PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi penggunaan yang benar dan baku
2. Mengidentifikasi penulisan kata yang benar sesuai dengan EYD
3. Untuk mengetahui ruang lingkup EYD
4. Untuk mengetahui revisi dari kesalahan penggunaan ejaan yang sesuai
dengan ejaan bahasa Indonesia
5. Untuk mengetahui ruang lingkup Ejaan
6. Untuk mengetahui perbedaan EYD dan EBI
7. Untuk mengetahui penggunaan EBI yang baik dan benar
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat menulis karya ilmiah dengan ejaan tanda baca yang benar.
2. Dapat menggunakan tanda baca yang sesuai dengan konteks kalimat yang
ada.
3. Dapat memahami penggunaan tanda baca untuk menulis sebuah karya
ilmiah yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, e, i, o, dan u.
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf :b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,
au, dan oi.
5. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan konsonan yaitu kh,
ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
1. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan
diantara kedua huruf vocal itu.
2. Jika di tengah ada kata huruf konsonan, termasuk gabungan huruf
konsonan, diantara dua buah huruf vocal, pemenggalan dilakukan sebelum
huruf konsonan.
3. Jika di tengah ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan
tidak pernah diceraikan.
4. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
kedua.
5. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami
perubahan betuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
6. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
dapat bergabung dengan unsur lain pemenggalan dapat dilakukan (1)
diantara unsur-unsur itu atau (2) pada gabungan itu sesuai dengan kaidah
1a, 1b, 1c, dan 1d di atas.
2.4 Penggunaan EYD yang Benar pada Penulisan Huruf dan Kata
1. Penggunaan Huruf Kapital
a. Jabatan tidak diikuti nama orang
Dalam butir 5 Pedoman EYD dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertamaunsure nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat. Contoh, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
Gubernur Jawa Barat, Profesor Jalaluddin Rakhmat, Sekretaris Jendral,
Departemen Pendidikan Nasional.Jabatan tidak diikuti nama orang tidak memakai
huruf kapital. Contoh, Menurut bupati,anggaran untuk pendidikan naik 25 % dari
tahun sebelumnya.
b. Huruf pertama nama bangsa
Dalam butir 7 dinyatakan, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama
nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Contoh, bangsa Indonesia, bahasa Inggris.
Ditegaskan, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa yang dipakai bentuk dasar kata turun. Contoh : ke-Sunda-
Sundaan,ke-Inggris-Inggrisan,ke-Batak-Batakan, meng Indonesiakan.Seharusnya
: kesunda-sundaan, keinggris- inggrisan, kebatak-batakan, mengindonesiakan.
c. Nama geografi sebagai nama jenis
Dalam butir 9 ditegaskan, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Contoh, berlayar
ke teluk, mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah tenggara, kacang bogor,
salak bali, pisang ambon, pepaya bangkok, nanas subang, tahu sumedang,
peuyeum bandung dan telur brebes.
d. Setiap unsur bentuk ulang sempurna
Dalam butir 11 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Contoh,
Perserikatan Bangsa-Bangsa, YayasanIlmu-Ilmu Sosial, Yayasan Ahli-Ahli Bedah
Plastik Jawa Barat, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Garis-
Garis Besar Haluan Negara.
e. Penulisan kata depan dan kata sambung
Dalam butir 12 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali
kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Biasanya dipakai pada penulisan judul cerpen, novel.
Contoh:
o Harimau Tua dan
o Ayam Centil,
o Hari-Hari Penantian dalam Gua Neraka,
o Kado untuk Setan,
o Taksi yang Menghilang.
2. Penulisan Huruf Miring
a. Penulisan nama buku
Pada butir 1 pedoman penulisan huruf miring ditegaskan, huruf miring
dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan. Contoh, Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah
Sunda Mangle, Surat KabarBandung Pos.
b. Penulisan penegasan kata dan penulisan bahasa asing
Butir 2 pedoman penulisan huruf miring menyatakan, huruf miring dalam
cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata. Contoh, boat modeling, aeromodeling, motorsport.
c. Penulisan kata ilmiah
Butir 3 pedoman penulisan huruf miring menegaskan, huruf miring dan
cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah dan ungkapan asing kecuali
yang telah disesuaikan ejaannya. Contoh, royal-purple amethyst, crysacola,
turqoisa, rhizopoda, lactobacillus, dsb.
3. Penulisan Kata Turunan
a. Gabungan kata dapat awalan akhiran
Butir 3 pedoman kata turunan menegaskan, jika bentuk dasar yang berupa
gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu
ditulis serangkai. Contoh, bertepuk tangan, garis bawahi, dilipatgandakan, sebar
luaskan.
b. Gabungan kata dalam kombinasi
Butir 4 pedoman penulisan kata turunan menyatakan, jika salah satu unsur
gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai. Contoh, antarkota, antarsiswa, antipornografi, antikekerasan, anti-
Amerika, audiovisual, demoralisasi, dwiwarna, dwibahasa, ekasila,
ekstrakulikuler, interkoneksi, intrakampus, multifungsi, pramuwisma, tunakarya,
tunarungu, prasejarah, pascapanen, tridaya, rekondisi.
4. Penulisan Kata Gabungan
a. Penulisan gabungan kata istilah khusus
Butir 2 pedoman penulisan gabungan kata mengingatkan, gabungan kata,
termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang
bersangkutan. Contoh;alat pandang- dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru,
mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami.
b. Penulisan gabungan kata serangkai
Butir 3 pedoman penulisan gabungan kata menegaskan, gabungan kata
berikut harus ditulis serangkai. Contoh, acapkali, adakalanya, akhirulkalam,
daripada, darmawisata, belasungkawa, dukacita, kacamata, kasatmata,
manakala, manasuka, matahari, olahraga, padahal, peribahasa, radioaktif,
saptamarga, saripati, sediakala, segitiga, sekalipun, sukacita, sukarela, sukaria,
titimangsa.
2.6 Penggunaan EYD yang benar pada pada singkatan dan akronim
1. Penulisan Singkatan
Pedoman EYD menegaskan, singkatan ialah bentuk yang dipendekkan
yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda
titik.
a. Penulisan singkatan umum tiga huruf
Pedoman EYD mengingatkan, singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf
atau lebih diikuti satu tanda titik. Kaidah bahasa jurnalistik dengan tegas melarang
pemakaian singkatan umum seperti ini dalam setiap karya jurnalistik seperti tajuk
renacana, pojok, artikel, kolom, surat pembaca, berita, teks foto, feature. Bahasa
jurnalistik juga dengan tegas melarang penggunaan singkatan jenis ini dalam judul
tajuk, artikel, surat pembaca, atau judul-judul berita.
b. Penulisan singkatan mata uang
Pedoman EYD menegaskan, lambang kimia, singkatan satuan ukuran ,
takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
2. Huruf konsonan
Ada 21 huruf konsonan yang terdiri dari
b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,w,x,y,dan z. Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran
akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan hambatan atau
halangan.biasa nya disebut dengan huruf mati maka harus digabungkan dengan
huruf vokal .
Contoh : m (masa)
3. Huruf diftong
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan
bunyi rangkap. Dalam Bahasa Indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi.
Contoh : Bangau, Pakai, Sengau, Perangai, dsb
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan
huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini
diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah
perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena
dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail.
Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan
benar.
Ejaan Bahasa Indonesia (disingkat EBI) adalah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang
Disempurnakan.Ejaan merupakan tata cara penulisan huruf, kata, dan kalimat
sesuai dengan standardisasi yang telah disepakati dalam kaedah Bahasa Indonesia.
Adapun yang menjadi alasan, sehingga dilakukan perubahan yaitu dampak
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, penggunaan bahasa Indonesia
dalam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun tulisan semakin luas.
Perubahan ejaan ini bukan berarti mengubah secara keseluruhan isi dari EYD.
3.2 Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti
halnya yang sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas
makalah ini, yaitu semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah
wawasan kita dan pemahaman kita mengenai pengguanaan tanda baca yang baik
dan benar yang tentu saja sesuai dengan EYD.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
http://ibnuhasansibuan.wordpress.com/2011/03/06sejarah-perkembangan-bahasa-
indonesia
https://www.academia.edu/9607279/EjaanBahasaIndonesiayangDisempurnakan
https://nurulhidayatullahb.wordpress.com/2013/12/15/ ejaan-yang-
disempurnakan/
https://anasunni.wordpress.com/2013/01/10/bahasa-indonesia pembentukan-kata/
http://ebi2016.blogspot.com/2016/11/ejaan-bahasa-indonesia.html
https://www.kompasiana.com/andisahtianijahrir/57e7e507bb22bd27098b456f/per
bedaan-eyd-dengan-ebi