Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke
jaringan tubuh yang lain (Mansjoer, 2002). Penyakit ini merupakan penyakit
darah dan organ-organ yang disebabkan karna pertumbuhan yang subur atau
proliferasi sel-sel darah putih yang imatur sehingga mempengaruhi produksi sel-
sel darah merah lainnya.
Penyakit ini disebabkan terjadinya kerusakan pada tempat produksi sel
darah yaitu pada sum-sum tulang, dimana sum-sum tulang bekerja aktif dalam
memproduksi sel-sel darah tapi sel darah yang diproduksi adalah sel-sel darah
yang tidak normal sedangkan produksi sel-sel darah normal terhambat.
Untuk itu, diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan-pelayanan
kesehatan yang optimal sehingga dapat membantu meningkatkan kesehatan
pasien. Misalnya, memantau kondisi pasien dan juga menjauhkan pasien dari hal-
hal yang dapat membuat penyakit leukemia yang pasien derita bertambah parah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan leukemia?
2. Apa saja manifestasi klinis dan etiologi dari leukemia?
3. Apa patofisiologi dari leukemia?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan bagi pasien leukemia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan pemahaman tentang leukemia.
2. Untuk mengetahui manifestasi klinis dan etiologi dari leukemia.
3. Untuk memahami patofisiologi dari leukemia.
4. Untuk memahami asuhan keperawatan bagi pasien leukemia.
BAB II
LANDASAN TEORI
LEUKEMIA
A. Definisi
Leukimia adalah keganasan hematologic akibat proses neoplastik yang
disertai gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan
selinduk hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok (clone) sel
ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian leukimia beredar secara sistemik
(Bakta, 2006).
Leukimia adalah poliferasi sel luekosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat
menyebabkan anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian. (Soeparman
dan Sarwono W,2001)
Secara sederhana leukimia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel
dan tipe sel asal yaitu:
1. Leukimia akut
Leukimia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal
(blastosit) yang disertai dengan penyebaran organ-organ lain. Leukimia akut
memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan
meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
a) Leukimia limfositik (LLA)
b) Leukimia mielositik akut (LMA)
2. Leukimia kronik
Leukimia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan
hematologi.
a) Leukimia limfositik kronis (LLK)
b) Leukimia Granulositik/ mielositik kronik (LGK/LMK)
B. Etiologi.
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukimia, yaitu (sibuea,2009)
1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur
gen (Tcellleukimia-lhymohoma virus/HLTV).
2. Radiasi
3. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diet hystilbestrol
4. Faktor herediter, misalnya pada kembar mono zigot
5. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom

C. Patofisiologi
ALL meningkat dari sel batang limfoid tunggal dengan kematangan lemah
dan pengumpalan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya
dijumpai tingkat pengembangan limfoid yang berbeda dalam sumsum tulang,
mulai dari yang premature hingga hampir menjadi sel normal. Derajat
kematangannya merupakan petunjuk untuk menentukan atau meramalkan
kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi, ditemukan sel muda limfoblas dan
biasanya terdapat leukositosis, kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit
neutrophil sering kali rendah, demikian pula kadar haemoglobin dan trombosit.
Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blast
yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari stem sel pluripoten, kemudian
stem sel limfoid, pre-B, early B, SEL b intermedia, sel B matang, sel
plasmasitoid, dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari stem sel pluritopen,
berkembang menjadi stem sel limfoid, sel timosit imatur, cimmomthymosit,
timosit matur, serta menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T
supresor.Peningkatan produksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstra
medular sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan
hepatosplenomegali. Sakit tulang jugasering dijumpai. Juga timbul serangan pada
susunan saraf pusat, yaitu: sakit kepala, muntah-muntah, kejang, dan gangguan
penglihatan.
PATWHAY LEUKIMIA
D. Manifestasi Klinis Leukimia
1. Gejala-gejala umum dari leukimia
a. Demam-demam atau keringat waktu malam
b. Infeksi yang seringkali
c. Perasaan lemah atau lelah
d. Sakit kepala
e. Perdarahan dan mudah memar (gusi-gusi yang berdarah, tanda-tanda
keunguan pada kulit,atau titik merah yang kecil dibawah kulit.)
f. Nyeri pada tulang-tulang atau persendian.
g. Pembengkakan atau ketidakenakan pada perut (dari suatu pembesaran
limpa)
h. Pembengkakan nodus-nodus getah bening, terutama pada leher atau
ketiak.
2. Kehilangan berat badan
Gejala semacam ini bukanlah tanda-tanda yang pasti dari leukimia. Suatu
infeksi atau persoalan lain juga dapat menyebabkan gejala-gejala ini. Pada
tingkat-tingkat awal dari leukimia kronis, sel-sel leukimia berfungsi hampir secara
normal. Gejala-gejala mungkin tidak nampak untuk suatu waktu yang lama.
Dokter selalu temukan leukimia kronis sewaktu suatu checkup—sebelum ada
gejala apa saja. Ketika gejala-gejala nampak, umumnya ringan pada permulaan
dan memburuk secara berangsur-angsur.
3. Leukimia kronis berjalan secara pelan dengan perasaan kelelahan yang
bertahap.
Gejala –gejala lain meliputi:
a) Kehilangan berat badan secara bertahap
b) Nyeri pada tulang
c) Pendarahan di hidung
d) Ereksi lama yang tidak diinginkan (priapsin) pada pria.
e) Demam, mengacur keringat
f) Demam, keringat deras dan keringat pada malam hari
g) Kelenjar getah bening yang membengkak terutama pada leher, kunci
paha dan ketiak.
h) Mudah memar
i) Kekurangan energi
j) Nafas bertahan
4. Leukimia akut, berajalan secara tiba-tiba dan bisa menyebabkan seseorang
merasakan sakit yang sangat hanya dalam beberapa hari atau minggu.
Gejala-gejala antara lain:
a) Kulit pucat (karena animia)
b) Infeksi yang berulang-ulang,seperti sakit tenggorokan
c) Pendarahan abnormal yang keluar dari gusi dan kulit
d) Periode yang berat pada wanita.
e) Kehilangan nafsu makan.
f) Gejala-gejala seperti flu, antara lain kecapekan dan tidak enak badan.
g) Luka ditulang sendi.
h) Perdarahan hidung
i) Lebih mudah mendapat memar dari biasanya tnapa sebab yang jelas.

E. Pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium


1. Darah tepi : adanya pensitopenia yang kadang-kadang menyebabkan
gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala
patogonomik utk leukimia.
2. Sum-sum tulang :dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan
gambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis.
Sedangkan dari pemeriksaan.
3. Pemeriksaan lain:
a) Biopsi limpa
b) Kimia darah
c) Cairan cerebrospinal
d) Sitogenik
F. Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
a) Kemoterapi pada penderita LLA : pengobatan umumnya terjadi secara
bertahap, meskipun tidak semua fase yang digunakan untuk semua
orang.
b) Kemoterapi pada penderia LMA
Fase induksi : fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif,
bertujuan untuk mengeradikasi sel-sel leukimia secar maksimal sehingga
tercapai remisi komplit.
Fase konsolidasi: dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi.
c) Kemoterapi pada penderita LLK
Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena mementukan strategi
terapi dan progosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah
klasifikasi :
- Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sum-sum tulang.
- Stadium 1 : limfositosis dan limfadenopati
- Stadium 2 : limfositosis dan splenomegali/hepatomegali.
- Stadium 3 : limfositosis dan anemia ( Hb<11gr/dl)
- Stadium 4 : limfositosis dan trombositopenia
<100.000/mm3 dengan/tanpa gejala pembesaran hati, limpa,
kelenjar.
d) Kemoterapi pada penderita LGK/LMK
- Fase kronik : busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan
yang mampu menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu
yang lama.
- Fase akselerasi : sama dengan terapi leukemia akut, tetapirespon
sangat rendah.
2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
leukimia.
3. Transplantasi sumsum tulang
Dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak karena dosis
tinggi kemoterapi atau terapi radiasi.
4. Terapi suportif
Berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan penyakit
leukimia dan mengatasi efek samping obat.
G. Komplikasi Leukimia
Adapun komplikasi leukimia secara umum yaitu berupa:
1. Pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali)
yaitu kompensasi dari beban organ yang semakin berat kerjanya akibat
pemindahan proses pembentukan sel darah dari intameular (sumsum
tulang) ke ekstramedular (hati dan limpa).
2. Osteonekrosis yaitu suatu keadaan yang berpotensi melumpuhkan tulang
akibat dari komplikasi kombinasi kemoterapi berupa dosis tinggi steroid.
3. Thrombosis meningkat pada pasien dengan leukimia Limfoblas Akut dan
kejadian ini mungkin komplikasi dari bagian penatalaksanaan dengan
tubrukan prognostic negative.
Selain itu dari pengobatan leukimia menyebabkan beberapa komplikasi oral
maupun cranifacial.
Komplikasi pada oral
1. Masalah oral yang paling umum adalah peradangan pada membrane
mucucs pada mulut,infeksi dan penekanan terhadap pembentukan
leukosit, masalah dengan sensasi rasa; nyeri, mulut kering dan lemahnya
sistem imun.
2. Mucositis merupakan peradangan garis oral pada mulut berlanjut dengan
kemerahan, kehilangan epitel barier dan ulserasi.
3. Penurunan dramatis jumlah neutrofil yang melawan infeksi.sebagai
hasilnya, terjadi oral infeksi.
4. Infeksi jamur pada mukosa sering terjadi dan dapat menyebabkan sensasi
terbakar, distorsi rasa, dan masalah pengunyahan.
5. Infeksi virus terutama reaktivasi herpes simplex virus type 1 (HSV.1)
sangat serius karena dapat menyebabkan nyeri dan masalah cairan dan
nutrisi.
6. Perdarahan spontan pada oral yang disebabkan oleh sitotosik, induksi
obat, penurunan jumlah platet (thrombosytopenia).
Komplikasi Leukimia Granulositik Kronik (LGK)
1. Kelelahan (fatigue)
2. Pendarahan ( Bleeding)
3. Rasa sakit (Pain)
4. Pembesaran Limpa (splenomegali)
5. Stroke atau Clotting yang berlebihan (Excess Clotting)
6. Infeksi
7. Kematian.
Komplikasi NonLimfositik Akut
Ada tiga komplikasi ANLL yang perlu disebutkan:
1. Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC): dapat terjadi pada semua
subtype ANLL tetapi terutama sering pada subtype M3 dan M5.
2. Leukostasis (penggumpalan Leukosit intravaskuler) jarang terjadi kecuali
jika jumlah leukosit lebih dari 200.000/mm3 . Mieloblas berukuran lebih
besar dan lebih lengket dari pada kasus leukimia limfoblastik akut. Organ
yang paling sering terkena adalah otak dan paru. Dapat terjadi perdarahan
system saraf pusat atau stroke. Terkenanya paru dapat bermanifestasi
sebagai Takipnea dan pasien memerlukan oksigen tambahan.
3. Sindrom lisis tumor.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Kasus
An R datang ke RS dengan dibawah ibunya keluhan perdarahan. Hasil anamnesa
didapatkan bahwa klien mudah perdarahan dan darah sulit berhenti mengalir. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan RR 20x/menit, S 38,7 derajat celcius, N 80x/menit,
TD 120/80 mmHg. Klien tampak lemas dan pucat, bibir kering dan sianosis, akral
dingin dan sianosis, CRT 3 detik,. Keluarga mengatakan kakak An R pernah
menderita penyakit yang sama dan meninggal saat usia 1 tahun. Keluarga
berharap An R dapat disembuhkan.

A. Pengkajian
I. Identitas
a. Identitas anak
Nama anak : An. R
Umur : 3 tahun
Alamat : Jalan. Mangga
Tanggal lahir : Padangsidimpuan , 15 Oktober 2014
Tanggal masuk RS : 13 November 2018
Diagnosa medik : Leukimia

b. Penanggung jawab
Nama : Ny. R
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Jalan mangga
II. Alasan Masuk Rumah Sakit
a. Keluhan utama
Demam naik turun, os tidak bisa berjalan-jalan dan makin lama os tidak
bisa mengangkat badan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien nampak pucat, keadaan fisik lemah, kulit tampak pucat,
konjungtiva pucat, vital sign, pols: 90 x/I, RR: 26 x/I, suhu: 370C.

II. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Pada masa dalam kandungan pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh
bidan. Ibu mendapat obat penambah darah dan ibu tidak pernah
mengalami sakit pada waktu hamil, hanya mual-mual, muntah. Pada waktu
trimester I, ibu mendapat suntikan imunisasi TT 2 kali.
Ibu melahirkan di Rumah Bersalin, ditolong oleh bidan, dengan partus
spontan setelah bayi lahir, tangisannya kuat dan lancar seperti biasa bayi
cukup bulan ( 9 bulan) BB lahir: 2,8 kg, PB: 50 cm dan bayi tidak ada
kelainan bawaan.
Semenjak lahir, pasien tidak mengalami sakit, hanya demam setelah
mendapat Imunisasi seperti Campak..
IV Riwayat Imunisasi
No Imunisasi Umur Tanggal pemberian Reaksi
1 BCG 1,5 bulan - Eritema
2 DPT 1 3 bulan - -
DPT 2 5 bulan - Demam
DPT 3 7 bulan - -
3 Polio 1 4 bulan - -
Polio 2 6 bulan - -
Polio 3 8 bulan - -
Polio 4 12 bulan - -
4 Hepatitis B Bayi baru lahir - -
5 Campak 6 bulan - Demam
V. Riwayat Tumbuh Kembang
Motorik
a. Kasar
Dapat naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai
bisa bersepeda roda dua.
b. Halus
Menggambar lingkaran, mencuci tangan sendiri.
Kognitif
Anak mulai memahami waktu dan berorientasi dengan waktu mis: tahu waktu
bermain, tidur dan lain-lain.

VI Aspek Psikososial
Menurut keluarga hubungan klien dengan saudara-saudaranya bagus, tidak ada
pertengkaran, tingkah laku klien di rumah mudah diatur, bila ada waktu senggang,
klien bermain mobil-mobilan dengan adiknya.

VII Kebutuhan Spiritual


Anak masih diajari orang tuanya berdoa menurut kepercayaannya, waktu mau
makan dan mau tidur. Anak menganut agama Islam.

VIII Pengetahuan Orang Tua Tentang Kondisi Anak


Pengetahuan orang tua tentang penyakit yang diderita anak sebelum masuk
Rumah Sakit orang tua tidak mengetahui tentang penyakit yang diderita anaknya.
Tetapi sesudah masuk ke RS dan mendapatkan pelayanan dari tim medis orang
tua anak sudah mengetahui penyakit yang diderita anaknya karena sudah
mendapatkan penjelasan dari tim dokter dan perawat ruangan.
IX. Pemeriksaan fisik
Tanggal 4 Februari 2008
a. Keadaan umum
Keadaan anak lemah
HR: 96 x/i
RR: 26 x/i
Temp: 37,30C
b. Keadaan gizi
Anak makan dengan diit dari Rumah Sakit NGT terpasang.
c. TB: 95 cm
BB: 12 kg
d. Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tonus baik dan tidak ada oedem.
e. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut kurag bersih, warna rambut hitam dan lurus,
keadaan rambut lemas, bentuk ubun-ubun datang.
f. Mata
Bentuk simetris, gerakan bola mata sering dengan kelopak mata, konjungtiva
pucat, kornea jernih, sklera putih.
g. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada kelainan, tidak dijumpai polip dan tidak dijumpai
peradangan dan pendarahan.
h. Telinga
Bentuk simetris, serumen dalam batas normal, fungsi pendengaran baik.
i. Mulut
Bentuk simetris, bibir pucat, sudut bibir pecah-pecah.
j. Gigi
Jenis gigi susu, banyaknya 23 buah, kebersihan kurang.
k. Tenggorokan
Keadaan tonsil normal.
l. Leher
Tidak ada pembersaran kelenjar getah bening.
m. Thorax dan paru-paru
Bentuk dada simetris, irama pernafasan reguler, frekuensi 26 x/I, bunyi nafas
vesikuler.
n. Jantung
Irama jantung reguler, denyut jantung 96 x/i.
o. Abdomen
Bentuk simetris, bising usus normal dengan bayi peristaltik, umbilikus normal.
p. Genetalia
Bentuk normal.
q. Ekstremitas superior
Bentuk Simetris, jari-jari 10, warna kuku pucat.
r. Ekstremitas inferior
Bentuk simetris, jari-jari 10, gaya berjalan lambat.

X. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal 02 Februari 2008
HB 8,5 gr% N: 12 – 14 gr%
LED 55 mm/jam N: < 20 mm / jam
Leukosit 5,3. 103 / mm3 N: 5.103 – 9.103 / mm3
Trombosit 40.103 / mm3 N: 15.103 – 45.103 / mm3
Hematokrit 26% N: 37 – 45%
Hitung jenis :
Eosingtil 1% N: 2 – 4 %
Rasifil 0,1% N: 0,5 – 1%
Neutrofil staf 2% N: 2 – 6%
Neutrofil segmen 75% N: 50 – 70%
Lymfosit 20% N: 20 – 40%
Monosit 2% N: 3 – 8%
Retikulosit 0,3% N: 0,8 – 1%

EKG : Interpretation :
Sinus tachycardia with short PR
NonSpecific ST and T wave abnormality
Abnormal EKG
Kesan : Intracardiac Normal, EF 69 %

Ekokardiograf : Katub Mitral : Sinus Solitus AV – VA Confidance


Katub Aorta : Normal
Katub Trikuspidalis : Balanced Ventricles
Katup Pulmonal : VSD (-) ASD (-) PDA (-)
Kesan : Intracardiac Normal
BMP : Hb : 8,7 gr%
Leukosit : 3,20 /Ul
Trombosit : 435000/Ul
Metamielesit :8%
Batang Netrofil : 21 %
Segmen Netrofil : 16%
Eritrosit Basofil : 3 %
Eritrosit Polilkromatofil : 36%
Limfosit : 72%
Sel Atipik : 4%
Sediaan sumsum tulang : Normoseluler, pengecetan cukup
Granulopoiesis : Hipoplasia
Eritropoiesis : Relatif Hiperaktif
Perbandingan M/E : 1 : 1,5
Limfopoiesis : Aktif, ditemukan kelompokan jaringan ikat,
retikulum, lemak
Sistem retikoloendotel : Aktif
Megakariosit : Aktif, banyak bentuk muda
Kesimpulan : Sumsum tulag menunjukkan Hipoplasia, semua
sistem dengan sistem Eritropoltik Relatif Hiperaktif ( Serum ALL Remisi ).
XII. Therapi
Cotrimovazole : 2 x 120 mg
Dexamethason : 3 x 400 mg
Diet MB 1100 Kalori engan 20 gram protein
Fisiotherapy
Inj. B12 : 2cc/ 12 jam
Inj Leucoverin : 8,85 mg / 6 jam
Infus Dextrose 5% dan Nacl 0,45% : 40 gtt/i
O2 : 1 – 2 l/m ( K/P )

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Leukosit imatur Resiko tinggi
Ibu px mengatakan anaknya meningkat terjadinya infeksi
lemas Leukosit normal
menurun
DO: ↓
Kulit pucat Daya tahan tubuh
Bibir pucat menurun
Leukosit 5,7.103/mm3 ↓
Keadaan fisik lemah Resiko tinggi infeksi
2 DS: - Proliferasi sel kanker Perubahan perfusi
↓ jaringan
DO: Trombositopenia
Kulit pucat
Hb 8,5 gr%
Trombosit 40.103/mm3
Conjungtiva pucat
HR: 96 x/I, RR: 26 x/i
3 DS: Infiltasi sel neoplasma Gangguan mobilitas
Ibu mengatakan anaknya ↓ fisik
lemah Kelemahan otot dan
anggota gerak

DO: Kelemahan umum
Konjungtiva pucat ↓
Tubuh px tampak kurus Gangguan aktivitas
Kebutuhan aktivitas px
masih dibantu oleh keluarga
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan infiltrasi leukosit jaringan sistemik.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau
stomatitis.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan (nic) Intervensi (noc)
Keperawatan
1. Nyeri yang Pasien tidak mengalami Mandiri
berubungan dengan nyeri atau nyeri 1. Kaji karakteristik nyeri : Lokasi,
infiltrasi leukosit menurun sampai tingkat kualitas, frekuensi, dan durasi
jaringan sistemik yang dapat diterima 2. Tenangkan klien bahwa Anda
pasien dan setelah mengetahui nyeri yang
dilakukan tindakan dirasakannya adalah nyata dan
keperawatan nyeri akan bahwa Anda akan membantu
berkurang. klien dalam mengurangi nyeri
tersebut.
3. Kaji faktor lain yang menunjang
nyeri, keletihan, dan marah klien.
4. Berikan analgetik untuk
meningkatkan peredaran nyeri
optimal dalam batas resep dokter.
5. Kaji respon perilaku klien
terhadap nyeri dan pengalaman
nyeri.
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan klien, dokter,
dan tim kesehatan lain ketika
mengubah penatalaksanaan nyeri
diperlukan.
Edukasi
Ajarkan Klien strategi baru untuk
meredakan nyeri: distraksi
imajinasi, relaksasi, dan stimulasi
kutan

2. Perubahan nutrisi Mengurangi mual, Mandiri


kurang dari muntah sebelum, 1. Sesuaikan diet sebelum dan
kebutuhan tubuh selama, dan sesudah sesudah pemberian obat sesuai
yang berhubungan pemberian dengan kesukaan dan toleransi
dengan anoreksia, kemoterapi, dan klien.
malaise, mual dan pasien mendapatkan 2. Cegah pandangan, bau, dan
muntah, efek nutrisi yang adekuat bunyi-bunyi yang tidak
samping kemoterapi menyenangkan di lingkungan.
dan atau stomatitis 3. Gunakan distraksi, relaksasi, dan
imajinasi sebelum dan sesudah
kemoterapi.
4. Pastikan hidrasi cairan yang
adekuat sebelum, selama, dan
sesudah pemberian obat. Kaji
intake dan output cairan.
5. Berikan tindakan pereda nyeri
jika diperlukan.
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan dokter dengan
pemeberian antiemetic, sedative,
dan kortikosteroid sesuai dengan
resep.
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang di butuhkan
klien.
Edukasi
1. Ajarkan pada klien bagaimana
cara membuat catatan makanan
harian

Implementasi Dan Evaluasi


No Dx Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
1 I 13/11/2018 Memantau tanda-tanda vital S:
09.00 TD: - Ibu mengatakan anak sudah
HR: 96 x/i mulai lincah
RR: 28 x/i
T: 36,80C O:
Kulit anak pucat
Konjungtiva pucat
Hb: 8,5 gr%

A:
Masalah belum teratasi

P:
R/T dilanjutkan
Tentukan faktor-faktor
yang berhubungan dengan
keadaan yang menyebabkan
penurunan perfusi jaringan
otak
Pantau tanda-tada vital
Berikan transfusi darah
Berikan oksigen tambahan
sesuai indikasi

2 II 11.00 Memasang infus dengan S:


tehnik aseptik Anak mengatakan lemah
badannya
18.00 Memberikan diet M I
Memberi injeksi O:
Anak pucat, diet habis ¾
porsi, Hb: 8,5 gr%, leukosit
5,7.103/mm

A:
Infeksi tidak terjadi

P:
R/T dilanjutkan
Tempatkan px di kamar
khusus
Lakukan tindakan dengan
tehnik aseptik dan aseptik
yang tinggi
Lakukan kebersihan mulut
secara rutin
3 III 09.30 Mengajak px bercerita atau S:
berkomunikasi Anak R masih kelihatan
lemah
Membantu klie makan
O:
Membantu px dalam latihan Anak tampak pucat,
gerak secara perlahan-lahan konjungtiva pucat, bibir
pucat
A:
Masalah belum teratasi

P:
R/T dilanjutkan
Bantu anak R dalam
aktifitas sehari-hari
Evaluasi laporan
kelamahn, perhatikan ketidak
mampuan dalam beraktifitas
4 I Memantau tanda vital S:
14/11/2018 TD: - Anak mengatakan transfusi
09.00 HR: 96 x/i darah ada gunanya
RR: 26 x/i
T: 36,50C O:
Anak tampak tenang,
10.00 Membantu anak dalam konjungtiva pucat, HR: 96
belajar x/I, RR: 26 x/I, T: 36,50C

11.00 Membantu anak dalam A:


makan buah Masalah belum teratasi

P:
R/T dilanjutkan
Pantau tanda vital
Beri O2 sesuai indikasi
Pantau infus

5 II 09.00 Perawatan infus S:


Anak senang dalam
12.00 Memberi Diet M I membersihkan gigi

18.00 Memberi injeksi O:


Diet habis, gigi bersih
19.00 Membersihkan gigi klien
A:
21.00 Mengingat anak dalam Infeksi tidak terjadi
kebersihan diri
Menjelaskan kepada anak P:
dan keluarga dalam R/T dilanjutkan
kebersihan diri Pasien ditempatkan di
kamar isolasi
Lakukan tindakan dengan
tehnik septik dan aseptik
Lakukan kebersihan mulut
6 III 09.30 Mengajak px dalam bercerita S:
tentang penyakitnya Anak bertanya tentang
penyakit yang dideritanya
12.30 Membantu klien dalam BAK
O:
14.30 Mendemonstrasikan latihan Anak paham dalam latihan
moblisasi mobilisasi. Diet habis sesuai
dengan porsi yang
18.00 Memberikan diet M I disediakan

20.00 Membantu anak dalam BAB A:


Masalah belum teratasi
21.00 Mengajari anak dalam P:
berdoa sebelum tidur R/T dilanjutkan
Bantu anak dalam
7 I 15/11/2018 Memantau tanda vital S:
09.00 TD: - Anak mengatakan sakit pada
HR: 94 x/i bagian tangan kiri (bagian
RR: 26 x/i daerah infus)
10.00 T: 36,50C
O:
Membantu anak dalam Bengkak di daerah infus
12.00 bermain
A:
13.00 Memberi diet M I Masalah belum teratasi

Mengambil spesimen darah P:


14.00 arteri 3 cc Pantau vital sign
Pasang infus dalam
18.00 Perawatan infus pemenuhan elektrolit dan
cairan
Mengoff infus
8 II 09.00 Observasi pasien dalam S:
ruangan Anak mengatakan akan
mulai belajar membersihkan
10.30 Pemberian injeksi diri secara mandiri

11.00 Bantu pasien dalam O:


perawatan gigi Anak berminat dalam latihan
kebersihan diri
13.30 Memberikan penjelasan
kepada anak cara-cara A:
membersihkan diri Masalah tidak terjadi

16.00 Membantu pasien dalam P:


mandi dan menggosok gigi R/T dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi
patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum
tulang dalam membentuk sel darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ
lain.
Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
factor predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya : sel darah putih yang
kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering,
kemudian karena radiasi, zat kimia, gangguan imunologik, virus dan factor
genetik.
Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka
kematian yang tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan
faktor yang memperburuk perjalanan penyakit ini.
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny. S adalah:
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)
2. Resiko perdarahan b.d trombositopenia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
faktor biologis (anoreksia)

4.2 Saran
Perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien agar
semangat menjalani hidup dan memberikan usaha maksimal untuk
mempertahankan hidup pasien, dan menganjurkan pasien maupun keluarga untuk
tidak putus asa terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi, serta
menganjurkan pasien untuk selalu mengikuti terapi yang dianjurkan. Perawat juga
harus memperhatikan personal hygiene pasien untuk mengurangi dampak
bertambah parahnya penyakit leukemia pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman.
2008.Nursing Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri :
Mosby Elsevier.
Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Geissler Doenges moorhouse, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta:
EGC.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008.
Nursing Outcomes Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby
Elsevier.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit.
Jakarta: EGC
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN LEUKIMIA

Disusun Oleh :

Kelompok : 14

1. Harapan
2. Dewi Irma Suryani

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AUFA ROYHAN
PADANG SIDIMPUAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah keperawatan
dengan pokok bahasan “Pada anak dengan leukimia” . Makalah askep ini kami
susun untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan.
Kami sangat berharap setelah membaca dan mempelajari makalah ini
pembaca dan pengguna mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, terutama
tentang pengertian,penyebab,gejala yang di timbulkan serta perawatan dan
pengobatan dari BPH.
Mengingat dalam proses penyusunan makalah ini, kami merasa masih
sangat jauh dari sebuah kesempurnaan, baik itu dari segi pembahasan maupun
penggunaan kata-katanya. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca
khususnya dosen pembimbing sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Padangsidimpuan, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Paru-Paru................................................................ 2
B. Fungsi Paru-Paru ...................................................................... 3
C. Bagian-Bagian Paru-Paru ......................................................... 3
D. Penyakit Paru-Paru ................................................................... 4

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 11
B. Saran ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii

Anda mungkin juga menyukai