Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (226-231)

GAMBARAN ERITROSIT PADA SEDIAAN DARAH TEPI PASIEN


MALARIA DI PUSKESMAS SUNGAI PANCUR
Yulvina Kurniasih*, Reskiani Mulyani
Prodi D-IV Bidan Pendidik, STIKes Karimun Batam 29422
*
vinakasih99@gmail.com

Submitted :18-07-2017, Reviewed:04-08-2017, Accepted:03-10-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i2.1822

ABSTRACT
Malaria is an infectious disease is acute or chronic, caused by Plasmodium that attack the erythrocytes,
which erythrocytes are biconcave, basin (concave) function to provide a space in which hemoglobin
would bind oxygen. Malaria is transmitted by the bite of a female Anopheles mosquito vectors that have
been infected by Plasmodium sp. The research is descriptive cross sectional design of the research
result description the shape, size, and color of blood cells, erythrocytes in blood clots malaria positive
patients, using microscopy methods to manufacture thin blood smear stained with Giemsa hereinafter.
The research was conducted in Puskesmas Sungai Pancur Tanjung Piayu Batam district from
September to November 2016. Population and sample is positive malaria patients were capillary blood
taken from the patient's finger. From the research results Patients with malaria attacked Plasmodium
falciparum erythrocyte Normal shape (biconcave), normositer size (±7 Mikron), and color Hipocrom
1
erythrocytes (erythrocytes pale>3 part). Patients with malaria Plasmodium vivax attacked Abnormal
form erythrocytes (Crenation) is erythrocytes shrink, Makrositer size (>7 Mikron) where erythrocytes
1
enlarged, and colors Hipocrom erythrocytes (erythrocytes pale>3 part).

Keywords : Erythrocytes, Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum

ABSTRAK
Malaria merupakanpenyakitinfeksi yang bersifat akut maupun kronis yang disebabkan oleh
Plasmodium yang menyerang eritrosit, dimana eritrosit yang berbentuk bikonkaf, cekungan (konkaf)
berfungsi untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen. Penyakit malaria
ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk Anopheles betina yang sudah terinfeksi oleh Plasmodium sp.
Penelitian ini ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional yaitu hasil penelitian memberikan
gambaran bentuk, ukuran, dan warna sel darah eritrosit pada sediaan darah tepi pasien positif malari,
menggunakan metode mikroskop dengan pembuatan apusan darah tipis yang selanjutnya diwarnai
dengan giemsa. Penelitian dilakukan di Puskesmas Sungai Pancur Tanjung Piayu Batam dari bulan
September sampai bulan November tahun 2016. Populasi dan sampel merupakan pasien positif malaria
yang diambil darah kapiler dari jari tangan pasien. Dari hasil penelitian Penderita penyakit malaria yang
diserang Plasmodium falciparum bentuk eritrosit Normal (bikonkaf), ukuran Normositer (± 7 Mikron),
1
dan warna eritrosit Hipocrom (eritrosit pucat > 3 bagian). Penderita penyakit malaria yang diserang
Plasmodium vivax bentuk eritrosit Abnormal (krenasi) yaitu eritrosit mengkerut, ukuran Makrositer (>
1
7 Mikron) dimana eritrosit membesar, dan warna eritrosit Hipocrom (eritrosit pucat >3 bagian).

Kata Kunci : Eritrosit, Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum

PENDAHULUAN
Malaria merupakan penyakit yang dengan obat antimalaria yang sesuai.
dapat dicegah dan ditangani apabila Malaria merupakan salah satu masalah
intervensi terkini yang direkomendasikan kesehatan masyarakat di Indonesia yang
telah sepenuhnya diterapkan mulai dari dapat menyebabkan kematian bisa
kontrol terhadap vektor sampai penanganan mengenai semua usia mulai dari bayi,

Kopertis Wilayah X 226


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (226-231)

balita, anak-anak, usia remaja bahkan pada terhadap obat-obat anti malaria (Harijanto,
usia produktif (Depkes RI, 2004). 2010).
Di Indonesia, terjadi sekitar 400.000 Darah adalah jaringan cair yang
kasus positif malaria setiap tahunnya. Dari terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah
semua kasus yang terjadi, 4.000 kasus dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga
mengalami komplikasi atau bahkan jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
berujung pada kematian. Sekitar 1 dari 4 Eritrosit berbentuk bikonkaf, cekungan
kasusmalaria yang terjadi menyerang anak- (konkaf) pada eritrosit digunakan untuk
anak. Angka Kesakitan Malaria (API) memberikan ruang pada hemoglobin yang
Provinsi Kepulaaun Riau tahun 2015 akan mengikat oksigen(Muliawan, 2010).
menunjukkan penurunan (0,61) bila Gejala klinis penyakit malaria sangat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya khas dengan adanya serangan demam yang
(1,14). API Provinsi Kepulauan Riau intermiten, anemia, sekunder dan
selama kurun waktu 5 (lima) tahun splenomegal. Gejala di dahului oleh
berturut-turut menunjukkan kecenderungan keluhan prodomal berupa malaise, sakit
menurun (Dinkes Kepri, 2015). kepala, nyeri pada tulang atau otot,
Infeksi malaria bisa terjadi cukup anoreksia, mual, diare ringan dan kadang-
dengan satu gigitan nyamuk.Malaria jarang kadang merasa dingin dipunggung.
sekali menular secara langsung dari satu Keluhan ini sering terjadi pada Plasmodium
orang ke oranglainnya. Contoh kondisi vivax danPlasmodium ovale sedangkan
penularan penyakit ini adalah jika terjadi Plasmodium falciparum dan Plasmodium
kontakdengan darah penderita atau janin malariae keluhan prodromal tidak jelas
bisa terinfeksi karena tertular daridarah bahkan gejala dapat mendadak
sang ibu.Gejala malaria biasanya akan (Alimudiarnis, 2009).
muncul antara satu sampai duaminggu Demam periodik berkaitan dengan
setelah tubuh terinfeksi. Dalam beberapa saat pecahnya schizon matang (sporolasi).
kasus yang jarang,46gejala muncul setahun Pada malaria tertiana (Plasmodium vivax
setelah gigitan nyamuk terjadi. Gejala- dan Plasmodium ovale) pematangan
gejalamalaria yang biasanya terjadi adalah schizon tiap 48 jam maka periodisitas
munculnya demam, berkeringat,menggigil demamnya setiap hari ke-3. Malaria
atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kuartana (Plasmodium malariae)
kepala, diare, dan nyeriotot (Depkes Kepri, pematangan-nya tiap 72 jam dan
2015). periodisitas demamnya tiap 4 hari.
Penyakit malaria ditularkan melalui Sedangkan malaria serebral (Plasmodium
gigitan vektornyamuk Anopheles betina falciparum) penyebab malaria tropika
yang sudah terinfeksi oleh Plasmodium merupakan malaria berat yang sering
sp.Malaria merupakan penyakit infeksi menyebabkan kematian (Depkes Kepri,
yang bersifat akut maupun kronis yang 2015).
disebabkan oleh protozoaintrasel dari genus Tingginya angka kematian akibat
Plasmodium yang menyerang eritrosit. Ada penyakit malaria dipengaruhi oleh prosedur
empat parasit yang dapat menginfeksi penanganan malaria yang dimulai dari
manusia, yaitu Plasmodium malariae, ketepatan diagnosa, pengobatan, dan
Plasmodium vivax, Plasmodium fasilitas kesehatan, karena berbeda
falciparum dan Plasmodium ovale. Plasmodium yang menyerang pasien
Plasmodium falciparum paling sering penyakit malaria, maka berbeda dalam
didapati pada daerah tropis dan sering pengibatannya. Salah satu upaya untuk
menyebabkan kematian pada manusia menekan angka kematian malaria adalah
karena dapat menginvasi sel darah merah ketepatan diagnosa laboratorium untuk
dan menghancurkan sel-sel darah merah melihat gambaran eritrosit yang menyerang
pada semua usia dan sering resisten pasien yang diduga terserang penyakit

Kopertis Wilayah X 227


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (226-231)

malaria. Diagnosa laboratorium ditegakkan pewarna,kotak preparat, mikroskop, pipet


dengan menemukan Plasmodium malaria tetes, pipet takar, lanset, beacker glass,
dalam pemeriksaan sediaan apus darah tepi batang pengaduk, dan gelas ukur. Bahan
memakai pewarna giemsa (Widoyono, dalam penelitian ini berupa alkohol 70%,
2008). Aquades, larutan Giemsa, Methyl alkohol,
Manfaat penelitian ini adalah untuk dan Buffer pH 7,2.Populasi dalam
melihat gambaran eritrosit sediaan darah penelitianini adalah seluruh pasien positif
tepi pasien malaria yang terinfeksi menderita penyakit malaria. Penelitian ini
Plasmodium falciparum dan Plasmodium dilakukan di di Pukesmas Sungai Pancur
vivax yang dapat menjadi salah satu Tanjung Piayu Batam. Data dianalisa
pedoman bagi klinisi dalam secara manual dan disajikan dalam bentuk
penatalaksanaan malaria untuk menilai tabel serta hasil di deskripsikan.
beratnya kondisi pasien akibat infeksi HASIL DAN PEMBAHASAN
malaria sehingga dalam penanganannya Penelitian dilakukan di Puskesmas
tepat dan dapat menjadi petunjuk dalam Sungai Pancur Tanjung Piayu berupa
pengembang-an penelitian selanjutnya. pemeriksaan mikroskopis apusan darah
malaria dengan variasi waktu untuk
METODE PENELITIAN mendapatkan gambaran sel darah eritrosit
Penelitian ini bersifat deskriptif pada sediaan darah tepi pasien positif
dengan desain cross sectional. Hasil malaria, penelitian ini di ambil data dari
penelitian memberikan gambaran bentuk, bulan September sampai bulan November
ukuran, dan warna sel darah eritrosit pada 2016, dan sampel berasal dari sediaan darah
sediaan darah tepi pasien positif malaria pasien malaria yang datang ke Puskesmas
dengan alat yang digunakan dalam Sei Pancur Tanjung Piayu Batam.
peneliian ini berupa kapas, rak
Tabel 1. Hasil Gambaran Sel Darah Eritrosit pada Sedian Darah Tepi Pasien Malaria di
Puskesmas Sungai Pancur Tanjung Piayu Batam.
Hari/ Gambar Sel Eritrosit
No Nama Jenis
Tanggal
Bentuk Ukuran Warna

Rabu, Normositer Hipocrom


1. YS Plasmodium falciparum Normal (Bikonkaf) 1
06 Sept 2016 (±7 Mikron) (Pucat > bagian)
3

Kamis, Normal Normositer Hipocrom


2. AK Plasmodium falciparum 1
24 Sept 2016 (Bikonkaf) (±7 Mikron) (Pucat > bagian)
3

Selasa, Abnormal Makrositer Hipocrom


3 JN Plasmodium Vivax 1
15 Okt 2016 (Krenasi) (>7 Mikron) (Pucat > bagian)
3

Kamis, Normal Normositer Hipocrom


4 EV Plasmodium falciparum 1
21 Okt 2016 (Bikonkaf) (± 7 Mikron) (Pucat >3 bagian)

Kamis, Normal Normositer Hipocrom


5 RA Plasmodium falciparum 1
26 Nov 2016 (Bikonkaf) (± 7 Mikron) (Pucat >3 bagian)

Kopertis Wilayah X 228


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (226-231)

Dari hasil Tabel 1. dapat dilihat jumlah Plasmodium vivax. Orang normal bentuk
pasian malaria yang datang sebanyak 5 eritrosit normal (bikonkaf), cekungan pada
orang yang berjenis kelamin wanita yang eritrosit digunakan untuk memberikan
datang ke Puskesmas Sei Pancur. Pasien ruang pada hemoglobin yang akan
diserang oleh Plasmodium falciparum dan mengikat oksigen, warna eritrosit
Plasmodium vivax yang menyebabkan normokrom, dan ukuran normositer. Pasien
penyakit malaria.Pada hari selasa tanggal yang diserang oleh Plasmodium falciparum
06 September 2016 “YS” datang ke bentuk eritrosit normal (Bikonkaf),
Puskesma Sei Pancur, setelah diperiksa ukurannya Normositer (± 7 Mikron), dan
“YS” positif diserang penyakit malaria 1
warna eritrosit Hipocrom (eritrosit pucat >3
dengan jenis Plasmodium
bagian). Sedangkan pasien yang diserang
falciparumdengan bentuk eritrosit Normal
oleh Plasmodium vivax bentuk eritrosit
(bikonkaf), ukuran Normositer (± 7
Abnormal (krenasi) yaitu eritrosit
Mikron), dan warna eritrosit Hipocrom
1 mengkerut, ukuran Makrositer (> 7
(eritrosit pucat >3 bagian). Pada hari sabtu Mikron) dimana eritrosit membesar, dan
tanggal 24September 2016 “AK” juga 1
warna eritrosit Hipocrom (eritrosit pucat >3
positif diserang penyakit malaria dengan
bagian). Warna eritrosit pucat karena
jenis Plasmodium falciparumdengan
kekurangan hemoglobin untuk mengikat
bentuk eritrosit Normal (bikonkaf), ukuran
oksigen.
Normositer (± 7 Mikron), dan warna
1 Metode pemeriksaan malaria yang
eritrosit Hipocrom (eritrosit pucat > 3 paling banyak digunakan adalah
bagian). Kemudian Pada hari sabtutanggal pemeriksaan mikroskop, karena
15 Oktober 2016 “JN” positif diserang pemeriksaan ini cepat, murah, dan cukup
penyakit malaria dengan jenis Plasmodium sensitif. Umumnya, ahli laboratorium di
vivax dengan bentuk eritrosit Abnormal Asia Tenggara yang melakukan
(krenasi) yaitu eritrosit mengkerut, ukuran pemeriksaan mikroskopis lebih terlatih
Makrositer (> 7 Mikron) dimana eritrosit mengidentifikasi tiga spesies utama
membesar, dan warna eritrosit Hipocrom Plasmodium, yaitu Plasmodium
1 falciparum, Plasmodi-um vivax, dan
(eritrosit pucat >3 bagian).
Plasmodium malariae (Paisal dan
Selanjutnya pada hari jumat tanggal
Liestiana,2014).
21 Oktober 2016 “EV” positif diserang
Dari data diatas pasien penyakit
penyakit malaria dengan jenis Plasmodium
malaria yang diserang oleh Plasmodium
falciparumdengan bentuk eritrosit Normal
falciparum lebih tinggi dibandingkan
(bikonkaf), ukuran Normositer (± 7
pasien yang diserang oleh Plasmodium
Mikron), dan warna eritrosit Hipocrom
1 vivax, hal ini dapat terjadi karena satu
(eritrosit pucat > 3 bagian). Satu bulan sporozoit Plasmodiumfalciparum dapat
berikutnya pasien terakhir datang pada hari membentuk sebanyak 40.000 merozoit hati,
sabtu tanggal 26 November 2016 “RA” sedang sporozoit dari spesies Plasmodium
juga positif diserang penyakit malaria vivax menghasilkan hanya 10.000
dengan jenis Plasmodium merozoit. Plasmodium falciparum
falciparumdengan bentuk eritrosit Normal membentuk merozoit eritrosit 8-24 buah
(bikonkaf), ukuran Normositer (± 7 sedangkan Plasmodiumvivax 12-18 buah
Mikron), dan warna eritrosit Hipocrom (Sutanto, 2008).
1
(eritrosit pucat >3 bagian). Plasmodiumvivax menyebab-kan
Dari hasil penelitian terdapat malaria tertiana. Masa inkubasi 13-17 hari.
perbedaan bentuk, ukuran, dan warna Menginfeksi eritrosit imatur (retikulosit).
eritrosit pada pasien penyakit malaria yang Relaps pada malaria diakibatkan oleh
diserang oleh Plasmodium falciparum dan aktifnya kembali hipnozoit di organ hati

Kopertis Wilayah X 229


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (226-231)

(fase eksoerittrositik) yang kemudian warna eritrosit yang menyerang pasien


menjadi merozoit dan seterusnya memasuki sehingga dapat mengurangi kematian dan
sirkulasi darah dan menyerang eritrosit penyembuhan penyakit malaria dengan
normal. Umumnya dapat terjadi berkali- cepat.
kali sampai jangka waktu 2-4 tahun
(Soegijanto, 2004). SIMPULAN
Plasmodium falciparum Bentuk eritrosit normal (bikonkaf),
menyebabkan malaria tropika. Masa cekungan pada eritrosit digunakan untuk
inkubasi 12 hari. Merupakan penyebab memberikan ruang pada hemoglobin yang
utama infeksi berat, karena Plasmodium akan mengikat oksigen, warna eritrosit
falciparum dapat menginfeksi eritrosit normokrom, dan ukuran
imatur dan matur. Umumnya kekambuhan normositer.Penderita penyakit malaria yang
terjadi paling lama 1 tahun, penyebabnya diserang Plasmodium falciparum bentuk
adalah parasit stadium eritrositik yang eritrosit Normal (bikonkaf), ukuran
belum terbunuh sempurna oleh obat-obat Normositer (±7 Mikron), dan warna
antimalaria (Soegijanto, 2004). 1
eritrosit Hipocrom (eritrosit pucat > 3
Perbedaan inkubasi pada Plasmodi
bagian).Penderita penyakit malaria yang
umvivax dengan Plasmodium falciparum
diserang Plasmodium Vivax bentuk eritrosit
dan perbedaan infeksi yang ditimbulkan
Abnormal (krenasi) yaitu eritrosit
oleh kedua Plasmodium tersebut, maka
mengkerut, ukuran Makrositer (>7 Mikron)
dalam penanganan dan pengobatan juga
dimana eritrosit membesar, dan warna
berbeda. Malaria berat biasanya disebabkan 1
oleh Plasmodium falciparum,gejalanya eritrosit Hipocrom (eritrosit pucat > 3
timbul 9-30 hari setelah terinfeksi, dapat bagian).
menyebabkan demam berulang setiap 36- Malaria berat biasanya disebabkan
48 jam, atau demam kurang menonjol dan oleh Plasmodium falcipa-rum, gejalanya
hampir terus menerus. Sedangkan timbul 9-30 hari setelah terinfeksi, dapat
Plasmodiumvivax dapat menyebabkan menyebabkan demam berulang setiap 36-
demam dan berkeringat terjadi setiap 2 hari 48 jam, atau demam kurang menonjol dan
(Laihand, 2011). hampir terus menerus. Sedangkan
Diagnosa dini dan akurat adalah Plasmodiumvivax dapat menyebabkan
kunci penanganan penyakit malaria yang demam dan berkeringat terjadi setiap 2 hari.
efektif. Penggunaaan diagnosa mikroskopis Ketepatan diagnosa sangat
telah dijadikan metode utama dalam mempengaruhi ketepatan dalam prosedur
mendiagnosa malaria. Parasitemia adalah penanganan pasien penyakit malaria dalam
terdapatnya parasit dalam darah melalui penyembuhan dan penyebaran penyakit.
pemeriksaan mikroskopis pada sediaan Ketepatan diagnosa laboratorium untuk
apusan darah, jika parasit ditemukan lebih melihat gambaran bentuk, ukuran, dan
dari 100.000/μL maka disebut hiperpara- warna eritrosit yang menyerang pasien
sitemia. Tingkat parasitemia dapat sehingga dapat mengurangi kematian dan
digunakan untuk menilai beratnya penyakit penyembuhan penyakit malaria dengan
(Susilawati, 2013). cepat. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih
Ketepatan diagnosa sangat lanjut mengenai cara penanganan lebih
mempengaruhi ketepatan dalam prosedur tepat terhadap pasien malaria dan
penanganan pasien penyakit malaria dalam memperhitungkan lama demam pada saat
penyembuhan dan penyebaran penyakit. pengambilan sampel darah
Ketepatan diagnosa laboratorium untuk
melihat gambaran bentuk, ukuran, dan
UCAPAN TERIMAKASIH

Kopertis Wilayah X 230


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (226-231)

Alhamdulillahirbbil’alamiin Laihand FJ. (2011). Epidemiologi Malaria


penulis dapat menyelesaikan penyusunan Di Indonesia.
jurnal yang berjudul Gambaran Eritrosit KementerianKesehatan RI.
pada Sediaan Darah Tepi Pasien Malaria Di Menteri Kesehatan RI. 2013. Pedoman Tata
Puskesmas Sungai Pancur Batam Tahun Laksana Malaria dengan Rahmat
2016. Penulis menyadari jurnal ini tidak Tuhan yang Maha Esa Menteri
akan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Kesehatan RI. Jakarta
Penulis ucapkan terimakasih kepada Ketua Muliawan, Sylvia Y. 2010. Bakteri
STIKes Karimun Batam dan Puskesmas Intraseluler Obligat. Jakarta;
Sungai Pancur Batam yang sudah Erlangga
memfasililitasi penelitian ini, sehingga Paisal dan Liestiana Indriyati. 2014.
penulis dapat menyelesaikan jurnal ini. Gambaran Plasmodium Knowlesi
pada Manusia. Jurnal Buski:
DAFTAR PUSTAKA Epidemiologi dan Penyakit Dalam
Alimudiarnis. 2009. Manifestasi Klinisdan Bersumber BinatangVol. 5, No.2
Penatalaksanaan MalariaBerat. hal. 89
Subbagian Tropik InfeksiBagian Sembel, Dantje T. 2009. Entomologi
Penyakit Dalam RS M.Djamil Kedokteran. Yogyakarta; ANDI
Padang. 5 -14. Levi Silalahi. 2004. Penyakit infeksi pada
Depkes RI. 2004. Dipkes RI 2004 Pusat pediatric di
LABKES Dirjen Petunjuk indonesiahttp://www.tempointerakt
Pemerintahan Labor PKM. Jakarta if.com/hg/narasi/2004/03/26/nrs,20
Depkes RI. 2008. Pedoman 040326-07,id.html, 15 Juli 2007
Penatalaksanaan Kasus Malaria Di Soegijanto, Soegeng. 2004. Kumpulan
Indonesia Ditjen PP-PL. Jakarta Makalah Penyakit Tropis dan
Dinas Kesehatan Batam. 2010. Profil Infeksi di Indonesia. Jilid 1.
Kesehatan Batam. Kepri Surabaya. Airlangga University
Fitria. 2011. Medical Science Press
Malaria.Medicalfitria.blogspot.com Susilawati. 2013. Kadar Hemoglobin dan
Freund, Mathias. 2012. Heckner Atlas Densitas Parasit pada
Hematologi, Pratikum Hematologi PenderitaMalaria di Lombok
dengan Mikroskop. Jakarta; EGC Tengah. Jurnal JST kesehatan Vol.
Harijanto, Agung Nugroho dan Carta 3, No. 3
A.Gunawan. 2010. Malaria dari Sutanto I dan Ismid IS. 2008. Parasitologi
Molekuler ke Klinis. Jakarta; EGC KedokteranFakultas Kedokteran
Hasyim, Hamzah, Anita Camelia & Nur Universitas Indonesia. 189-212.
Alam Fajar. 2014. Determinan Widoyono. 2008. Penyakit Tropis,
Kejadian Malaria di Wilayah Epidemiologi, Penularan,
Endemis. Universitas Sriwijaya. Pencegahan & Pemberantasanya.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Jakarta; Erlangga
Nasional Vol. 8, No. 7 hal. 299.

Kopertis Wilayah X 231

Anda mungkin juga menyukai