Anda di halaman 1dari 10

POTENSI PENGGUNAAN DAN PENGOLAHAN AIR LAUT

APA ITU AIR LAUT ??

Air laut ialah air dari laut atau samudera, air laut mempunyai kadar garam yang rata-rata 3,5%. Yang
artinya dalam 1 liter ( 1000 ml ) air laut terdapat 35 gram garam ( terutama, namun tidak semuanya
garam dapur/NaCI ). Meskipun kebanyakan air laut didunia memiliki kadar garam sekitar 3,5% air laut
juga berbeda-beda kandungan garamnya.

Air laut mempunyai kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalam
batu-batuan dan tanah. Contoh : natrium, kalium, kalsium dan lain-lain. Bila air sungai mengalir ke
lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga bisa menghasilkan garam
terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam, air
tawar lebih ringan dari asin.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

potensi/po·ten·si/ /poténsi/ n kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan;


kekuatan; kesanggupan; daya;

Potensi Air Laut :

1. Sumber pembangkit tenaga listrik

2. Desalinasi

Desalinasi (mengubah air laut menjadi air tawar)

Proses pengolahan air laut menjadi air tawar lebih dikenal dengan istilah Desalinasi. Yaitu mengurangi
kadar garam yang terkandung pada air laut sampai pada level tertentu sehingga air laut tersebut layak
untuk dipergunakan seperti halnya air tawar.

Sebagaimana diketahui, air laut adalah sumber air terbesar di muka bumi sementara air tawar yang
tersedia dianggap akan semakin berkurang seiring berkembangnya populasi manusia.

Proses produksi air bersih dengan metode desalinasi dilakukan melalui beberapa tahapan,
meliputi: pengambilan air laut, pengolahan awal air laut, proses pemisahan garam, dan
pengolahan akhir.
Pengambilan air laut

Tahapan paling awal dalam proses desalinasi adalah pengambilan air laut sebagai bahan baku
proses. Metode yang umum dilakukan adalah dengan pemasangan pipa kearah laut hingga jarak
beberapa kilometer dari pantai. Hal ini dilakukan untuk memperoleh air laut dengan kualitas
baik yang terhindar dari pergerakan sedimen permukaan yang umumnya terjadi pada laut
kedalaman dangkal. Laju alir pengambilan air laut dilakukan secara lambat untuk mencegah
masuknya biota laut ke dalam pipa.

metode pengambilan air laut dengan pipa

Quote:

metode pengambilan air laut dengan pipa

Metode diatas menjadi pilihan utama karena kemudahan pemasangan sistem. Namun, dalam
hal kinerja, teknik tersebut sangat sensitif dengan perubahan kondisi air laut yang terjadi seiring
dengan perubahan musim dan iklim. Pencegahan biota laut untuk masuk ke dalam sistem juga
tidak seefektif yang diharapkan.
Quote:
pengambilan air laut dengan beach well - dari www.scwd2desal.orgpengambilan air laut
dengan beach well – dari http://www.scwd2desal.org

Metode alternatif yang sedang ramai diperbincangkan adalah dengan memanfaatkan kondisi
geologi lokal pantai untuk menyaring air laut dengan sistem sumur (beach wells). Dengan
metode ini, air laut diekstraksi dari lapisan bawah permukaan (subsurface) pantai. Selain itu,
teknologi yang sedang dikembangkan adalah tipe gallery dengan struktur menyerupai
penyaringan pasir yang dipasang di permukaan bawah laut (seabed) untuk mendapatkan bahan
baku dengan kualitas tinggi. Metode-metode diatas tercakup dalam sistem subsurface intake.

Quote:

pengambilan air laut dengan gallery - dari www.scwd2desal.orgpengambilan air laut dengan
gallery – dari http://www.scwd2desal.org
Pengolahan awal
Pengolahan awal bertujuan untuk mengkondisikan bahan baku, dalam hal kandungan pengotor,
agar ramah bagi proses utama desalinasi. Pengotor yang biasa terkandung dalam air laut
mencakup makromolekul (pasir dan biota laut termasuk ikan, alga dll.) dan mikromolekul
(unsur penyebab sedimentasi, kristalisasi dan fouling). Teknik yang dilakukan pada umumnya
mencakup koagulasi-flokulasi-sedimentasi (coagulation-flocculation-sedimentation),
membrane tekanan rendah (low pressure membrane), penyaringan dengan media (media filter)
dan catridge filter.
Quote:

contoh rangkaian proses pengolahan awal - dari www.wateronline.comcontoh rangkaian


proses pengolahan awal – dari http://www.wateronline.com

Proses pengolahan awal menjadi kunci penting lancarnya proses desalinasi karena menentukan
stabilitas dan kinerja proses dengan semakin tingginya kualitas air umpan. Dari segi ekonomi,
proses pengolahan awal terhitung hampir mencapai 30% dari keseluruhan biaya proses.
Penghematan biaya dalam proses pengolahan awal sangat mungkin dilakukan dengan aplikasi
alternatif pengambilan air laut seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dengan bahan baku yang
kualitasnya lebih baik saat, proses pengolahan awal akan lebih ringan sehingga mengurangi
konsumsi bahan kimia proses serta mengurangi jumlah peralatan proses dan pada akhirnya
menurunan biaya operasional serta meningkatkan performa dan stabilitas proses.
Proses Inti
Pada tahapan ini, bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal akan mengalami proses
penyisihan garam sehingga menghasilkan air bersih. Berdasarkan teknik pemisahan garamnya,
proses desalinasi dikategorikan menjadi dua: berbasis panas dan berbasis membran.

Pada proses berbasis panas, bahan baku dikondisikan mendidih pada tekanan rendah sehingga
menghasilkan uap air pada temperatur rendah. Pada proses ini, hanya air saja yang mengalami
penguapan, sehingga setelah pengumpulan dan pengkondensasian uap, akan dihasilkan air
bersih tanpa garam dan pengotor. Multistage flash distillation dan multi effect distillation
adalah contoh teknologi desalinasi dengan berbasis panas.
Quote:

skema pemisahan air laut berbasis panas - dari www.roplant.orgskema pemisahan air laut
berbasis panas – dari http://www.roplant.org

Berbeda halnya pada proses diatas yang menggunakan energi panas untuk pemisahan garam
dari air laut, teknologi membran menggunakan energi tekanan. Membran adalah istilah umum
untuk saringan tipis yang memfasilitasi pemisahan secara selektif – hanya bahan-bahan tertentu
yang dapat dilewatkan dan ditahan oleh membran ini. Tipe membran yang digunakan sangat
bergantung pada aplikasi. Khusus untuk desalinasi, digunakan reverse osmosis (RO)
membrane dengan karakter tak berpori yang mampu melakukan pemisahaan pada level ion,
termasuk garam dengang komposisi utama ion natrium dan klorida.
Quote:
proses pemisahan dengan berbagai tipe membran - dari www.intechopen.comproses
pemisahan dengan berbagai tipe membran – dari http://www.intechopen.com

Penyaringan dengan membran RO dilakukan dengan cara menekan bahan baku air laut pada
permukaan membran sehingga melewatkan air murni pada sisi produk, sementara menahan
kandungan garam dan pengotor lainnya ke aliran buangan. Produk air yang dihasilkan sangat
murni dengan konsentrasi ion yang sangat rendah.

Pengolahan akhir
Kondisi air murni dengan konsentrasi ion rendah dalam produk desalinasi perlu disesuaikan
agar nyaman saat dikonsumsi dan tidak merusak pipa distribusi. Untuk konsumsi, air murni
tidak berasa, perlu adanya penambahan mineral supaya rasanya sesuai dengan kualitas air
minum: rasa menyegarkan dari air berasal dari kandungan mineral. Kandungan ion yang
minimal dapat memicu proses korosi pada pipa distribusi karena kecenderungan pengikatan
ion-ion metal pipa agar keseimbangan kimia air tercapai. Pada tahapan akhir penambahan
mineral dilakukan pada aliran produk sehingga dihasilkan produk air bersih dengan kualitas air
minum.
Proses desalinasi air laut hingga saat ini terus berkembang di seluruh dunia untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dan mengentaskan permasalahan krisis air. Kegiatan penelitian sangat
intensif dilakukan dan menyeluruh pada setiap tahapan proses untuk menjadikan proses ini
lebih ramah lingkungan, hemat energi dan murah. Proses ini juga cocok untuk
diimplementasikan di Indonesia yang merupakan negara maritime dengan garis pantai yang
panjang. Studi mengenai energi yang berujung pada kelayakan ekonomi perlu di lakukan lebih
lanjut pada implementasi proses ini.
Ada beberapa proses dalam desalinasi ini, namun yang banyak untuk saat ini hanya ada dua, yaitu:

1. Multistage Flash Distillation System

Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem distilasi biasa, yaitu air laut dipanaskan untuk
menguapkan air laut dan kemudian uap air yang dihasilkan dikondensasi untuk memperoleh air
tawar yang ditampung di tempat terpisah sebagai hasil dari proses distilasi dan dikenal sebagai air
distilasi, seperti gambar berikut.

Pada sistem distilasi bertingkat (Multistage Flash Distillation System), air laut dipanaskan berulang-
ulang pada setiap tingkat distilasi dimana tekanan pada tingkat sebelumnya dibuat lebih rendah dari
tingkat berikutnya.

Berikut contoh gambar sistem MSF yang disederhanakan yang aktualnya dibangun sampai lebih dari
sepuluh tingkat.

Evaporator (penguap) dibagi dalam beberapa stage (tahap). Gambar di atas memperlihatkan
empat tahap evaporator. Setiap tahap selanjutnya dibagi menjadi flash chamber yang merupakan
ruangan yang terletak dibawah pemisah kabut dan bagian kondensor yang terletak diatas pemisah kabut.

Air laut dialirkan dengan pompa ke dalam bagian kondensor melalui tabung penukar panas dan hal ini
menyebabkan terjadi pemanasan air laut oleh uap air yang terjadi dalam setiap flash chamber. Kemudian
air laut selanjutnya dipanaskan dalam pemanas garam dan kemudian dialirkan ke dalam flash chamber
tahap

Setiap tahap dipertahankan dengan kondisi vakum tertentu dengan sistem vent ejector, dan beda tekanan
antara tahap-tahap dipertahankan dengan sistem vent orifices yang terdapat pada vent penyambung pipa
yang disambung di antara tahap-tahap.

Air laut yang telah panas mengalir dari tahap bertemperatur tinggi ke tahap bertemperatur rendah
melalui suatu bukaan kecil antara setiap tahap yang disebut brine orifice, sementara itu penguapan tiba-
tiba (flash evaporates) terjadi dalam setiap chamber. Dan air laut pekat (berkadar garam tinggi) keluar
dari tahap terakhir dengan menggunakan pompa garam (brine pump).

Uap air yang terjadi dalam flash chamber pada setiap tahap mengalir melalui pemisah kabut, dan
mengeluarkan panas laten ke dalam tabung penukar panas sementara air laut mengalir melalui bagian
dalam dan kemudian uap berkondensasi. Air yang terkondensasi dikumpulkan dalam penampung dan
kemudian dipompa keluar sebagai air tawar.
2. Reverse Osmosis System

Desalinasi yang menggunakan sistem Reverse Osmosis (RO) lebih kompleks jika dibandingkan dengan
sistem RO yang digunakan untuk memurnikan air tawar. Sistem RO yang dipakai dalam desalinasi, air
laut yang akan diolah diperlukan pengelolaan awal (pre treatment) sebelum diteruskan ke bagian RO
karena masih mengandung partikel padatan tersuspensi, mineral, plankton dan lainnya. Berikut skema
desalinasi yang memanfaatkan teknologi Reverse Osmosis (RO).

Setelah melalui tahap pre-treatment, air laut disalurkan ke membran RO dengan pompa yang
bertekanan tinggi sekitar 55 dan 85 bar, tergantung dari suhu dan kadar garamnya. Air yang keluar dari
membran RO ini berupa air tawar dan air yang berkadar garam tinggi (brine water). Air tawar
selanjutnya dialirkan ke tahapan post treatment untuk diolah kembali agar sesuai dengan standar yang
diinginkan. Sedang brine water dibuang melalui Energy Recovery Device. Aliran Brine Water ini masih
memiliki tekanan yang tinggi. Tekanan yang tinggi ini dimanfaatkan oleh Energy Recovery
Device untuk membantu pompa bertekanan tinggi sehingga tidak terlalu besar memakan daya listrik.
Karenanya desalinasi dengan tekonlogi RO ini dianggap yang paling rendah konsumsi daya listriknya
diantara sistem desalinasi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai