

BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Jam Kerja pada Pegawai Kantor di Rumah Sakit Grandmed

Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018.

Berdasarkan hasil yang didapat peneliti diketahui bahwa jam kerja pada

pegawai di rumah sakit Grandmed lubuk pakam pegawai jam kerja tidak beresiko

sebesar 20,0% dan pegawai yang jam kerja beresiko sebesar 80,0% (tabel 4.1).

Jam Kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang

hari dan/atau malam hari. Merencanakan pekerjaan-pekerjaan yang akan datang

merupakan langkah-langkah memperbaiki pengurusan waktu. Apabila

perencanaan pekerjaan belum dibuat dengan teliti, tidak ada yang dapat dijadikan

panduan untuk menentukan bahwa usaha yang dijalankan adalah selaras dengan

sasaran yang ingin dicapai. Dengan adanya pengurusan kegiatan-kegiatan yang

hendak dibuat, sesorang itu dapat menghemat waktu dan kerjanya (Su’ud, 2012).

Diantara tanda-tanda pengurusan waktu yang tidak efektif ialah karena

terlambat menyiapkan sesuatu, pekerjaan yang dibuat tergesa-gesa, perasaan tidak

mencapai keberhasilan dalam pekerjaan, krisis, surat-surat yang belum dijawab,

panggilan telepon yang dibuat ataupun dijawab, proyek yang penting atau

mendesak yang belum disentuh dan masih banyak lagi pekerjaan-pekerjaan yang

terpaksa dibuat pada waktu malam untuk menambah waktu untuk

menyiapkannya. Bagi seseorang adalah perlu ada dokumen waktunya dan tahu ke

mana arah yang dituju sebelum ia dapat menguruskan waktunya. Mencatat,

merancang dan mengawasi waktu adalah dasar pengurukuran waktu yang efektif

(Westbork dan Drucker dalam Su’ud, 2012).

47
48

Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa hasil yang didapat melalui

pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden bahwasanya pegawai kantor

cenderung memiliki jam kerja beresiko, dan tidak sesuai dengan peraturan jam

kerja yang telah dibuat oleh AOA karena keluhan mata timbul setelah penggunaan

komputer selama 4 jam terus menerus.

5.2. Gambaran Paparan Sinar pada Pegawai Kantor di Rumah Sakit


Grandmed Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018

Berdasarkan hasil yang didapat peneliti diketahui bahwa paparan sinar dari

komputer pada pegawai di rumah sakit Grandmed lubuk pakam pegawai yang

memenuhi syarat sebesar 38,0% dan pegawai yang tidak memenuhi syarat sebesar

62,0% (tabel 4.2). Monitor dengan istilah lain sering disebut juga dengan (video

Display Terminal), merupakan sakah satu bagian yang terpenting dari suatu unit

komputer. Monitor merupakan output yang paling sering dipandang saat kita

mengoperasikan komputer.

Adapun fungsi monitor adalah untuk memperagakan data atau proses yang

terjadi di CPU (Central Processing Unit) secara Visual. Proses yang terjadi dalam

CPU dikonfersikan oleh suatu Adapter Video atau Video board dari data

berbentuk digital menjadi sinyal yang akan disalurkan melalui kabel penghubung

ke monitor (Fauzia,2014).

Intensitas Penerangan adalah banyaknya sinar yang mengenai suatu

permukaan. Intensitas penerangan merupakan faktor yang penting dari lingkungan

fisik untuk keselamatan kerja. Untuk dapat melihat dengan baik dan teliti

diperlukan intensitas penerangan yang cukup (suma’mur 2012).


49

Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga

kerja dapat melihat objek-objek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa

upaya-upaya yang tidak perlu (sum’mar 2009). Penerangan yang baik dan diatur

secara baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan

menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan kerja. Telah diketahui

bahwa hamper semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana

sring kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu

agar tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati objek yang sedang dikerjakan

(Tarwaka, 2011).

Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa cahaya yang diterima oleh

pegawai tidak memenuhi syarat diakibatkan cahaya yang diterima pegawai terlalu

melebihi kapasitas, ataupun melebihi dari jumlah yang ditetapkan oleh ILO yaitu

300 lux.

5.3. Gambaran Computer vision syndrome pada pegawai kantor di Rumah


Sakit Grandmed Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018

Berdasarkan hasil yang didapat peneliti diketahui bahwa kejadian

Computer Vision Syndrome pada pegawai di rumah sakit Grandmed lubuk pakam

pegawai yang terjadi Computer Vision Syndrome sebesar 54,0% dan pegawai

yang tidak terjadi Computer Vision Syndrome 46,0 % (tabel 4.3). American

Optometric Association mendefinisikan Computer Vision Syndrome sebagai

masalah mata majemuk yang berkaitan dengan pekerjaan jarak dekat yang dialami

seseorang selagi atau berhubungan dengan penggunaan komputer.

Computer Vision Syndrome ( CVS ) , adalah bentuk dampak negatif akibat

pemakaian komputer atau Video Display Terminal (VDT ). Kelainan ini berupa
50

sekumpulan gejala atau sindroma baik yang berhubungan dengan mata atau tidak,

setelah bekerja didepan komputer. Secara awam dapat dikatakan ada 3 mekanisme

yang berkaitan yaitu perubahan permukaan mata, perubahan mekanisme

akomodatif dan perubahan yang tidak berkaitan dengan mata.

Penyebab Computer Vision Syndrome adalah multi faktor. Banyak

penelitian dan studi yang dilakukan didapatkan bahwa penyebab Computer Vision

Syndrome belum ditemukan secara pasti. Menurut Su’ud (2012) Computer Vision

Syndrome disebabkan oleh penurunan frekuensi berkedip saat menggunakan

komputer dalam waktu yang cukup lama.

Computer vision syndrome tidak hanya ditegakan satu atau dua keluhan

melainkan berbagai macam (Su’ud ,2012). Beberapa studi mengindkasikan

bahwa computer vision syndrome merupakan syndrome dengan gejala mata

tegang, mata lelah, mata terasa sakit, mata berair, sakit kepala, sakit pada leher

dan pungggung.

Beberapa pengguna computer juga mengalami penurunan penglihatan

seperti penglihatan menjadi kabur saat melihat jarak jauh. gejala ini akan semakin

meningkat dengan kondisi-kondisi tertentu, seperti penerangan yang buruk,

penempatan meja kerja yang tidak sesuai dan gangguan refraksi yang tidak

terkoreksi dengan baik dalam Akabinu dan Marshalla (2014) dalam Azkadina

(2012).

Menurut Su’ud 2012 Computer Vision Syndrome adalah diagnosis ekslusi,

sebelum ditegakkan diagnosa Computer Vision Syndrome, penyakit mata lainya

yang memiliki gejala yang sama dengan Computer Vision Syndrome harus
51

disingkirkan terlebih dahulu. Keluhan Computer Vision Syndrome dapat dialami

oleh individual yang tidak menggunakan computer (Anshel 2006). Diagnose

Computer Vision Syndrome terdiri dari anemnesia, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan lingkungan kerja (Azkadina 2012).

Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa berdasarkan hasil yang didapat

peneliti melalui pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden , dan pegawai

cenderung mengalami gejala Computer Vision Syndrome .

5.4. Hubungan Jam Kerja dengan Computer Vision Syndrome pada Pegawai
Kantor di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2018

Hasil analisis data secara statistik dengan menggunakan uji Chi

Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara jam kerja dengan kejadian

Computer Vision Syndrome pada pegawai kantor di Rumah sakit Grand Medistra

Lubuk Pakam, Tahun 2018, dimana p 0(0,001) < α (0,05).

Menurut asumsi peneliti apabila jam kerja lebih dari 4 jam dan tidak sesuai

dengan yang telah ditetapkan oleh AOA, maka semakin besar pula kemungkinan

terjadi kejadian Computer Vision Syndrome. Namun apabila jam kerja sudah

sesuai namun pekerja mengalami Computer Vision Syndrome , dapat dipastikan

bahwa ada faktor lain yang dapat menyebabkan Computer Vision Syndrome pada

pegawai, seperti Faktor paparan sinar komputer dan masa kerja

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desy

(2016), diperoleh hasil bahwa adanya hubungan durasi penggunaan komputer

dengan kejadian kelelahan mata pada Manajemen kantor Rumah Sakit Umum

Daerah Seleman Tahun 2016 dengan nilai p<0,001 yaitu 0,013.


52

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amira

Azkadina (2012), diperoleh hasil bahwa adanya hubungan lama bekerja dengan

komputer dengan kejadian Computer Vision Syndrome.

Disarankan adanya pengawasan dan pemeriksaan yang berguna untuk

meningkatkan dan lebih memperhatikan kesehatan pegawai yang setiap harinya

kontak langsung dengan monitor, dan juga pengaturan jam kerja yang baik pada

pekerja.

5.5. Hubungan Paparan sinar dari komputer dengan Computer Vision


Syndrome pada Pegawai Kantor di Rumah Sakit Grand Medistra
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018

Hasil analisis data secara statistik dengan menggunakan uji Chi Square

menunjukkan bahwa ada hubungan antara jam kerja dengan kejadian Computer

Vision Syndrome pada pegawai kantor di Rumah sakit Grandmed Lubuk Pakam,

Tahun 2018, dimana p 0(0,001) < α (0,05).

Menurut asumsi peneliti semakin besar paparan sinar , maka semakin

besar pula terjadi kejadian Computer Vision Syndrome. Namun apabila jam kerja

sudah sesuai namun pekerja mengalami Computer Vision Syndrome , dapat

dipastikan bahwa ada faktor lain yang dapat menyebabkan Computer Vision

Syndrome pada pegawai, seperti Faktor Jam Kerja komputer dan masa kerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amira

Azkadina (2012), diperoleh hasil bahwa adanya hubungan sinar komputer dengan

komputer dengan kejadian Computer Vision Syndrome.

Disarankan adanya pengawasan dan pemeriksaan yang berguna untuk

meningkatkan dan lebih memperhatikan kesehatan pegawai yang setiap harinya


53

kontak langsung dengan monitor, dan juga pengaturan jam kerja yang baik pada

pekerja.

Anda mungkin juga menyukai