PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan pemahaman tentang leukemia.
2. Untuk mengetahui manifestasi klinis dan etiologi dari leukemia.
3. Untuk memahami patofisiologi dari leukemia.
4. Untuk memahami asuhan keperawatan bagi pasien leukemia.
BAB II
LANDASAN TEORI
LEUKEMIA
A. Definisi
Leukimia adalah keganasan hematologic akibat proses neoplastik yang
disertai gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan
selinduk hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok (clone) sel
ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian leukimia beredar secara sistemik
(Bakta, 2006).
Leukimia adalah poliferasi sel luekosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat
menyebabkan anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian. (Soeparman
dan Sarwono W,2001)
Secara sederhana leukimia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel
dan tipe sel asal yaitu:
1. Leukimia akut
Leukimia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal
(blastosit) yang disertai dengan penyebaran organ-organ lain. Leukimia akut
memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan
meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
a) Leukimia limfositik (LLA)
b) Leukimia mielositik akut (LMA)
2. Leukimia kronik
Leukimia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan
hematologi.
a) Leukimia limfositik kronis (LLK)
b) Leukimia Granulositik/ mielositik kronik (LGK/LMK)
B. Etiologi.
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukimia, yaitu (sibuea,2009)
1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur
gen (Tcellleukimia-lhymohoma virus/HLTV).
2. Radiasi
3. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diet hystilbestrol
4. Faktor herediter, misalnya pada kembar mono zigot
5. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom
C. Patofisiologi
ALL meningkat dari sel batang limfoid tunggal dengan kematangan lemah
dan pengumpalan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya
dijumpai tingkat pengembangan limfoid yang berbeda dalam sumsum tulang,
mulai dari yang premature hingga hampir menjadi sel normal. Derajat
kematangannya merupakan petunjuk untuk menentukan atau meramalkan
kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi, ditemukan sel muda limfoblas dan
biasanya terdapat leukositosis, kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit
neutrophil sering kali rendah, demikian pula kadar haemoglobin dan trombosit.
Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blast
yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari stem sel pluripoten, kemudian
stem sel limfoid, pre-B, early B, SEL b intermedia, sel B matang, sel
plasmasitoid, dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari stem sel pluritopen,
berkembang menjadi stem sel limfoid, sel timosit imatur, cimmomthymosit,
timosit matur, serta menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T
supresor.Peningkatan produksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstra
medular sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan
hepatosplenomegali. Sakit tulang jugasering dijumpai. Juga timbul serangan pada
susunan saraf pusat, yaitu: sakit kepala, muntah-muntah, kejang, dan gangguan
penglihatan.
PATWHAY LEUKIMIA
D. Manifestasi Klinis Leukimia
1. Gejala-gejala umum dari leukimia
a. Demam-demam atau keringat waktu malam
b. Infeksi yang seringkali
c. Perasaan lemah atau lelah
d. Sakit kepala
e. Perdarahan dan mudah memar (gusi-gusi yang berdarah, tanda-tanda
keunguan pada kulit,atau titik merah yang kecil dibawah kulit.)
f. Nyeri pada tulang-tulang atau persendian.
g. Pembengkakan atau ketidakenakan pada perut (dari suatu pembesaran
limpa)
h. Pembengkakan nodus-nodus getah bening, terutama pada leher atau
ketiak.
2. Kehilangan berat badan
Gejala semacam ini bukanlah tanda-tanda yang pasti dari leukimia. Suatu
infeksi atau persoalan lain juga dapat menyebabkan gejala-gejala ini. Pada
tingkat-tingkat awal dari leukimia kronis, sel-sel leukimia berfungsi hampir secara
normal. Gejala-gejala mungkin tidak nampak untuk suatu waktu yang lama.
Dokter selalu temukan leukimia kronis sewaktu suatu checkup—sebelum ada
gejala apa saja. Ketika gejala-gejala nampak, umumnya ringan pada permulaan
dan memburuk secara berangsur-angsur.
3. Leukimia kronis berjalan secara pelan dengan perasaan kelelahan yang
bertahap.
Gejala –gejala lain meliputi:
a) Kehilangan berat badan secara bertahap
b) Nyeri pada tulang
c) Pendarahan di hidung
d) Ereksi lama yang tidak diinginkan (priapsin) pada pria.
e) Demam, mengacur keringat
f) Demam, keringat deras dan keringat pada malam hari
g) Kelenjar getah bening yang membengkak terutama pada leher, kunci
paha dan ketiak.
h) Mudah memar
i) Kekurangan energi
j) Nafas bertahan
4. Leukimia akut, berajalan secara tiba-tiba dan bisa menyebabkan seseorang
merasakan sakit yang sangat hanya dalam beberapa hari atau minggu.
Gejala-gejala antara lain:
a) Kulit pucat (karena animia)
b) Infeksi yang berulang-ulang,seperti sakit tenggorokan
c) Pendarahan abnormal yang keluar dari gusi dan kulit
d) Periode yang berat pada wanita.
e) Kehilangan nafsu makan.
f) Gejala-gejala seperti flu, antara lain kecapekan dan tidak enak badan.
g) Luka ditulang sendi.
h) Perdarahan hidung
i) Lebih mudah mendapat memar dari biasanya tnapa sebab yang jelas.
Kasus
An R datang ke RS dengan dibawah ibunya keluhan perdarahan. Hasil anamnesa
didapatkan bahwa klien mudah perdarahan dan darah sulit berhenti mengalir. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan RR 20x/menit, S 38,7 derajat celcius, N 80x/menit,
TD 120/80 mmHg. Klien tampak lemas dan pucat, bibir kering dan sianosis, akral
dingin dan sianosis, CRT 3 detik,. Keluarga mengatakan kakak An R pernah
menderita penyakit yang sama dan meninggal saat usia 1 tahun. Keluarga
berharap An R dapat disembuhkan.
A. Pengkajian
I. Identitas
a. Identitas anak
Nama anak : An. R
Umur : 3 tahun
Alamat : Jalan. Mangga
Tanggal lahir : Padangsidimpuan , 15 Oktober 2014
Tanggal masuk RS : 13 November 2018
Diagnosa medik : Leukimia
b. Penanggung jawab
Nama : Ny. R
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Jalan mangga
II. Alasan Masuk Rumah Sakit
a. Keluhan utama
Demam naik turun, os tidak bisa berjalan-jalan dan makin lama os tidak
bisa mengangkat badan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien nampak pucat, keadaan fisik lemah, kulit tampak pucat,
konjungtiva pucat, vital sign, pols: 90 x/I, RR: 26 x/I, suhu: 370C.
VI Aspek Psikososial
Menurut keluarga hubungan klien dengan saudara-saudaranya bagus, tidak ada
pertengkaran, tingkah laku klien di rumah mudah diatur, bila ada waktu senggang,
klien bermain mobil-mobilan dengan adiknya.
X. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal 02 Februari 2008
HB 8,5 gr% N: 12 – 14 gr%
LED 55 mm/jam N: < 20 mm / jam
Leukosit 5,3. 103 / mm3 N: 5.103 – 9.103 / mm3
Trombosit 40.103 / mm3 N: 15.103 – 45.103 / mm3
Hematokrit 26% N: 37 – 45%
Hitung jenis :
Eosingtil 1% N: 2 – 4 %
Rasifil 0,1% N: 0,5 – 1%
Neutrofil staf 2% N: 2 – 6%
Neutrofil segmen 75% N: 50 – 70%
Lymfosit 20% N: 20 – 40%
Monosit 2% N: 3 – 8%
Retikulosit 0,3% N: 0,8 – 1%
EKG : Interpretation :
Sinus tachycardia with short PR
NonSpecific ST and T wave abnormality
Abnormal EKG
Kesan : Intracardiac Normal, EF 69 %
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Leukosit imatur Resiko tinggi
Ibu px mengatakan anaknya meningkat terjadinya infeksi
lemas Leukosit normal
menurun
DO: ↓
Kulit pucat Daya tahan tubuh
Bibir pucat menurun
Leukosit 5,7.103/mm3 ↓
Keadaan fisik lemah Resiko tinggi infeksi
2 DS: - Proliferasi sel kanker Perubahan perfusi
↓ jaringan
DO: Trombositopenia
Kulit pucat
Hb 8,5 gr%
Trombosit 40.103/mm3
Conjungtiva pucat
HR: 96 x/I, RR: 26 x/i
3 DS: Infiltasi sel neoplasma Gangguan mobilitas
Ibu mengatakan anaknya ↓ fisik
lemah Kelemahan otot dan
anggota gerak
↓
DO: Kelemahan umum
Konjungtiva pucat ↓
Tubuh px tampak kurus Gangguan aktivitas
Kebutuhan aktivitas px
masih dibantu oleh keluarga
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan infiltrasi leukosit jaringan sistemik.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau
stomatitis.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan (nic) Intervensi (noc)
Keperawatan
1. Nyeri yang Pasien tidak mengalami Mandiri
berubungan dengan nyeri atau nyeri 1. Kaji karakteristik nyeri : Lokasi,
infiltrasi leukosit menurun sampai tingkat kualitas, frekuensi, dan durasi
jaringan sistemik yang dapat diterima 2. Tenangkan klien bahwa Anda
pasien dan setelah mengetahui nyeri yang
dilakukan tindakan dirasakannya adalah nyata dan
keperawatan nyeri akan bahwa Anda akan membantu
berkurang. klien dalam mengurangi nyeri
tersebut.
3. Kaji faktor lain yang menunjang
nyeri, keletihan, dan marah klien.
4. Berikan analgetik untuk
meningkatkan peredaran nyeri
optimal dalam batas resep dokter.
5. Kaji respon perilaku klien
terhadap nyeri dan pengalaman
nyeri.
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan klien, dokter,
dan tim kesehatan lain ketika
mengubah penatalaksanaan nyeri
diperlukan.
Edukasi
Ajarkan Klien strategi baru untuk
meredakan nyeri: distraksi
imajinasi, relaksasi, dan stimulasi
kutan
A:
Masalah belum teratasi
P:
R/T dilanjutkan
Tentukan faktor-faktor
yang berhubungan dengan
keadaan yang menyebabkan
penurunan perfusi jaringan
otak
Pantau tanda-tada vital
Berikan transfusi darah
Berikan oksigen tambahan
sesuai indikasi
A:
Infeksi tidak terjadi
P:
R/T dilanjutkan
Tempatkan px di kamar
khusus
Lakukan tindakan dengan
tehnik aseptik dan aseptik
yang tinggi
Lakukan kebersihan mulut
secara rutin
3 III 09.30 Mengajak px bercerita atau S:
berkomunikasi Anak R masih kelihatan
lemah
Membantu klie makan
O:
Membantu px dalam latihan Anak tampak pucat,
gerak secara perlahan-lahan konjungtiva pucat, bibir
pucat
A:
Masalah belum teratasi
P:
R/T dilanjutkan
Bantu anak R dalam
aktifitas sehari-hari
Evaluasi laporan
kelamahn, perhatikan ketidak
mampuan dalam beraktifitas
4 I Memantau tanda vital S:
14/11/2018 TD: - Anak mengatakan transfusi
09.00 HR: 96 x/i darah ada gunanya
RR: 26 x/i
T: 36,50C O:
Anak tampak tenang,
10.00 Membantu anak dalam konjungtiva pucat, HR: 96
belajar x/I, RR: 26 x/I, T: 36,50C
P:
R/T dilanjutkan
Pantau tanda vital
Beri O2 sesuai indikasi
Pantau infus
4.1 Kesimpulan
Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi
patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum
tulang dalam membentuk sel darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ
lain.
Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
factor predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya : sel darah putih yang
kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering,
kemudian karena radiasi, zat kimia, gangguan imunologik, virus dan factor
genetik.
Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka
kematian yang tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan
faktor yang memperburuk perjalanan penyakit ini.
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny. S adalah:
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)
2. Resiko perdarahan b.d trombositopenia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
faktor biologis (anoreksia)
4.2 Saran
Perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien agar
semangat menjalani hidup dan memberikan usaha maksimal untuk
mempertahankan hidup pasien, dan menganjurkan pasien maupun keluarga untuk
tidak putus asa terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi, serta
menganjurkan pasien untuk selalu mengikuti terapi yang dianjurkan. Perawat juga
harus memperhatikan personal hygiene pasien untuk mengurangi dampak
bertambah parahnya penyakit leukemia pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman.
2008.Nursing Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri :
Mosby Elsevier.
Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Geissler Doenges moorhouse, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta:
EGC.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008.
Nursing Outcomes Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby
Elsevier.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit.
Jakarta: EGC
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United
ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun Oleh :
Kelompok : 14
1. Harapan
2. Dewi Irma Suryani
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah keperawatan
dengan pokok bahasan “Pada anak dengan leukimia” . Makalah askep ini kami
susun untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan.
Kami sangat berharap setelah membaca dan mempelajari makalah ini
pembaca dan pengguna mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, terutama
tentang pengertian,penyebab,gejala yang di timbulkan serta perawatan dan
pengobatan dari BPH.
Mengingat dalam proses penyusunan makalah ini, kami merasa masih
sangat jauh dari sebuah kesempurnaan, baik itu dari segi pembahasan maupun
penggunaan kata-katanya. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca
khususnya dosen pembimbing sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Paru-Paru................................................................ 2
B. Fungsi Paru-Paru ...................................................................... 3
C. Bagian-Bagian Paru-Paru ......................................................... 3
D. Penyakit Paru-Paru ................................................................... 4
A. Kesimpulan .............................................................................. 11
B. Saran ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii