PENDAHULUAN
Indonesia yang dapat menimbulkan kekurangan gizi berupa kalori dan protein,
serta kehilangan darah yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan
keaadaan ekonomi yang rendah didukung oleh iklim yang sesuai dengan
masalah status sosial ekonomi penduduk yang insidennya masih tinggi adalah
diperkirakan 500 juta – 1 milyar penduduk terinfeksi Ascaris, 700 – 900 juta
oleh infeksi satu atau lebih jenis cacing. Prevalensi penyakit kecacingan masih
tinggi terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis. Hal ini disebabkan telur
dan larva cacing dapat berkembang dengan baik di tanah yang basah dan hangat.
Organization (WHO) pada tahun 2016, lebih dari 1,5 milyar orang atau sekitar
sendiri. Cacing yang masuk dalam golongan STH yakni Ascaris lumbricoides,
didapatkan lebih dari 1,5 milyar atau 24% dari populasi penduduk di dunia
yang paling sering menderita penyakit kecacingan. Penelitian yang dilakukan oleh
telur STH adalah kelas I, II, dan III. Hal ini disebabkan anak-anak banyak
berinteraksi dengan tanah saat bermain. Selain itu, pengetahuan yang masih
kurang pada anak mengenai cara infeksi penyakit kecacingan adalah faktor dasar
penyakit kecacingan menjadi <20% pada tahun 2015. Namun, target tersebut
tahun 2015 adalah 28,12%. Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan terus
upaya untuk mengurangi penyakit kecacingan dengan cara minum obat cacing,
menurunkan prevalensi penyakit ini agar dapat meningkatkan mutu sumber daya
lingkungan, tubuh manusia, sosial dan budaya. Upaya dalam mengatasi kejadian
ada faktor-faktor lain yang berperan dalam menunjang penyakit ini, yaitu keadaan
2.1 DEFINISI
Tetapi dalam keadaan infeksi berat atau keadaan yang luar biasa, kecacingan
cenderung memberikan analisa keliru ke arah penyakit lain dan tidak jarang dapat
berakibat fatal. 7
Definisi infeksi kecacingan menurut WHO adalah infeksi satu atau lebih
cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. Diantara nematoda
usus ada sejumlah spesies yang penularannya melalui tanah atau biasa disebut
beriklim basah dimana hygiene dan sanitasinya buruk. Penyakit ini merupakan
dan ditemukan pada berbagai golongan usia . Nematoda adalah cacing yang tidak
hingga lebih dari satu meter. Nematoda usus biasanya matang dalam usus halus,
dimana sebagian besar cacing dewasa melekat dengan kait oral atau lempeng
pemotong. Cacing ini menyebabkan penyakit karena dapat menyebabkan darah,
2.2 ETIOLOGI
Indonesia golongan cacing ini yang amat penting dan menyebabkan masalah
Infeksi STH ditemukan tersering di daerah iklim hangat dan lembab yang
memiliki sanitasi dan hygiene buruk. STH hidup di usus dan telurnya akan keluar
melalui tinja hospes. Jika hospes defekasi di luar (taman, lapangan) atau jika tinja
mengandung telur dubuahi maka telur tersebut akan tersimpan dalam tanah. Telur
a. Morfologi
yang meruncing. Stadium dewasa hidup di rongga usus halus. Betina berukuran
dengan panjang 20-35 cm dan tebal 3-6 mm. Jantan lebih kecil, panjang 12-31 cm
dan tebal 2-4 mm dengan ujung melengkung, seperti yang ada pada gambar
terdiri atas telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Ukuran telur cacing dengan
Bentuk infektif ini bila tertelan manusia, akan menetas menjadi larva di usus
halus, larva tersebut menembus dinding usus menuju pembuluh darah atau saluran limfa
dan di alirkan ke jantung lalu mengikuti aliran darah ke paru-paru menembus dinding
pembuluh darah, lalu melalui dinding alveolus masuk rongga alveolus, kemudian naik ke
trachea melalui bronchiolus dan bronchus. Dari trachea larva menuju ke faring, sehingga
menimbulkan rangsangan batuk, kemudian tertelan masuk ke dalam esofagus lalu menuju
ke usus halus, tumbuh menjadi cacing dewasa. Proses tersebut memerlukan waktu kurang
B. Siklus hidup
larva, dan dewasa. Siklus ini biasanya membutuhkan fase di luar tubuh manusia
(hospes) dengan atau tanpa tuan rumah perantara. Telur cacing yang telah dibuahi
dan keluar bersama tinja penderita akan berkembang menjadi infektif jika terdapat
di tanah yang lembab dan suhu yang optimal dalam waktu kurang lebih 3 bulan.
yang infektif kedalam mulut bersamaan dengan makanan atau minuman yang
Telur infektif yang tertelan oleh manusia akan melewati lambung tanpa
terjadi kerusakan oleh asam lambung akibat proteksi yang tebal pada lapisan telur
tersebut dan akan menetas di dalam usus halus. Kemudian larvanya akan secara
aktif menembus dinding usus halus menuju vena porta hati dan pembuluh
kedalam kapiler paru yang hanya berukuran 0,01 mm maka kapiler tersebut akan
pecah dan larva akan masuk ke alveolus kemudian larva berganti kulit. Larva
tersebut akan ke alveoli lalu naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus setelah
dari kapiler paru. Selanjutnya mengarah ke faring dan terjadi refleks batuk hingga
tertelan untuk kedua kalinya sampai ke usus halus. Masa migrasi ini berlangsung
Hospes parasit ini adalah manusia, Cacing dewasa hidup di rongga usus halus
dengan giginya melekat pada mucosa usus. Cacing betina menghasilkan 9.000-
10.000butir telur sehari. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan
kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti huruf S atau C dan di dalam mulutnya
ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang adalah sebagai berikut, telur cacing akan
keluar bersama tinja, setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut menetas menjadi larva
rabditiform. Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi larva filariform yang
dapat menembus kulit dan dapat 13 bertahan hidup 7-8 minggu di tanah.. 10
b. Patofisiologi
Cacing tambang dapat berkembang secara optimal pada tanah berpasir yang
hangat dan lembab, telur di tanah tumbuh dan berkembang menjadi embrio dalam 24-48
jam pada suhu 23 sampai 30 °C dan menetas menjadi larva. Larva filaform yang
menembus kulit dapat menyebabkan ground itch. Setelah menembus kulit, larva ikut
masuk ke bronchus lalu ke trachea dan laring. Dari laring, larva ikut tertelan dan masuk
ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform
menembus kulit atau ikut tertelan bersama makanan . Tiap cacing N.americanus
0,08-0,34 cc. Pada infeksi kronik atau infeksi berat terjadi anemia hipokrom mikrositer.
Cacing tambang biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan berkurang dan
kognitif menurun. 10
5cm dan yang jantan sekitar 4 cm. Bagian anterior langsing seperti cambuk,
panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya
lebih gemuk, pada cacing betina bentuknya membulat tumpul. Pada cacing jantan
melingkar dan terdapat satu spikulum. Cacing dewasa hidup di kolon asendens dengan
bagian anteriorny masuk ke dalam mukosa usus. Satu ekor cacing betina dapat
10
menghasilkan telur sehari 3.000-5.000 butir.
semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna
kekuning-kuningan dan bagian di dalamnya jernih. Telur yang dibuahi dikeluarkan dari
hospes bersama tinja, telur menjadi matang (berisi larva dan infektif) dalam waktu 3–6
minggu di dalam tanah yang lembab dan teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva
b. Patofisiologi
Cara infeksi langsung terjadi bila telur yang matang tertelan oleh manusia
(hospes), kemudian larva akan keluar dari dinding telur dan masuk ke dalam usus halus
sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke kolon asendens
dan sekum. Masa pertumbuhan mulai tertelan sampai menjadi cacing dewasa betina dan
siap bertelur sekitar 30-90 hari.Trichuris trichiura berkembang pada tanah yang
terkontaminasi tinja, telur tumbuh dalam tanah liat yang lembab dan tanah dengan suhu
optimal ± 30oC. Cacing kemudian menetas menjadi larva dan masuk ke tubuh manusia
melalui oral. Cacing cambuk pada manusia terutama hidup di sekum dapat juga
ditemukan di dalam kolon asendens. Pada infeksi berat, terutama pada anak cacing ini
tersebar diseluruh kolon dan rektum, kadang-kadang terlihat pada mukosa rektum yang
memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus hingga terjadi trauma yang menimbulkan
iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat pelekatannya dapat menimbulkan
perdarahan. Disamping itu cacing ini menghisap darah hospesnya sehingga dapat
menyebabkan anemia. 10
Gambar 4. Pathway cacing Trichuris trichiura
BAB III
PENEGAKAN DIAGNOSA
a. Ascariasis
Gejala klinis yang timbul dari Ascariasis tergantung dari beratnya infeksi,
keadaan umum penderita, daya tahan, dan kerentanan penderita terhadap infeksi
cacing ini. Penderita Ascariasis tidak akan merasakan gejala dari infeksi ini
(asimptomatik) apabila jumlah cacing sekitar 10-20 ekor didalam tubuh manusia
sehingga baru dapat diketahui jika ada pemeriksaan tinja rutin ataupun keluarnya
cacing dewasa bersama dengan tinja. Gejala klinis yang timbul pada penderita
bervariasi, bisa dimulai dari gejala yang ringan seperti batuk sampai dengan yang
dan demam. Pada foto thorak penderita Ascariasis akan tampak infiltrat
dalam usus atau migrasi ke dalam lumen usus yang lain atau perforasi ke
nperhari dapat menyerap 2,8 gram karbohidrat dan 0,7 gram protein,
b. Ankilostomiasis
Gejala klinik karena infeksi cacing tambang antara lain lesu, tidak bergairah,
menurun, dan anemia (anemia hipokrom micrositer). Di samping itu juga terdapat
eosinophilia.3
c. Trichuriasis
Infeksi cacing cambuk yang ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis
yang jelas atau sama sekali tanpa gejala. Sedangkan infeksi cacing cambuk yang
berat dan menahun terutama pada anak menimbulkan gejala seperti diare,
rektum. Infeksi cacing cambuk yang berat juga sering disertai dengan infeksi
Pada anak dengan gejala kecacingan hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan
Perut kembung
Tanda-tanda anemia pada anak seperti konjungtiva anemis pada anak yang
Pucat
Colic intestinal
a. Pemeriksaan Feces
menemukan telur-telur cacing di dalam tinja tersebut. Jumlah telur juga dapat
Ascariasis
Telur per Gram Tinja (EPG), untuk infeksi sedang adalah 5.000-49.999 EPG, dan
Ankilostomiasis
Parasites Load cacing tambang untuk infeksi ringan adalah 1-1.999 EPG, untuk
infeksi sedang adalah 2.000-3.999 EPG, dan untuk infeksi berat adalah ≥4.000 EPG.3
Trichuriasis
Parasites Load Trichuris trichura untuk infeksi ringan adalah 1-999 EPG,
untuk infeksi sedang adalah 1.000-9.999 EPG, dan untuk infeksi berat adalah
≥10.000 EPG.3
PENATALAKSANAAN
masyarakat adalah Benzimidazole, Albendazole (dosis tunggal 400 mg, dan untuk
anak usia 12–24 bulan dikurangi menjadi 200 mg) atau Mebendazole (dosis
tunggal 500 mg) dapat juga diberikan Levamisole Atau Pyrantelpamoate. Anak
usia sekolah merupakan kelompok risiko tinggi untuk menderita infeksi STH
kognitif anak.
Bukan hanya anak usia sekolah yang memperoleh manfaat dari pemberian
pengobatan antelmintik, anak usia pra-sekolah (1–5 tahun) juga sangat rentan
kontributor utama terhadap anemia defisiensi zat besi pada anak-anak pra sekolah.
Ibu hamil di daerah endemik yang diberikan pengobatan satu atau dua kali selama
kehamilan terbukti dapat memperbaiki status anemia ibu dan berat lahir bayi serta
menurunkan angka kematian bayi pada 6 bulan pertama. Pada daerah di mana
5.1 Komplikasi
segera.
pankreas.
sebagainya.